Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TABIR SURYA
Pembimbing :
Disusun oleh :
Mohammad Evan Ewaldo
(030.09.138)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL
PERIODE 02 Juni 2014 05 Juli 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN......2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................3
2.1. Anatomi Kulit ..3
2.2. Fisiologi Kulit...8
2.3. Sinar Matahari...9
BAB 2. TABIR SURYA.........14
3.1. Definisi Tabir Surya....14
3.2. Klasifikasi Tabir Surya....14
3.3. Komposisi Tabir Surya16
3.4. Mekanisme Kerja Tabir Surya.....22
3.5. Vehikulum Tabir Surya...25
3.6. Penggunaan Klinik Tabir Surya......25
3.7. Monitoring..29
3.8. Efek Samping Tabir Surya.....30
DAFTAR PUSTAKA...31
BAB I
PENDAHULUAN
Sinar matahari merupakan salah satu unsur yang penting bagi kehidupan
manusia. Hampir semua makhluk hidup membutuhkan sinar matahari. Matahari
adalah sumber energi elektromagnetik yang terutama terdiri atas radiasi sinar ultra
violet, sinar tampak, dan spektrum infra merah.
Ditinjau dari sudut komponen, sinar matahari terdiri dari sinar ultraviolet
(panjang gelombang antara 100nm - 400nm), sinar infra merah (panjang
gelombang antara 770nm - 10.000nm), dan sinar tampak (panjang gelombang
antara 400nm - 700nm)
Pada manusia, organ yang mengalami pengaruh sinar matahari terbesar
adalah kulit yang sekaligus beperan sebagai pelindung tubuh terhadap pengaruh
buruk pajanan sinar matahari terutama akibat pajanan sinar UV.1
Banyaknya efek merugikan yang timbul akibat paparan UV, menyebabkan
munculnya berbagai cara sebagai upaya perlindungan terhadap UV. Salah satu
cara yang dilakukan adalah menggunakan tabir surya. Tabir surya merupakan
losio, spray, gel atau produk topikal lainnya yang menyerap atau merefleksikan
radiasi sinar ultraviolet pada kulit yang terpapar sinar matahari. Berdasarkan
mekanisme kerjanya tabir surya diklasifikasikan menjadi tabir surya fisikal (yang
merefleksikan sinar matahari) atau tabir surya kimiawi (yang menyerap sinar
ultraviolet).2 Tabir surya digunakan untuk melindungi efek akut radiasi UV dan
juga memiliki efek protektif terhadap perubahan kronik yang diinduksi radiasi UV
seperti photoaging dan kanker kulit.
Oleh karena itu, pemahaman mengenai tabir surya sangat diperlukan untuk
mencegah terjadinya efek radiasi UV terhadap kulit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Anatomi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar
16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5
1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm
tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak
mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.3
Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan
terhadap bakteri, virus dan jamur. Kehilangan panas dan penyimpanan panas
diatur melalui vasodilatasi pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat.
Setelah kehilangan seluruh kulit, maka ciran tubuh yang penting akan menguap
dan elektrolit-elektrolit yang penting akan menghilang dari tubuh dalam beberapa
jam saja. Contoh dari keadaan ini adalah penderita luka bakar. Kulit juga
merupakan tempat sensasi raba, tekan, suhu, dan nyeri berkat jalinan ujung-ujung
saraf yang bertautan.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar
adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ektoderm sedangkan
lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang
merupakan suatu lapisan jaringan ikat.4
Secara anatomis kulit tersusun atas 3 lapisan pokok terdiri dari : a. lapisan
epidermis, b. lapisan dermis, c. subkutis, sedangkan alat-alat tambahan juga
terdapat pada kulit antara lain kuku, rambut, kelenjar sebasea, kelenjar apokrin,
dan kelenjar ekrin. Keseluruhan tambahan yang terdapat pada kulit dinamakan
appendices atau adneksa kulit.
i. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari
epitel berlapis gepeng bertanduk (keratinosit), mengandung sel melanosit,
Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di
tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya
sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.4
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang
terdalam) :
1. Stratum korneum (lapisan tanduk). Adalah lapisan kulit yang paling luar
dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
2. Stratum lusidum. Terdapat langsung di bawah lapisan korneum,
merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang
berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak
lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
3. Stratum granulosum. Ditandai oleh 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang
intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan
histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum spinosum (Stratum malphigi). Disebut pula prickle cell layer
(lapisan akanta) terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal
yang
besarnya
berbeda-beda
karena
adanya
proses
mitosis.
ii. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai True Skin. Lapisan dermis ini paling tebal dapat dijumpai di punggung
dan paling tipis pada palpebra. Hubungan antara dermis dan epidermis ini tidaklah
sebagai bidang yang rata, tetapi berbentuk gelombang. Bagian dermis yang
menonjol ke dalam epidermis dinamakan pars papilare, sedangkan bagian
epidermis yang menonjol ke dermis disebut pars retikulare (rete ridge). Papila ini
pada telapak tangan dan jari-jari terutama tersusun linier yang memberi gambaran
kulit yang berbeda-beda sebagai dermatoglifi (sidik jari). Bagian dermis papiler
ini tebalnya sekitar seperlima dari tebal dermis total. Bagian bawah dari dermis
papiler ini dinamakan dermis retikuler yang mengandung pembuluh darah dan
lymphe, serabut saraf, adneksa dan lainnya.
Dermis ini tersusun dari beberapa unsuratau organ yang meliputi: unsur
seluler, unsur fibrous, substansi dasar, pembuluh darah dan limfe, dan sistem
saraf. Kelima unsur atau organ yang menyusun dermis akan kita bahas satu demi
satu.
1. Unsur seluler lebih banyak didapatkan pada stratum papillaris yang terdiri
dari:
a) Fibroblast: merupakan sel pembentuk unsur untuk fibrous dan substansi
dasarnya
b) Sel mast : merupakan sel pembentuk dan penyimpanan histamin dan
histamine like substance yang berperan dalam anafilaksis.
c) Makrofag : merupakan sel fagosit yang berfungsi memfagosit bahan-bahan
asing dan mikroorganisme.
d) Leukosit : Banyak dijumpai pada proses-proses peradangan yang dapat
berupa mononuklear ataupun granulosit.
2. Unsur fibrous lebih padat pada stratum retikularis dibandingkan pada
stratum papilaris. Unsur fibrous terdiri dari :
a) Kolagen : merupakan 70% dari berat kering seluruh jaringan ikat, serabut
ini terbentuk oleh fibroblast, tersusun atas fibrin dari rantai polipeptida.
Serabut ini bertanggung jawab pada ketegangan kulit merupakan unsur
pembentuk garis langer (cleavage line)
b) Elastin : Hanya 2 % dari berat kering jaringan ikat. Serabut elastin, ini
juga dibentuk oleh fibroblast tetapi susunannya lebih halus dibandingkan
dengan kolagen. Serabut elastin ini bertanggung jawab atas elastisitas
kulit.
c) Retikulin : Merupakan serabut kolagen yang masih muda dan hanya dapat
dilihat dengan pewarnaan khusus.
iii. Subkutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri atas
jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan
sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.
Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain
oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa,
berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf
tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama
bergantung pada lokalisasinya. Di abdomen dapat mencapat 3 cm, di daerah
kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan
bantalan.4
b.
Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh
gangguan fisis. Kulit dilindungi dari radiasi ultraviolet oleh melanin. Melanin
adalah produk dari melanosit yang memberikan warna (pigmen) kecoklatan pada
kulit. Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan
peranan penting dalam proses pembentukannya.
Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4
dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang
kemudian dikonversi dan melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin.
