Anda di halaman 1dari 3

WARNA-WARNI KEHIDUPAN MANUSIA

Judul buku

: Jurnal Cerpen Indonesia

Penulis

: Beni Setia dkk

Penerbit

: Yayasan Cerita Pendek Indonesia

Tahun Terbit : 2002


Tebal buku

: 107 halaman

Harga Buku

: Rp 15.000,00

Buku Jurnal Cerpen Indonesia kali ini adalah buku terbitan pertama di tahun 2002 ini,
jurnal yang berisi 7 cerpen karya Beni Setia, Eka Kurniawan, Gus tf Sakai, Djenar Maesa
Ayu, Kurnia Effendi, Kurnia JR, dan juga Mustofa W. Hasyim lebih mengangkat kehidupankehidupan yang terjadi di kalangan masyarakat. 7 cerita dalam jurnal tersebut adalah Visite,
Bau Busuk, Meminta Kepada Tempat yang Terkabul Berkaul Kepada Tempat yang Keramat,
Mereka Mengatakan Saya Seekor Monyet, Pelupuk Mata, Pelarian, dan Api Meliuk di Atas
Batu Apung.
Karya yang berjudul Visite menceritakan tentang seseorang yang telah lama sakit dan
dirawat di rumah sakit oleh keponakannya dan setiap harinya melihat kematian orang-orang
yang dirawat di rumah sakit sehingga menjadi hal yang sudah biasa. Selanjutnya, Bau Busuk
adalah cerita yang mengangkat kehidupan kaum komunis Halimunda yang pernah terjadi
pembantaian terhadap komunis yang tak percaya pada Tuhan dan pembantaian terhadap
penjahat-penjahat masa selanjutnya dan pembantaian-pembantaian tersebut dibiarkan oleh
masyarakat karena mereka menganggap orang-orang itu iblis sehingga mayat mereka
dibiarkan tergeletak selama bertahun-tahun. Meminta Kepada Tempat yang Terkabul, Berkaul
Kepada Tempat yang Keramat adalah sebuah cerita masa lalu yang membuka tabir kehidupan
masyarakat yang mempercayai tempat-tempat sakti dan kubur wali sebagai tempat beribadah
dan orang-orang yang memanfaatkan dibalik semua itu. Sedangkan cerita Mereka
Mengatakan Saya Seekor Monyet adalah cerita seseorang yang menganggap dirinya selalu
dicemooh dan dikatakan bahwa dia tidak punya perasaan dan otak yang akhirnya
memberontak dan membuktikan sendiri bahwa orang-orang yang mengatai dia lah orang
yang tidak punya perasaan dan akal. Pelupuk Mata adalah cerita yang berisi ambisi seseorang

yang mempunyai perasaan ingin tau tentang kejadian seseorang saat dia akan mati dan
berharap bisa masuk ke pelupuk mata orang itu, hal itu membuat dia bersikeras ingin hingga
suatu hari wanita yang disukainya meninggal karena suatu penyakit dan orang itupun
akhirnya nekat, namun setelah semuanya dia baru sadar bahwa ada sesuatu yang harus dia
balaskan karena pemintaan sang wanita dan dia menyesal tidak dapat melakukannya. Pelarian
adalah sebuah cerita yang menceritakan seseorang yang telah membunuh seorang bandit kecil
karena ingin membela diri dari sang bandit, namun setelah ia melakukan hal itu dia menjadi
ketakutan dan menyembunyikan diri dan berdoa memohon ampunan karena dia takut akan
dosa besarnya di neraka kelak. Yang terakhir adalah sebuah cerita berjudul Api Meliuk di
Atas Batu Apung yang menceritakan seoraang pegawai yang dibodohi oleh bosnya untuk
menikah dengan anaknya yang saat itu telah hamil karena untuk menutup hutang sang ayah
tanpa diketahui oleh pegawainya, setelah sekian lama dia menyadari kenyataan tersebut
apalagi saat istrinya dan sang ibu pergi ke pulau lain untuk berpesta dengan laki-laki lain dan
akhirnya dia mulai untuk membalas dendam secara perlahan-lahan.
Dalam buku kumpulan cerpen ini dapat dikelompokkan kedalam dua sudut pandang,
yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang
pertama (akuan) terdapat dalam cerita Visite, Meminta Kepada Tempat yang Terkabul
Berkaul Kepada Tempat yang Keramat, Mereka Mengatakan Saya Seekor Monyet, dan
Pelupuk Mata. Cerita-cerita tersebut memiliki tokoh utama Aku sebagai pelaku utama
ataupun sebagai tokoh pembantu, dan memiliki karakteristik yang berbeda. Penulis menulis
kisah dirinya sendiri dari awal hingga akhir. Yang kedua adalah sudut pandang orang ketiga
serba tahu (diaan). Penulis mengetahui karakter tokoh dan alur tiap cerita. Sudut pandang
orang ketiga terdapat dalam cerita Bau Busuk, Pelarian, dan Api Meliuk di Atas Batu Apung.
Setelah membaca buku Jurnal Cerpen Indonesia, buku ini dapat membawa dampak
positif terhadap pembacanya dan banyak amanat yang dapat kita ambil karena cerita-cerita ini
diambil dan diangkat sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang terjadi di masyarakat.
Kelebihan yang paling menonjol adalah pengarang menulis dengan sudut pandang orang
ketiga serba tahu sehingga karakter aku tidak menonjol dan pengarang tahu tentang
karakteristik setiap tokoh dengan jelas. Hal itu membuat pembaca semakin ingin tahu
kelanjutan cerita dari sang tokoh.
Namun demikian dalam hal alur cerita sedikit memiliki kekurangan karena adanya
penulis yang tidak membuat cerita selesai ataupunn menjadi klimaksa. Hal ini yang mungkin

akan membuat pembaca kurang greget saat membaca cerita pendek. Seperti pada cerita
Visite, pengarang hanya memaparkan keadaan di rumah sakit tanpa menjelaskan lebih lanjut
kejadian yang akhirnya dialami oleh tokoh Aku dan Pakde. Selanjutnya pada cerita yang
berjudul Pelupuk Mata penulis membuat penasaran pebaca dengan menggantngkan cerita
yang dialami oleh tokoh. Hal itulah yang membuat sedikit kekurangan pada buku Jurnal
Cerpen Indonesia.
Kesimpulan dari keseluruhan cerita pada buku Jurnal Cerpen Indonesia adalah apabila
dibaca akan cukup menarik dan kita dapat mengambil amanat/nasehat dari tiap-tiap cerita
yang dikemukakan. Buku kumpulan cerpen ini juga cocok untuk semua kalangan karena
permasalahan yang timbul dari tiap cerita sering terjadi di kalangan masyarakat jaman
sekarang.

Devy Vernanda Gita Wibowo


XII IPA 1 / 26

Anda mungkin juga menyukai