Deskripsi batuan yang lengkap biasanya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Deskripsi material batuan (atau batuan secara utuh);
2. Deskripsi diskontinuitas; dan
3. Deskripsi massa batuan.
1. Batuan Beku
Batuan beku ditandai dengan kristal atau lebih jarang, tekstur gelas dengan porositas
rendah (biasanya <2%), kecuali batuan itu telah lapuk. Umumnya batuan terkuat ditemukan di
antara kelompok batuan beku.
Ciri utama yang digunakan dalam klasifikasi petrologi batuan beku adalah sebagai
berikut.
a. Kumpulan Mineral
Batuan membentuk mineral utama yang terjadi pada batuan beku meliputi kuarsa,
feldspar, muskovit, biotit dan mineral mafik. Klasifikasi didasarkan pada proporsi relatif
dari mineral kuarsa, feldspar dan mafik. Kuarsa dan feldspar umumnya ringan dalam
warna, sedangkan mineral mafik umumnya gelap. Sebuah klasifikasi sederhana batuan
beku mungkin didasarkan pada indeks warna (yaitu apakah batu itu gelap atau
berwarna terang).
b. Ukuran butir
Beberapa batuan beku menunjukkan kristal besar tertanam dalam matriks berbutir
halus. Batuan tersebut disebut porfiritik dan kristal luas merupakan disebut fenokris.
Batuan beku ekstrusif sering memiliki banyak bola atau elips void (vesikel) yang
tersebar di seluruh atau terkonsentrasi di lapisan.
2. Batuan Sedimen
Kebanyakan batuan sedimen merupakan hasil sementasi fragmen yang terangkut dan
berasal dari batuan yang sudah ada sebelumnya. Biasanya Batuan ini akan terdiri dari fragmen
batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang
berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada. Bentuk lain dari batuan sedimen termasuk
akumulasi sampah organik (biasanya shell fragmen atau sisa-sisa tanaman), bahan fragmen
yang berasal dari letusan gunung berapi, dan mineral yang telah diendapkan secara kimia
(misalnya, garam batuan, gips dan beberapa batugamping).
Sifat poligenik batuan sedimen telah mengakibatkan pengembangan sejumlah skema
klasifikasi. Namun dua kelompok besar dapat diidentifikasi.
a. Detrital (fragmen atau klastik) sedimen:
1) endapan klastik: akumulasi batuan atau mineral fragmen;
2) endapan bioclastic: akumulasi puing fauna (misalnya, shell, karang atau tulang);
dan
3) endapan piroklastik: akumulasi bahan fragmen yang dihasilkan oleh letusan
gunung berapi.
b. Organik dan kimia sedimen:
1) endapan organik: akumulasi tanaman mati dan bahan terurai lainnya; dan
2) endapan kimia: akumulasi mineral kimia diendapkan dari air permukaan atau air
tanah.
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf merupakan batuan yang berasal dari batuan yang sudah ada dari
semua jenis dalam menanggapi perubahan yang ditandai dengan adanya suhu atau tekanan
atau keduanya. Peningkatan suhu atau tekanan dapat menyebabkan pembentukan mineral
baru dan rekristalisasi parsial dari batuan induk dengan perkembangan tekstur baru. Tiga jenis
batuan metamorfosis dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Metamorfisme Dinamik, metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat
pergerakan patahan lempeng.
2. Metamorfosis Regional, metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang
sedang, dan terjadi pada daerah yang luas.
3. Metamorfisme Kontak, metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau
ekstrusi lava.
II. DESKRIPSI MATERIAL BATUAN
Di Inggris berbagai metode telah dikemukakan untuk deskripsi batuan secara utuh.
Tabel berikut membandingkan beberapa ciri utama.
Anon (1970)
Anon (1972)
BS 5930
(1981)
Warna
Ukuran butir
Kondisi lapuk
Kondisi alterasi
Kondisi sementasi
Tipe mineral
NAMA BATUAN
Perkiraan kekuatan
b. Ukuran butir
Banyak tipe batuan pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan ukuran butir. Istilah
ukuran butir ini harus dideskripsikan atau dimasukkan sebelum nama batu contohnya
BATUPASIR. Adapun tabel dari ukuran butir adalah sebagai berikut :
Tabel Ukuran butir
Istilah
Sangat kasar
>60
kasar
2 60
sedang
0.06 2
baik
0.002 0.006
Sangat baik
<0.002
membawa kedalam dekat lingkungan permukaan akan tunduk pada struktur, tekstur,
dan perubahan mineralogi akibat pelapukan.
Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi,
maupun biologis. Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang telah
mengalami proses pelapukan akan berubah menjadi tanah. Apabila tanah tersebut
tidak bercampur dengan mineral lainnya, maka tanah tersebut dinamakan tanah
mineral.
Dilihat dari prosesnya, pelapukan dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut :
(a) Pelapukan Mekanik (fisis)
Pelapukan mekanik (fisis), yaitu peristiwa hancur dan lepasnya material batuan,
tanpa mengubah struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan mekanik
merupakan penghancuran bongkah batuan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pelapukan secara mekanik yaitu
akibat perbedaan temperatur, akibat erosi di pegunungan, serta akibat
perubahan air garam menjadi kristal.
(b) Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi, yaitu proses pelapukan massa batuan yang disertai dengan
perubahan susunan kimiawi batuan yang lapuk tersebut. Pelapukan ini terjadi
dengan bantuan air, dan dibantu dengan suhu yang tinggi. Proses yang terjadi
dalam pelapukan kimiawi ini disebut dekomposisi.
2) Alterasi
Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogi batuan (dalam keadaan padat)
karena pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia
menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida, atau sulfida logam. Proses alterasi
merupakan peristiwa sekunder
e. Sifat litologi
Sifat litologi mengarah ke keadaan sementasi dan tipe semen bersama dengan
ukuran partikel bawahan dan komposisi mineral dominan dalam hal batuan sedimen.
Dalam batuan beku dan metamorf, mengarah ke jenis mineral yang dominan.
Tabel Sementasi batuan
Istilah
Indurated
Definisi
Hancur hanya ketika dengan alat yang tajam
f.
Strongly cemented
Weakly cemented*
Compact*
Nama Batuan
Nama batuan seharusnya ditulis secara benar dan untuk menulis nama batuan ini
sangat mudah dan umumnya selalu dapat dilakukan dengan benar dilapangan.
Kuat tekan
(Kgf/cm2)
0.6 1.25
Lemah
(Weak)
1.25 5.0
50 - 125
125 - 500
500 - 1000
1000 - 2000
> 2000
Test di Lapangan
Mudah dipecahkan dengan tangan. Dapat
ditembus pisau hingga 5 mm.
Pecah dengan menekankan palu pada contoh.
Tidak dapat ditembus dengan pisau. Dapat
digores dengan kuku ibu jari.
Dapat dipecahkan diatas telapak tangan
dengan memukulkan palu keatas conto. Dapat
digores dengan pisau.
Dapat dipecahkan bila conto diletakkan diatas
benda pejal dan dipukul dengan palu
Susah dipecahkan bila conto diletakkan diatas
benda pejal dan dipukul dengan palu
Perlu dipukul dengan palu berkali-kali untuk
meretakkan conto
Conto hanya dapat disumbingkan dengan palu