Lutfi Harris
Adi Darmawan Ervanto
Trenggalek 19-20 Mei 2014
Tahapan Implementasi
SPIP
LATAR BELAKANG
PP No 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Tahapan Penyelenggaraan
SPIP
1. Tahap Persiapan
a. Pembentukan Satuan Tugas
Penyelenggaraan SPIP
b. Pemahaman/Knowing.
c. Pemetaan.
d. Penyusunan rencana kerja
penyelenggaraan/pengembangan SPIP
Tahapan Penyelenggaraan
SPIP
2. Pelaksanaan
a. Pembangunan Infrastruktur (norming)
b. Internalisasi (forming)
c. Pengembangan Berkelanjutan
(Performing)
Tahapan Penyelenggaraan
SPIP
3. Tahap Pelaporan
a. Pelaksanaan kegiatan, menjelaskan persiapan dan
pelaksanaan kegiatan, serta tujuan pelaksanaan
kegiatan pada setiap tahapan penyelenggaraan;
b. Hambatan kegiatan, menguraikan hambatan
pelaksanaan kegiatan yang berakibat pada tidak
tercapainya target kegiatan tersebut;
c. Saran perbaikan, berisi saran untuk mengatasi
hambatan agar permasalahan tersebut tidak
terulang dan saran dalam upaya peningkatan
pencapaian tujuan.
d. Tindak lanjut atas saran periode sebelumnya.
8
Pembangunan SPIP
10
Pemahaman
Pemetaan
Pembangunan Insfrastruktur
Penerapan
11
A. PEMAHAMAN
Kegiatan pemahaman adalah kegiatan
dimana setiap perangkat daerah sampai
dengan unit kerja terkecil dan/atau
setiap Pimpinan dan seluruh pegawai
perangkat daerah memahami mengenai :
1. Unsur-unsur SPIP,
2. bagaimana membangun SPIP, dan
3. penerapan SPIP sebagai proses yang
terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari.
12
A. PEMAHAMAN
Langkah-langkah untuk kegiatan
pemahaman paling tidak meliputi :
1. Melakukan sosialisasi secara
berkesinambungan dan menggunakan
berbagai instrumen sosialisasi yang
efektif.
2. Melakukan pendidikan dan latihan.
3. Membentuk satuan tugas penerapan
SPIP
13
B. PEMETAAN
Kegiatan pemetaan adalah kegiatan
dimana setiap perangkat daerah
sampai ke unit kerja terkecil
melakukan pemetaan guna
mengidentifikasikan berbagai unsur
SPIP yang nantinya perlu dibangun dan
diintegrasikan dalam kegiatan seharihari
14
B. PEMETAAN
Langkah yang perlu dilaksanakan:
Mempersiapkan instrumen yang diperlukan untuk melakukan
pemetaan terhadap unsur-unsur SPIP, misalnya dengan daftar uji.
Melakukan pemetaan dengan instrumen pemetaan, untuk
mendapatkan informasi mengenai hal-hal berikut :
a. Unsur-unsur SPIP yang telah ada dan tidak perlu dibangun kembali,
b. Unsur-unsur SPIP yang telah ada tetapi memerlukan penyempur naan,
c. Unsur-unsur SPIP yang belum ada dan perlu dibangun.
15
16
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Perencanaan,
Penganggaran,
Pelaksanaan Anggaran,
Penatausahaan,
Pelaporan,
Monitoring dan Evaluasi.
