Anda di halaman 1dari 56

RKS Arsitektur

SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS


Pasal 1 PERATURAN-PERATURAN TEKNIS UNTUK PELAKSANAAN 1.1. Untuk pelaksanaan peke
rjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan dan peraturan yang sesuai dengan bid
ang pekerjaan seperti yang tercantum dibawah ini yang dimaksud segala perubahann
ya hingga kini ialah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Peraturan-pera
turan umum (Syarat Umum) AVE 41. Peraturan Beton Indonesia (PB-NI-2/1971). Perat
uran Konstruksi Kayu Indonesia (PKKN-NI-5/1961). Peraturan Perencanaan Bangunan
Baja Indonesia 1983. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987. Pedoman Plumb
ing Indonesia, PBI 1979. Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran. Peraturan Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Peraturan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Peraturan P
erusahaan Umum Telekomunikasi (TELKOM). Peraturan Dit. Jen. Perawatan Depnaker t
entang penggunaan Tenaga, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Persyaratan Umum dari
Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI) 1980. Pedoman Teknis Pembangunan Bang
unan Gedung Negara Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Dep. Pekerjaan
Umum tahun 1997 No. 295/KPTS/CK/97. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
1983. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung, 1981 beserta Pe
domannya. Standart Industri Indonesia (SII). Standart Perusahaan Umum Listrik Ne
gara (SPLN). Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 02/MEN/89 tentang pengawasa
n Instalasi Penyalur Petir.
14. 15. 16. 17. 18.
1. 2. Pada pasal ini,termasuk segala perubahannya hingga kini. 1. 3. Pemborong h
arus mengikuti dan melaksanakan semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peratura
n yang dinyatakan didalam butir 1. 4. Jika ternyata pada RKS terdapat kelainan d
an penyimpangan dari peraturanperaturan yang tercantum pada pasal 1. 1. Bab ini
maka RKS ini yang mengikat.
Pasal 2 IJIN-IJIN
17

RKS Arsitektur Kontraktor harus memiliki ijin ijin dari instansi yang berwenang ses
uai dengan bidang pekerjaannya, sehubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
Pasal 3 MANAGEMENT KONSTRUKSI 3. 1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan se
tiap saat dilakukan oleh Konsultan Pengawas yang harus dapat dengan mudah mengaw
asi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan bahan dan peralatan. Kontrakt
or harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. 3. 2. Bagian-bagian pe
kerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan menjadi tanggung ja
wab Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian
atau seluruhnya. 3. 3. Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam k
erja dan perlu adanya pengawasan, maka Kontraktor menanggung biaya pengawasan ya
ng jumlahnya diatur dalam BAB sebelumnya. 3. 4. Wewenang Konsultan Pengawas dala
m memberikan keputusan terbatas pada hal-hal yang jelas tercantum dalam Gambar P
erencanaan dan RKS dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. Penyimpangan dari pada
nya haruslah seizin Pelaksana Teknis Kegiatan (Pimpro).
Pasal 4 PIMPINAN PELAKSANAAN (SITE MANAGER) 4. 1. Kepala pelaksana (Site Manajer
) yang ditunjuk Kontraktor harus ahli dan berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun s
ebagai site manager dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor untuk bertindak ata
s namanya serta senantiasa harus ditempat pekerjaan. 4. 2. Dengan adanya Kepala
pelaksana, tidak berarti Kontraktor lepas tanggung jawab terhadap kewajibannya s
ebagian maupun keseluruhan. 4. 3. Bila dikemudian hari menurut pendapat Konsulta
n Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan maka Kont
raktor akan diberitahukan secara tertulis untuk mengganti pelaksana. Dalam waktu
7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat pemberitahuan Kontraktor harus sudah m
enunjukkan pelaksana baru atau penanggung jawab Kontraktor yang akan memimpin pe
laksanaan. Pasal 5 RENCANA KERJA
18

RKS Arsitektur Kontraktor harus membuat rencana pelaksanaan (Time Schedule) beru
pa Barchart atau Curva-S selambat-lambatnya 2 (dua) minggu untuk disyahkan oleh
Konsultan Pengawas dan diketahui oleh Pemberi Tugas (Pegelola Teknis). Kontrakto
r wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana. Dan hanya dengan persetuju
an Konsultan Pengawas bisa menyimpang dari rencana. Dan kerugian yang dideritany
a menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pasal 6 PEMBAGIAN HALAMAN Sebelum mulai pel
aksanaan pekerjaan Kontraktor harus merundingkan dengan MK mengenai pembagian ha
laman pekerjaan, tempat penimbunan barang, tempat mendirikan kantor Konsultan Pe
ngawasan, Kantor Pelaksana, los kerja dan lain sebagainya agar pekerjaan dapat b
erjalan lancar. Pasal 7 LOS KERJA DAN GUDANG 7.1 Kontraktor harus membuat ruanga
n-ruangan untuk menyimpan barang-barang dan alat-alat lainnya dan ruangan untuk
kantor pelaksana. Cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus m
emenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung jawabkan. Pasal 8 TANGGUNG JAWAB K
ONTRAKTOR Kontraktor bertanggung jawab atas : 8.1 Pelitian/kebenaran hasil pelak
sanaan yang dilakukan oleh Pelaksana harus sesuai dengan RKS dan Gambar Perencan
aan serta Addendumnya. Pengangkutan bahan dan personil yang diperlukan untuk mel
aksanakan pekerjaan serta wajib menjaga atau mencegah terjadinya pencemaran ling
kungan yang dilakukan Kontraktor selama waktu pelaksanaan maupun masa pemelihara
an. Kesehatan/Kesejahteraan/penginapan karyawan selama pelaksanaan pekerjaan. Ke
lancaran pelaksanaan pekerjaan. Keamanan/kerusakan dari peralatan yang dipakai s
elama pelaksanaan pekerjaan. Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
7.2
8.2
8.3 8.4 8.5 8.6
8.7
Penjagaan keamanan lapangan pekerjaan. Tidak memperkenankan :
19

RKS Arsitektur
a. Pekerja menginap dan memasak dilokasi pekerjaan, kecuali dengan ijin Konsulta
n Pengawas. b. Membawa masuk penjual makanan/minuman, rokok dan sebagainya ke lo
kasi pekerjaan. c. Keluar masuk dengan bebas.
Pasal 9 SYARAT-SYARAT DAN PEMERIKSAAN MATERIAL 9. 1. Semua material yang didatan
gkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dengan mengutamakan produksi d
alam negeri : Untuk pekerjaan konstruksi, kandungan lokal minimal 80 % (delapan
puluh) prosen. Untuk pekerjaan mekanikal/elektrikal, kandungan lokal minimal 70
% (tujuh puluh) prosen.
9. 2. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan, dan Kontraktor wajib m
emberitahukan. 9. 3. Semua material yang akan digunakan harus diperiksakan kepad
a Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. 9. 4. Material yang didatangkan
oleh Kontraktor dilokasi pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan
Pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam
waktu 2 X 24 jam sejak jam penolakan. 9. 5. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yan
g telah dilakukan Kontraktor tetapi ternyata ditolak oleh Konsultan Pengawas har
us segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. 9. 6. Apabila Konsultan Pengawas meras
a perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirimkan
bahan tersebut kepada Balai Penelitian bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk
diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor apapun
hasil penelitian bahan tersebut. 9. 7. Kontraktor harus menjaga mutu pekerjaan s
ecara sempurna.
Pasal 10 LAPORAN-LAPORAN
20

RKS Arsitektur Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan mingguan, laporan
bulanan dari pelaksanaan pekerjaan dan menyerahkannya kepada Direksi untuk dapa
t dipergunakan sebagai dasar pengamatan/pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang s
edang berjalan, secara berkesinambungan.
Pasal 11 DOKUMENTASI Kontraktor harus membuat dokumentasi pelaksanaan pekerjaan
berupa foto-foto berwarna ukuran postcard pada bagian-bagian pekerjaan yang pent
ing : 1. 2. 3. 4. Sebelum pekerjaan dimulai. Saat pekerjaan pembesian sloof, kol
om, balk, plat dan euifel. Setiap laporan bulanan Setelah pekerjaan berakhir, Ko
ntraktor harus menyerahkan album foto sebanyak 3 (tiga) set. 5. Untuk setiap pen
gajuan termijn pemborong harus melampirkan foto kemajuan pekerjaan.
Pasal 12 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) DAN GAMBAR KERJA 12.1. Rencana Ke
rja dan syarat-syarat serta gambar kerja digunakan sebagai pedoman dasar ketentu
an dalam melaksanakan pekerjaan. 12.2. Gambar-gambar detail merupakan bagian yan
g tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan syarat-syarat. 12.3. Jika terdapat pe
rbedaan antara Gambar dengan hal diatas, maka Kontraktor menanyakan secara tertu
lis kepada Konsultan Pengawas dalam hal menyangkut masalah tersebut. 12.4. Jika
terdapat kekurangan penjelasan dalam Gambar maka Kontraktor harus membuat Gambar
tersebut atas biaya Kontraktor, sebelum dilaksanakan harus mendapat ijin dari K
onsultan Pengawas
Pasal 13 PENJELASAN PERBEDAAN GAMBAR 13.1. Kontraktor diwajibkan melaporkan seti
ap ada perbedaan ukuran diantara gambargambar.
21

