BAB V
PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMDA
5.1. DASAR-DASAR PEMERIKSAAN KEUANGAN
memberikan
opini,
pemeriksaan
keuangan
juga
ditujukan
untuk
seperti yang dilaksanakan dalam suatu pemeriksaan. Sebagai contoh, dalam hal
pengadaan barang modal yang nilainya material, proses reviu hanya meyakinkan
bahwa pengadaan barang telah dicatat dalam aktiva tetap, sedang dalam
pemeriksaan, harus dilakukan pengujian bahwa prosedur pengadaan barang
tersebut telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hal lain yang membedakan reviu dengan pemeriksaan adalah pelaksananya. Reviu
dilakukan secara internal, dalam hal ini oleh auditor pada Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP), sedangkan pemeriksaan dilakukan oleh pemeriksa pada Badan
b.
c.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Hasil
Pemeriksaan
Sebelumnya,
(5)
Pemahaman
atas
Sistem
di bawah ini:
laporan
keuangan
sangat
ditentukan
kualitas
berbagai
asersi
BAHWA
JUMLAH
KAS
TERSEBUT
YANG
BENAR
ADALAH
RP
99.800.765.000.
SELAIN DUA ASERSI EKSPLISIT TERSEBUT, MANAJEMEN JUGA MEMBUAT
ASERSI
IMPLISIT
SEBANYAK
TIGA
BUAH
(YAITU
KELENGKAPAN,
BAHWA SEMUA
KAS
YANG
DILAPORKAN
PADA
TANGGAL
31
Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) memang benar-benar ada (exist) per
tanggal neraca
ASERSI
KELENGKAPAN
(COMPLETENESS)
BERHUBUNGAN
DENGAN
DISAJIKAN
DALAM
LAPORAN
KEUANGAN
MEMANG
TELAH
PENYAJIAN
DAN
PENGUNGKAPAN
(PRESENTATION
AND
DALAM
LAPORAN
KEUANGAN
TELAH
DIKLASIFIKASIKAN,
melaksanakan
waktu.
Jenis-jenis bukti pemeriksaan yang dapat dikumpulkan dan kemudian dievaluasi
oleh pemeriksa meliputi:
Konfirmasi (Confirmation)
analitical procedures,
tracing,
inspecting,
vouching,
confirming,
observing,
inquiring,
counting,
reperforming, dan
intern
dalam
kenyataannya
terdiri
dari
prosedur
standar,
kesehatan,
sampai
pembangunan
jalan
dan
konstruksi
serta
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
pemeriksa
lebih
banyak
mengevaluasi
unsur
kegiatan
a. Ikhtisar Koreksi
Ikhtisar
Koreksi
merupakan
rekapitulasi
koreksi
atau
penyesuaian
dengan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
dan
kecukupan
kelemahan
sistem
pengendalian
terkait
kegiatan
dan
penyetoran
penerimaan
negara/daerah
serta
c. Ketidakpatuhan
Terhadap
Ketentuan
Peraturan
Perundangan-
undangan
Kelompok temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan dibagi dalam subkelompok berikut ini:
1. Temuan kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang
terjadi pada perusahaan milik negara/daerah yaitu mengungkap
permasalahan berkurangnya kekayaan negara/daerah atau perusahaan
milik negara/daerah berupa uang, surat berharga, dan barang, yang
nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum
baik sengaja maupun lalai
2. Temuan potensi kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah
yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah yaitu mengungkap
adanya suatu perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai
yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya kerugian di masa yang akan
datang berupa berkurangnya uang, surat berharga, dan barang yang
nyata dan pasti jumlahnya
3. Temuan kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan milik
negara/daerah yang mengungkap adanya penerimaan yang sudah
pengelolaan
aset
maupun
operasional
perusahaan,
tetapi
2. Ciri-Ciri Temuan
Untuk
dapat
mengembangkan
temuan
dengan
baik
pemeriksa
perlu
temuan
akan
lebih
berarti
apabila
pemeriksa
dapat
b)
atau
bagian
yang
sedang
diperiksa
haruslah
diperbandingkan
c)
d)
e)
f)
g)
LKPD
kepada
kepala
daerah
dan/atau
sekretaris
daerah.
Bukti adanya kesengajaan mengabaikan pengendalian intern oleh orangorang yang mempunyai wewenang, sehingga menyebabkan kegagalan
tujuan menyeluruh sistem tersebut.
j)
waktu
yang
memungkinkan,
dalam
menyajikan
temuan
mengenai
kelemahan
dan/atau
penyimpangan
dari
ketentuan
peraturan
perundang-
terhadap
manajemen/pemerintah
seperti
DPR/DPRD.