17
Penerapan
Manajemen Berbasis
Kinerja
18
IMPLEMENTASI
Infrastruktur
Internalisasi
Pusdiklatwas BPKP
20
Kebijakan
Penerapan
Manajemen
Risiko
Kebijakan
terhadap
Fungsi-fungsi
Penting Instansi
Kebijakan
Penerapan
Manajemen
Berbasis Kinerja
Infrastruk
tur
Kebijakan untuk
Merespon Pelaporan
mengenai
Keuangan,
Penganggaran,
Program, dan
Kegiatan
Kebijakan
Perlindungan Aset dan
Informasi
Kebijakan Komunikasi
yang Efektif
Pusdiklatwas BPKP
21
Internalisasi
Kesadara
n risiko
1
Risk
owner
Pertemu
an
periodik
Pusdiklatwas BPKP
22
Internalisasi (lanjutan)
Dokumentasi proses pengambilan keputusan
Pelaporan hasil pengambilan keputusan
2
23
Internalisasi (lanjutan)
Penyadaran untuk mendukung fungsi
tertentu
3
Pendanaan kegiatan dikaitkan dg target kinerja
Penyusunan anggaran berdasarkan sumber data yang
kompeten
Proses pengambilan keputusan anggaran melibatkan
setiap level mjm organisasi
Melindungi
aset & informasi dari penggunaan
4
yang tidak sah
Penerapan SABMN/D
Pengamanan fisik, administrasi dan hukum
Sistem internal check
Pusdiklatwas BPKP
24
Internalisasi (lanjutan)
5
Pusdiklatwas BPKP
25
26
Penilaian Risiko
27
Menjelaskan metodologi
penilaian risiko:
Definisi Risiko
Effect of uncertainty upon objectives (AS/NZS ISO
31000: Risk Management Principles and Guidelines on
Implementation)
The chance of something happening that will have an
impact on objectives. A risk is often specified in terms of
an event or circumstance and the consequences that
may flow from it. Risk is measured in terms of a
combination of the consequences of an event and their
likelihood. (AS/NZS 4360: 2004)
Events that may have a negative impact (COSO II ERM)
UNSUR RISIKO
KEJADIAN
RISIK
O
DAMP
AK
PROB
ABILIT
AS
UNSUR-UNSUR RISIKO
Kejadian atau peristiwa yang dapat terjadi.
Dampak atau konsekuensi (jika terjadi, risiko
akan membawa akibat atau konsekuensi).
Kemungkinan kejadian (risiko masih berupa
kemungkinan atau diukur dalam bentuk
probabilitas).
Selain dari unsur-unsur risiko di atas, ada satu
hal lagi yang juga mutlak ada dalam penilaian
risiko, yaitu adanya tujuan, baik tujuan tingkat
instansi maupun tujuan di tingkat kegiatan.
ILUSTRASI RISIKO
TUJUAN: menempuh perjalanan dengan pesawat dari A ke B untuk
menghadiri rapat pada pukul 9.00 a.m.
Gagal berangkat dari A ke B
Ps. 14
arahan,
komunikasi,
strategi
Ps. 15
tujuan
tingkat
kegiatan
Ps. 16
Identifik
asi risiko
Ps. 17
Analisis
risiko
Sekurang-kurangnya dilaksanakan dg
METODOLOGI yg sesuai tujuan IP & tujuan
pd tingkat kegiatan secara komprehensif.
Menggunakan MEKANISME yg memadai
untuk MENGENALI RISIKO dari faktor
EKSTERNAL dan INTERNAL.
Menilai FAKTOR LAIN yg dapat
meningkatkan risiko.
Analisis dilaksanakan untuk menentukan
DAMPAK dari risiko yg telah diidentifikasi
terhadap PENCAPAIAN TUJUAN IP
Pimpinan IP menerapkan prinsip KEHATIHATIAN dalam menentukan tingkat RISIKO
YANG DAPAT DITERIMA (batas toleransi
risiko dengan mempertimbangkan aspek
biaya dan manfaat).
36
ANALISIS RISIKO
Pengaruh/
dampak risiko
thd
pencapaian
tujuan
PENILAIAN
PENILAIAN RISIKO
RISIKO
1. LINGKUNGAN PENGENDALIAN;
2. PENILAIAN RISIKO;
3. KEGIATAN PENGENDALIAN;
4. INFORMASI DAN KOMUNIKASI; DAN
5. PEMANTAUAN PENGENDALIAN
INTERN.