Setelah terbentuk melanin akan ditransfer ke keratinosit yang merupakan sel-sel
pembentuk jaringan epidermis. Melanin akan berakumulasi di dalam sitoplasma
tepatnya di atas inti sel keratinosit. Akumulasi melanin di atas inti sel keratinosit
bertujuan melindungi nukleus dari efek radiasi ultraviolet. Nukleus yang
mengandung DNA di dalamnya dapat bermutasi apabila terpapar radiasi
ultraviolet.
Sinar yang sampai ke kulit di absorbsi oleh stratum korneum yang
mengandung protein (asam urokanik). Mekanisme proteksi berupa meningkatnya
proses mitosis epidermis setelah mengalami pajanan sinar matahari, menyebabkan
penebalan stratum korneum dalam waktu 4-7 hari.
Meningkatnya kandungan melanin dalam epidermis merupakan proteksi kulit
tehadap keadaaan terbakar matahari. Melanin dalam hal ini mepunyai peran
mampu
menyerap
radiasi
luar, mampu
menghamburkan
radiasi
sinar,
c.
Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan elektromagnetik yang dipancarkan dari
3.UVC :
11
bumi karena disaring oleh ozon dan air. Radiasi UVC disebut juga radiasi
germisidal karena dapat membunuh mikroorganisme. Disebut juga UV gelombang
pendek karena merupakan panjang gelombang terpendek pada spektrum UV.5
Gambar 3. Radiasi dan spektrum ultraviolet
ii.
12
epidermis
dan
menyebabkan
perubahan
fotokimia.
13
14
BAB III
TABIR SURYA
a.
Definisi
Tabir surya (sunscreen) adalah losio, spray, jel atau produk topikal lainnya
yang menyerap atau merefleksikan radiasi sinar ultraviolet pada kulit yang
terpapar sinar matahari dan membantu melindungi kulit dari sunburn.
Sunburn adalah luka bakar radiasi yang mengenai jaringan misalnya kulit
yang terjadi akibat paparan berlebihan terhadap radiasi ultraviolet yang biasanya
berasal dari sinar matahari. Gejala yang biasa ditemukan adalah warna kemerahan
pada kulit yang teraba panas bila disentuh.
Akan tetapi, penggunaan tabir surya masih kontroversial karena beberapa
alasan. Banyak tabir surya tidak memblokir radiasi UVA, yaitu jenis ultraviolet
yang tidak mengakibatkan sunburn tetapi dapat meningkatkan risiko melanoma
dan fotodermatitis. Sehingga orang yang menggunakan tabir surya dapat terpapar
radiasi UVA dalam kadar yang sangat tinggi. Penggunaan tabir surya spektrum
luas (broad-spectrum) dapat membantu mengatasi kekhawatiran akan hal ini.
15
i.
karbonil. Bahan kimia ini menyerap intensitas tinggi sinar UV dengan eksitasi
menjadi energi yang lebih tinggi. Energi yang hilang akibat konversi dari energi
yang tersisa menjadi panjang gelombang energi yang lebih rendah lagi dengan
kembali ke keadaan dasar.
Contoh tabir surya yang bersifat sebagai penyerap kimia adalah turunan
paraaminobenzoat (PABA), turunan sinamat, dan turunan salisilat. Senyawasenyawa tersebut merupakan senyawa yang tersusun atas struktur aromatik yang
terkonjugasi dengan gugus karbonil dan dengan gugus pelepas elektron (amin atau
metoksi) yang berada pada posisi para atau orto terhadap gugus karbonil dalam
cincin aromatik. Senyawa kimia dengan konfigurasi tersebut dapat menyerap
radiasi UV berenergi tinggi dengan panjang gelombang pendek yaitu 250 340
nm dan merubah energi yang tersisa menjadi radiasi dengan panjang gelombang
yang lebih panjang (energi rendah) yaitu 380 nm yang relatif tidak berbahaya.
Energi yang diabsorbsi dari radiasi UV A dan UV B besarnya sama dengan energi
resonansi yang dibutuhkan untuk delokalisasi elektron pada komponen aromatik.
ii.
