1.2 Produk
Produk adalah segala sesuatuyang dapat ditawawarkan untuk memuaskan suatu
kebutuhan dan keinginan. Pelanggan memuaskan kebutuhan dan keinginannya lewat
produk. Istilah lain dari produk adalah penawaran atau pemecahan.
Produk dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu barang fisik, jasa dan
gagasan. Perguruan tinggi komputer sedikit menawarkan barang fisik (buku, jaket,
kartu mahasiswa), jasa (kuliah, konsultasi, praktikum) dan gagasan (menemukan diri,
bekal masa depan, persaudaraan). Hotel menyediakan barang (makanan, minuman),
jasa (penyediaan kamar, pelayanan) dan gagasan (tempat istirahat, ketenangan).
Beberapa tahun lalu, kata-kata Basuki Srimulat untuk iklan Antangin sungguh
mengena: ?Wes, ewes-ewes, bablas angine!? Iklan itu tidak hanya diingat banyak
orang, tapi juga melambungkan produknya, kaplet obat anti-angin -? sekaligus
meningkatkan popularitas Basuki. Bahkan kini, menurut Mulyo Rahardjo, Direktur
Pengelola PT Deltomed Laboratories (DL), Antangin yang kini ditambah JRG di
belakangnya, merupakan salah satu raksasa di kategori obat masuk angin sekaligus
tulang punggung perusahaannya.
“Wes-ewes-ewes, bablas angine”. Demikian ucapan Basuki (alm.) dalam iklan
televisi obat/jamu masuk angin, Antangin JRG. Dulu, iklan tersebut begitu sering
menghiasi layar kaca. Miliaran rupiah dihabiskan PT Deltomed Laboratories untuk
mengangkat awareness terhadap mereknya lewat iklan tersebut. Memang berhasil.
Bintang iklannya yang terkenal serta jargon yang jenaka terasa pas buat mendongkrak
Antangin. Produk obat masuk angin ini melejit tanpa kendala berarti.
Kalau Antangin kuat sebagai obat anti-angin kaplet, lain halnya dengan Tolak
Angin dari Sido Muncul (SM) yang mendominasi obat masuk angin (pre flu) cair.
Walaupun tidak ada data pasti mengenai besaran pasar dan pertumbuhan obat masuk
angin, Retna Widawati, Manajer Produk SM, mengakui, Tolak Angin merupakan
salah satu produk SM yang pertumbuhannya paling besar dalam beberapa tahun
terakhir. ?Kontribusi Tolak Angin terhadap total pendapatan SM termasuk yang
terbesar,? kata Wiwied, panggilan dekat Retna, tanpa bersedia menyebutkan angka
pastinya.
Keberadaan Tolak Angin jelas lebih awal ketimbang Antangin. Cikal bakal Tolak
Angin adalah ramuan jamu masuk angin yang dibuat oleh Rahmat Sulistio, pendiri
SM, pada 1930 -- masih dalam bentuk butiran yang harus diseduh sebelum diminum.
Sementara itu, Antangin baru muncul pada tahun 1970-an. Itu pun masih bernama
Antingin dan belum digarap secara benar. Barulah pada 1997, bersamaan dengan
pembaruan manajemen DL, Antangin ditangani secara serius. Dengan perbaikan pada
kemasan yang dibuat menjadi lebih modern dan didukung komunikasi pemasaran
yang cukup agresif, Antangin cepat diterima pasar. "Reaksi pasar sungguh sangat
mengejutkan," ujar Mulyo bangga.
DISUSUN OLEH