RKS Arsitektur 13. 2. Gambar Arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipaka
i sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam jenis
dan kwalitas bahan/konstruksi bangunan adalah gambar struktur. 13. 3. Gambar Ars
itektur dengan gambar mekanikal dan elektrikal maka yang dipakai sebagai peganga
n dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalm hal kualitas dan jenis b
ahan / konstruksi adalah gambar Mekanikal / Elektrikal. 13. 4. Tidak dibenarkan
sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaanperbedaan tersebut diat
as. Akibat dari kelalaian dalam hal ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontr
aktor.
Pasal 14 GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING) 14. 1. Kontraktor harus membuat gamba
r-gambar pelaksanaan (shop drawing) berdasarkan gambar pelelangan dan penjelasan
pekerjaan. 14. 2. Sebelum gambar-gambar Pelaksanaan disetujui oleh Konsultan Pe
ngawas , Kontraktor tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan di lapangan. 14.
3. Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan Ko
ntraktor harus memberi waktu yang cukup kepada Konsultan Pengawas guna meneliti.
14. 4. Gambar Pelaksanaan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas tidak me
lepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 15 GAMBAR YANG BERUBAH DARI RENCANA 15. 1 Gambar Perencanaan hanya dapat b
erubah atas perintah tertulis Pemberi Tugas. 15.2 Perubahan harus dibuatkan gamb
arnya yang jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar Perencanaan dan Gambar P
erubahan. 15.3. Gambar Perubahan tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga
) berikut kalkirnya (gambar asli) . 15.4. Gambar Perubahan yang disetujui oleh K
onsultan Pengawas kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kuran
g.
Pasal 16
22

RKS Arsitektur GAMBAR SESUAI DENGAN PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWINGS) 16.1. Sesuda
h pelaksanaan pekerjaan selesai Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambargambar yang sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan (as built drawing). 16.2. Gambar
-gambar tersebut harus memberikan informasi yang lengkap dan benar dari seluruh
pelaksanaan pekerjaan. 16.3. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Kons
ultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui yang kemudian diserahkan kepada Pem
beri Tugas. 16.4. Banyaknya gambar yang harus diserahkan adalah : a. 3 (tiga) se
t gambar-gambar cetakan. b. 1 (satu) set gambar-gambar kalkir.
Pasal 17 INSTRUKSI UNTUK SISTEM INSTALASI (OPERATING INSTRUCTION) 17.1. Sesudah
pekerjaan instalasi selesai dan berjalan dengan baik Kontraktor harus menyediaka
n tenaga yang cakap untuk memberi pelajaran / training kepada operator yang ditu
njuk oleh Pemberi Tugas untuk tugas pemeliharaannya. 17.2. Sesudah pekerjaan ins
talasi selesai Kontraktor harus menyerahkan dokumen yang berisi cara operasi mau
pun cara pemeliharaan dari sistem instalasi Dokumen ini harus disetujui oleh Kon
sultan Pengawas sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas dan banyaknya harus dise
rahkan 3 (tiga) set.
Pasal 18 PEKERJAAN DIWAKTU MALAM Kontraktor harus minta ijin tertulis kepada Kon
sultan Pengawas dalam hal untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan di
malam hari. Ijin diberikan bila sarana penerangan cukup.
Pasal 19
23

RKS Arsitektur PEMELIHARAAN DAN MASA PEMELIHARAAN SISTEM INSTALASI 19.1. Kontrak
tor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan pemeliharaan terhada
p instalasi yang telah selesai dipasang selama minimal 12 (dua belas) bulan gara
nsi periode pabrik sejak penyerahan instalasi kepada Pemberi Tugas. 19.2. Kontra
ktor harus bersedia datang sewaktu-waktu jika timbul masalah atau kerusakan dan
memperbaiki. Semua pekerjaan perbaikan menjadi tanggung Kontraktor bila disebabk
an karena bukan kesalahan pengoperasian. Pasal 20 PENGUJIAN (TESTING) 20.1. Kont
raktor harus melaksanakan pengujian (testing) terhadap instalasi yang telah terp
asang, baik secara sebagian dan secara keseluruhan, sesuai dengan ketentuan RKS
atau peraturan yang berlaku. 20.2. Pada waktu pengujian instalasi Kontraktor har
us mengundang Konsultan Pengawas untuk hadir. Konsultan Pengawas akan menentukan
hasil pengujian baik atau harus diulang. Biaya pengujian ditanggung Kontraktor.
20.3. Kontraktor harus memberikan hasil pengujian kepada Konsultan Pengawas. Ha
sil pengujian akan dipergunakan untuk menentukan sistem instalasi yang telah ter
pasang dan berfungsi sebagaimana mestinya. Pasal 21 PEMBERSIHAN Kontraktor harus
berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari sampah. Pada waktu pekerjaan t
elah selesai Kontraktor harus membuang sampah sebagai hasil pekerjaan, ketempat
diluar proyek atau tempat yang telah ditunjuk management konstruksi.
Pasal 22 PEKERJAAN YANG SUB KONTRAKAN KEPADA KONTRAKTOR LAIN Bila ada pekerjaan
instalasi yang dikerjakan oleh beberapa Kontraktor, maka Kontraktorkontraktor ha
rus bekerja sama guna pelaksanaan daripada sistem instalasi secara keseluruhan.
Kontraktor Utama harus bertanggung jawab atas mutu bahan dan hasil pelaksanaan p
ekerjaan secara keseluruhan.
24

RKS Arsitektur Untuk pekerjaan yang disub kontrakkan, wajib mengutamakan pengusa
ha Golongan Ekonomi Lemah (GEL) dan sub kontrak dilakukan dengan legal formal an
tara Kontraktor dengan Sub Kontraktor.
Pasal 23 PERLINDUNGAN TERHADAP BARANG DAN INSTALASI 23. 1. Kontraktor harus meli
ndungi semua barang dan instalasi yang ada terhadap kerusakan maupun terhadap pe
ncurian yang mungkin terjadi. 23. 2. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap
barang maupun instalasi sampai diserah terimakan kepada Pemberi Tugas.
Pasal 24 LUBANG, PONDASI LANDASAN (SUPPORT) DAN SEMACAMNYA Pekerjaan-pekerjaan p
ada pasal ini untuk sistem instalasi dan yang merupakan bagian dari pada pekerja
an sipil secara keseluruhan termasuk dalam lingkup pekerjaan Kontraktor.
Pasal 25 PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN 25.1. Sebelum dimulai p
elaksanaan, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama Rencana Kerja dan Syarat
-syarat Gambar Perencanaan dan Berita Acara Penjelasan pekerjaan. 25.2. Kontrakt
or wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dan lengkap yaitu membuat
, memasang dan memesan maupun menyediakan bahan bangunan, alat kerja, serta peng
angkutan, membayar upah kerja dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan. 2
5. 3. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaanya maupun yang sedang dilaks
anakan, Kontraktor harus berhubungan dengan Konsultan Pengawas, untuk menyaksika
n sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan persetujuannya. 25.4. Setiap u
sul perubahan dari Kontraktor atau persetujuan dari Manajemen Konstruksi diangga
p berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis. 25.5. Semua bahan y
ang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus baru dan diteliti mengen
ai mutu, ukuran dan lain-lain yang disesuaikan dengan standard / spesifikasi yan
g ditentukan dalam RKS dan harus mendapat
25

RKS Arsitektur persetujuan dari Pemilik Proyek / Konsultan Pengawas sebelum dimu
lai pelaksanaanya. 25.6. Ketelitian dan kerapihan kerja akan sangat dinilai oleh
Konsultan Pengawas, termasuk pekerjaan penyelesaian (finishing works) dan akan
mempengaruhi bobot.
Pasal 26 PEIL DAN PENGUKURAN 26.1. Kontraktor wajib memberitahu kepada Konsultan
Pengawas setiap suatu bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk dicek terlebih d
ahulu ketepatan peil dan ukurannya. 26.2. Kontraktor wajib senantiasa mencocokka
n ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan segera melapor secara te
rtulis kepada Konsultan Pengawas bila terdapat perbedaan ukuran, untuk memberika
n keputusan pembetulannya. Kontraktor tidak dibenarkan melakukan pembetulan send
iri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan Konsultan Pengawas 26.3. Kontraktor be
rtanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil dan ukura
n yang ditetapkan dalam RKS dan Gambar. 26.4. Mengingat tiap kesalahan selalu ak
an mempengaruhi bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran mut
lak perlu diperhatikan benar. 26.5. Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak aka
n ditolerir dan Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan membongkar hasil p
ekerjaan yang telah ada.
Pasal 27 PEMAKAIAN UKURAN 27. 1. Kontraktor bertanggung jawab dalam menepati sem
ua ketentuan yang tercantum dalam RKS dan Gambar berikut tambahan dan perubahann
ya. 27. 2. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan m
aupun bagiannya dan memberitahukan Konsultan Pengawas tentang perbedaan yang dit
emukannya didalam RKS dan Gambar maupun dalam pelaksanaan, Kontraktor diijinkan
membetulkan kesalahan Gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertuli
s dari Manajemen Konstruksi.
26