Dalam
melaporkan kecurangan atau penyimpangan dari ketentuan peraturan perundangundangan atau ketidakpatutan, pemeriksa harus menempatkan temuan tersebut
secara lugas dan jelas dalam perspektif yang wajar. Untuk memberikan dasar bagi
pengguna laporan hasil pemeriksaan dalam mempertimbangkan kejadian dan
konsekuensi atas kondisi tersebut, hal-hal yang diidentifikasi harus dihubungkan
dengan hasil pemeriksaan secara keseluruhan, dan jika memungkinkan, perlu
dinyatakan dalam nilai satuan mata uang. Sejauh memungkinkan, dalam
menyajikan temuan mengenai kecurangan, penyimpangan terhadap ketentuan
peraturan
perundang
mengembangkan
undangan,
unsur-unsur
serta
kondisi,
ketidakpatutan,
kriteria,
akibat
pemeriksa
dan
sebab.
harus
Dalam
kantor
pusat
entitas
yang
diperiksa.
Seluruh
hasil
pembahasan
Kepala
Daerah
kepada
DPRD.
Surat
representasi
tersebut
tanggung jawab pemerintah daerah. Jika terjadi perubahan substansi isi surat
representasi
yang
dilakukan
oleh
auditan,
maka
pemeriksa
harus
Surat
Representasi
dapat
dilihat
pada
halaman
berikut:
Efek
untuk
mencapai
tujuan
pemeriksaan
itu).
Komunikasi
selama
perbaikan pada entitas yang diperiksa. Agar saran tindak yang diajukan
berhasilguna, maka pemeriksa perlu mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti
sehingga dapat diketahui penyebab terjadi masalah tersebut. Selain itu yang paling
mengetahui penyebab terjadi masalah dalam suatu entitas adalah pimpinan entitas
yang bersangkutan.
Meskipun tujuan pemeriksaan adalah membantu pimpinan entitas yang diperisa,
tetapi sebelumnya pemeriksa menemukan lebih dulu masalah yang terjadi
berdasarkan bukti-bukti terukur yang dievaluasinya. Pada umumnya orang tak mau
disalahkan dan apabila dijumpai adanya kesalahan, maka mekanisme pertahanan
dirinya akan timbul dengan berbagai tingkah laku. Apabila demikian, maka
pemeriksa tidak dapat mengetahui permasalahan yang sesungguhnya, sehingga
saran tindak yang diajukan pemeriksa bukan lagi untuk mengatasi masalah, tetapi
sekedar memenuhi tuntutan organisatoris birokratis. Hal ini berakibat auditan
kurang percaya kepada pemerisa dan akhirnya tujuan pemeriksaa hanya sekedar
memenuhi kebutuhan formal organisasi.
Dengan diciptakannya hubungan insani oleh pemeriksa, diharapkan pemeriksa dan
auditan merasa puas dengan pemeriksaan yang dilakukan pemeriksa dan auditan
percaya
dengan
fungsi
pemeriksaan. Apabila
pemeriksa
telah
mendapat
kepercayaan dari auditan, maka diharapkan auditan mau membuka diri tentang
masalah yang dihadapinya dan mau membantu pemeriksa dalam menyelesaikan
tugasnya serta akhirnya timbul kerjasama yang positif antara pemeriksa dengan
auditan.
Lebih jauh lagi, pemeriksa dapat dianggap sebagai mitra kerja dari
auditan.
Dengan demikian, seorang pemeriksa dituntut untuk mengadakan hubungan insani
dengan auditan. Hubungan insani tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya saling
menyakiti tetapi saling menghargai, tanpa saling merugikan tetapi berusaha untuk
sama-sama merasakan manfaat dari hasil kerjasamanya. Seorang pemeriksa harus
berkomunikasi secara etis, ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang lain.
Auditan janganlah dipandang sebagai objek, melainkan sebagai subjek atau
individu yang memiliki kepribadian tersendiri.
Pribadi.
Pangkat/Jabatan,
pendidikan,
usia,
penampilan,
Organisasi.
Atribut
organisasi
yang
pertama
yang
dapat
Pemeriksaan.
Apabila
selama
pemeriksaan
pemeriksa
pemeriksa mengetahui apa yang sebetulnya menjadi tugas dan wewenang anda
serta dokumen atau prosedur serta rekaman apa yang harusnya anda miliki.
Ingat, pemeriksa adalah orang luar organisasi yang tidak memahami tugas dan
wewenang anda kecuali dari apa yang anda utarakan.
5. Setiap proses memiliki bukti berupa kuitansi, catatan, laporan, sertifikat dan
sebagainya. Persiapkan semua sesuai dengan prosesnya.
Pastikan anda memiliki bukti pelaksanaan untuk setiap proses yang dilakukan.
Penting juga untuk menyusun rekaman tersebut dan meletakkannya di tempat
yang rapi dan mudah anda cari, karena kemampuan telusur (traceability)
merupakan salah satu tolok ukur dalm pemeriksaan.
