Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Umum Gardu Distribusi


Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah

suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung
Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan
tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV)
maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).
Konstruksi Gardu distribusi dirancang berdasarkan optimalisasi biaya
terhadap maksud dan tujuan penggunaannya yang kadang kala harus disesuaikan
dengan peraturan Pemda setempat.
Secara garis besar gardu distribusi dibedakan atas :
a. Jenis pemasangannya :
a. Gardu pasangan luar : Gardu Portal, Gardu Cantol
b. Gardu pasangan dalam : Gardu Beton, Gardu Kios
b. Jenis Konstruksinya :
a. Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton)
b. Gardu Tiang : Gardu Portal dan Gardu Cantol

Gardu Kios
c. Jenis Penggunaannya :
a. Gardu Pelanggan Umum
b. Gardu Pelanggan Khusus
Khusus pengertian Gardu Hubung adalah gardu yang ditujukan untuk
memudahkan manuver pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain yang
dapat dilengkapi / tidak dilengkapi RTU (Remote Terminal Unit). Untuk fasilitas ini
lazimnya dilengkapi fasilitas DC Supply dari Trafo Distribusi pemakaian sendiri atau
Trafo distribusi untuk umum yang diletakkan dalam satu kesatuan.

2.2

Fungsi dan Prinsip Kerja Transformator

2.2.1 Prinsip Induksi


Hukum utama dalam transformator adalah hukum induksi Faraday. Menurut
hukum ini suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup, adalah berbanding
lurus dengan perubahan persatuan waktu dari pada arus induksi atau flux yang
dilingkari oleh garis lengkung itu (Lihat gambar 2.1. dan 2.2).

Gambar 2.1 Arus magnitisasi secara grafis

Gambar 2.2 Arus magnitisasi secara grafis

tanpa memperhitungkan rugi-rugi besi.

dengan memperhitungkan rugi-rugi besi.

Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum Lorenz seperti


terlihat pada gambar 2.3. berikut ini :

Gambar 2.3 Hukum Lorenz

Arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti
besi itu akan berubah menjadi magnit (seperti gambar 2.4.) dan apabila magnit
tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan
terjadi beda tegangan.

Gambar 2.4 Suatu Arus Listrik Mengelilingi

Gambar 2.5 Suatu Lilitan Mengelilingi

Inti Besi Maka Besi Itu Menjadi Magnit.

Magnit Maka Akan Timbul Gaya Gerak


Listrik (GGL)

Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu transformator seperti gambar 2.6 di
bawah ini.

Gambar 2.6 Prinsip Dasar dari Transformator.

2.3

Konstruksi & Bagian-bagian Transformator

2.3.1

Inti besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik

yang melalui kumparan.


Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current
(gambar 1.7).

Gambar 2.7 Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass

2.3.2

Kumparan Transformator
Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan.

Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang
diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat
seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi
tegangan dan arus.

Gambar 2.8 Kumparan Phasa RST

2.3.3

Minyak Transformator
Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam

minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut
berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

10

2.3.4

Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing

yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo. Pada bushing
dilengkapi fasilitas untuk pengujian tentang kondisi bushing yang sering disebut center
tap.

Gambar 2.9 Bushing trafo

2.3.5

Tangki Konservator
Berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat

pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan rele
bucholz yang akan meyebak gas produksi akibat kerusakan mimyak karena listrik.
Untuk menjaga agar minyak terkontaminasi dengan air uyang masuk bersama
udara melalui saluran pelepasan dan masukanya udara kedalam konservator perlu

11

dilengkapi media penyerap uap air pada udara sering disebut dengan silicagel tidak
keluar mencemari udara disekitarnya.

2.3.6

Tap Changer (On Load Tap Changer).


Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangannya nominal sesuai ketentuan, tapi

pada saat operasi terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun untuk itu
perlu alat pengatur tegangan agar tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan
kontinyu. Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan
pada salah sisi input berubah tetapi sisi outputnya tetap. Alat ini disebut sebagai
sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi pemutusan beban maka disebut On Load Tap
Cahnger (OLTC). Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya
tergantung pada perancang dan perubahan sistem tegangan pada jaringan.

2.3.7

Alat pernapasan (Dehydrating Breather)


Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang

timbul maka minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai konservator.
Pada konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan
dengan udara karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan
mengkontaminasi minyak walaupun prosesnya berlangsung cukup lama. Untuk
mengatasi hal tersebut udara yang masuk kedalam tangki konservator pada saat
minyak menjadi dingin kebalikan jika trafo panas maka pada saat menyusut maka
alan menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki dan untuk menghindari
terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu media penghisap

12

kelembaban yang digunakan biasanya adalah silicagel yang secara khusus direncang
untuk maksud tersebut diatas.

2.3.8

Indikator-indikator
Thermometer
Adalah alat pengukur tingkat panas dari trafo baik panasnya kumparan primer

dan sekunder juga minyak. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa (Mercuri/Hg)
yang tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator
derajat panas. Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor
khusus yang tersambung dengan ct yang terpasang pada salah satu fasa (fasa tengah)
dengan demikian penunjukan yang diperoleh adalah relatif terhadap kebenaran dari
panas yang terjadi.

Gambar 2.10 Oil Thermometer pada Trafo

13

2.3.9

Level Permukaan Minyak (Oil Level Indicator)


Adalah alat penunjukan tinggi permukaan minyak yang pada konservator. Ada

beberapa jenis seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara memasang gelas penduga
pada salah satu sisi konservator sehingga akan mudah mengetahui level minyak.
Sedangkan jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi
semacam balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi dengan
alat pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga pemuan dan penyusutan
minyak udara yang masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.

Gambar 2.11 Warna Merah pada Oil Level Indicator Trafo Menunjukkan
Volume Minyak Trafo Saat Ini

2.4

Konstruksi Gardu Distribusi

2.4.1 Transformator Distribusi Fase 3


Untuk transformator fase tiga , merujuk pada SPLN, ada tiga tipe
vektor grup yang digunakan oleh PLN, yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titik netral
langsung dihubungkan dengan tanah. Untuk k onstruksi, peralatan transformator

14

distribusi sepenuhnya harus merujuk pada SPLN D3.002-1: 2007. Transformator


gardu pasangan luar dilengkapi bushing Tegangan Menengah isolator keramik.
Sedangkan Transformator gardu pasangan dalam dilengkapi bushing Tegangan
Menengah isolator keramik atau menggunakan isolator plug-in premoulded.

Tabel 2.1. Vektor Group dan Daya Transformator [1]


NO
1

Vektor Group

Daya (kVA)

Keterangan

Yzn5

50
100
160

Untuk sistem 3 kawat

Dyn5

Ynyn0

200
250
315
400
500
630
50
100
160
200
250
315
400
500
630

Untuk sistem 3 kawat

Untuk sistem 4 kawat

2.4.2 PHB sisi Tegangan Menengah (PHB-TM)


Berikut

ini

adalah

Komponen

Utama

PHB-TM

yang

sudah

terpasang/terangkai secara lengkap yang lazim disebut dengan Kubikel-TM, yaitu :

[1] PLN Buku 4 Standard Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik

15

2.4.2.1 Pemisah Disconnecting Switch (DS)


Berfungsi sebagai pemisah atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemisah
hanya dapat dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban.

2.4.2.2 Pemutus beban Load Break Switch (LBS)


Berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemutus
beban dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban dan terpasang pada kabel
masuk atau keluar gardu distribusi. Kubikel LBS dilengkapi dengan sakelar
pembumian yang bekerja secara interlock dengan LBS. Untuk pengoperasian jarak
jauh (remote control), Remote Terminal Unit (RTU) harus dilengkapi catu daya
penggerak.

