Anda di halaman 1dari 10

27

BAB III
METODE PENELITIAN
A.

Desain Penelitian
Penelitian

ini

menggunakan

penelitian

eksperimen

(Pre-

eksperiments design). Penelitian ini menggunakan rancangan one group pre


test dan post test design. Rancangan jenis ini tidak ada kelompok kontrol
(pembanding). Namun dalam rancangan ini subyek dilakukan pengukuran
awal (pre test) setelah itu dikenai intervensi, kemudian dilakukan
pengukuran akhir (post test). Hasilnya dilakukan analisis, apakah ada
perbedaan atau perubahan-perubahan ( Imron, 2010).

Pre test

B.

Intervensi

Pppp

Post test

Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi

adalah

wilayah

generalisasi

yang

terdiri

atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang


ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya (Sugiyono, 2011).
Dari pendapat diatas populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 70 populasi lansia di posyandu lansia Desa Kalicupak Lor
Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.

27

28

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Teknik pengambilan sampel
ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan sample didasarkan
pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
berdasarkan cirri dan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoatmodjo, 2010)., maka sampel dalam penelitian ini
melalui kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 32 lansia.
Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yaitu
a. Kriteria Inklusi :
(1) Lansia yang mengalami insomnia
(2) Lansia yang melakukan senam otak 12x dalam satu bulan
b. Kriteria eksklusi
(1) Lansia yang mengalami gangguan kognitif
(2) Lansia yang menolak menjadi responden
(3) Lansia yang tidak dapat diajak berkomunikasi
C.

Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Desa Kalicupak Lor
Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas pada bulan Juni sampai Juli
2012.

D.

Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (Independen)
Senam otak

29

2. Variabel terikat (Dependen)


Tingkat insomnia
E.

Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definsi Operasional
Variable

Independen
Senam otak

Definisi Operasional
Senam

otak

Alat ukur

Skala

Skala KSPBJ-IRS
(kelompok
studi
psikiatri
biologi
Jakarta-Insomnia
Rating
Scale).
(Suparyanto,2009)

Ordinal

Hasil Ukur

adalah

belajar

dengan

keseluruhan
melalui

otak
gerakan

repatterning
(pembaharuan

pola)

dan

yang

aktifitas

memungkinkan orang
bisa menguasai bagian
otak (Dennison, 2006).
Dependen
Tingkat insomnia

Insomnia

adalah

keadaan
ketidakmampuan
mendapatkan
yang

tidur

adekuat,

Skor 1: 11-19 =
tidak ada keluhan
insomnia.
Skor 2: 20-27 =
insomnia ringan.

baik

kualitas

maupun

kuantitas

dengan

keadaan

tidur

sebentar

atau susah

Skor 3: 28-36 =
insomnia berat.
Skor 4: 37-44 =
insomnia sangat
berat.

yang

tidur (Hidayat, 2006).


Usia

Banyaknya tahun yang


terhitung dari tanggal
lahir sampai sekarang

Lembar kuesioner

Ordinal

1.
2.
3.

4.

Jenis kelamin

Identitas seksual klien


yang dibawa sejal
lahir

Lembar kuesioner

Nominal

55-59 tahun
(middle age)
60-74 tahun
(elderly)
75-90 tahun
(old)

Diatas 90
tahun (very
old)
1 = Laki-laki
2 = Perempuan

30

F.

Instrumen Penelitian
1. Panduan buku kerja gerakan senam otak (Dennison, 2009)
2. Skala insomnia KSPBJ-IRS
Kuesioner Kelompok Studi Psikiatri Biologik Jakarta-Insomnia
Rating Scale (KSPBJ-IRS). KSPBJ-IRS digunakan untuk mengukur
tingkat insomnia lansia. Kuesioner KSPBJ-IRS berupa daftar pertanyaan
mengenai kesulitan untuk memulai tidur, terbangun pada malam hari,
terbangun lebih awal atau dini hari, merasa mengantuk pada siang hari,
sakit kepala pada siang hari, merasa kurang puas terhadap tidur, merasa
kurang nyaman atau gelisah saat tidut, mendapati mimpi buruk, badan
terasa lemah, letih, kurang tenaga setelah tidur, jadwal jam tidur sampai
bangun tidak beraturan, tidur selama 6 jam dalam semalam.
Peneliti memilih KSPBJ-IRS sebagai instrumen penelitian dengan
alasan bahwa instrumen KSPBJ-IRS memiliki pertanyaan yang lebih
aplikatif bila digunakan pada lansia. KSPBJ-IRS memiliki 11 pertanyaan
yang dirasa tidak memberatkan lansia dalam menjawab dibanding
kuesioner insomnia lainnya yang ditemukan peneliti seperti Pittsburg
Sleep Quality Index(PSQI) yang terdapat banyak pertanyaan sehingga
dirasa akan menyulitkan lansia dalam menjawab pertanyaan kuesioner.

G.

