Vertikal
Vertikal
VERTIKAL
INDONESIA
ARTI KATA
PROSES /
HIERARKI
TEGAK
LURUS
MENUJU KE
ATAS
INGGRIS
BERTINGKAT
MEMECAHKAN MASALAH
DENGAN ARSITEKTUR
PEMBENAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS
LINGKUNGAN
PEMBENAHAN KAWASAN
KUMUH DAN TEPI SUNGAI
KUALITAS
KAMPUNG KOTA
kampung
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, kampung berarti kelompok rumah yg
merupakan bagian kota (biasanya dihuni orang berpenghasilan rendah); 2 n
desa; dusun; 3 n kesatuan administrasi terkecil yg menempati wilayah tertentu,
terletak di bawah kecamatan; 4 a terkebelakang (belum modern); berkaitan dng
kebiasaan di kampung; kolot; -- halaman daerah atau desa tempat kelahiran;
kampung kota
Pengertian kampung kota dalam kamus tata ruang adalah kelompok
perumahanyang merupakan bagian kota, mempunyai kepadatan penduduk yang
tinggi, kurangsarana dan prasarana, tidak ada luasan tertentu, jadi dapat lebih
besar dari satukelurahan, mengandung arti perumahan yang dibangun secara
tidak formal(mengikuti ketentuan-ketentuan kota yang bersangkutan) kampung
kota dihuni sangat padat dan cenderung semakin padat, sehingga kesehatan
merupakanmasalah utama
RUMAH SUSUN
sarusunawa, adalah unit hunian pada rusunawa yang dapat digunakan secara
perorangan berdasarkan ketentuan persewaan dan mempunyai sarana
penghubung ke jalan umum.
2. Pengelolaan adalah upaya terpadu yang dilakukan oleh badan pengelola atas
pemerintah atau badan hukum atau badan layanan umum yang ditunjuk oleh
pemilik rusunawa untuk melaksanakan sebagian fungsi pengelolaan
rusunawa.
4. Pemilik rusunawa, yang selanjutnya disebut sebagai pemilik, adalah
berupa rusunawa untuk dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam bentuk sewa,
pinjam pakai, dan kerjasama pemanfaatan, dengan tidak mengubah status
kepemilikanyang dilakukan oleh badan pengelola untuk memfungsikan
rusunawa sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
6. Penghuni adalah warga negara Indonesia yang termasuk dalam kelompok
kehidupan masyarakat
Pengaturan dan pembinaan rumah susun dapat dilakukan oleh pemerintah atau
diserahkan kepada Pemda. Pada pelaksanaan pengaturan dan pembinaan diatur
dengan Peraturan Pemerintah. Dalam UU No.16 Tahun 1985, juga disebutkan
pemerintah memberikan kemudahan bagi masyarakat golongan rendah untuk
memperoleh dan memiliki rumah susun yang pelaksanaannya diatur dengan PP
(Pasal 11 ayat 1 dan 2)
Pemerintah Indonesia lebih memberlakukan rumah sebagai barang atau kebutuhan
sosial. Hal ini dapat dilihat dari besarnya peran pemerintah dalam membantu
pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak bagi masyarakat berpenghasilan
rendah. Kondisi ini dapat dimengerti karena sebagian besar penduduk Indonesia
merupakan golongan yang kurang mampu memenuhi kebutuhan perumahan yang
layak. Dalam kaitan ini, pemerintah memutuskan untuk melaksanakan
pembangunan rumah susun di kota besar sebagai usaha peremajaan kota dan untuk
memenuhi kebutuhan perumahan dengan pola yang vertikal.
Proses lahirnya kebijakan untuk melaksanakan pembangunan rumah susun di kotakota besar di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh pengalaman negara lain
(seperti Singapura, Hongkong dan lain-lain) dalam mengatasi masalah perkotaan
yang diakibatkan urbanisasi, khususnya dalam bidang perumaan kota. Konsep
pembangunan rumah susun pada hakekatnya dimaksudkan untuk mengatasi
masalah kualitas lingkungan yang semakin menurun maupun untuk mengatasi
masalah keterbatasan lahan dalam kota. (Yeh, 1975:186; Hassan, 1997:32)
3. Pola Pembangunan Rumah Susun
Pembangunan rumah susun di Indonesia dikaitkan dengan dua kegiatan yaitu
1. Program Peremajaan Kota
dan Dinas Perumahan, maka dalam pembangunan rumah susun sewa lebih banyak
ditangani oleh BUMD (Badan Usahan Milik Daerah).