2.4.2.3 Pemutus Tenaga - Circuit Breaker (CB)


Berfungsi sebagai

pemutus dan penghubung arus listrik dengan cepat

dalam keadaan normal maupun gangguan hubung singkat.

Peralatan Pemutus

Tenaga (PMT) ini sudah dilengkapi degan rele proteksi arus lebih (Over Current
Relay) dan dapat difungsikan sebagai alat pembatas beban. Komponen utama PHBTM tersebut diatas sudah terakit dalam kompartemen kompak (lengkap), yang sering
disebut Kubikel Pembatas Beban Pelanggan.

2.4.2.4 LBS - TP (Transformer Protection)


Transformator distribusi dengan daya 630 kVA

pada sisi primer

dilindungi pembatas arus dengan pengaman lebur jenis HRC (High Rupturing

16

Capacity). Peralatan kubikel proteksi transformator, dilengkapi dengan LBS yang


dipasang sebelum pengaman lebur.
Untuk gardu kompak, komponen proteksi dan LBS dapat saja sudah terangkai
sebagai satu kesatuan, dan disebut Ring Main Unit (RMU).

2.4.3 PHB sisi Tegangan Rendah (PHB-TR)


PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih Perlengkapan Hubung
Bagi Tegangan Rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur, pengaman dan
kendali yang saling berhubungan. Keseluruhannya dirakit lengkap dengan sistem
pengawatan dan mekanis pada bagian-bagian penyangganya.
Secara umum PHB TR sesuai SPLN 118-3-11996, untuk pasangan dalam
adalah jenis terbuka. Rak TR pasangan dalam untuk gardu distribusi beton. PHB jenis
terbuka adalah suatu rakitan PHB yang terdiri dari susunan penyangga peralatan
proteksi dan peralatan Hubung Bagi dengan seluruh bagian-bagian yang bertegangan,
terpasang tanpa isolasi.
Jumlah jurusan per-transformator atau gardu distribusi sebanyak-banyaknya
8 jurusan, disesuaikan dengan besar daya transformator dan Kemampuan Hantar
Arus ( KHA ) Penghantar JTR yang digunakan. Pada PHB-TR harus dicantumkan
diagram satu garis, arus pengenal gawai proteksi dan kendali serta nama jurusan JTR.
Sebagai peralatan sakelar utama saluran masuk PHB-TR, dipasangkan Pemutus
Beban (LBS) atau NFB (No Fused Breaker). Pengaman arus lebih (Over Current)
jurusan disisi Tegangan Rendah pada PHB-TR dibedakan atas :

17

2.4.3.1 No Fused Breaker (NFB)


No Fused Breaker adalah breaker/pemutus dengan sensor arus, apabila
ada arus yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas breaker, maka
sistem magnetic dan bimetalic pada peralatan tersebut akan bekerja dan
memerintahkan breaker melepas beban.

2.4.3.2 Pengaman Lebur (Sekering)


Pengaman lebur adalah suatu alat pemutus yang dengan meleburnya
bagian dari komponennya yang telah dirancang dan disesuaikan ukurannya
untuk membuka rangkaian dimana sekering tersebut dipasang dan memutuskan arus
bila arus tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam jangka waktu yang cukup
(SPLN 64:1985:1).
Fungsi pengaman lebur dalam suatu rangkaian listrik adalah untuk setiap
saat menjaga atau mengamankan rangkaian berikut peralatan atau perlengkapan yang
tersambung dari kerusakan, dalam batas nilai pengenalnya (SPLN 64:1985:24).
Berdasarkan konstruksinya Pengaman Lebur untuk Tegangan Rendah dapat
digolongkan menjadi :
a. Pelebur Tabung Semi Terbuka
Pelebur

ini

mempunyai

Penggunaannya sebagai

harga
pengaman

nominal
pada

sampai
saluran

1000 Ampere.
induk

Jaringan

Tegangan Rendah, saluran induk Instalasi Penerangan maupun Instalasi


Tenaga. Apabila elemen lebur dari pelebur ini putus dapat dengan mudah
diganti.