Teknik pengumpulan data dan proses penelitian


1. Teknik pengumpulan data
Data yang diperoleh, terbagi atas dua jenis data, yaitu :

31

a. Data primer yaitu data yang diperoleh dengan melakukan


penelitian langsung kepada responden dengan mengisi lembar
pengamatan pre testdan post test.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data kelurahan
maupun instansi lain yang digunakan untuk melengkapi dan
mendukung data primer. Dalam penelitian ini data sekunder
diperoleh dari data di Posyandu Lansia Desa Kalicupak Lor
Kalibagor Kabupaten Banyumas berupa biodata responden.
2. Proses penelitian
a. Tahap Persiapan
Mengurus perijinan dari Ketua Program Studi Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto sampai ke tempat
penelitian yaitu Posyandu Lansia Desa Kalicupak Lor Kalibagor
Kabupaten Banyumas.
b. Tahap pelaksanaan
(1) Menentukan sampel penelitian
(2) Mengumpulkan data sekunder responden di Posyandu Lansia
Desa Kalicupak Lor Kalibagor Kabupaten Banyumas.
(3) Perlakuan senam otak selama 10 menit dilakukan 3X dalam
satu minggu.
(4) Hari pertama dilakukan penjelasan (kontrak kegiatan)
(5) Pengukuran tingkat insomnia dilakukan sebelum dan sesudah
dilakukan senam otak

32

(6) Pengukuran tingkat insomnia menggunakan skala KSPBJ-IRS


(7) Mengumpulkan data primer yaitu dengan mengisi lembar
pengamatan yang akan diisi oleh peneliti pada responden yang
memenuhi kriteria inklusif.
(8) Tindak lanjut dari pengumpulan data baik sekunder maupun
primer adalah melakukan pengecekan data, apakah data sudah
sesuai.
(9) Data yang sudah lengkap selanjutnya dilakukan seleksi,
kemudian data diolah menggunakan komputer.
(10) Menganalisis hasil berdasarkan data yang diperoleh.
(11) Membuat laporan penelitian.
H.

Analisa Data
1. Pengolahan Data
Kegiatan mengolah data menurut Hidayat (2010) terdiri dari :
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode
ini sangat penting bila pengilahan dan analisa data menggunakan
komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode

33

dan artinya dalam satu buku (codebook) untuk memudahkan


kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
c. Data entry
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan
membuat tabel kontigensi.
d. Melakukan teknis analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian
akan menggunakan ilmu statistik terapan, yang disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dianalisis, apabila penelitiannya deskritif maka
akan menggunakan statistik deskriptif sedangkan analisis analitik
akan menggunakan statistik inferensi (apabila untuk generalisasi).
2. Cara Analisa Data
a. Analisa univariat
Analisa univariat merupakan analisa untuk mengetahuiinteraksi
satu variabel, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tedensi
sentral/ grafik (Saryono, 2008). Digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik responden, tingkat insomnia sebelum dan sesudah
diberikan latihan senam otak.

34

b. Analisa bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa untuk mengetahui interaksi dua
variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif.
Terdapat uji parametrik dan nonparametrik pada analisa bivariat
(Saryono, 2008). Dalam menganalisa data peneliti menggunakan
uji statistik melalui pengujian hipotesis komparatif, menguji
parameter

populasi

yang

berbentuk

perbandingan

apabila

berdistribusi normal menggunakan uji t-paired (berpasangan).

Rumus uji t-paired (berpasangan) adalah sebagai berikut :

dapat juga dibuat rumus

Nilai t selalu positif (nilai mutlak)


Dimana d adalah selisih/ beda antara pre (sebelum) dengan
post (sesudah).

d adalah rata-rata dari beda antara nilai pre dengan post, yaitu :

Sd adalah simpangan baku dari d


n adalah banyaknya sampel

35

Sedangkan harga dari simpangan baku d (Sd) adalah :

Untuk mencari kemaknaan pengaruh senam otak terhadap tingkat


insomnia pada lansia digunakan hipotesis sebagai berikut (Riwidikdo,
2007):
Ho : Tidak ada pengaruh senam otak terhadap tingkat insomnia pada
lansia.
Ha : Ada pengaruh senam otak terhadap tingkat insomnia pada lansia.

Kesimpulan kemaknaan dilihat dari diterima tidaknya Ho sebagai berikut


Ho ditolak jika p value 0,05 atau t hitung t tabel (df = n-1)
Ha diterima jika p value > 0,05 atau t hitung < t tabel (df = n-1).

I. Etika Panelitian
Dalam penelitian ini peneliti selalu berpedoman pada etika penelitian, yaitu
dengan :
1. Dalam pengambilan karya orang lain selalu mencantumkan nama dan
sumbernya.
2. Inform consent(lembar persetujuan)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti
dan memenuhi kriteria inklusi. Tujuanya agar responden mengerti
maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika subyek

36

bersedian menjadi responden, maka mereka harus menandatangani


lembar persetujuan menjadi responden. Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
3. Anominity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden, tetapi pada lembar tersebut diberikan kode pengganti nama
responden.
4. Confidentiality(kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, dan hanya kelompok
data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai