Anda di halaman 1dari 4

Definisi dispepsia yang sampai saat ini disepakati oleh para pakar dibidang gastroenterologi adalah

kumpulan keluhan/gejala klinis (sindrom) rasa tidak nyaman atau nyeri yang dirasakan di daerah
abdomen bagian atas yang disertai dengan keluhan lain yaitu perasaan panas di dada dan perut,
regurgitas, kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah dan
banyak mengeluarkan gas asam dari mulut. Sindroma dispepsia ini biasanya diderita selama beberapa
minggu atau bulan yang sifatnya hilang timbul atau terus-menerus.
Etiologi /Penyebab
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.

Perubahan pola makan


Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama
Alkohol dan nikotin rokok
Stres
Tumor atau kanker saluran pencernaan
Menelan udara
Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3 . I r i t a s i l a m b u n g ( gastritis
4.Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5.Kanker lambung
6 . P e r a d a n g a n k a n d u n g e m p e d u ( kolesistitis
)7.Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8.Kelainan gerakan usus\
9.Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
10.Infeksi
Helicobacter pylory

3. Manifestasi Klinik / Gejala klinis


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Nyeri perut (abdominal discomfort)


Rasa perih di ulu hati
Mual, kadang-kadang sampai muntah
Nafsu makan berkurang
Rasa lekas kenyang
Perut kembung
Rasa panas di dada dan perut
Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

4. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan
alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung
akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara
dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan

merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.
5. Pencegahan
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal
makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabai,
alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala,
gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
6. Pengobatan
Penatalaksanaan non farmakologis

Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung


Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang berlebihan,
nikotin rokok, dan stres
Atur pola makan

Penatalaksanaan farmakologis yaitu:


Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam mengantisipasi
kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena proses patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan
bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo.
Obat-obat yang digunakan untuk kondisi dyspepsia antara lain :
a. Antacid (menetralkan asam lambung)
Contohnya : Al, Mg, Ca, OH, Almagate, Hidrotalcite
b. Golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung)
Contohnya : Pirenzepin,
c. Golongan obat antagonis reseptor H2
Contohnya : Ranitidin, Simetidin, Famotidin,
d. Golongan Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)
Contohnya : Omeprazole, Esomeprazole, pantoprazole, Lansoprazole, Rabeprazole
e. Golongan Sitoprotektif

Contohnya : Sucralfat, koloid bismuth


Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik
(menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah)
7. Test Diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya pada sindrom
dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran
pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis,
endoskopi, USG, dan lain-lain.
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab
organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional
biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan. Setidak-tidaknya
perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya
menggunakan kontras ganda.
Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal atau sangat
tidak spesifik.
USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan untuk membantu
menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat
digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan
Waktu Pengosongan Lambung
Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional terdapat
pengosongan lambung pada 30 40 % kasus.

PemeriksaanPemeriksaan untuk penanganan dispepsia terbagi beberapa bagian, yaitu:

1.Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan pemeriksaan
darah dalam tinja, dan urine. Dari hasil pemeriksaan darah biladitemukan lekositosis berarti ada tanda-tanda
infeksi. Pada pemeriksaan tinja, jikatampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak berarti
kemungkinanmenderita malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dispepsia tukak,sebaiknya diperiksa asam
lambung
(Hadi, 2002).
Pada karsinoma saluran pencernaan perlu diperiksa petanda tumor, misalnya dugaan karsinoma kolon perlu
diperiksa CEA, dugaan karsinoma pankreas perlu diperiksa CA 19-9
2. Barium enema
untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus dapatdilakukan pada orang yang mengalami kesulitan
menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila
penderitamakan
(Mansjoer, 2007)
.3.Endoskopi
bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau ususkecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan
untuk biopsi dari lapisan lambung.Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk
mengetahuiapakah lambung terinfeksi oleh
Helicobacter pylori
. Endoskopi merupakan pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostik sekaligus terapeutik.
A n t a s i d 2 0 - 1 5 0 m l / h a r i Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi
asam lambung. Antasid biasanya mengandung Na bikarbonat,Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian
antasid jangan terus-menerus, sifatnya hanya simtomatis, unutk mengurangi rasa nyeri. Mgtriksilat dapat dipakai
dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagaiadsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar
akanmenyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.

Anda mungkin juga menyukai