18

b. Pelebur Tabung Tertutup (tipe NH atau NT)


Pelebur Tabung Tertutup (tipe NH atau NT) Jenis pengaman lebur ini
paling banyak digunakan. Pemilihan besar rating pengaman pelebur sesuai
dengan kapasitas transformator dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Spesifikasi Teknis PHB-TR [2]


No.

Uraian

1.

Arus pengenal saklar pemisah

Spesifikasi

3.

Sekurang-kurangnya 115 % I transformator


distribusi
KHA rel PHB
Sekurang-kurangnya
125 % arus pengenal saklar
N
Arus pengenal pengaman lebur pemisah
Tidak melebihi KHA penghantar sirkit keluar

4.
5.

Fungsi dari kapasitas Transformator dan tegangan


Short Breaking Current (Rms) impendasinya
Short Making Current (Peak) Tidak melebihi 2,5 x short breaking current

6.

Impulse Voltage

2.

20 kV

Indeks proteksi IP
Disesuaikan dengan kebutuhan, namun sekurang7.
(International
kurangnya IP-45
Protection) untuk PHB pasangan
luar
2.4.4 Peralatan Pengukur
2.4.4.1 Transformator Tegangan - Potential Transformator (PT)
Fungsinya adalah mentransformasikan besaran Tegangan Tinggi ke
besaran Tegangan Rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara
sisi tegangan yang diukur atau diproteksikan dengan alat ukurnya / proteksinya. Faktor
yang harus diperhatikan dalam pemilihan transformator tegangan adalah batas
kesalahan transformasi dan pergeseran sesuai tabel dibawah ini :

[2] PLN Buku 4 Standard Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik

19

Tabel 2.3 Batas Kesalahan Transformasi Trafo Tegangan [3]

Kelas

Pergeseran Sudut
% Kesalahan Rasio Tegangan (+/-) +/- (Menit)

0,5
1,0

0,5
1,0

20
40

Burden, yaitu beban sekunder dari transformator tegangan (PT), dalam hal
ini sangat terkait dengan kelas ketelitian PT-nya. Untuk instalasi pasangan dalam,
lazimnya transformator tegangan sudah terpasang pada kubikel pengukuran.

2.4.4.2 Transformator Arus - Current Transformator (CT)


Transformator arus (Current Transformer- CT)

adalah salah satu

peralatan di Gardu Distribusi, fungsinya untuk mengkonversi besaran arus besar


ke arus kecil guna pengukuran sesuai batasan alat ukur, juga sebagai proteksi serta
isolasi sirkit sekunder dari sisi primernya.

Faktor yang harus diperhatikan pada instalasi transformator arus adalah


Beban (Burden) Pengenal dan Kelas ketelitian CT. Disarankan menggunakan jenis CT
yang mempunyai tingkat ketelitian yang sama untuk beban 20% - 120% arus
nominal. Nilai burden, kelas ketelitian untuk proteksi dan pengukuran harus merujuk
pada ketentuan/persyaratan yang berlaku. Konstruksi transformator arus dapat terdiri
lebih dari 1 kumparan primer (double primer).
Untuk konstruksinya sama halnya

dengan

transformator tegangan,

transformator arus pasangan luar memiliki konstruksi lebih besar/kokoh dibandingkan


konstruksi pasangan dalam yang umumnya built in (atau akan dipasangkan) dalam
kubikel pengukuran.
[3] PLN Buku 4 Standard Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik

