Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh sebab itu
pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor terkait.
Masalah gizi di Indonesia dan negara berkembang pada umumnya masih didominasi
oleh Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas,
terutama di kota-kota besar.
Kelompok anak sekolah (7-13 tahun) merupakan kelompok rentan gizi, kelompok
masyarakat yang paling mudah menderita kelaianan gizi, bila masyarakat terkena
kekurangan penyediaan bahan makanan. Pada umumnya kelompok ini berhubungan
dengan proses pertumbuhan yang relatif pesat, yang memerlukan zat-zat gizi dalam
jumlah relatif besar.
Anak sebagai aset SDM dan generasi penerus perlu diperhatikan kehidupannya.
Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengembangan
kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat mempengaruhi kecerdasan dan
produktivitas kerja manusia.
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak usia tersebut merupakan
generasi penerus bangsa. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal
tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa
tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan gizi pada anak tidak selalu dapat
dilaksanakan dengan sempurna.
Adapun masalah-masalah yang timbul pada kelompok anak usia sekolah, antara lain
defesiensi Fe dan seringnya jajan disekolah sehingga dirumah anak tidak mau makan dan
pada umumnya mereka tidak sarapan (makan pagi), makan siang di luar rumah tidak
teratur sehingga tidak tercukupi kebutuhan gizinya.
Salah satu indikator kekurangan gizi yang paling nyata adalah dengan pengukuran
antropometri anak, yang dapat diukur langsung dari indeks berat badan menurut umur
(BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB). Secara umum antropometri digunakan untuk melita ketidakseimbangan asupan
gizi, yang pada anak-anak dapat terlihat pada pola tumbuh kembangnya.

Perhatian terhadap anak termasuk anak usia sekolah dasar semakin ditingkatkan,
terutama dalam hal yang berkaitan dengan masalah gizi. Perhatian terhadap kelompok ini
perlu, karena kenyataan golongan ini merupakan sumber daya manusia yang sangat
potensial yang perlu diberikan perhatian, pembinaan dan pengawasan yang sedini
mungkin agar menghasilkan kualitas yang baik. Pertumbuhan anak yang baik dalam
lingkungan yang sehat penting untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan
berpotensi.
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diurailkan di atas dan hasil analisis data dari
survei sosial ekonomi nasional menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan gizi kurang
pada anak usia sekolah yaitu pada tahun 2004 dan 2005. Pada tahun 2004, dari 17.835
anak usia sekolah ditemukan sebanyak 435 anak usia sekolah berstatus gizi buruk dan
7400 anak sekolah lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik sebanyak 10.000
oranga anak. Dibandingkan dengan tahun 2004, angka anak usia sekolah gizi kurang
mengalami peningkatan, tahun 2005 dari 16.076 anak usia sekolah yang mempunyai
status gizi buruk yaitu 476 anak, 7600 anak usia sekolah lainya gizi kurang, dan yang
status gizi baik sebanyak 8000 orang anak.
1.3 Hipotesa
Usia ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga dan
jumlah anggota keluarga, mempengaruhi status gizi anak.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran status gizi anak sekolah dasar kelas 1-3 dan
1.4.2

faktor-faktor yang berhubungan.


Tujuan Khusus
a. Diketahuinya prevalensi status gizi pada anak usia Sekolah Dasar .
b. Diketahuinya sebaran responden berdasarkan usia ibu, pendidikan ibu,
pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga dan jumlah anggota
keluarga.
c. Diketahuinya hubungan antara usia ibu dan status gizi anak usia sekolah dasar
kelas 1-3.
d. Diketahuinya hubungan antara pendidikan ibu dan status gizi anak usia
sekolah dasar kelas 1-3.
e. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan ibu dan status gizi anak usia
sekolah dasar kelas 1-3.

f. Diketahuinya hubungan antara pekerjaan ibu dan status gizi anak usia sekolah
dasar kelas 1-3.
g. Diketahuinya hubungan antara jumlah anggota keluarga dan status gizi anak
usia sekolah dasar kelas 1-3.
1.5 Manfaat
1
Bagi peneliti
1
Menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah untuk merumuskan
2

dan memecahkan masalah yang ada di masyarakat.


Sebagai pengalaman baru dalam melakukan penelitian berkait tentang

kebiasaan minum susu pada siswa SD dan tinggi badan.


Diharapkan penelitian ini akan memberikan wawasan dan pengetahuan
baru tentang kebiasaan minum susu pada siswa SD yang dapat

4
5

mempengaruhi tinggi badan.


Meningkatkan komunikasi di masyarakat.
Meningkatkan kemampuan berpikir analitis dan sistematis dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan.

Bagi perguruan tinggi


1
Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana sebagai Universitas riset
dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan
2

peran pendidik dalam menyampaikan pengetahuan.


Merupakan salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam
melaksanakan fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang
menyelenggarakan

pendidikan,

penelitian,

dan

pengertian

bagi

masyarakat.
Sebagai masukan dan acuan untuk penelitian-penelitian berikutnya dan
diharapkan dapat menjadi data dasar atau pembanding serta masukan bagi
peneliti yang lain berkaitan dengan kebiasaan minum susu dan tinggi
badan pada siswa SD dan faktor-faktor yang mungkin terkait atau dapat
juga dimasukkan faktor-faktor selain yang diuji didalam penelitian ini.

Bagi Puskesmas
1
Sebagai salah satu masukan sebagai bahan informasi bagi petugas
2

kesehatan khususnya dokter puskesmas.


Adanya dukungan pendidikan dan pelatihan sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah kerja Puskesmas

Kelurahan Palmerah 1.
Hasil penelitian ini merupakan dasar bagi penelitian selanjutnya di
Puskesmas.

Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan, khususnya bagi
masyarakat tentang kebiasaan konsumsi susu pada siswa SD terhadap status gizi
serta menerapkan kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari demi
tercapainya Indonesia sehat.

Anda mungkin juga menyukai