16
17
Salicylates
Salicylates merupakan absorber UVB lebih rendah sehingga digunakan
dengan konsentrasi tinggi. Umumnya digunakan untuk tambahan
absorber UVB lain. Dengan adanya trend terhadap tingginya SPF,
octisalate (octyl salicylate) ( maksimal 307 nm) sering digunakan.
Diikuti dengan homosalate (homomenthyl salicylate) ( maksimal 306
nm).
Octisalate
dan
homosalate
umumnya
digunakan
untuk
18
merupakan
benzophenone
yang
umum
digunakan.
19
Rentang
penyerapan
(maks
(nm))
Keterangan
283
311
Cinnamates
Octinoxate
311
20
Salicylates
Octisalate
Homosalate
Trolamin salicylates
307
306
260-355
Lainnya:
Octocrylene
303
Ensulizole
310
288, 325
Others
Avobenzone
360
Meradimate
340
Protection
(nm)
UVB
UVA II
UVA I
(290-320)
(320-340)
(340-400)
260-313
Sebagian
264-315
Sebagian
Padimate O
290-315
Sebagian
Roxadimate
280-330
Sebagian
Anthranilates
21
Menthyl anthranilate
260-380
Komplit
Komplit
Sebagian
Dioxybenzone
250-390
Komplit
Komplit
Sebagian
Oxybenzone
270-350
Komplit
Komplit
Sebagian
260-375
Komplit
Komplit
Sebagian
Octocrylene
250-360
Komplit
Komplit
Sebagian
290-320
Komplit
Komplit
Komplit
Benzophenones
Cinnamates
Dibenzoylmethanes
Avobenzone
320-400
Salicylate
Homosalate
295-315
Sebagian
Octyl salicylate
280-320
Komplit
Trolamine salicylate
260-320
Komplit
290-340
Komplit
Komplit
Titanium dioxide
290-700
Komplit
Komplit
Komplit
Zinc oxide
290-700
Komplit
Komplit
Komplit
22
menahan 96,6% dosis eritema. Sehingga dengan menggunakan tabir surya kita
dapat mencegah kemungkinan kerusakan akibat sinar matahari secara
keseluruhan, perlindungan tabir surya terhadap eritema mulai menurun pada saat
tercapai dosis sub-eritema (merupakan waktu mulai terjadinya proses kerusakan
kulit) sebesar sepersepuluh energi yang dibutuhkan untuk menimbulkan terbakar
surya. Dosis suberitema terjadi pada fase awal proses terjadiya eritema kulit
dimana belum terjadi kemerahan pada kulit secara visual yang dapat diukur
dengan peralatan spektrofotometer. Pemakaian ulang tabir surya dianjurkan pada
saat daya perlindungannya mulai menurun pada dosis sub-eritema. Lembaga
pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) menganjurkan untuk
pemakaian ulang tabir surya 1-2 jam pada kegiatan di luar ruangan. Untuk
pemakaian ulang tabir surya SPF 15 lebih cepat dibandingkan dengan tabir surya
SPF 30. Daya perlindungan tabir surya juga tergantung ketebalan pemakaian tabir
surya, untuk perhitungan SPF digunakan ketebalan tabir surya 2mg/cm2.
i. Sun Protection Factor (SPF)/ Faktor Pelindung Matahari
Metode yang diterima secara luas untuk pengukuran efisiensi tabir surya
adalah SPF.7,11 SPF didefinisikan sebagai dosis dari radiasi UV yang dibutuhkan
untuk menghasilkan 1 dosis minimal eritema (MED) pada kulit yang terlindungi
setelah pemberian 2 mg/cm2 dari produk dibagi dengan radiasi UV yang
menghasilkan 1 MED pada kulit yang tidak terlindungi. 3,5,6 SPF-15 memfiltrasi
94% radiasi UVB dan tabir surya dengan SPF-30 memberikan perlindungan
lebih besar dari 97%.