6. Jawab pertanyaan pemeriksa dengan memberikan fakta dan data, sehingga
bagi pemeriksa fakta dan data tersebut dapat dijadikan dasar untuk memberikan
saran perbaikan dan penyempurnaan.
Biasakan untuk menjawab pertanyaan pemeriksa dengan bukti, bukan sekedar
jawaban lisan, kecuali pada hal-hal yang hanya bisa dijawab dengan lisan.
Artinya, jika pemeriksa bertanya tentang tugas dan tanggung jawab anda,
sangat dianjurkan untuk menjelaskan hal tersebut sambil menunjukkan uraian
tugas (job description) anda. Bila pemeriksa meminta anda untuk menjelaskan
proses apa saja yang berlangsung di organisasi anda, sangat dianjurkan untuk
menjelaskan hal tersebut sambil menunjukkan prosedur atau rekaman-rekaman
(bukti pelaksanaan).
Hindari asumsi atau jawaban asal-asalan yang membuat pemeriksa berpikiran
Anda bukanlah orang yang jujur.
Itulah beberapa kiat dalam menghadapi pemeriksa. Ingat, rasanya tidak
mungkin jika sistem Anda diperiksa tanpa adanya temuan. Temuan yang perlu anda
hindari adalah temuan yang bersifat signifikan. Adapun temuan minor sebisa
mungkin Anda tekan dengan betul-betul memahami dan menerapkan persyaratan
yang diminta oleh SPIP. Anggaplah temuan minor dari pemeriksa sebagai bahan
perbaikan di masa mendatang.
b)
c)
Temuan kadang tidak didasarkan pada bukti yang kuat, lengkap dan
relevan serta argumentasi logis.
d)
e)
Temuan yang buktinya lemah bisa menjadi fitnah dan berpotensi menjadi
pembunuhan karakter pihak tertentu.
f)
g)
kesalahan
ini
mengandung
unsur
kecurangan
maka
pemeriksa
dapat
memandang kasus tersebut sebagai kasus korupsi dan terdapat unsur tindak
pidana. Hanya saja, beda kesalahan dengan kecurangan adalah tipis.
Kecurangan adalah kesalahan yang disengaja dan ada unsur merugikan negara.
Sedangkan kesalahan adalah hal yang tidak disengaja mungkin karena auditan
tidak memahami peraturan perundangan yang berlaku.
5.4.6. Memenangkan Negosiasi Dengan Pemeriksa
Setelah segala jenis bahan pembelaan telah disiapkan dan argumentasi yang kuat
telah disusun maka selebihnya adalah bagaimana auditan mampu memenangkan
negosiasi dengan pemeriksa. Kiat-kiat memenangkan negosiasi dengan pemeriksa
antara lain:
1) Terlebih dahulu kenali:
siapa saja yang akan menjadi lawan bicara anda, sifat dan kepribadianya
bagaimana,
seberapa
besar
egonya,
bagaimana
tingkat
benar adanya.
5) Berpura-pura bodoh itu kadang pintar
Dengan beberapa pengecualian, manusia cenderung membantu orang yang
mereka anggap kurang pintar daripada mengambil keuntungan dari mereka.
Kadang dengan berpura-pura bodoh kita diberikan waktu untuk memikirkan
kembali dan waktu itu kita gunakan untuk mengumpulkan informasi dan
meneliti lagi lebih mendalam.
6) Jangan biarkan pihak pemeriksa menjadi notulis
Pada waktu berdiskusi dan bernegosiasi tidak semua hal dibicarakan dalam
komunikasi verbal. Karena itu ada baiknya auditan yang menulis notulen.
Jika ada hal detail yang tidak dibicarakan dalam komunikasi verbal tapi
merupakan hal yang logis maka gunakan hal itu untuk mengisi dengan hal
yang menguntungkan auditan. Misalnya dalam negosiasi disepakati bahwa
auditan akan melunasi TGR dalam waktu 3 tahun. Maka auditan dapat
mengambil kesimpulan bahwa pelunasan yang menguntungkan dirinya
adalah pembayaran sekaligus di akhir tahun ke 3.
7) Pelajari dulu dengan seksama lingkup pekerjaan dan kontrak yang dibuat.
Pekerjaan yang tidak terdapat dalam kontrak tetapi dilaksanakan oleh pihak
ketiga dalam kenyataan, cenderung tidak dianggap sebagai penambah
komponen biaya oleh pemeriksa. Sebaliknya, pekerjaan yang ada dalam
kontrak tetapi tidak dilaksanakan oleh pihak ketiga akan menjadi kerugian
negara. Dengan kata lain, negara boleh untung tetapi tidak boleh rugi. Kalau
negara untung maka itu merupakan darma bakti pihak ketiga kepada
negara. Kalau negara rugi maka hal itu harus ditanggulangi oleh pemimpin
kegiatan. Karena itu setiap terjadi perubahan skope kegiatan di lapangan
sebaiknya dibuatkan kontrak addendum.