KATEGORISASI RISIKO
PENYEBAB
AKIBAT
AKTIVITAS
KATEGORI
KEJADIAN
JENIS
SUMBER
PENERIMA
LEVEL
KATEGORISASI RISIKO
Dari segi
Penyebabn
ya
Dari segi
akibatnya
Dari
jenisnya
Risiko
Risiko
Risiko
Risiko
keuangan
operasional
strategis
eksternalitas
Risiko murni
Risiko spekulatif
R.
R.
R.
R.
R.
teknologi
Keuangan/ekonomi
SDM, R. Kesehatan
Politik
Hukum, Risiko Keamanan
KATEGORISASI RISIKO
Dari
Sumberny
a
Dari segi
Penerima
risiko
Dari segi
levelnya
Risiko intern
Risiko ekstern
Risiko
Risiko
Risiko
Risiko
Risiko
Risiko
orang
reputasi
hasil program
bangunan/aset
lingkungan
pelayanan
R. Rendah
R. Sedang/moderat
R. Tinggi
KATEGORISASI RISIKO
Dari
kemampu
an kendali
Dari segi
hierarki
risiko
Risiko
Risiko
Risiko
Risiko
strategik
program
proyek
operasional
RISK
APPETITE
SIKAP
THD
RISIKO
RISK AVOIDANCE
DITOLAK
RISK
TOLERANCE
DITERIMA
CATATAN:
TIDAK ADA PENDEKATAN YANG SESUAI
UNTUK SEMUA KEADAAN DLM
MENENTUKAN TOLERANSI RISIKO
HAL INI DIPENGARUHI
1. KEMATANGAN PRAKTEK PENGENDALIAN
RISIKO
2. KETERSEDIAAN DATA
3. KEAHLIAN MANAJEMEN
4. DINAMIKA LINGKUNGAN INSTANSI, DLL
PRINSIP-PRINSIP DLM
MENENTUKAN TINGKAT TOLERANSI
RISIKO INSTANSI
ANALISIS KEMAMPUAN INSTANSI UNTUK
BERPULIH (RECOVERY)
RECOVERY PLAN (FINANSIAL, FISIK, SDM,
PENGENDALIAN)
TETAPKAN TOLERANSI RISIKO
KOMUNIKASIKAN KEPADA SELURUH
PEGAWAI DAN PEJABAT YG BERWENANG
SKALA PERINGKAT RISIKO (UPPER,
MIDDLE, LOWER BAND)
KRITERIA RISIKO
Dampak atau konsekuensi yang akan
dipertimbangkan;
Bagaimana kemungkinan (likelihood)
didefinisikan;
Bagaimana menentukan bahwa
tingkat risiko sedemikian rupa
sehingga diperlukan kegiatan
penanganan/pengendalian
Kriteria Risiko
Konsekuensi
5
4
3
2
1
Katastrop
ik
Major
Moderat
Minor
Tdk
signifikan
Kemungkinan (Likelihood)
1
2
3
4
5
Sangat
Modera
Hampir
Jarang
Sering
jarang
t
pasti
5
10
15
20
25
4
3
2
8
6
4
12
9
6
16
12
8
20
15
10
SUMBER RISIKO
AS/NZS
4360:
2004
PP 60/
2008
perilaku personel,
aktivitas manajemen dan pengendalian,
kondisi ekonomi,
kejadian yang biasa/tidak biasa,
kondisi politik,
isu-isu teknologi/teknis,
hubungan hukum dan komersial,
tanggung jawab terhadap produk/publik, dan
aktivitas itu sendiri.