Rumah susun merupakan alternatif pilihan perumahan di kota akibat
keterbatasan lahan dan harga lahan yang mahal, maka pendekatan yang dilakukan
dalam pembangunan adalah dengan memenuhi aspek-aspek yang menjadi dasar
pilihan masyarakat kelompok sasaran yaitu
1. Aksesibilitas lokasi rumah susun terhadap fasilitas perkotaan, seperti
Alat transportasi berupa tangga, lift atau eskalator dengan tingkat keperluan
dan persyaratan yang berlaku
Tempat jemuran
Penangkal petir
Alat/Sistem alarm
Dalam memilih lokasi rumah susun, maka lokasi tersebut harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Lokasi harus mudah dicapai angkutan umum baik langsung maupun tidak
langsung
Lokasi rumah susun harus dijangkau oleh pelayanan air bersih dan listrik
Jaringan distribusi air bersih, gas dan listrik dengan segala kelengkapannya
seperti tangki air, pompa air, tangki gas dan gardu-gardu listrik
Saluran pembuangan air hujan yang menghubungkan air hujan daru rumah
susun ke system jaringan pembuangan air kota
Saluran pembuangan air limbah dan atau septik yang menghubungkan air
limbah dari rumah susun ke system jaringan limbah kota
6. Tinjauan Sarana
Tinjauan sarana bedasarkan berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara
perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas Niaga (warung) :
- Maksimal penghuni yang dapat dilayani adalah 250 penghuni.
- Berfungsi sebagai penjual sembilan bahan pokok pangan.
- Lokasi di pusat lingkungan rumah susun dan mempunyai radius 300 m.
- Luas lantai minimal adalah sama dengan luas satuan unit rumah susun sederhana dan
maksimal 36 m2 (termasuk gudang kecil).
2. Fasilitas Pendidikan (tingkat Pra Belajar) :
- Maksimal penghuni yang dapat dilayani adalah 1000 penghuni dimana anak-anak
usia 5-6 tahun sebanyak 8%.
- Berfungsi untuk menampung pelaksanaan pendidikan pra sekolah usia 5-6 tahun.
- Berada di tengah-tengah kelompok keluarga/digabung dengan taman-taman tempat
bermain di RT/RW.
- Luas lantai yang dibutuhkan sekitar 125 m2 (1,5 m2/siswa).
3. Fasilitas Kesehatan.
- Maksimal penghuni yang dilayani adalah 1000 penghuni.
- Berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia Balita.
- Berada di tengah-tengah lingkungan keluarga dan menyatu dengan kantor RT/RW.
- Kebutuhan minimal ruang 30 m2, yaitu ruangan yang menampung segala aktivitas.
4. Fasilitas Peribadatan.
Fasilitas peribadatan harus disediakan di setiap blok untuk kegiatan peribadatan
harian, dapat disatukan dengan ruang serbaguna atau komunal, dengan ketentuan:
- Jumlah penghuni minimal yang mendukung adalah 40 KK untuk setiap satu
musholla. Di salah satu lantai bangunan dapat disediakan satu musholla untuk tiap
satu blok, dengan luas lantai 9 36 m2. Jumlah penghuni minimal untuk setiap
satu masjid kecil adalah 400 KK.
5. Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Umum.
a. Siskamling.
- Jumlah maksimal penghuni yang dapat dilayani adalah 200 orang.
- Dapat berada pada lantai unit hunian.
- Luas lantai minimal adalah sama dengan unit hunian terkecil.
b. Gedung Sebaguna.
- Jumlah maksimal yang dapat dilayani adalah 1000 orang.
- Dapat berada pada tengah-tengah lingkungan dan di lantai dasar.
- Luas lantai minimal 250 m2.
c. Kantor Pengelola.
Sumber air minum dapat diperoleh dari sumber air berlangganan dan/atau
sumber air lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan sesuai pedoman
dan standar teknis yang berlaku.
hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang
belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman
teknis.
Sistem pembuangan air limbah dan/atau air kotor harus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya.
Pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk
pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang
dibutuhkan.
Air limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya tidak boleh
digabung dengan air limbah domestik.
Air limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya (B3) harus diproses
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Air limbah domestik sebelum
dibuang ke saluran terbuka harus diproses sesuai dengan pedoman dan
standar teknis yang berlaku.
terbaru; dan
4. Tata cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem pembuangan
air limbah dan air kotor pada bangunan gedung mengikuti standar baku serta
ketentuan teknis yang berlaku.
3. Drainase
Kecuali untuk daerah tertentu, air hujan harus diresapkan ke dalam tanah
pekarangan dan/atau dialirkan ke sumur resapan dan/atau sumur
penampungan sebelum dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun sebab lain yang dapat
diterima, maka penyaluran air hujan harus dilakukan dengan cara lain yang
dibenarkan oleh instansi yang berwenang.
4. Pengolahan sampah.
Bangunan rusuna bertingkat tinggi harus dilengkapi dengan sistem proteksi pasif
dan sistem proteksi aktif.
1. Sistem Proteksi Pasif
ruangan bervolume besar, atau edisi terbaru. Dalam hal masih ada
persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang belum
mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.
Pariwisata adalah aktivitas manusia yang sedang melakukan suatu perjalanan dari tempat
tinggalnya ( hanya sementara waktu tinggal ) menuju ke tempat yang akan dikunjungi untuk
keperluan rileks, bersenang senang, melepaskan stress, bisnis( tentang budaya daerah, seni
daerah dll), dan membeli buah tangan dll.
Pengertian pariwisata menurut Akhmad Arison ,SSTP,M.Si.
Suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar
tempat tinggalnya.
Dorongan kepergian: kepentingan politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, agama,
kesehatan, maupun hal lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman
ataupun untuk belajar.
