PENDAHULUAN
1.1
berbagai
tantangan
Selain
itu,
menurut
Masaaki
Grafik 1.1
Perkembangan Absensi Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung
Periode Des09 Jan11
Dari grafik 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat absensi pegawai Perusahaan
Daerah Kebersihan Kota Bandung masih sangat tinggi. Tingkat absensi tersebut
terus berfluktuatif dan cenderung meningkat dari periode Desember 2009 hingga
Januari 2011. Dalam jangka waktu satu tahun jumlah pegawai yang absen dalam
bekerja tanpa berita sebanyak 1.018 orang. Hal ini menunjukkan kinerja dan
motivasi kerja pegawai yang masih tergolong rendah yang akan berdampak pada
rendahnya pencapaian target kerja yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya.
Dapat dilihat pada periode 16 November 2010 15 Desember 2010 jumlah
pegawai yang absen dalam bekerja tanpa berita sebanyak 94 orang pegawai.
Angka ini semakin meningkat pada periode 16 Desember 2010 15 Januari 2011
yaitu sebanyak 113 orang pegawai.
Berdasarkan informasi dari Kepala Manajemen Sumber Daya Manusia
pada Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung yaitu Ibu Erli, selama tahun
2010 ini telah terdapat 10 orang pegawai yang mengundurkan diri, 10 orang
pegawai yang diberhentikan secara tidak hormat karena tindakan indisipliner, dan
satu orang pegawai yang diberhentikan dengan hormat dari Perusahaan Daerah
Kebersihan Kota Bandung.
Banyaknya pegawai yang sering tidak masuk hingga mendapatkan sanksi
tindakan indisipliner yaitu tidak masuk kerja selama 3 bulan hingga akhirnya
diberhentikan secara tidak hormat tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerja
pegawai Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung masih tergolong rendah.
Hal ini menyebabkan Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung tidak dapat
mencapai target kerja yang telah ditetapkan sebelumnya.
Salah satu cara agar motivasi kerja pegawai dapat dipertahankan dan
ditingkatkan adalah dengan memperhatikan kesejahteraan pegawai yang meliputi
kesehatan fisik dan mental, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja.
Sehubungan dengan itu, perusahaan perlu memiliki Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja yang memberikan rasa aman dan kenyamanan kepada para
pegawainya.
Hal yang bisa mendorong karyawan untuk lebih termotivasi dalam
menjalankan pekerjaannya adalah terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman dalam
bekerja. Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam meningkatkan
Hal tersebut di atas di dukung oleh Dr. Faustino Cardoso Gomes, M.Si
(2002:180) yang mengungkapkan faktor-faktor pendorong motivasi sebagai
berikut :
Motivasi seorang pekerja untuk bekerja biasanya merupakan hal yang
rumit, karena motivasi itu melibatkan faktor-faktor individual dan faktor-faktor
organisasional. Yang tergolong pada faktor-faktor yang sifatnya individual
adalah kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap-sikap
(attitudes), dan kemampuan-kemampuan (abilities). Sedangkan yang tergolong
pada faktor-faktor yang berasal dari organisasi meliputi pembayaran/gaji (pay),
keamanan pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers), pengawasan
(supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job it self).
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja maupun orang lain yang
berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi, dan lingkungan
kerja dalam keadaan aman, maka perlu penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sistem Manajemen K3). Berdasarkan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996, yang dimaksud
dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
Hal ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Mahruzar (2003) yang menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan
antara pemberian jaminan keselamatan kerja terhadap motivasi kerja. Mahruzar
(2003) mengungkapkan bahwa :
Semakin tinggi tingkat jaminan keselamatan kerja maka motivasi kerja
karyawan juga semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat jaminan
keselamatan kerja maka motivasi kerja juga akan semakin rendah dengan
sumbangan efektif jaminan keselamatan kerja terhadap motivasi kerja sebesar
94,7 %.
Grafik 1.2
Perkembangan Kecelakaan Kerja
Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung
Periode Des09 Juli10
J umlah Kecelakaan Kerja
7
6
5
4
3
2
1
0
Des '09
J an'10
F eb'10
Mar'10
A pr'10
Mei'10
J un'10
J ul'10
P e riode
Dari grafik 1.2 dapat dilihat terjadinya kenaikan angka kecelakaan kerja
dari periode Desember 2009 Juli 2010 yaitu sebanyak 16 kasus. Hal ini terlihat
dari meningkatnya jumlah kecelakaan kerja pada bulan Desember 2009 sebanyak
dua kasus hingga mencapai enam kasus pada bulan Juli 2010. Hal ini
menunjukkan adanya masalah dalam penerapan program keselamatan dan
kesehatan kerja pada Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung.