8 M causes
The 8 Ms (used in manufacturing)
Man : apakah sudah kompeten, terlatih
dan cermat
Machine : apakah alat, sarana, dan
teknologi handal
Measurement : apakah alat ukur akurat
Material : apakah bahan sudah baik,
informasi tepat
Method : metode kerja tepat, efisien
Mother Nature (Environment) : lingkungan
mendukung
ANALISIS
RISIKO
EVALUASI
TAHAPAN PENILAIANRISIKO
PENETAPA
N TUJUAN
IDENTIFIK
ASI RISIKO
ANALISIS
RISIKO
MANFAAT PENILAIAN
RISIKO
Membantu
pencapaian
tujuan IP
Kesinambungan
pelayanan kpd
stakeholders
Manfaat
Efisiensi dan
efektivitas
pelayanan
Pertimbangan
dalam
perencanaan
strategis
Membantu
menghindari
pemborosan
TUJUAN INSTANSI
Mempertimbangka
n:
RENCANA
PENILAIAN
RISIKO
STRATEGI
MGT
TERINTEGR
ASI
(pasal 14 PP 60/2008)
VISI, MISI,
SASARAN,
PROGRAM
(RENSTRA,
KINERJA)
TUJUA
N
INSTAN
SI
STRATEGI
OPERASIO
NAL
SMART
DIKOMUNI
KASIKAN
TUJUAN KEGIATAN
Mempertimbangka
n:
BERDSRKAN
TUJUAN
INSTANSI
(pasal 15 PP 60/2008)
KETERLIBAT
AN
SELURUH
JAJARAN
PIMPINAN
SALING
MELENGKAP
I,
MENUNJANG
, TDK
BERTENTAN
GAN
DUKUNGAN
SUMBER
DAYA CUKUP
RELEVAN DG
SELURUH
KEG. UTAMA
IP
TUJUAN
KEGIATAN
ADA
KRITERIA
PENGUKURA
N
NO
RISIKO AKAN
BERAKIBAT
ILUSTRASI
Tujuan tercapai
sebagian saja
(<100%)
Tujuan melenceng
A
Keterangan:
= RISIKO
B
C
IDENTIFIKASI RISIKO
Identifikasi risiko adalah proses menetapkan
apa, dimana, kapan, mengapa, dan
bagaimana sesuatu dapat terjadi, sehingga
dapat berdampak negatif terhadap pencapaian
tujuan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan
suatu daftar sumber-sumber risiko dan
kejadian-kejadian yang berpotensi membawa
dampak terhadap pencapaian tiap tujuan yang
telah diidentifikasi dalam penetapan tujuan.
Setelah mengidentifikasi apa yang dapat
terjadi, maka perlu dipertimbangkan penyebab
dan skenario-skenario yang dapat terjadi.
ANALISIS RISIKO
Analisis risiko adalah proses penilaian
terhadap risiko yang telah teridentifikasi,
dalam rangka mengestimasi kemungkinan
munculnya dan besaran dampaknya,
untuk menetapkan level atau status
risikonya.
Status risiko diperoleh dari hubungan
antara kemungkinan (frekuensi atau
probabilitas kemunculan) dan dampak
(besaran efek) jika risiko terjadi.
Level Risiko = Kemungkinan x
Dampak
ALARP
Pendekatan yang umum dilakukan adalah membagi
risiko ke dalam tiga bagian:
Bagian atas : dimana risiko tidak dapat ditoleransi
walaupun hal itu bermanfaat, serta pengurangan
risiko harus dilakukan berapapun biayanya.
Bagian tengah (area abu-abu): dimana baik biaya
maupun manfaat diperhitungkan, dan peluang
dicermati walau ada konsekuensi sebaliknya.
Bagian bawah: dimana baik risiko positif maupun
negatif tidak terlalu diperhatikan, atau sedemikian
kecilnya risiko tersebut sehingga tidak memerlukan
penanganan serius.
LANGKAH PRAKTIS
1. Penetapan unit risiko, yaitu penetapan organisasi atau
unit mana yang akan diidentifikasi risikonya dan
tingkatan risikonya (risiko strategik atau risiko kegiatan).
2. Pemahaman terhadap tupoksi organisasi/unit yang
bersangkutan
3. Pemahaman terhadap aktivitas utama dari organisasi
4. Reviu atas kriteria risiko yang ada, mencakup tingkat
toleransi risiko, kriteria dampak, kriteria kemungkinan,
dan kriteria tingkat efektivitas pengendalian yang sudah
ada.