RKS Arsitektur 27. 3. Pemakaian ukuran yang keliru pada pelaksanaan, dalam hal a
papun menjadi tanggung jawab Kontraktor, karena itu sebelumnya Kontraktor wajib
melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap RKS dan Gambar.
Pasal 28 PERALATAN KERJA DAN ALAT BANTU 28. 1. Kontraktor harus menyediakan pera
latan kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efi
sien. 28. 2. Kontraktor harus menjaga ketertiban perjalanan yang menggunakan jal
an umum agar tidak mengganggu. 28. 3. Bila pekerjaan selesai, Kontraktor wajib s
egera menyingkirkan alat tersebut dan memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan ser
ta membersihkan bekasnya.
Pasal 29 PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR 29. 1 Setiap pembangkit tenaga sementa
ra untuk penerangan pekerjaan, harus diadakan oleh Kontraktor, termasuk pemasang
an sementara kabel-kabel, meteran, serta membersihkannya kembali pada waktu peke
rjaan selesai. 29.2. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan oleh Kontrakto
r atau biaya untuk mengadakan air kerja menjadi beban Kontraktor. 29.3. Kontrakt
or tidak diperbolehkan menyambung pipa air dari saluran induk, lubang penyedot,
reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapat ijin tertulis dari Pemil
ik Proyek / Konsultan Pengawas.
Pasal 30 IKLAN Kontraktor tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di
lokasi kerja atau ditempat berdekatan tanpa ijin dari Pemilik Proyek / Konsultan
Pengawas.
Pasal 31 JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA 31.1. Pemakaian jalan masuk ke lokasi k
erja menjadi tanggung jawab Kontraktor sesuai dengan kebutuhan. 31. 2. Kontrakto
r wajib membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian dan memperbaiki
kerusakan yang diakibatkannya dengan biaya beban Kontraktor.
27

RKS Arsitektur
Pasal 32 PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM 32.1. Kontraktor ber
tanggung jawab penuh atas segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan
terhadap bangunan yang ada, sarana, jalan, saluran dan lain-lain yang ada diling
kungan pekerjaan. 32.2. Kontraktor bertanggung jawab atas gangguan atau pemindah
an yang terjadi atas perlengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan
sebagainya yang disebabkan oleh operasi pelaksanaan. Segala biaya untuk pemasan
gan kembali beserta perbaikan adalah menjadi beban Kontraktor.
Pasal 33 KECELAKAAN DAN KESEHATAN 33.1. Kecelakaan yang timbul waktu pekerjaan b
erlangsung menjadi beban Kontraktor. 33.2. Sehubungan dengan pasal ini, Kontrakt
or wajib menyediakan kotak P3K terisi menurut kebutuhan lengkap dengan seorang p
etugas yang telah terlatih dalam hal mengenai pertolongan pertama. 33.3. Terhada
p kecelakaan yang timbul akibat Bencana Alam segala biayanya menjadi beban Kontr
aktor. 33.4. Kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor. 33.5. Sehub
ungan dengan butir itu, Kontraktor wajib menyediakan alat pemadam kebakaran jeni
s ABC, pasir dibak kayu galah secukupnya dan pemeliharaan. 33.6. Kontraktor waji
b memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya. 33.7. Sejauh tidak disebut dalam
RKS maka Kontraktor harus mengikuti semua peraturan yang dikeluarkan oleh insta
nsi Pemerintah CQ Undang-undang kesehatan kerja dan lain sebagainya yang berlaku
.
Pasal 34 PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya ata
s segala sesuatu yang ada didaerahnya mengenai :
28

RKS Arsitektur 34.1. 34.2. 34.3. 34.4. Kerusakan yang timbul akibat kelalaian ya
ng disengaja ataupun tidak. Penggunaan sesuatu yang keliru / salah. Kehilangan a
lat / bahan yang ada didaerahnya. Semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kont
raktor harus melaporkan kepada Pemilik Proyek / Manajemen Konstruksi dalam waktu
paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan lebih lanjut. 34.5. Untuk me
ncegah hal itu, Kontraktor harus mengadakan penerangan malam, pemagaran sementar
a dan sebagainya.
Pasal 35 PEMBONGKARAN OLEH KONTRAKTOR 35.1. Setiap pelaksanaan oleh Kontraktor t
idak dibenarkan merusak bagian-bagian bangunan yang sudah selesai dilaksanakan o
leh Kontraktor bidang lain. 35.2. Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihi
ndari maka Kontraktor yang bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak
tersebut seperti keadaan semula dinilai dan disetujui Pemilik Proyek / Konsulta
n Pengawas secara tertulis.
Pasal 36 PEMERIKSAAN PEKERJAAN 36.1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan Kontrakt
or diwajibkan memintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas. 36.2. Bila permo
honan pemeriksaan itu dalam waktu 2X24 jam sejak diterimanya Surat Permohonan Pe
meriksaan tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pe
kerjaanya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Kon
sultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta perpanjangan
waktu.
29

RKS Arsitektur PEKERJAAN ARSITEKTUR Pasal 1 PEKERJAAN PENGUKURAN & PERSIAPAN


1.1
Pembersihan Tapak Proyek a). Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rum
put, semak, akar-akar pohon. b). Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus
selalu dijaga, tetap bersih dan rata. c). Segala macam sampah-sampah dan barangbarang bongkaran harus dikeluarkan dari tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk
ditimbun di luar pagar proyek meskipun untuk sementara. d). Semua sisa-sisa bon
gkaran bangunan lama, seperti pondasi, jaringan listrik/pipa-pipa dan lain-lain
yang masih ada menurut penilaian MK jika dibiarkan ditempat akan mengganggu peke
rjaan tapak, seperti pekerjaan tata hijau (landscaping), pembuatan jalan, penana
man rumput dan lain-lain, harus dibongkar dan dikeluarkan dari tapak. Semua biay
a pembongkaran sisa-sisa tersebut di atas adalah atas tanggungan Kontraktor dan
pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.
1.2. Pengukuran Tapak Kembali a). Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran da
n penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keteranga
n mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan al
at-alat yang sudah ditera kebenarannya. b). Ketidakcocokan yang mungkin terjadi
antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepad
a Perencana/Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya. c). Penentuan titi
k ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodoli
th yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan. d). Kontraktor harus menyedia
kan teodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemer
iksaan Perencana/Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.
30

RKS Arsitektur e). Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas S
egitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
oleh Perencana/Konsultan Pengawas f). Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan
termasuk tanggungan Kontraktor.
1.3. Tugu Patokan Dasar (Bench Mark) a). Letak dan jumlah tugu patokan dasar dit
entukan oleh Konsultan Pengawas b). Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpena
mpang sekurang-kurangnya 20 x 20 cm tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 m den
gan bagian yang menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukur
an selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah. Tugu patokan
dasar harus dilengkapi dengan titik ukur dari bahan logam dan diangkurkan ke be
ton. c). Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bias diubah, diberi tanda yan
g jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Konsultan Peng
awas untuk membongkarnya. d). Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk
tanggungan Kontraktor. e). Pada setiap tugu patok dasar harus tertera dengan je
las kode koordinat dan ketinggian (elevasi) nya.
1.4. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank) a). Papan dasar pelaksanaan dipasang pa
da patok kayu kasau, tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan ata
u diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain. b). Tinggi sisi atas papan
patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Konsult
an Pengawas c). Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor h
arus melaporkan kepada Konsultan Pengawas d). Segala pekerjaan pembuatan dan pem
asangan termasuk tanggungan Kontraktor.
31

RKS Arsitektur
1.5
Pekerjaan jalan kerja di dalam proyek a). Pekerjaan jalan kerja di dalam proyek
menggunakan perkerasan Macadam dengan ketebalan 20 cm. b). Pekerjaan perkerasan
jalan tersebut dipadatkan sesuai prosedur baku dalam pengerjaan jalan.
1.6. Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik untuk Bekerja a). Air untuk beker
ja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak proyek atau d
isuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari Lumpur, minyak
dan bahanbahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan pe
tunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas. b). Listrik untuk bekerja harus dised
iakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa
pembangunan, dengan daya sekurang-kurangnya (minimum) 10 kVA. Penggunaan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas persetujuan Konsultan Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai k
antor Konsultan Pengawas c). Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air di
atas adalah beban Kontraktor.
1.7. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran a). Selama pembangunan berlangs
ung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguish
er) Yamato lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya minimal 4 (em
pat) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 6 kg. b). Apabila pelaksanaan pem
bangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran tersebut menjadi hak milik
Pemberi Tugas.
1.8. Drainage Tapak a). Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah y
ang ada di tapak, Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untu
k pembuangan air yang ada.
32

RKS Arsitektur b). Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang
ada di tapak sesuai gambar yang sudah ada atau ke saluran yang sudah ada di ling
kungan daerah pembangunan. c). Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk
dan persetujuan Konsultan Pengawas.
1.9. Kantor Konsultan Pengawas a). Kantor Konsultan Pengawas merupakan bangunan
dengan kontruksi rangka kayu, dinding papan multiplex dicat, penutup pintu/jende
la secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan. Letak kantor Konsultan Pengawas haru
s cukup dekat dengan kantor Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas. b). Berdeka
tan dengan kantor Konsultan Pengawas, harus ditempatkan ruang WC dengan bak air
bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
2.0. Kantor Kontraktor dan Los Kerja a). Ukuran luas kantor Kontraktor dan Los K
erja serta tempat simpan bahan, disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan t
idak mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakar
an. b). Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus di
buatkan kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masi
ng-masing bahan tidak tercampur.

