SISTEM INSENTIF
C1C010105
C1C011061
AGATHA GLADYSWARA K.
C1C011065
RIZKI RAMADHAN
C1C011066
MIMIN
C1C011069
RIYANDI HERMAWAN
C1C011073
INKA GUSTIANA
C1C011074
ARIESTIA WAHYU K.
C1C011077
SILVY CHRISTY S.
C1C011080
MUCHAMAD
C1C011082
HAFIS NUR F.
C1C011084
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum orang akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras pada pekerjaan
yang menjanjikan imbalan yang lebih baik. Oleh karena itu, imbalan atau kompensasi berupa
insentif sering dijadikan sarana untuk mengendalikan orang. Teori yang mendasari hal ini
adalah teori ekspektasi (expectancy theory) yaitu bahwa motivasi dan usaha seseorang
bergantung pada harapan seseorang setelah ia berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan akan
mendapatkan apa dan seberapa kuat ia menginginkan hal tersebut. Ringkasnya dari hal diatas
adalah seseorang mau bekerja karena mengharapkan suatu kompensasi berupa insentif.
BAB II
PEMBAHASAN
Insentif adalah penghargaan/ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja
agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu
insentif sebagai bagian dari keuntungan terutama sekali diberikan pada pekerja yang bekerja
secara baik atau yang berprestasi. Misalnya dalam bentuk pemberian bonus. Di samping itu
insentif dapat pula diberikan dalam bentuk barang.
Insentif tidak terbatas pada pemberian imbalan berupa uang, oleh karena terdapat pula
upah yang bersifat intangible apakah dalam bentuk promosi, kesempatan untuk mengikuti
pendidikan tertentu, atau penghargaan lain yang pada intinya sebagai imbalan terhadap
prestasi yang telah dicapai oleh seorang pegawai.
Secara umum tujuan insentif adalah sebagai reward terhadap pegawai yang telah
mencapai suatu prestasi tertentu sesuai dengan standar kinerja, sehingga tercermin adanya
suatu keadilan dalam memperlakukan pegawai yang berprestasi, di samping sebagai alat
motivasi pegawai. Disamping tujuan tersebut, tujuan pemberian insentif adalah untuk
memenuhi kepentingan dari berbagai pihak antara lain:
1. Tujuan bagi masyarakat.
Dewasa ini, insentif memberikan jaminan keuangan pada waktu sakit dan tidak
mampu karena tua. Jadi insentif merupakan suatu andil yang tidak kecil bagi setiap
karyawan dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Tujuan Organisasi
Organisasi mempunyai berbagai tujuan ketika menawarkan insentif, antara lain:
Mengurangi biaya lembur.
Mengurangi jumlah karyawan yang absent dan berhenti.
Menguntungkan dalam pengadaan tenaga kerja.
Memuaskan tujuan karyawan.
3. Tujuan Karyawan
Karyawan biasanya mencari perusahaan yang menyediakan insentif karena
mengurangi biaya asuransi mereka.
Mengacu pada variabel insentif, sistem insentif berfungsi dalam memotivasi pekerja
agar terus-menerus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban/tanggung jawabnya. Sistem Insentif ini
merupakan tambahan bagi upah gaji dasar yang diberikan sewaktu-waktu, dengan
membedakan antara pekerja yang berprestasi dengan yang tidak kurang berprestasi dalam
melaksanakan pekerjaan/tugas-tugasnya.
Dengan demikian, akan terjadi persaingan yang sehat dalam berprestasi, sehingga
timbul motivasi kerja berdasarkan pemberian insentif tersebut. Dalam konteks itu berarti,
organisasi/perusahaan perlu menghindari pemberian insentif yang tanpa alasan atau dengan
alasan yang tidak ada hubungannya dalam upaya pemberian motivasi agar pekerja dapat
bekerja lebih baik lagi. Berdasarkan kenyataan itu dalam memberikan insentif sebagai usaha
memotivasi kerja, hendaknya diikuti prinsip-prinsip pokok, yaitu insentif diberikan hanya
kepada pekerja yang produktif, promosikan pekerja sebagai insentif non finansial/non
material, atas dasar produktivitasnya dalam bekerja.
Dari uraian-uraian di atas dapat diartikan, bahwa insentif yang diberikan harus dapat
mendorong pekerja untuk melaksanakan tugasnya secara baik, yang memang mungkin
dilaksanakannya. Apabila sesuatu yang diharapkan dalam bekerja tidak mungkin
dilaksanakan, maka insentif tidak akan berfungsi untuk memotivasi pekerja. Namun dalam
kenyataannya, dapat saja terjadi bahwa jumlah insentif yang kurang sesuai dengan intensitas
dan sifat pekerjaan, jenis insentif yang sangat terbatas sedangkan jenis dan sifat pekerjaan
terus berkembang dan manfaat insentif yang dirasakan kurang bermakna bagi tuntutan para
pegawai, menyebabkan kebijakan pemberian insentif kurang efektif.