5. Pembuatan daftar risiko (risk register), yang memuat
pernyataan risiko, dampak, penyebab, kemungkinan
kejadian, pengendalian yang sudah ada, level risiko,
respon yang diperlukan, dan pemilik risiko, serta waktu
pelaksanaan rencana tindak.
6. Pembuatan peta atau profil risiko.
METODE IDENTIFIKASI
RISIKO PROSPEKTIF
BRAINSTORMING
RISET
WAWANCARA
SURVEI
BAGAN ARUS SUATU PROSES
ANALISIS SWOT
REVIU DESAIN SISTEM (TEKNIK
ANALISIS SISTEM)
13
Dapat diterima
Pimpinan Menengah/
Operasional
46
Dipantau
Pimpinan Menengah/
Operasional
69
Diperlukan Pengendalian
Manajemen
Pimpinan Menengah/
Operasional
10 14
Pimpinan Puncak
15 25
Pimpinan Puncak
Dampak
Probabilitas
Likelihood
Hampir pasti
90%
Kemungkinan besar
70%
Mungkin
50%
Kemungkinan kecil
30%
Sangat jarang
10%
Tidak
signifikan
Kecil
Medium
Besar
Katastropik
RATING/STATUS:
Deskripsi
Level
Ekstrim
15
Tinggi
10
Moderat
Rendah
Sangat Rendah
PERHATIAN
UTAMA UTK
RESPON RISIKO
RESPON TERHADAP
RISIKO
Reduce
Kurang
i
kemun
gkinan
Berbag
i
Hindari
RESPO
N
RISIKO
Kurang
i
dampa
k
Terima
Risiko Medium
PROBABILITAS
Risiko Tinggi
Risiko yang mengancam tujuan
Kendalikan
Risiko Rendah
Risiko Medium
Risiko signifikan yang jarang muncul
Terima
Rendah
Berbagi
DAMPAK
Tinggi
ANALISIS KUALITATIF
Keuntungan
Cepat dan relatif mudah digunakan.
Pemakai metode ini dapat memperoleh pemahaman
mengenai perbandingan antara beberapa risiko.
Kekurangan
Kurang akurat.
Sulit untuk membandingkan risiko.
Perbandingan bisa tidak konsisten.
Jarang ada justifikasi jelas untuk menimbang risiko.
Pembedaan antar risiko sangat kurang.
Menggunakan ukuran deskriptif emosional.
Memberikan definisi yang sangat disederhanakan.
Aplikasi analisis keuangan penanganan risiko sangat
terbatas.
ANALISIS KUANTITATIF
Keuntungan
dapat dilaksanakan dengan cepat
Pemahaman yang jelas utk perbandingan risiko.
Proses scr langsung menghitung beragam dampak dan
rasional.
Memberi pembedaan yg baik antar kejadian.
Mendefinisikan kejadian risiko dengan teliti.
Mudah membandingkan risiko pada basis yang sama.
Dapat mencakup kejadian yang kompleks.
Aplikasi yang ekstensif untuk penanganan risiko.
Dpt mencakup kejadian yg tidak dapat dikuantifikasi dgn
pendekatan sistematis.
Kekurangan
Kurang mengelaborasi persepsi.
Sulit diterapkan dalam kondisi keterbatasan data
kuantitatif.
METODE ANALISIS
Metode kualitatif antara lain:
curah pendapat (brainstorming),
evaluasi menggunakan kelompok multidisiplin/Focus
Group Discussion (FGD),
pertimbangan ahli dan spesialis (misalnya teknik
Delphi), dan
wawancara terstruktur
kuesioner.
Metode kuantitatif antara lain:
analisis dampak; analisis biaya siklus hidup; analisis
jaringan (network);
analisis probabilitas; simulasi/model komputer
(misalnya simulasi Monte Carlo); analisis
statistik/numerik, dan
survei kepuasan masyarakat dan riset pasar.
