Anda di halaman 1dari 12

BAHAYA KEMASAN KERTAS

Kertas adalah kemasan yang paling murah dan mudah didapatkan.

Biasanya digunakan untuk produk pangan yang


berbentuk padat dan langsung konsumsi, sebagai kemasan primer.
Namun banyak digunakan untuk kemasansekunder. Kertas mudah rusak,
terutama bila kontak dengan minyak atau air sehingga tidak digunakan
untuk produk pangan yang berminyak dan cairan. Kecuali untuk kertas
yang dikombinasikan dengan plastik ataupun aluminium foil, tahan
terhadap air atau minyak.
Di Indonesia, masih banyak digunakan kemasan kertas yang berasal dari
kertas bekas, untuk membungkus gorengan, dengan alasan pemanfaatan
kertas bekas dan harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan kertas
yang masih bersih/baru. Bahaya yang dapat ditimbulkan dari kertas bekas
adalah :
1. Adanya kemungkinan kontaminasi dari mikroorganisme yang sudah
berada pada kertas bekas, sehingga dapat merusak produk pangan
dan menimbulkan penyakit.

2. Bila kertas bekas yang digunakan mengandung tinta (kertas yang


sudah di print Apalagi bila digunakan untuk membungkus produk

pangan yang berminyak seperti gorengan. Minyak yang panas dapat


melarutkan Pb, sehingga akan bermigrasi ke dalam produk pangan,
dan terkonsumsi oleh konsumen. atau koran), berarti mengadung
timbal (Pb) yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Keracunan akut yang ditandai dengan kadar lebih dari 0,72 ppm
dalam darah.Efek astrigen menimbulkan rasa haus dan rasa logam.
Setelah terpajan secara akut oleh timbal penderita akan
menimbulkan gejala-gejala seperti kram perut, kolik, dan biasanya
diawali oleh sembelit. Gejalah lain yang sering timbul ialah mual,
muntah dengan muntahan menyerupai susu karena Pb klorida. Tinja
warna hitam dapat disertai dengan diare atau konstipasi. Terhadap
susunan saraf pusat, timbale anorganik menyebabkan paraestesia,
nyeri dan kelemahan otot. Anemia berat dan hemoglobinuria terjadi
karena hemolisis darah. Dapat timbul kerusakan ginjal, gagal ginjal
akut, dan kematian yang terjadi dalam 1-2 hari. Kalau keracunan akut
teratasi, umumnya akan terlihat gejala keracunan Pb kronik.
Keracunan Kronik dari berbagai literatur diketahui bahwa timbal
adalah neurotoksin (racun yang menyerang saraf) yang bersifat
akumulatif, yang mengganggu fungsi ginjal (nefrotoksik), system
hemopoietik, saluran pencernaan, system saraf pada remaja,
menurunkan fertilitas dan berpotensi menurunkan kecerdasan (IQ)
anak anak.
BAHAYA KEMASAN KACA/GELAS dan PORSELEN

Kaca/gelas dan porselen merupakan kemasan yang paling tahan terhadap


air, gas ataupun asam, atau memiliki sifat yang inert. Kemasan kaca juga
dapat diberi warna Kemasan kaca/gelas banyak digunakan untuk produk
minuman yang memiliki sifat-sifat tertentus sehingga dapat menyaring
cahaya yang masuk ke dalam kemasan kaca. Misalnya untuk minuman

sari jeruk nipis, digunakan kemasan kaca berwana coklat, bertujuan agar
kandungan asamnya tidak bereaksi dengan kemasan dan dipilih yang
berwarna coklat agar cahaya tidak merusak vitamin C yang terkandung di
dalamnya. Warna yang paling baik menyaring cahaya ultraviolet adalah
warna amber dan merah. Jenis kemasan ini dianggap kemasan yang
paling aman untuk produk pangan.

PORSELEN
Porselen atau keramik, biasanya sering digunakan sebagai gelas atau
peralatan makan. Porselen ada yang dibuat dari tanah liat ada pula yang
dibuat dari bahan dolomite dengan beberapa bahan campuran lainnya.
porselen cukup aman digunakan sebagai wadah makanan, terutama yang
bersuhu tinggi. namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memilih gelas, atau peralatan makan dari porselen. porselen dibuat
dengan membakarnya pada suhu sangat tinggi yaitu di atas suhu 1200C.

Pembakaran yang sempurna akan menghasilkan


porselen yang baik dan kuat, namun bila pembekaran kurang dari 800C,
maka porselen yang dihasilkan akan kurang baik. bila bahan baku yang
digunakan adalah dolomite, maka kualitas porselen juga kurang baik.
Porselen dari bahan baku dolomite atau dengan pembekaran yang kurang
sempurna masih akan terjadi migrasi ke dalam bahan pangan. Dolomit
merupakan bahan baku yang cukup luas penggunaannya, antara lain
digunakan dalam industri gelas dan kaca lembaran, industri keramik dan
porselen, industri refraktori, pupuk dan pertanian. Warna porselen umunya
putih, sedangkan bila dengan bahan dolomite akan berwarna agak kusam.