Adapun jumlah pegawai yang sakit dapat dilihat pada grafik 1.3 berikut :
Grafik 1.3
Perkembangan Jumlah Pegawai yang Sakit
Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung
Periode Des09 Jan11
Dari grafik 1.3 dapat dilihat bahwa jumlah pegawai yang sakit pada
Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung masih sangat tinggi. Dalam jangka
10
waktu satu tahun jumlah pegawai yang sakit sudah mencapai 1.339 orang. Hal ini
menjadi beban biaya tersendiri bagi Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung
yang pada akhirnya menyebabkan ketidakefisienan. Dapat dilihat pada periode
16 November 2010 15 Desember 2010 jumlah pegawai yang sakit sebanyak 151
orang pegawai. Angka ini semakin meningkat pada periode 16 Desember 2010
15 Januari 2011 yaitu sebanyak 160 orang pegawai yang sakit. Diantara jumlah
pegawai yang sakit tersebut, sebanyak 23 orang pegawai menderita penyakit TBC
akibat polusi udara dari sampah.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan program keselamatan dan
kesehatan kerja pada Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung belum
maksimal karena masih banyaknya jumlah pegawai yang sakit dan terus
berfluktuatif dan cenderung meningkat dari periode Desember 2009 hingga
Januari 2011.
Karena masih tingginya tingkat kecelakaan kerja dan jumlah pegawai yang
sakit tentu saja menjadi beban biaya tersendiri bagi Perusahaan Daerah
Kebersihan Kota Bandung. Adapun kerugian yang harus ditanggung oleh
Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
11
Tabel 1.1
Laporan Biaya Kecelakaan Tahun 2010
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Tanggal Kecelakaan
16 Desember 2009
29 Desember 2009
12 Januari 2010
17 Januari 2010
13 Februari 2010
19 Februari 2010
17 Maret 2010
7 April 2010
20 Mei 2010
20 Mei 2010
12 Juli 2010
12 Juli 2010
14 Juli 2010
13 Juli 2010
21 Juli 2010
28 Juli 2010
Jumlah Sementara tahun 2010
Biaya (Rp)
1.504.068
15.000.000
1.500.000
2.925.000
25.000.000
600.000
2.365.000
2.500.000
250.000
750.000
400.000
1.250.000
1.250.000
3.000.000
1.750.000
2.000.000
58.059.068
12
13
1.2
Identifikasi Masalah
Suatu perusahaan dituntut untuk dapat mengelola faktor sumber daya
manusia didalamnya agar memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga dapat
bekerja secara efektif dan efisien. Motivasi kerja yang tinggi salah satunya
tercipta dari jaminan yang diberikan perusahaan seperti jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Motivasi merupakan bagian penting dalam menciptakan kinerja pegawai
yang efektif dan efisien. Apabila motivasi kerja rendah tentu saja akan
menyebabkan rendahnya kinerja para pegawai yang akan berdampak pada
semakin lemahnya kinerja perusahaan dalam mencapai target yang telah
ditentukan sebelumnya.
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman
merupakan hal yang diinginkan oleh semua pegawai. Lingkungan fisik tempat
kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi sosial, mental dan fisik dalam kehidupan pegawai. Kesehatan
suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan
peningkatan motivasi kerja. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak
sehat (sering terpapar zat berbahaya yang mempengaruhi kesehatan) dapat
14
meningkatkan jumlah pegawai yang sakit dan mengalami kecelakaan pada saat
bekerja, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan
banyak lagi dampak negatif lainnya.
Dalam hal ini faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi kerja pegawai
adalah belum maksimalnya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
dalam pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja pada Perusahaan
Daerah Kebersihan Kota Bandung yang menyebabkan masih rendahnya jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan oleh perusahaan kepada para
pegawainya. Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung adalah perusahaan
yang khusus menangani masalah sampah yang terdapat di Kota Bandung. Adanya
ancaman polusi udara, polusi sampah dan bahan kimia lainnya membuat
Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung perlu memperhatikan mengenai
masalah keselamatan dan kesehatan kerja para pegawainya yang tentu saja akan
berpengaruh pada peningkatan motivasi kerja pegawai.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Maslow (Hasibuan, 2007:154) yaitu:
Salah satu kebutuhan karyawan yang perlu dipenuhi oleh perusahaan
adalah kebutuhan akan keamanan dan keselamatan, yaitu kebutuhan akan
keamanan dan keselamatan jiwa dan harta di tempat kerja pada saat
mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam kerja.
Selain itu Teori Motivasi Dua Faktor atau Teori Motivasi Kesehatan atau
Faktor Higienis menurut Herzbergs menyatakan bahwa motivasi yang ideal yang
dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih
membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan.
Herzbergs juga menambahkan bahwa orang mempunyai dua macam kebutuhan.
15
Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan
pemeliharaan. Ini adalah kebutuhan yang berhubungan dengan hakikat atau sifat
manusia yang ingin menghindari sakit. Sedangkan kebutuhan yang kedua adalah
kebutuhan akan motivasi yang terdiri dari motivasi berprestasi, penghargaan dan
pertumbuhan serta pengembangan dari pada kemampuan-kemampuan apa saja
yang ia miliki.
1.3
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
2.
3.
4.
16
1.4
Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini dimaksudkan untuk :
1.
2.
3.
4.
17
1.5
Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan Praktis
Secara praktis, kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
2. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan kita semua mengenai pentingnya pelaksanaan
program keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap perusahaan.
Kemudian, bagi para perumus kebijakan dan pengambil keputusan
perusahaan, penelitian ini mungkin dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam upaya meningkatkan atau mempertahankan motivasi kerja
pegawai. Sehingga perusahaan dapat terus meningkatkan motivasi kerja pegawai
dan mengurangi tingkat kecelakaan kerja serta jumlah pegawai yang sakit agar
perusahaan dapat semakin efisien dalam mengelola keuangannya.