KEBIJAKAN RISIKO
PERENCANAAN DAN SDM
PROGRAM IMPLEMENTASI
PERAN KEPEMIMPINAN DAN
PERUBAHAN KULTUR
Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP)
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
Tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
Pokok Bahasan
Pengertian Pengendalian
Unsur Sistem Pengendalian Intern
Pengawasan Intern
Daftar uji Penerapan SPIP
Pokok Bahasan
Pengertian Pengendalian
Unsur Sistem Pengendalian
Intern
Pengawasan Intern
Daftar uji Penerapan SPIP
SISTEM PENGENDALIAN
INTERN
adalah proses
yang integral
pada tindakan dan
kegiatan yang
dilakukan
secara terus
menerus oleh
pimpinan dan
seluruh pegawai
untuk
memberikan
keyakinan
memadai atas
tercapainya
tujuan organisasi
melalui : ==
>>>
adalah Sistem
Pengendalian Intern yang
diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan
pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
PENERAPAN SPIP
dilaksanakan
menyatu dan
menjadi
bagian
integral dari
kegiatan
Instansi
Pemerintah
PENGAWASAN INTERN
adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi
dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan
sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien
untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan
tata kepemerintahan yang baik.
Lingkungan
pengendalian
Penilaian risiko
Kegiatan
pengendalian
Informasi dan
komunikasi
Pemantauan
Lingkungan Pengendalian
2
3
4
5
Komitmen terhadap
kompetensi
sekurang-kurangnya dilakukan dengan:
mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi pada
masing-masing posisi dalam Instansi Pemerintah;
menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan
fungsi pada masing-masing posisi dalam Instansi
Pemerintah;
menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk
membantu pegawai mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi pekerjaannya; dan
memilih pimpinan Instansi Pemerintah yang memiliki
kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang
luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah.
Kepemimpinan yang
kondusif
sekurang-kurangnya ditunjukkan dengan:
mempertimbangkan risiko dalam pengambilan
keputusan;
menerapkan manaj emen berbasis kinerja;
mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP;
melindungi atas aset dan informasi dari akses dan
penggunaan yang tidak sah;
melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat
pada tingkatan yang lebih rendah; dan
merespon secara positif terhadap pelaporan yang
berkaitan dengan keuangan, penganggaran,
program, dan kegiatan.
Penilaian Risiko
3
4
5
Penilaian Risiko
Penilaian risiko terdiri atas:
a. identifikasi risiko; dan
b. analisis risiko.
Identifikasi risiko
dilaksanakan dengan:
menggunakan metodologi yang sesuai
untuk tujuan Instansi Pemerintah dan
tujuan pada tingkatan kegiatan secara
komprehensif;
menggunakan mekanisme yang
memadai untuk mengenali risiko dari
faktor eksternal dan faktor internal; dan
menilai faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko.
Analisis risiko
dilaksanakan untuk menentukan
dampak dari risiko yang telah
diidentifikasi terhadap pencapaian
tujuan Instansi Pemerintah.
Pimpinan Instansi Pemerintah
menerapkan prinsip kehati-hatian
dalam menentukan tingkat risiko
yang dapat diterima.
Kegiatan Pengendalian
1
2
4
5
Kegiatan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menyelenggarakan kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran,
kompleksitas, dan sifat dari tugas
dan fungsi Instansinya.
Karakteristik Kegiatan
Pengendalian
kegiatan pengendalian
diutamakan pada kegiatan pokok Instansi
Pemerintah;
harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko;
disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Pemerintah;
dievaluasi secara teratur
kebijakan dan prosedur
harus ditetapkan secara tertulis;
harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara
tertulis; dan
Kegiatan Pengendalian
terdiri atas:
1. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
2. pembinaan sumber daya manusia;
3. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
4. pengendalian fisik atas aset;
5. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerj a;
6. pemisahan fungsi;
7. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
8. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan
kejadian;
9. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
10.akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan
11.dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta
transaksi dan kejadian penting.
1
2
3
Pemantauan
1
2
3
4
Pemantauan
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan
pemantauan Sistem Pengendalian Intern.