Pasal 2 PEKERJAAN TANAH 2.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesai
kan semua pekerjaan tanah
seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini, te
masuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut : a. b. c. Pembersihan
lahan Pembuatan Bouwplank Pengukuran dan penggambaran kembali
2.2
Bahan/Material Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan :
33

RKS Arsitektur
a. Kayu jenis meranti atau setaraf, tebal 3 cm. b. Kaso 5/7 atau dolken berdiame
ter 8
10 cm.
2.3 2.3.1
Pelaksanaan Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan. a. Pada umumnya,
tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah yang tertanam dan material lain
yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangk
an, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua
sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilan
gkan sampai kedalaman 0,5 m di bawah tanah dasar/permukaan. Semua daerah urugan,
harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan yang baru.
Tanah urugan harus bersih dari sisasisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat men
imbulkan pelapukan dikemudian hari. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksa
naan (bouwlank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis m
eranti atau setaraf dengan tiang dari kaso atau dolken dengan jarak 2 meter satu
sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sipat datar (wa
terpass). Segala pekerjaan pengukuran. persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut
ahli ukur yang berpengalaman. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan pe
nggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keteranganketerangan men
genai peil tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera keb
enarannya oleh Konsultan Konsultan Pengawas. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi
antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnay harus segera dilaporkan kepa
da Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya. Penentuan titik ketinggian
dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/teodolith. Kontraktor
harus menyediakan tedolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk kep
entingan pemerikasaan Konsultan Pengawas.
34
b.
c.
d. e.
-

RKS Arsitektur Pengukur sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas se
gitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah diset
ujui oleh Konsultan Pengawas
f.
Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyataka
n as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang
jika terkena air/hujan.
2.3.2. Pekerjaan Galian a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar
dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan. Dasar dari semua galian har
us waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman
atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang ta
di diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kemba
li dasar yang waterpass. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pa
da waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa a
ir atau pompa Lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk men
ghindari tergenangnya air pada dasar galian. Kontraktor harus memperhatikan peng
amanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu d
inding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup. Juga kepada Kont
raktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain ya
ng berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang se
mentara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak ak
an mengalami kerusakan. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian
, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerj
aan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas. B
agian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi sya
rat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penim
brisan lubang-lubang galian yangterletak di dalam garis bangunan harus diisi kem
bali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapa
i 95 % kepadatan maksimum yang dibuktikan dengan test lab.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
35

RKS Arsitektur h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukk


an untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lap
angan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri. Bila pekerjaan p
elayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor, Kontraktor harus se
gera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yan
g rusak akibat pekerjaan Kontraktor. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang m
ungkin ditemukan di bawah tanah dan teletak di dalam lapangan pekerjaan harus di
pindahkan keluar lapangan ke tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas
tanggungan Kontraktor.
i.
j.
Pasal 3 PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL 3.1. Lingkup Pekerjaan a). Menyediakan te
naga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanaka
n pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna
. b). Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, lantai beton untu
k bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekistin
g/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan
dalam gambar. 3.2. Persyaratan Bahan a). Semen Portland : Harus memakai mutu ya
ng terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Perencana/Owner dan harus memen
uhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk d
igunakan.
b). Pasir Beton : Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dar
i bahanbahan organis, lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir
serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971. c). Koral Beton/Split : Digunak
an koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekera
san sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral
beton harus dipisahkan satu
36

RKS Arsitektur sama lain, hingga kedua bahan tersebut perbandingan adukan beton
yang tepat. dijamin mendapatkan
d). A i r : Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam,alkali dan bahan-bahan organis/ bahan lain yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Perencana/Owner dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemer
ikasaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. e). Besi Beton : Digunak
an mutu U24, U36, U39. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dar
i cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyar
atan NI-2 (PBI 1971) Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa
mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan : (1). Peraturan-pera
turan/standard setempat yang biasa dipakai. (2). Peraturan-peraturan Beton Bertu
lang Indonesia 1971, NI-2. (3). Peraturan-peraturan Kayu Indonesia 1961, NI-5. (
4). Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8. (5). Peraturan Pembangunan Pe
merintah Daerah setempat. (6). Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pembor
ongan Pekerjaan Umum (AV). No 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara
No.1457. (7). Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Perencana/Owner. (8). Standar Normalisasi Jerman (DIN). (9). Ame
rican Society for Testing and Material (ASTM). (10). American Concrete Institute
(ACI).
3.3.
Syarat-syarat Pelaksanaan a). Mutu beton : Mutu beton yang dicapai dalam pekerja
an beton bertulang adalah K-250 dan harus Memenuhi persyaratan yang ditentukan d
alam PBI-1971. b). Pembesian (1). Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus
atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), pers
yaratannya harus sesuai PBI-1971.
37

RKS Arsitektur (2). Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan d
engan gambar konstruksi. (3). Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menj
amin agar besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas
dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan k
etentuan dalam PBI-1971.
3.4.
Pengecoran Beton a). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan deng
an membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-uk
uran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. b). Pe
ngecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar
untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada be
ton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstru
ksi.
3.5
Pekerjaan Acuan/Bekisting a). Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukur
an-ukuran yang telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar. b). Acuan harus di
pasang sedemikian rupa dengan perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak
berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan. c). Acuan harus rap
at (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi gergaji),
potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan ha
rus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d). Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh se
ng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi bet
on/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 197
1). e). Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguap
an cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhat
ikan.
38

RKS Arsitektur 3.6. Kontraktor dan Kualifikasi Pelaksana/Kontraktor : a). Pelaks


ana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan
saat-saat penyerahan (selesai). b). Pekerjaan harus dilakukan tenaga-tenaga ahli
pada bidangnya. Pelaksana / Kontraktor harus qualified, minimum STM 3 (tiga) ta
hun pengalaman kerja. c). Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang
terdapat pada uraian dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambargambar
atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri. d). Kontraktor
mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun kemudian dengan pemilik, baik menge
nai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis lainnya. e). Kontraktor
harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan untuk dapa
t berdiskusi dan dapat memutuskan administratif.
3.7.
Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan : a). Bahan baru didatangkan ke t
empat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacad. Bebarapa bahan tersebut h
arus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih bersegel dan berlebel pabri
knya. b). Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, t
idak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik. c
). Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai denga
n jenisnya. d). Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengirima
n dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kon
traktor.
3.8.
Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan : a). Beton yang telah dicor dihindarkan dari
benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. b). Beton dilindungi
dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
39

RKS Arsitektur
c). Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan ti
dak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Ko
ntraktor. d). Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu di
basahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketent
uan dalam PBI-1971).
Pasal 4 PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL 4.1. Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pek
erjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerja
an ini meliputi antara lain : Pekerjaan kayu halus : - Pintu dan jendela berikut
rangka. - Pekerjaan Kayu Halus pada umumnya. 4.2. Persyaratan Bahan a). Jenis k
ayu yang dipakai : (1). Kayu Kamper, yang diawetkan, Kelas Kuat I-II Kelas Awet
I, mutu A. Digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan di atas, kecua
li dinyatakan lain dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan yang dinyatakan dalam gam
bar. Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing. Dihindarka
n adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata
kayu, melintang basah dan lapuk. Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai haru
s memenuhi syarat PKKI. Untuk kayu Kamper Kalimantan, kelembaban tidak dibenarka
n melebihi 12 %. Semua kayu yang dipasang / dipakai ialah yang disetujui oleh MK
. Seluruh kayu harus diawetkan dengan bahan pengawetan sistem pengeringan dengan
oven.
(2). (3).
(4).
(5). (6).
b). Bidang Panel dan Pintu :
40