BAHAYA PLASTIK
Plastik merupakan kemasan yang mudah didapatkan dan murah
harganya, tersedia dalam berbagai jenis, ketebalan, dan bentuk yang dapat
dipilih sesuai dengan keinginan dan produk pangan. Kemasan plastik
memiliki jenis yang paling beragam, dengan karakteristiknya yang sangat
beragam pula. Secara umum, penggunaan plastik saat ini mulai dikurangi,
karena sifatnya yang tidak bisa terdegradasi di alam. Namun beberapa
jenis plastik masih ada yang dapat didaur ulang dan aman digunakan untuk
produk-produk pangan dengan cara penggunaan yang tepat.
Jenis plastik padat diidentifikasi melalui kode angka dalam panah
berbentuk segitiga, yang dikembangkan oleh The American Society of
Plastik Industry. Kode-kode tersebut di bawah ini hanya menjelaskan
terbuat dari jenis plastik apakah kemasan tersebut.

1 = PET, Polyethylene terephthalate


2 = HDPE, High-density polyethylene
3 = V Vynil atau PVC - Polyvinyl chloride
4 = LDPE - Low density polyethylene
5 = PP Polypropylene
6 = PS- Polystyrene
7 = OTHER

Penggunaan plastik yang aman digunakan untuk bahan pangan


belum banyak diperhatikan oleh industri kecil, industri rumah tangga, atau
pedagang makanan siap saji, seperti bakso ataupun lauk pauk. Bahan
pangan yang dikemas, sering berupa makanan yang berkuah panas
ataupun berminyak. Harus diperhatikan bahwa, plastik dapat bereaksi
dengan panas dan minyak, polimer-polimernya dapat lepas, sehingga
masuk ke dalam produk pangan. Hal inilah yang dapat menyebabkan
timbulnya penyakit.
Dari ke-7 jenis plastik di atas, yang paling aman digunakan untuk
mengemas produk pangan adalah 2 (LDPE), 4 (HDPE), dan 5 (PP). Untuk
kemasan jenis PET (1), paling banyak digunakan untuk mengemas
minuman dalam bentuk botol. Kemasan ini cukup aman digunakan karena
memiliki ketahan terhadap suhu tinggi hingga 200C dan memiliki sifat
mekanik yang baik (tidak mudah berubah bentuk). Botol PET dapat
digunakan kembali untuk mengisi air, tetapi harus air pada suhu kamar dan

tidak berkali-kali. Bila digunakan hingga berkali-kali, maka polimerpolimernya akan rusak hingga dapat mengkontaminasi produk yang
dikemasnya. Namun botol PET tidak tahan terhadap sinar ultraviolet,
sehingga tidak mampu melindungi kandungan yang mudah rusak oleh
sinar UV seperti vitamin C. Bila ada produk minuman yang mengadung vit
C 1000 mg dengan kemasan botol PET, maka telah diberi bahan aditif lain
sebagai anti UV
Plastik yang paling banyak digunakan adalah PE dan PP, terutama
karena harganya yang murah dan sangat mudah digunakan dengan
berbagai macam bentuk dan ukurannya. Namun untuk penggunaannya,
pemilihan jenis plastik yang tepat akan meningkatkan keamanan pangan
bagi konsumen. Untuk itu sangat perlu dipahami sifat-sifat paling umum
dari jenis-jenis plastik yang ada. Untuk produk-produk pangan yang panas
dan berminyak lebih baik menggunakan polipropilen, karena memiliki
ketahanan terhadap panas yang paling tinggi, yaitu hingga 130C, namun
bila akan membekukan produk pangan, maka lebih baik menggunakan
kemasan plastik berupa polietilen, karena memiliki ketahanan pecah paling
tinggi pada kondisi beku hingga suhu -80. Untuk membedakan plastik
polietilen dan polipropilen, tidak ada tanda yang jelas dari para
produsennya,sehingga yang paling mudah dilakukan adalah mengamati
sendiri perbedaannya. Plastik polietilen lebih kusam dibandingkan dengan
polipropilen yang lebih bening atau transparan.
Untuk kemasan dengan nomor 3 (PVC) dan 6 (PS) lebih baik jangan
digunakan untuk mengemas produk pangan, karena sangat rentan terjadi
migrasi bahan kemasan ke dalam produk pangan. Untuk kemasan 7
(other), mencakup sangat banyak jenis kemasan lainnya, dimana ada yang
berbahaya bgai kesehatan, namun ada pula yang bisa digunakan untuk

produk pangan. Namun bila ragu-ragu dalam menggunakannya untuk


produk pangan, lebih baik dihindari.
Kemasan PVC (3) mengandung bahan aditif yang disebut dengan phtalate
yang sangat beracun bagi tubuh. Phtalate tidak berikatan dengan bahan
utama plastik, sehingga sangat mudah lepas ke lingkungan, terutama bila
kemasan yang digunakan sudah lama digunakan dan berubah menjadi
kusam. Dalam kondisi suhu normal/kamar, PVC berbahaya digunakan
untuk kontak dengan produk pangan, apalagi bila diberi perlakuan suhu
tinggi.
PVC juga sering digunakan sebagai bahan baku mainan anak-anak,
sehingga sebagai orang tua, lebih bijak untuk memilih mainan yang aman
bagi kesehatan, karena biasanya anak-anak sering menggigit dan

mengisap mainannya.