Pemantauan Sistem Pengendalian Intern
dilaksanakan melalui:
pemantauan berkelanjutan,
evaluasi terpisah, dan
tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.
Pemantauan
Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui
penilaian sendiri,
reviu, dan
pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
Pemantauan berkelanjutan
diselenggarakan melalui
kegiatan pengelolaan rutin,
supervisi,
pembandingan,
rekonsiliasi, dan
tindakan lain yang terkait dalam
pelaksanaan tugas.
Evaluasi terpisah
diselenggarakan melalui
penilaian sendiri, r
eviu, dan
pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
Penguatan
Efektivitas
Penyelenggaraan SPIP
Penguatan Efektivitas
Penyelenggaraan SPIP
Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota bertanggung jawab atas
efektivitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern di lingkungan masingmasing.
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas
Sistem Pengendalian Intern dilakukan:
pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas
dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk
akuntabilitas keuangan negara; dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP
BPKP
melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara atas
kegiatan tertentu yang meliputi:
kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
kegiatan kebendaharaan umum negara
berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;
dan
kegiatan lain berdasarkan penugasan dari
Presiden.
Inspektorat
Provinsi
Inspektorat
Kabupaten/Ko
ta
Bentuk Pengawasan
Aparat pengawasan intern
pemerintah melakukan
pengawasan intern melalui:
audit;
reviu;
evaluasi;
pemantauan; dan
kegiatan pengawasan lainnya.
audit
"reviu"
"evaluasi"
"pemantauan"
Kegiatan
pengawasan
lainnya
Jenis Audit
merupakan audit atas pengelolaan
Audi
t
kine
rja;
Audi
t
den
gan
Tuju
an
Tert
entu
.
audit
"reviu"
adalah proses
identifikasi masalah,
analisis, dan
evaluasi bukti yang
dilakukan secara
independen,
obyektif dan
profesional
berdasarkan standar
audit, untuk menilai
kebenaran,
kecermatan,
kredibilitas,
efektivitas, efisiensi,
dan keandalan
informasi
adalah penelaahan
ulang bukti-bukti
suatu kegiatan
untuk memastikan
bahwa kegiatan
tersebut telah
dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan,
standar, rencana,
atau norma yang
telah ditetapkan.
"evaluasi"
"pemantauan"
adalah
rangkaian
kegiatan
membandingka
n hasil atau
prestasi suatu
kegiatan
dengan
standar,
rencana, atau
norma yang
telah
ditetapkan,
dan
menentukan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
adalah proses
penilaian
kemajuan
suatu program
atau kegiatan
dalam
mencapai
tujuan yang
telah
ditetapkan.
Kegiatan
pengawasan
lainnya
antara lain
berupa
sosialisasi
mengenai
pengawasan,
pendidikan dan
pelatihan
pengawasan,
pembimbingan
dan
konsultansi,
pengelolaan
hasil
pengawasan,
dan
pemaparan
hasil
pengawasan.
Pelaksana Reviu
atas Laporan Keuangan
Inspektorat
Jenderal
melakukan
reviu atas
laporan
keuangan
kementerian
negara/
lembaga
sebelum
disampaikan
menteri/pimpi
nan lembaga
kepada
Menteri
Keuangan.
Inspektorat
Provinsi
melakukan
reviu atas
laporan
keuangan
pemerintah
daerah
provinsi
sebelum
disampaikan
gubernur
kepada Badan
Pemeriksa
Keuangan.
Inspektorat
Kabupaten/Kota
melakukan
reviu atas
laporan
keuangan
pemerintah
daerah
kabupaten/kot
a sebelum
disampaikan
bupati/walikot
a kepada
Badan
Pemeriksa
Keuangan.
BPKP
melakukan
reviu atas
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Pusat sebelum
disampaikan
Menteri
Keuangan
kepada
Presiden.
Standar Reviu
Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum
Negara menetapkan
standar reviu atas lap
oran keuangan untuk
digunakan sebagai
pedoman dalam
pelaksanaan reviu atas
laporan keuangan oleh
aparat pengawasan
intern pemerintah