Jenis-jenis Insentif
Dalam pelaksanaanya, insentif dapat digolongkan menjadi tiga jenis insentif yang
dapat dipakai oleh berbagai macam organisasi menurut Gany Dessle (1995:411) yaitu terdiri
dari:
a. Financial lncentive
Setiap orang cenderung pada finansial insentif, karena uang merupakan alat utama yang
dapat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka. Bentuk dari
pemberian insentif ini adalah:
Bonus
Dalam pemberian bonus sebagai insentif ini setiap orang akan memperolehnya
berdasarkan hasil yang dicapai perusahaan tanpa memperhitungkan upah aktual
seseorang
Komisi
Adalah sejenis bonus yang dibayarkan pihak yang menghasilkan penjualan yang
melebihi standar. Kondisi ini biasanya diberikan kepada pegawai bagian
penjualan/marketing/salesman.
Profit Sharing
Merupakan salah satu jenis insentif yang tertua. Dalam hal pembayarannya terdiri
dari bermacam-macam bentuk, tetapi biasanya mencakup berupa sebagian dari laba
yang disertakan ke dalam suatu dana dan dimasukkan ke dalam daftar pendapatan
setiap peserta.
Pembayaran yang ditangguhkan
Merupakan program balas jasa yang mencakup pembayaran di kemudian hari.
Kelemahan
Terlihatnya adanya kelemahan cara ini sebagai berikut :
1. Mengakibatkan mengendornya semangat kerja karyawan yang sesungguhnya mampu
Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan yang diterima oleh mereka
Menurut Dessler (1997:154-157), insentif juga dapat diberikan kepada seluruh organisasi,
tidak hanya berdasarkan insentif individu atau kelompok. Rencana insentif seluruh organisasi
ini antara lain terdiri dari:
Profit sharing plan, yaitu suatu rencana di mana kebanyakan karyawan berbagi laba
perusahaan
Rencana kepemilikan saham karyawan, yaitu insentif yang diberikan oleh perusahaan
dimana perusahaan menyumbang saham dari stocknya sendiri kepada orang
kepercayaan di mana sumbangan-sumbangan tambahan dibuat setiap tahun. Orang
kepercayaan mendistribusikan stock kepada karyawan yang mengundurkan diri
berbagai tunjangan.
Gainsharing plans, yaitu rencana insentif yang melibatkan karyawan dalam suatu usaha
bersama untuk mencapai sasaran produktivitas dan pembagian perolehan.
Metode pembayaran upah berdasarkan hasil kerja (daywork dan measured daywork).
Dengan metode ini tidak dikenakan adanya pemberian insentif langsung, pekerja dibayar
menurut upah dasar yang tergantung pada jam kerja dan besarnya ditentukan berdasarkan
Metode berdasarkan jam kerja standar yang dicapai (standar hour incentive). Metode
ini dirasakan jauh berbeda dibandingkan dengan metode piece work incentive, yaitu
adanya jaminan kepada pekerja untuk tetap memperoleh upah dasar pada suatu tingkat
output kerja tertentu dan pemberian insentif untuk performance yang bisa melampaui
standar kerja tersebut. Perbedaan pokok, pada metode ini akan memberikan upah kerja
BAB III
KESIMPULAN
Setiap perusahaan selalu menginginkan hasil yang maksimum dalam proses
produksinya. Perusahaan akan memberikan suatu penghargaan bagi karyawan yang
berprestasi baik dan hal ini akan membuat karyawan bekerja sebaik mungkin agar menerima
penghargaan dan imbalan yang lebih besar disamping tunjangan-tunjangan lain yang telah
disediakan oleh perusahaan. Insentif adalah sebagai suatu dorongan yang sengaja diberikan
kepada karyawan dengan tujuan untuk membangun, memelihara, dan memperkuat harapanharapan karyawan agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar berprestasi bagi
organisasi. Pada dasarnya pemberian insentif senantiasa dihubungkan dengan balas jasa atas
prestasi ekstra yang melebihi suatu standar yang telah ditetapkan serta telah disetujui
bersama. Dalam pelaksanaanya, insentif dapat digolongkan menjadi tiga Financial lncentive,
Non Finacial Incentive, Social Incentive.