Pariwisata = Perjalanan Wisata
Kemudian di dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan pula Bahwa Pariwisata
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk Pengusahaan objek dan
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Pariwisata meliputi :
Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
Sebuah kegiatan dengan paket wisata yang ada.
Pengusaha objek dan daya tarik wisata seperti Kawasan wisata, taman rekreasi,
kawasan peninggalan sejarah, museum, pagelaran.
seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah keindahan alam,
gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.
Macam-macam Pariwisata
Menurut WORLD TOURISM ORGANIZATION ( WTO ) pariwisata dibedakan menjadi empat
kelompok yang saling terlibat sebagai berikut :
Kelompok pendatang ( visitor ).
Kelompok pengusaha yang menyediakan barang dan jasa (investor ).
Pemerintah sebagai pemilik areal.
Masyarakat lokal ( host ).
Masyarakat desa yang notabene memiliki kemampuan ekonomiyang kurang dapat berperan
aktif dalam kelangsungan kampung wisatadapat memiliki pekerjaan yang menghasilkan
keuntungan bagikehidupan ekonomi pribadi maupun menjadikan timbul lahan
lahanpekerjaan baru serta pemberdayaan masyarakat desa akan semakin lebihintensif.
Akhir dari konsep ini tentu saja agar peningkatan taraf hidup dan perekonomian masyarakat
akan lebih termaksimalkan masyarakat desa dituntut untuk lebih bersahabat dengan alam
sekitar. Lingkungan yang asri, pohon - pohon yang rindang serta terawat adalah salah satu
komponen daya tarik desa wisata.
Sedangkan macam-macam pariwisata sebagai berikut :
Pleasure tourism, Bersifat bersenang-senang menikmati daerah wisata dengan jangka
waktu yang cukup lama.
Recreation tourism, Perjalanan wisatawan dengan keluarga maupun teman dekat dan
menikmati fasilitas area bermain.
Sport tourism, Para wisatawan berkunjung ke Negara lain untuk menikmati pertandingan
olahraga.
Culture tourism, Bernuansa kebudayan daerah wisata yang dikunjungi, jadi bisa
menikmati aset budaya daerah wisata.
Defenisi Kampung Wisata
Kampung Wisata adalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang menyuguhkan tujuan
wisata perkampungan. Dalam perwujudannya, kampung wisata hendaknya dapat memenuhi
tuntutan-tuntutan yang ada baik yang menyangkut fasilitas wisata, sirkulasi, dan pengolahan
ruang luar yang memiliki banyak keanekaragaman. Daerah tujuan wisata adalah kawasan
atau daerah tertentu yang memiliki potensi seperti atraksi dan objek-objek wisata yang
ditunjang.
oleh hubungan lalulintas, fasilitas kepariwisataan dan usaha-usaha pariwisata serta
masyarakat menjadi kebutuhan wisatawan.
Tujuan wisatawan adalah untuk :
Rekreasi/berlibur.
Keperluan pengetahuan dan kebudayaan.
Keperluan tugas dll.
Objek wisata budaya yang luas diseluruh Indonesia merupakan kekayaan budaya yang
memiliki potensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai penunjang peningkatan
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam UU No 9 tahun 1990 pasal 19 menyarankan bahwa pengusahaan objek dan daya tarik
wisata budaya merupakan usaha pemanfaatan seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran
wisata. Merupakan peninjauan atas terhadap kelayakan fasilitas pelayanan dan penciptaan
kepuasan kepada pengunjung.
Karakter Kampung Wisata
Kampung wisata merupakan sebuah potensi pariwisata yang dapat menunjang perekonomian
suatu daerah tertentu. Kampung wisata dapat dikatakan sebagai suatu daerah yang berpotensi
wisata jika mempunyai suatu keunikan didaerah tersebut berupa kehidupan keseharian
masyarakat setempat, adat istiadat, kebudayaan setempat yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan.
Bebarapa karakter yang mendukung keberhasilan suatu kampung wisata sebagai berikut:
Sasaran wisatawan
Semakin banyak wisatawan yang datang, semakin informasi tentang daerah wisata
berkembang keseluruh penjuru dunia
Lokasi
Lokasi yang memilki potensi wisata yang menarik bisa menjadi daya tarik bagi para
wisatawan.
Fasilitas wisata
Fasilitas menjadi pelangkap bagi para wisatawan yang dapat dinikmati dan menjadi objek
wisata yang menimbulkan atraksi
wisata.
Arsitektur atau suasana harus memiliki sesuatu yang istimewa sesuai dengan karakter
pariwisata daerah setempat.
Citra
Sebuah kampung wisata merupakan gambaran karakter dari kampung itu yang membentuk
identitas unik dan khas dapat dibentuk dengan menghadirkan nuansa pedesaan dan budaya
setempat serta tradisi lokal kedalam kampung wisata.
beberapa faktor pendukung keberhasilan kampung wisata yaitu sebagai
berikut :
Keanekaragaman fasilitas rekreasi.
Akomodasi yang bersih dan nyaman.
Lokasi yang menarik dan terjangkau.