23
Tabir surya sudah lama digunakan untuk melindungi efek akut radiasi UV
dan juga diketahui memiliki efek protektif terhadap perubahan kronik yang
diinduksi radiasi UV, seperti photoaging dan kanker kulit. Penggunaan regular
tabir surya dengan SPF yang tinggi dapat mengurangi jumlah aktinik keratosis.7
ii Substansivitas dan Bahan Aktif Tabir Surya
Substansivitas menunjukan sifat adheren tabir surya pada kulit yaitu water
resistance dan waterproof. Yang dimaksud dengan water resistance bila individu
setelah diolesi tabir surya kemudian direndam dalam air selama 40 menit dan
diukur ulang mempunyai SPF tetap, sedangkan yang dimaksud dengan
waterproof adalah setelah diolesi tabir surya kemudian direndam air selama 80
menit dan diukur ulang mempunyai SPF tetap.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, tabir surya dapat dibagi menjadi
absorban kimiawi dan pemblokir fisikal (physical blocker). Tabir surya kimiawi
secara umum berkonjugasi dengan zat kimia kelompok karbonil. Zat-zat kimia ini
menyerap sinar UV intensitas tinggi dengan eksitasi menjadi energi yang lebih
tinggi. Sedangkan, pemblokir fisikal merefleksikan atau memendarkan radiasi
UV.2
24
e.
estetika tabir surya. Bahan seperti pelarut dan emolien dapat memiliki pengaruh
yang besar terhadap besarnya absorpsi UV oleh bahan aktif tergantung panjang
gelombang yang dapat diserap. Sifat dari film yang terbentuk pada permukaan
kulit sangat dipengaruhi oleh pembentuk film dan pengemulsi. Produk SPF yang
tinggi mengharuskan bahwa bahan-bahan dapat menghasilkan film tabir surya
yang seragam dan kental dengan interaksi minimal antara bahan diam dengan
bahan aktif. Daya tahan air dan daya tahan produk tergantung pada komponen
vehikulum.9,10,11
Losio dan krim merupakan vehikulum tabir surya yang paling popular.
Karena mereka memungkinkan formulasi yang bervariasi. Terdapat dua fase yang
paling popular yaitu emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak. Produk tabir
surya dengan SPF tinggi mungkin mengandung minyak 20-40% tabir surya,
terhitung dari kesan berminyaknya.
25
Vehikulum lainnya untuk bahan tabir surya organik termasuk gel, sticks,
dan aerosol. Air atau alkohol berbasis gel secara estetika lebih baik karena
memberikan efek kurang berminyak, tetapi memiliki potensi yang lebih besar
untuk terjadinya iritasi. Tongkat (sticks) adalah tabir surya larut lemak yang
menebal dengan lilin dan petrolatum berguna untuk melindungi daerah terbatas,
seperti bibir, hidung, atau di sekitar mata.2
f. Penggunaan Klinik
i Aplikasi Klinis Tabir Surya
Dalam pemilihan tabir surya, beberapa dermatologis menyarankan
langkah-langkah sebagai berikut:
Tabir surya dapat menghambat kedua UVA dan UVB. Ini disebut spektrum
luas tabir surya, yang juga harus hipoalergenik dan non komedogenik
sehingga tidak menyebabkan ruam atau menyumbat pori-pori, yang dapat
dan berkeringat.12
4 Batasi paparan dari paparan sinar matahari, sinar matahari terkuat terjadi
5
26
Jumlah dan komposisi radiasi matahari pada suatu daerah tergantung pada
beberapa faktor terutama sudut zenith matahari jatuh ke permukaan bumi
yang dipengaruhi oleh waktu, musim, dan letak lintang daerah tersebut.
Indonesia berdasarkan letaknya merupakan bagian negara tropis yang
memiliki kelembaban udara yang tinggi, sehingga paparan sinar matahari
khususnya UVA lebih sering dibandingkan dengan negara lain.