20

2.4.5 Peralatan Switching dan Pengaman sisi Tegangan Menengah


2.4.5.1 Fused Cut Out (FCO)
Pengaman lebur untuk gardu distribusi pasangan luar dipasang pada Fused
Cut Out (FCO) dalam bentuk Fuse Link. Terdapat 3 jenis karakteristik Fuse Link,
tipe-K (cepat), tipeT (lambat) dan tipeH yang tahan terhadap arus surja.
Data aplikasi pengaman lebur dan kapasitas transformatornya dapat dilihat
pada tabel. Apabila tidak terdapat petunjuk yang lengkap, nilai arus pengenal
pengaman lebur sisi primer tidak melebihi 2,5 kali arus nominal primer tranformator.
Jika sadapan Lighning Arrester (LA) sesudah Fused Cut Out, dipilih Fuse Link tipeH.
Jika sebelum Fused Cut Out (FCO) dipilih Fuse Link tipeK.

2.4.5.2 Lightning Arester (LA)


Untuk melindungi Transformator distribusi, khususnya pada pasangan luar
dari tegangan lebih akibat surja petir. Dengan pertimbangan masalah gangguan pada
SUTM, Pemasangan Arester dapat saja dipasang sebelum atau sesudah FCO

Gambar 2.12 Lighting Arrester (LA)

21

Untuk tingkat IKL diatas 110, sebaiknya tipe 15 KA.

Sedang untuk

perlindungan Transformator yang dipasang pada tengah-tengah jaringan memakai LA


5 KA, dan di ujung jaringan dipasang LA 10 KA.

2.5

Pe nye bab Gangguan Trafo

2.5.1 Tegangan Lebih Akibat Petir


Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa,
sehingga menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa
tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena
arrester yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat
peralatan/pentanahan

yang

tidak

ada.

kerusakan

Pada kondis i nor mal, arrester akan

mengalir kan arus bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah.
Tetapi apabila terjadi kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan
dialirkan

ke

tanah oleh

arrester

sehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan

lebih tersebut lebih besar dari kemampuan isolasi trafo, maka tegangan

lebih

tersebut akan merusak lilitan trafo dan mengakibatkan hubungan singkat antar
lilitan.

2.5.2 Overload dan Beban Tidak Seimbang


Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi
kapasitas maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus
beban penuh (full load) dari trafo.

22

Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas


sanggup

lagi menahan beban, sehingga

timbul panas

dan

kawat

tidak

yang menyebabkan

naiknya suhu lilitan tersebut.


Kenaikan

ini menyebabkan

rusaknya

isolasi lilitan pada kumparan

trafo.

2.5.3 Loss Contact Pada Terminal Bushing


Gangguan

ini terjadi pada

kelonggaran pada hubungan

bushing trafo yang disebabkan terdapat

kawat phasa

(kabel schoen)

dengan terminal

bushing. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya aliran listr ik yang diter- ima
oleh trafo distr ibusi dan

dapat

juga

menimbulkan

panas yang

dapat

menyebabkan kerusakan belitan trafo.

2.5.4 Isolator Bocor / Bushing Pecah


Gangguan akibat isolator bocor / bushing pecah dapat disebabkan oleh :
a) Flash Over
Flash Over dapat terjadi apabila muncul

tegangan

lebih pada jaringan

distribusi seperti pada saat terjadi sambaran petir / surja hubung. Bila besar surja
tegangan yang

timbul

menyamai

atau

melebihi ketahanan impuls isolator,

maka kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20 KV,
ketahanan impuls isolator adalah 160 kV.
Flash over menyebabkan loncatan busur api antara konduktor
body trafo sehingga mengakibatkan hubungan singkat phasa ke tanah.

dengan

23

b) Bushing Kotor
Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan
penghantar di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya
arus melalui permukaan bushing sehingga mencapai body trafo. Umumnya kotoran
ini tidak menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut basah karena
hujan/embun.

2.5.5 Kegagalan Isolasi Minyak Trafo / P acking Bocor


Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas
minyak trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh :
1. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang.
2. Karena umur minyak trafo sudah tua.

Anda mungkin juga menyukai