RKS Arsitektur
(1).
Bahan yang digunakan untuk bidang panel, kecuali ditentukan lain adalah Plywood.
Jenis Plywood yang digunakan adalah sesuai gambar, dengan muka berkualitas baik
untuk bidang tampak. Tiap lembar Plywood yang dipakai harus mempunyai tanda/cap
dari pabrik yang dikenal. Semua perekat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan la
in-lainnya harus digalvanisasikan sesuai dengan NI-5. Penimbunan kayu ditempat p
ekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di satu tempat/ruangan yang kering
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilind
ungi dari kerusakan.
(2).
(3).
c). Syarat - syarat Pelaksanaan (1). Semua proses pemotongan dan pembuatan diker
jakan dengan mesin, kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan Konsultan pen
gawas Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi se
suai dengan HI-5, Bab VI, pasal 14, 15 dan 17. Tidak diperkenankan pengerjaan di
tempat pemasangan. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai peker
jaan untuk mendapatkan ketetapan pemasangan di lapangan. Rangka kayu untuk langi
t-langit dibuat sesuai pola dari langit-langit yang telah direncanakan dalam gam
bar, dengan memperhatikan letak dan bentuk armature lampu yang akan terpasang pa
da langit-langit dan lain-lain yang terpasang. Rangka kayu yang akan dipasang ba
han finishing harus diperhalus, rata dan waterpass. Hasil akhir dari pemasangan
harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm untuk setiap 2 m
2. Pekerjaan Kayu Halus * Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran ja
di (sudah diketam halus dan siap difinish). Kontraktor wajib menyerahkan shop dr
awing dan contoh jadi untuk bagian detail tertentu pada Pengawas / untuk mendapa
tkan persetujuan. Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus mengguna
kan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakannya di tempat pemasan
gan.
41
(2).
(3).
(4).
(5).
(6).
(7).
*

RKS Arsitektur
*
Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainn
ya yang disetujui Konsultan Pengawas. Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakua
n harus diberi dempul atau sejenisnya yang telah disetujui Konsultan Pengawas. H
indari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu. Permukaan kayu yang terlihat
harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap menerima finish. Penggunaan m
eni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau sejenisnya,
kecuali disyaratkan lain oleh Konsultan Pengawas Jika diperlukan bahan perekat,
maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik kualitas maupun jenisnya
kepada MK untuk mendapatkan persetujuan. Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang h
arus mendapat persetujuan dari Konsultsan Pengawas. Jika ada yang tidak memenuhi
syarat, maka Kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya.
*
* *
*

Pasal 5 PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL
5.1.

Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat


bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, den
gan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini meliputi antara lain : Pekerjaan Railli
g black steel. Pekerjaan Pagar Halaman.
5.2
Persyaratan Bahan. a. Jenis logam yang dipakai GSP digunakan untuk pekerjaan Rai
lling tangga, pipa hitam untuk pintu/pagar halaman. Diameter bahan/pipa yang dip
akai disesuaikan Gambar rencana.
42

RKS Arsitektur b. Syarat-syarat Pelaksanaan (1). Pemasangan disesuaikan dengan G


ambar Rencana yang ada. (2). Cara pemasangan menurut ketentuan pabrik yang menge
luarkan produk yang akan dipergunakan.
5.3
Pekerjaan Besi. a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gam
bargambar dan kondisi di lapangan. b. Bahan-bahan pelengkap lainnya seperti sekr
up, baut, mur, paku metal, fittings yang akan berhubungan dengan udara luar dibu
at dari besi yang digalvanisasi. c. Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubun
gannya dengan material lain, dengan mengikuti semua petunjuk gambar rencana seca
ra seksama. d. Kontraktor diminta untuk menyiapkan shop drawing/gambar kerja unt
uk pekerjaan-pekerjaan tetentu dengan petunjuk Konsultan Pengawas e. Berkas-berk
as pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan. f. Untuk unit yang d
ipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.
g. Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar. h. Pekerjaan
pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan
pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata dari cairan
elektroda tersebut. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan bebas
dari kotoran, cat minyak dan karat. i. Perhentian pengelasan harus pada tempat
yang ditentukan dan dijamin tidak akan berputar atau membengkok. Setelah pengela
san, sisia-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan baik (wire, brush, ampelas).
Cacat pada pengelasan harus dipotong dan dilas kembali atas tanggung jawab Kontr
aktor.
43

RKS Arsitektur
Pasal 6 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA 6.1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini mel
iputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditu
njukkan dalam gambar. 6.2. Standard a. b. c. d. Batu bata harus memenuhi NI-10 S
emen Portland harus memenuhi NI-8 Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2 Air
harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9
6.3. Bahan/Produk Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex. lokal denga
n kualitas terbaik yang disetujui Konsultan Pengawas, siku dan sama ukurannya st
andard.
6.4. Pelaksanaan a. Pasangan batu bata merah, dengan menggunakan aduk campuran 1
PC : 5 pasir pasang. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai
dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, din
ding didaerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding y
ang pada gambar menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air digunakan aduk rapat
air dengan campuran 1 pc : 2 pasir pasang. Sebelum digunakan batu bata harus dir
endam dalam bak air atau drum hingga jenuh. Setelah bata terpasang dengan aduk,
nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan ke
mudian disiram air. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
b.
c.
d.
e.
44

RKS Arsitektur f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis. Bida
ng dinding batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok p
enguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok diameter
10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm. Pembuatan lubang pada pasangan untuk pe
rancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan. Pembuatan lubang pada pasangan b
ata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi p
enguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu dita
nam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasang
an bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain. Tidak diperkenankan me
masang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%. Bata yang patah lebih dari 2
tidak boleh dipergunakan. Pasangan batu bata untuk dinding batu harus menghasilka
n dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pel
aksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
g.
h.
i.
j.
k.
Pasal 7 PEKERJAAN PLESTERAN
7.1. Lingkup Pekerjaan a. Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah pe
nyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat
angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat di
capai hasil pekerjaan yang bermutu baik. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan
pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutka
n / ditunjukkan dalam gambar.
b.
7.2. Persyaratan Bahan a. b. c. d. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih d
ari satu produk untuk seluruh pekerjaan) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat
2 Air harus memenuhi NI-3 pasal 10 Penggunaan adukan plesteran :
45

RKS Arsitektur
(1) (2). (3).
Adukan 1 pc : 3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air. Adukan 1 pc: 5 pasir di
pakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya. Seluruh permukaan plesteran difin
ish acian dari bahan PC.
7.3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifik
asi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan P
engawas, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini. Pekerja
an plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan di
nding batu bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai Uraian Syarat Pek
erjaan yang tertulis dalam buku ini. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus men
gikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur terutama dalam gambar detail dan g
ambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk profilnya. Campu
ran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatannya m
enggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1).
Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan denga
n udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah sampai ketin
ggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai toilet dan da
erah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 pc : 3 pasir. (2). Untuk bidang la
innya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 5 pasir. (3). Plesteran halus (acian)
dipakai campuran pc dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian dap
at dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar). (4). Semua jenis
aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu da
lam keadaan baik dan belum mengering. diusahakan agar jarak waktu pencampuran ad
uk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air. e. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah sel
esai pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan. Untu
k Beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisasisa bekisting
dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua
46
b.
c.
d.
f.

RKS Arsitektur lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertut
up aduk plester. g. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang
yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan p
lesteran). Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya d
iberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yan
g lebih baik terhadap bahan finishingnya. Pasangan kepala plesteran dibuat pada
jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan keping-keping playwood setebal 9 mm un
tuk patokan keratan bidang. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permuka
an dinding / kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang dimi
nta gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus
diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pa
da bagian pekerjaan yang diijinkan Konsultan Pengawas Untuk setiap permukaan bah
an yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi nat
(tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk
lain di dalam gambar. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi len
gkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika meleb
ihi, kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontrak
tor. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar ti
dak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan - bahan p
enutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat. Jika terjadi keretakan seb
agai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan d
iperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan biaya
atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kont
raktor harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali
setiap hari. Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang belum finish,
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakankerusakan dan peng
otoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontrakt
or dan wajib diperbaiki.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
47

RKS Arsitektur p. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebel


um plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
Pasal 8 PEKERJAAN KERAMIK
8.1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerja
an yang bermutu baik. Pasangan ubin keramik ini dipasang pada seluruh detail yan
g disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
b.
8.2. Standard a. b. c. : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI - 3)
. ANSI : American National Standard Institute TCA : Tile Council of America, USA
. TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for Ceramik Tile. PUBI
8.3. Persyaratan bahan a. Lantai keramik yang digunakan : : : : : : 30 x 30 cm,
20 x 20 cm Ex. Roman atau setara ditentukan kemudian Kelas I spesi 1 pc : 3 pasi
r
Ukuran Produksi Warna/type Kualitas Bahan perekat b.
Dinding keramik yang digunakan : : : : : : 20 x 20 cm. Ex. Roman, atau setara di
tentukan kemudian Kelas I spesi 1 pc : 3 pasir
Ukuran Produksi Warna/type Kualitas Bahan perekat
48

RKS Arsitektur c. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu ha


rus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Management.
8.4. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibka
n membuat shop drawing mengenai pola keramik. Keramik yang terpasang harus dalam
keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda. Adukan pasangan/pengikat dengan a
duk campuran 1 PC : 3 pasir pasang dan ditambah bahan perekat seperti yang disya
ratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat. Baha
n keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asa
m alkali) sampai jenuh. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang p
ermukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemirin
gan di daerah basah dan teras. Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik har
us sesuai gambar detail atau sesuai petunjuk Perencana. Perhatikan lubang instal
asi dan drainase/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai. Jarak antara unit-unit p
emasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama lebarnya, maksimum 3 mm
, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya
, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut sikut yang saling berpo
tongan tegak lurus sesamanya. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang ber
mutu baik, dari bahan seperti yang telah diisyaratkan di atas. Pengisian siar (
Cor Nat ) harus menuggu hingga spasi kering. Pemotongan unit-unit keramik tiles
harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik. K
eramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permuk
aan keramik, hingga betul-betul bersih. Keramik yang terpasang harus dihindarkan
dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat aki
bat dari pekerjaan lain.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
49