Pemakaian tabir surya untuk tipe kulit I-II berdasarkan klasifikasi
Fitzpatrick dianjurkan memilih minimal SPF 25-30 (waterproof), sedangkan
tipe kulit III-VI minimal SPF 15 (waterproof)
Fitzpatrik IV-VI.13
Aplikasi pengulangan pemakaian tabir surya diperlukan karena SPF yang
dipakai adalah 15, sehingga perlu pengulangan tiap 2 jam atau berkeringat
Aplikasi pemakaian tabir surya harus cukup tebal digunakan ketebalan tabir
surya 2mg/cm2.
iii.
27
remaja. Dalam sebuah studi dilaporkan bahwa bila menggunakan tabir surya
secara regular dengan SPF yang efektif pada usia 1-18 tahun dapat mengurangi
risiko mengalami kanker kulit non melanoma sebesar 78%. Namun, harus
ditekankan bahwa foto proteksi sebaiknya dilakukan pada semua kelompok usia.7
Tahun 1999 FDA Sunscreen Final Monograph merekomendasikan bahwa
klinisi sebaiknya berkonsultasi mengenai penggunaan tabir surya pada anak di
bawah usia 6 bulan, karena sistem fisiologis untuk metabolisme dan ekskresi
agen-agen yang diserap belum berkembang sempurna.7,12
Penghindaran terhadap matahari dan penggunaan pakaian merupakan
perlindungan terhadap matahari yang paling tepat pada usia ini. Jika memerlukan
penggunaan tabir surya, berikan secara terbatas.
v. Penggunaan Tabir Surya pada Pasien SLE
Pasien dengan SLE sangat sensitif terhadap pajanan sinar matahari. Bila
terpajan sinar matahari maka akan timbul lupus flare. Oleh karena itu, pasien
dengan SLE wajib menggunakan tabir surya. Gunakan tabir surya spektrum luas
yang dapat melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB setiap hari. Pilih produk
dengan SPF 30 atau yang lebih tinggi dan yang mengandung avobenzone,
titanium oksida, dan seng oksida. Gunakan 10 menit sebelum keluar rumah.
28
vi.
makula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua, mengenai area
yang terpajan sinar ultraviolet dengan tempat predileksi pada pipi, dahi, daerah
atas bibir, hidung, dan dagu. Salah satu faktor penyebab yang dianggap berperan
pada patogenesis melasma adalah sinar matahari. Hal ini karena spektrum sinar
matahari merusak gugus sulfhidril di erpidermis yang merupakan penghambat
enzim tirosinase dengan cara mengikat ion Cu dari enzim tersebut. Sinar ultra
violet menyebabkan enzim tirosinase tidak dihambat lagi sehingga memacu proses
melanogenesis.14
Oleh karena itu, diperlukan penggunaan tabir surya pada pasien melasma.
Tabir surya yang digunakan adalah tabir surya fisikal seperti seng oksid atau
titanium oksida yang dapat melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB dengan SPF
15.
viii. Penggunaan Tabir Surya pada Pasien Vitiligo
Vitiligo adalah hipomelanosis idiopatik didapat ditandai dengan adanya
makula putih yang dapat meluas. Dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang
mengandung sel melanosit. Sampai saat ini penyebab pasti vitiligo belum
diketahui. Penggunaan tabir surya pada pasien vitiligo untuk meminimalkan
tanning, yang membuat kontras antara kulit normal dan kulit yang mengalami
depigmentasi. Tabir surya yang digunakan adalah tabir surya dengan SPF minimal
15. Untuk perlindungan terhadap UVA gunakan tabir surya yang setidaknya
mengandung 5 persen seng oksid.
g. Monitoring
i. Penilaian Perlindungan terhadap UVA
29
30
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
2009. p.3-6
Perdanakusuma DS. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.
Available at:
http://www.fk.unair.ac.id/attachments/1705_ANATOMI%20FISIOLOGI
%20KULIT%20DAN%20PENYEMBUHAN%20LUKA%20Agustus
31
32