Untuk kemasan no 6, yaitu polistiren, produknya lebih sering kita


kenal dengan styrofoam. Penggunaannya sangat disukai oleh para
produsen makanan, terutama yang siap saji, seperti nasi atau mi goreng,
mi instan, atau bahkan digunakan untuk mengemas nasi beserta lauk
pauknya. Banyak pula yang digunakan untuk menyeduh kopi atau teh
panas.
Untuk styrofoam, bila kontak dengan suhu tinggi, senyawa stirenenya
akan lepas dan bermigrasi ke dalam produk pangan, sehingga berbahaya
bagi kesehatan. Styrofoamsebenarnya cukup aman digunakan untuk

produk yang

tidak berlemak dan tidak bersuhu tinggi,

namun bila dilihat dari faktor keamanan lingkungannya, akibat tidak bisa
terurai sama sekali, maka penggunaan styrofoam lebih baik dihindari,
dengan langsung menggunakan piring kaca bila kondisinya
memungkinkan.
Kemasan dengan nomor 7, yang utama adalah plastik dengan
kandungan polikarbonat atau PC. Plastik ini mengeluarkan senyawa BPA
atau Bisphenol A yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Plastik yang
mengandung BPA memiliki kekuatan yang sangat baik dan sangat jernih,
sehingga digunakan sebagai bahan pembuat kaca jendela mobil atau
bahkan pesawat. Namun banyak juga yang digunakan sebagai bahan
pembuat botol bayi. Botol susu bayi atau gelas minum sippy cup untuk
balita, biasanya harus disterilisasi dengan direbus atau dikukus, padahal
BPA sangat mudah lepas dalam kondisi suhu tinggi. Sehingga untuk
menjaga keamanan dan kesehatan keluarga, lebih baik memilih peralatan
makan bayi dan balita yang berkode 5 atau PP. Sudah banyak dijual di
pasaran botol bayi yang bebas BPA.

Produk-produk plastik yang aman digunakan mungkin memiliki harga yang


lebih mahal, namun bila dibandingkan dengan kesehatan, maka akan lebih
aman untuk memilih kemasan yang aman. Bila kondisi tidak
memungkinkan untuk memilih plastik yang aman karena terlalu mahal,
gunakan kemasan atau wadah dari kaca yang jauh lebih aman. Untuk
penggunaan microwave, hindari menggunakan wadah plastik, gunakan
wadah dari kacah atau pyrex, walaupun sudah banyak produk plastik yang
menyatakan aman digunakan untuk microwave.

BAHAYA MELAMIN

Melamin merupakan salah satu jenis plastik


yang terbuat dari resin (bahan utama plastik) dan formalin atau
formaldehid. Melamin termasuk ke dalam jenis plastik nomer 7,karena
komposisi bahannya. Saat pertama muncul, melamin sangat mahal, karena
sangat kuat dan tahan lama. Namun saat ini banyak beredar peralatan
yang dikatakan terbuat dari melamin dengan harga yang murah (Rp.
10.000,- dapat 3 buah) yang merupakan buatan cina. Melamin dengan
harga yang lebih tinggi dan melamin dari cina berbeda dari bahan bakunya

Melamin harga mahal, memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap suhu tinggi

dibandingkan melamin produk cina. Dapat

dilihat

pada melamin produk cina, bila digunakan untuk menyeduh the atau sering
digunakan sebagai wadah sup panas, maka warna putihnya akan berubah
menjadi kecoklatan. Hal ini disebabkan karena terjadinya migrasi bahanbahan melamin, sehingga berubah warna. Sedangakan pada melamin
harga mahal, tidak akan terjadi perubahan warna yang nyata, namun pasti
juga akan mengalami migrasi bila kontak dengan suhu tinggi.
Melamin mengandung formalin, yang sangat berbahaya bagi kesehatan
tubuh, namun dapat meningkatkan kualitas melamin menjadi lebih kuat.
Dari penelitian yang telah banyak dilakukan pada peralatan dari melamin,
ternyata formalin pada peralatan dapat bermigrasi ke produk pangan,
terutama bila produk pangannya berada pada suhu tinggi atau panas,
misalnya untuk wadah minuman panas atau sup panas. Selain itu
melamin juga tidak boleh digunakan di dalam microwave. Melamin akan
menyerap radiasi microwave dan panas akan meningkat.
Untuk kemananan pangan, penggunaan peralatan makan dari melamin
harus benar-benar diperhatikan cara penggunaannya, seperti tips berikut
ini :

1.

jangan digunakan untuk produk yang panas (minuman atau


sup panas) atau asam

2.

jangan digunakan dalam microwave

3.

jangan menggunakan peralatan makan dari melamin yang


sudah berubah warna

4.

dan yang paling aman adalah menghindari pemakaian


peralatan makan dari melamin, karena hampir tidak mungkin
membedakan peralatan makan dari melamin yang tidak melepaskan
formalin

Anda mungkin juga menyukai