RKS Arsitektur Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, t
idak ada lubang dan celah celah yang terjadi pada permukaan lantai, harus ditutu
p dengan adukan semen pasir (tasram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingny
a.
8.5. Pemasangan Keramik Dinding di bagian Dalam (Internal). a. Sebelum pemasanga
n dimulai, plesteran dasar keramik harus dibasahi. Pakai benang untuk menentukan
lay out keramik, yang telah ditentukan dan pasang sebaris keramik guna jadi pat
okan untuk pemasangan selanjutnya. Kecuali ditentukan lain, pemasangan keramik h
arus dimulai dari bawah dan dilanjutkan ke bagian atas. Pada pemasangan tile, te
mpelkan di bagian belakang tile adukan dan ratakan, kemudian keramik yang telah
diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian permukaan keramik dipu
kul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh bagian belakang keramik
dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi keramik. Tiap hari pemasangan, tid
ak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih dari ketentuan berikut :
* * * e. 1,2 m - 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm. 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tingg
i 90 - 120 mm. Max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
b.
c.
d.
Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang / di
keluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mort
ar yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah. Pemasangan
tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
f.
Pasal 9 PEKERJAAN FLOOR HARDENER 9.1. Lingkup Pekerjaan Dilakukan meliputi dari
bagian-bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Dala
m hal ini termasuk pekerjaan persiapan pada permukaan lantai, pengadaan tenaga k
erja, bahan, alat-alat, peralatan bantu lainnya, contoh bahan yang akan digunaka
n, termasuk pula perwatan dan pemeliharaan sampai saat penyerahan pekerjaan tera
khir.
50

RKS Arsitektur
9.2. Persyaratan Bahan a. Bahan non metallic Floor Hardener ex. Sika natural, ba
han yang langsung dapat digunakan, buatan luar negeri merk atau dengan bahan yan
g setara dan disetujui Konsultan Pengawas Bahan non metallic aggregates tanpa ca
mpuran bahan lain, dari proses bahan-bahan yang sesuai ketentuan atau yang diper
syaratkan dari pabrik, pengerjaannya dilakukan lapis demi lapis, warna harus sta
bil, tahan terhadap beban berat, tahan getaran dan goresan ringan, dapat mencega
h adanya/terjadinya retak pada permukaan lantai, tahan lama aerta tidak licin. W
arna akan ditentukan kemudian. Pengendalian seluruh mutu bahan- bahan serta cara
pengerjaannya harus dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrikyang bersan
gkutan. Komposisi floor hardener adalah 1 : 2 : 3 sama dengan mutu K. 125 bila d
i hitung dari luasannya adalah /m2 = 0,05m3 di kali luasannya. Sehingga bila kom
posisinya adalah 7 kg/m2 untuk floor hardener dengan mutu K. 125.
b.
c.
d.
9.3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terd
apat retak-retak, tidak ada lubang dan celah-celah yang terjadi pada permukaan l
antai harus ditutup dengan adukan semen pasir (trasram) sampai rata terhadap per
mukaan sekelilingnya. Pekerjaan lapisan floor hardener dilakukan setelah ada per
setujuan dari Konsultan Pengawas. Pengerjaannya sesuai dengan yang dipersyaratka
n dari pabrik yang bersangkutan, sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan bermut
u baik dan memberikan kepuasan kepada Konsultan Pengawas. Sebelum pekerjaan dila
kukan, Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan beberapa contoh bahan, warna dan c
ontoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam hasil produk kepada Konsultan Peng
awas untuk disetujui dalam pelaksanaan. Contoh bahan, warna dan contoh percobaan
pekerjaan yang telah disetujui Konsultan Pengawas, akan dipakai sebagai standar
dalam pemeriksaan dan penerimaan bahan/hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh Kon
traktor. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/hasil contoh p
ekerjaan di Direksi Keet serta harus senantiasa menjaga keamanannya.
51
b.
c.
d.
e.

RKS Arsitektur
f.
Pekerjaan floor hardener yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya
kerusakan akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan yang lain. Kontraktor harus b
ertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukan. Kerusak
an-kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan floor hardener, Kontraktor diha
ruskan untuk memperbaiki, hingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang telah disy
aratkan dalam buku ini tanpa adanya tambahan biaya. Pasal 10 PEKERJAAN KACA & CE
RMIN
g.
10.1. Lingkup Pekerjaan a. Menyediakan tenaga Kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pe
kerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi diseb
utkan/ditunjukkan dalam detail gambar. seluruh detail yang
b.
10.2. Persyaratan Bahan a.. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipi
h pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dap
at diperoleh dari proses-proses tarik , gilas dan pengambangan (Float glass). To
leransi lebar dan panjang : Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toler
ansi seperti yang ditentukan oleh pabrik. Kesikuan : Kaca lembaran yang berbentu
k segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, tole
ransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter. Cacat-cacat.
- Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketenyuan dari pab
rik. - Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi g
as yang terdapat pada kaca). - Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi ki
mia yang dapat mengganggu pemandangan. - Kaca harus bebas dari keretakan (garisgaris pecah pada kaca, baik sebagian atau seluruh tebal kaca) - Kaca harus bebas
dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/masuk).
52
b.
c.
d.

RKS Arsitektur Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adal
ah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yan
g berobah dan mengganggu pandangan. Harus bebas dari bintik-bintik (spots, awan
(cloud) dan goresan (scratch). Bebas lengkungan (lembaran baca yang bengkok). Mu
tu kaca lembaran yang digunakan AA. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak
boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik.
e.
Bahan kaca : (1). Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
Digunakan produk ex Asahimas setara (2) Bahan untuk kaca dan cermin menggunakan
: Clear float glass, tebal sesuaikan dengan gambar (t=5 mm) (3) Di satu permuka
annya dilapisi (Chemical Deposited Silver). (4). Permukaan harus bebas noda dan
cacat,bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya.
f).
Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurind
a/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
10.3. Syarat-syarat Pelaksanaan a.. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikut
i petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini. Pekerjaan ini mem
erlukan keahlian dan ketelitian. Semua bahan yang telah terpasang harus disetuju
i Pengawas. oleh Konsultan
b. c..
d.
Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan dib
eri tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tand
a-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem
aci. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pem
otong kaca khusus. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 m
m masuk ke dalam alur kaca pada kusen. Pembersih akhir dari kaca harus menggunak
an kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
e.
f.
g.
53

RKS Arsitektur h. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa
melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon.Warna transparant cara pemasangan
dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pa
brik.
Pasal 11 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
11.1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan
-bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk m
elaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu kayu, seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail gambar.
b.
11.2. Persyaratan Bahan a. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan k
etentuan yang tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan at
au penggantian 'hardware' akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melapork
an hal tersebut kepada Owner untuk mendapatkan persetujuan. Semua anak kunci har
us dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 x 6 cm deng
an tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak
kunci.
b.
11.3 Perlengkapan Pintu dan Jendela a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu (1) Se
mua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut : Lockcase Cylinder Handle
: : : Merk Cisa, atau setara Merk Cisa, atau setara Merk Cisa, atau setara
54

RKS Arsitektur Back Plat Engsel (Butt Hinges) : : Merk Cisa, atau setara Merk Ha
ger, atau setara Dorma, atau setara
Engsel Lantai (Floor Hinges):
Door Closer, Door Stopper: Merk Alfa atau setara Perincian type yang dipakai dar
i merk-merk di atas, lihat pada gambar. Untuk pintu kamar mandi menggunakan alfa
atau setara.
(2). Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipas
ang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
(3).
Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Cisa, atau setara.
b.
Pekerjaan Engsel (1). Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pi
ntu merk Hager warna brush di pasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. J
umlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu,
tiap engsel memikul maksimal 20 Kg. contoh bahan untuk
(2). Kontraktor wajib mengajukan mendapatkan persetujuan Perencana.
11.4 Persyaratan Pelaksanaan a. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan
atas pintu. Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engs
el tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut. Untuk pintu to
ilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan pintu, engsel tengah
dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut. Penarik pintu (door pul
l) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai. Pemasangan lockcase, handle dan ba
ckplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang
telah ditentukan oleh
55
b.
c. d.

RKS Arsitektur Konsultan Pengawas . Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontrak
tor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya. e. Seluruh perangkat kunci harus bek
erja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus. Ta
nda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya. Kontraktor wajib
membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kont
rak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing har
us jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dala
m Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik. Shop drawing
sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas
f. g.
h.
Pasal 12 PEKERJAAN PLAFOND 12.1 Persyaratan Pemasangan plafond boleh dilaksanaka
n setelah semua peralatan yang terdapat di dalam plafon ( kabel - kabel, pipa-pi
pa, ducting-ducting, alat-alat penggantung dan penguat plafon) siap dan selesai
dikerjakan. 12.2. Pelaksanaan (a). Penggantung plafon harus dibuat sedemikian ru
pa sehingga diperoleh bidang plafon yang rata, datar dan tidak melengkung. Pemas
angan plafon harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat. Kontraktor ber
tanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap: * * * * Kemungk
inan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus disangga ol
eh rangka plafon. Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / kont
rol Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga pl
afon menjadi bergelombang karenanya. Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-ala
t maintenance pada plafon luifel diluar bangunan.
56
(b).
(c).

RKS Arsitektur * (d) Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub ko
ntraktor serta persetujuan Konsultan Pengawas Pekerjaan plafond Gypsum Board. 1)
Lingkup pekerjaan meliputi, Penyediaan bahan plafond gypsum board dan konstruks
i penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan termasuk pelubangan buat lam
pu dan grite. 2) Rangka plafond, Rangka plafond dibuat dari batang besi hollow 4
0x40x2 untuk rangka pokok dan 20x40x2 untuk lainnya. 3) Pemasangan lembaran Gyps
um Board, Bahan penutup plafond gypsum board yang digunakan adalah gypsum board
dan Cornis Gypsum tebal 5 cm finis AEP, sesuai dengan gambar untuk itu. Gypsum b
oard yang digunakan merk ex Jaya board atau Thai Board. Pemasangannya dengan pak
ai skrup dan nat di tutup dempul. (e) Pekerjaan plafond Gypsum Tile 1) Lingkup p
ekerjaan meliputi, Penyediaan bahan plafond gypsum tile dan konstruksi penggantu
ngnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempattempat yang tercantum pada g
ambar untuk itu. 2) Rangka plafond, Rangka plafond dibat dari Main T dan Cross T
. 3) Pemasangan lembaran Gypsum Tile, Bahan penutup plafond gypsum Tile yang dig
unakan adalah gypsum Tile waterproof tebal 9 mm dan Gypsum tile ukuran 60 x 120
tebal 9 mm dan Cornis Gypsum tebal 5 cm, sesuai dengan gambar untuk itu. Gypsum
Tile yang digunakan merk ex Jaya board atau setara. Pemasangannya dengan pakai s
krup dan nat di tutup dempul. (f) Pekerjaan plafond Calci Board 1) Lingkup peker
jaan meliputi,
57

RKS Arsitektur Penyediaan bahan plafond Calci Board dan konstruksi penggantungny
a, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempattempat yang tercantum pada gamba
r untuk itu. 4) Rangka plafond, Rangka plafond dibuat dari batang besi hollow 40
x40x2 untuk rangka pokok dan 20x40x2 untuk lainnya 5) Pemasangan lembaran Calci
Board, Bahan penutup plafond Calci Board yang digunakan adalah tebal 4,5 mm dan
list kayu 2x3 cm atau ukuran lain, sesuai dengan gambar untuk itu. Calci Board y
ang digunakan setara. Pemasangannya dengan system skrup. (g) Pekerjaan plafond M
ultiplek. 1) Lingkup Pekerjaan meliputi : Penyediaan bahan langit-langit multipl
eks plywood dan konstruksi penggantung penyiapan tempat serta pemasangan pada te
mpattempat yang tercantum dalam gambar. 2) Bahan dan Pemasangan lembaran multipl
eks Bahan penutup langit-langit multipleks plywood yang digunakan adalah multipl
eks plywood tebal 9 mm, sesuai dengan gambar untuk itu. Multipleks plywood yang
digunakan merk ex cap kuda laut atau setara Finishing multipleks plywood adalah
cat
Pasal 13 PEKERJAAN PENUTUP ATAP
13.1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan
-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainya termasuk pengangkutannya yang diper
lukan untuk menyelesikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gamba
r, memenuhi uraian syarat- syarat dibawah ini seta memenuhi spesifikasi dari pab
rik yang bersangkutan.
58

RKS Arsitektur b. Bagian ini meliputi : c. Plat atap Penutup atap


Material standar Rangka baja, sesuai SNI Penutup atap dari Genteng Keramik Produ
ct : Kanmuri
d.
Persetujuan Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produksi dan spesifika
si untuk persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui oleh Kon
sultan Pengawas
e. Gambar
gambar pelaksanaan -. Kontraktor wajib membuat shop drawing ( gambar det
ail pelaksanaan).
13.2. Pelaksanaan Pemasangan harus tepat dan sesuai dengan yang dianjurkan oleh
pabrik pembuatnya sehingga besar kemungkinan untuk tidak sesuai kecil, bilamana
prosedur pabrik dikerjakan .
Pasal 15 PEKERJAAN PENGECATAN
14.1. Lingkup Pekerjaan a. b. c. Persiapan permukaan yang akan diberi cat. Penge
catan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Pengecatan semua permu
kaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan b
ahan yang sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana.
59

RKS Arsitektur 14.2. Standar Pengerjaan (Mock Up) a. Sebelum pengecatan dimulai,
Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jen
is cat yang diperlukan. Bidangbidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warn
a, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebaga
i mock up ini akan ditentukan oleh MK. Jika masing-masing bidang tersebut telah
disetujui oleh MK, bidangbidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keselur
uhan pekerjaan pengecatan.
b.
14.3. Contoh dan Bahan untuk Perawatan a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pen
gecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm
2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula
cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir). Semua
bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas dan Perenc
ana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas dan Perencana, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock up
seperti tercantum pada B.2). di atas. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsul
tan Pengawas, untuk kemudian diteruskan kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon ti
ap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup r
apat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya.Cat ini ak
an dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh Pemberi Tugas.
b.
c.
14.4. Pekerjaan Cat Dinding a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengec
atan seluruh plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gamb
ar. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar, jenis weather
shield System - Top Coat : polyorethane 60 % gloss. Nat : Black Sealer SK. No.1
. Color (ditentukan kemudian). Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan ca
t jenis Emulsi Ecrylic merk ICI atau setara dengan lapisan dasar Color Binder me
rk ICI atau setara Warna ditentukan MK. Plamur yang digunakan adalah plamur temb
ok merk ICI atau setara.
b.
c.
d.
60

RKS Arsitektur e. Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul keri
ng, tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Owner. Peker
jaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan pl
amur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata. Sesudah 7 hari pl
amur terpasang dan percobaan warna besi kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sa
mpai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller. Lapisan
pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistence sealer ya
ng dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic emulsion dengan kekentalan cat seba
gai berikut : - Lapis I encer (tambahkan 20 % air). - Lapis II kental. - Lapis I
II encer. i. Untuk warna-warna dan jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kale
ng-kaleng dengan percampuran (batch number) yang sama. Setelah pekerjaan cat sel
esai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian y
ang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
f.
g.
h.
j.
14.5. Pekerjaan Cat Kayu a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun p
intu panil multiplex, dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar. Cat ya
ng digunakan adalah merk ICI atau setara jenis Sinthetic Enamel, warna ditentuka
n Perencana setelah melakukan percobaan pengecatan. Bidang yang akan dicat diber
i manie kayu, wana merah satu lapis, kemudian diplamur dengan plamur merk ICI at
au setara sampai lubanglubang/pori-pori terisi sempurna. Setelah 7 (tujuh) hari,
bidang plamur diamplas besi halus dan dibersihkan dari debu kemudian dicat seku
rang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas. Setelah pengecatan selesai
, bidang cat yang terbentuk, utuh, rata, tidak ada bintik-bintik atau gelembung
udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
61
b.
c.
d.
e.

RKS Arsitektur
14.6 Pekerjaan Manie Kayu a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan selur
uh permukaan multiplex plywood yang akan dicat, rangka langit, rangkarangka pint
u dan / atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar. Manie yang digunakan ada
lah manie kayu merk Patna atau setara warna merah. Semua kayu hanya boleh dimani
e di tapak proyek dan mendapat persetujuan Owner. Sebelum pekerjaan manie dilaku
kan, bidang kayu kasar harus diamplas dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan d
engan amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata. Pekerjaan manie
dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan lapis, sedemikian rupa sehingga bid
ang kayu tertutup sempurna dengan lapisan manie.
b.
c.
d.
e.
Pasal 15 PEKERJAAN WATERPROOFING 15.1 Umum a. Lingkup Pekerjaan 1. Yang termasuk
pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahanbahan peralatan dan alat-ala
t bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pek
erjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-sy
arat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Bagia
n yang di waterproofing : - Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya - Ba
gian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
2.
3.
Material - Bitumat :
coating (toilet)
ex. Sika atau setara
62

RKS Arsitektur b. Standard 1. 2. 3. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indon


esia 1982 (NI
3) ASTM 828 ASTME : TAPP I 803 dan 407
c. Persetujuan Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk dan spesifik
asi untuk persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui Konsult
an Pengawas d. Gambar-gambar pelaksanaan 1. Kontraktor wajib membuat shop drawin
g (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Kontraktor wajib membuat shop drawing un
tuk detail-detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen
kontrak.
2.
3 Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen konrak sesuai dengan spesifikasi pa
brik. 4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih d
ahulu dari Konsultan Pengawas.
e. Contoh 1. Kontraktor waijb mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap
dan jaminan dari pabrik. Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib membuat mock-up
sebelum pekerjaan dimulai.
2.
f. Pengangkutan, penyimpanan dan penanganan bahan 1. Materi harus disiapkan dala
m kemasan yang akan melindunginya dari kerusakan pada pekerjaan.
63

RKS Arsitektur 2. Dibagian luar tiap kemasan tersebut harus diberi label yang me
nyebutkan nama generic
dan merk dagang
dari produk, berat bersih dan nama pabri
aktor dan nama proyek. 3. Dilapangan bahan harus disimpan di dalam kemasan yang
masih tertutup, terlindung dari sinar matahari langsung, dan dilindungi dari per
cikan api, panas dan lain-lain. 4. Jangan keluarkan material dari gudang ke area
pekerjaan lebih dari yang diperlukan untuk 1 (satu) hari kerja, dan pembukaan k
emasan hanya dilakukan setelah aplikator siap melaksanakan aplikasi bahan terseb
ut.
15.2 Pelaksanaan a. Persiapan 1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukka
n kepada Konsultan Pengawas. untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan keten
tuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus
mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas perset
ujuan Konsultan Pengawas. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spes
ifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawa
s sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disua
tu tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan terse
but diselesaikan.
2.
3.
b.
Pengamanan pekerjaan 1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasa
ngan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik atau Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka Kontr
aktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsulta
n Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontrakt
or.
2.
64

RKS Arsitektur 15.3 Persyaratan Bahan a. Persyaratan Standar Mutu Bahan Standar
dari bahan dan produsen yang ditentukan oleh pabrik dan standarstandar seperti :
NI-3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah
standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Pemberi Tugas. 1. Jaminan Pemeliharaa
n dan Tenaga Ahli Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditu
njuk penyalur dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secar
a cuma-cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa : Jaminan ketepatan pemakaian bahan
(Producer s Process Performance Warranty) Jaminan ketepatan aplikasi (Aplikator Wor
kmanship Warranty)
2.
Gambar Detail Pelaksanaan : Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan deng
an keadaan di lapangan. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detai
l khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak. Dalam s
hop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterang
an produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara le
ngkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik. Sh
op drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.
65

RKS Arsitektur
Pasal 16 PEKERJAAN ALLUMINIUM 16.1 Umum a. Lingkup Pekerjaan 1 Menyediakan tenag
a kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu lainnya untuk melaksanakan pekerj
aan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. 2. Pekerjaan
ini meliputi seluruh pintu dan jendela rangka alluminium, lengkap dengan kusen d
an kacanya, dan bukan merupakan bagian curtain wall seperti yang dinyataka/ditun
jukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
b. Standard 1. ASTM : * C 509
Cellular Elastomeric Preformed (Gasked and Selaing M
aterial) * C 2000 Clasification System for Rubber Products in Automatic Applicatio
ns. * C 2287 Nonrigit Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding and Extination
Compounds. c. Persetujuan - persetujuan 1. Shop drawing - Harus memperlihatkan d
engan jelas dimensi, sistim konstruksi, hubungan-hubungan antar komponen, cara p
engangkuran dan lokasinya, penempatan hardware dan detail-detail pemasangan. - H
arus memperlihatkan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan spesifikasi. - Shop
drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan kaca, gasket serta se
alant. d. Contoh bahan : (1) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bah
an yang memperlihatkan tekstur, finishing dan warna.
66

RKS Arsitektur Sampul profil-profil extruded panjangnya minimum 300 mm. Untuk al
luminium sheet, ukuran 300x300 mm2, ketebalan sesuai dengan yang akan dipakai. (
2) Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, jenus alloy, w
arna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
e.
Pengadaan dan Penyimpanan Material Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam kem
asan pabrik, lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangan.
16.2 Bahan/Produk a. Kusen Alluminium yang digunakan Bahan : Dari bahan Allumini
um framing system, ex Super X atau setara. Bentuk profil : Sesuai shop drawing y
ang disetujui Konsultan Pengawas Warna profil : Ditentukan kemudian (contoh warn
a diajukan Kontraktor) Lebar profil : 10 cm dan 7 cm (pemakaian lebar bahan sesu
ai yang ditunjukkan dalam gambar) Pewarnaan : Warna natural, PVDF, produk PT. ES
I, sesuai dengan ketentuan pabrik. Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
b.
Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syaratsyarat dari pek
erjaan alluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkut
an. Konstruksi kusen alluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam d
etail gambar termasuk bentuk dan ukurannya. Ketahanan terhadap air dan angin unt
uk setiap type harus disertai hasil test, minimum 100 kg/m2 Ketahanan terhadap u
dara tidak kuran dari 15 m3/hari dan terhadap tekanan air 15 kg/m2 yang harus di
sertai hasil test. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih d
ahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan d
an pewarnaan yang dipersyaratkan.
67
c.
d.
e.
f.

RKS Arsitektur
g.
Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profi
l harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jen
dela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill
, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangk
ai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
- untuk tinggi dan lebar 1 mm - Untuk diagonal 2 mm
h.
Accessories Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather stri
p dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alluminium harus
ditutup caulking dan sealent, angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium terbu
at dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mik
ron sehingga dapat bergeser. Bahan finishing Treatment untuk permukaan kusen jen
dela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau p
lester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih ata
u anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish a
tau bahan insulation lainnya.
i.
16.3 Pelaksanaan a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti g
ambargambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang) serta membaut contoh
jadi untuk semua detail sambungan dan profil alluminium yang berhubungan dengan
sistem konstruksi bahan lain. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebe
lum pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunju
k Konsultan Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukur
an. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fa
brikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya da
pat dipertanggung jawabkan. Pemotongan alluminium hendaknya dijauhkan dari mater
ial besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan
untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan ke
rusakan pada permukaannya.
b.
c.
d.
68

RKS Arsitektur e. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) da


ri arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Akhir bagian kuse
n harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus co
cok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai deng
an gambar. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium terbuat dari steel plate
setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm. Penyekrupan harus dipasang
tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian ru
pa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat ke
kuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Untuk fitting hard ware dan reinforcin
g materials yang mana kusen alluminium akan kontrak dengan besi, tembaga atau la
innya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk
menghindari kontak korosi. Toleransi pemasangan kusen alluminium disatu sisi di
nding adalah 10
25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout. Untuk mempero
leh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan hen
daknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau b
ahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door. Sekel
iling tepi kusen yang terlihat terbatas dengan dinding agar diberi sealent supay
a kedap air dan kedap suara.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air h
ujan.
Pasal 17 PEKERJAAN SANITAIR
17.1 Umum a.. Lingkup Pekerjaan 1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair
ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu l
ainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang b
ermutu dan sempurna dalam pemakainnya / operasinya.
69

RKS Arsitektur
2.. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, kloset, kran, perlengkapan kloset, fl
oor drain, clean out. b. Persetujuan 1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditun
jukkan kepada Perencana / Konsultan Pengawas beserta persyaratan / ketentuan pab
rik untuk mndapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa
biaya tambahan. 2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan,
pengganti harus disetujui MK berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor. 17.2
. Bahan/Produk Untuk Kloset dan kran, wastafel, urinoir dan bahan pelengkap/acce
ssories yang lain merk TOTO Standard atau setara produk dalam negeri. 17.3 Pelak
sanaan a.. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar y
ang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar. b.
Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar denga
n spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
konsultan perencana c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tem
pat bila ada kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut disele
saikan. d. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untu
k kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya. e. Kontraktor wajib memperbaiki /
mengulangi / menganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan da
n masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh ti
ndakan Pemilik.
17.4. Pekerjaan Wastafel a. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO atau setara
ex. dalam negeri lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam b
rosurnya.
70

RKS Arsitektur b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah d
iseleksi baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan t
elah disetujui oleh Konsultan Pengawas Ketinggian dan konstruksi pemasangan haru
s disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam br
osur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran
dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-keboco
ran.
c.
17.5 Pekerjaan Closed a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai
adalah TOTO atau setara dalam negeri. b. Kloset beserta kelengkapannya yang dip
asang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, ret
ak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Pengawas c. Untuk dudu
kan dasar kloset dipakai papan jati tua tebal 3 cm dan telah dicelup dalam larut
an pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan pada pa
pan tersebut dengan sekrup kuningan. d. Kloset harus terpasang dengan kokoh leta
k dan ketinggian sesuai gambar, water pass. Semua noda-noda harus dibersihkan, s
ambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
Keterangan : Closed duduk merk toto atau Setara
17.6 Pekerjaan Kran a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah mer
k TOTO atau setara dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-ma
sing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat saintair. Keran-keran tembok di
pakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menem
pel pada dinding. Keran-keran yang dipasang di halaman harus mempunyai ulir, sin
k di pantry disambung dengan pipa leher angsa (extension) b. Stop kran yang dapa
t digunakan merk Kitazawa atau setara bahan kuningan dengan putaran berwarna hij
au, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
71

Anda mungkin juga menyukai