Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MATEMATIKA SEKOLAH II

PEMECAHAN
MASALAH

DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.

HANIFUL
FITRIYANI
PUTERI APRILIANTI
RENNI MARLINA

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014/2015

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .....................................................................................2

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................3
A. LATAR BELAKANG..................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................4
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................5
A. PENGERTIAN PEMECAHAN MASALAH..............................5
B. LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH..............6
C. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH....................................7
D. IMPLIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA..........11
BAB III. PENUTUP...........................................................................13
1. KESIMPULAN............................................................................13
2. SARAN........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kurikulum 2013, salah satu tujuan pendidikan adalah untuk
mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara
dan peradaban dunia. Pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran
matematika dilakukan selain untuk mencapai tujuan tersebut juga untuk
membentuk siswa yang memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif dalam matematika, serta memiliki kemampuan pikir dan tindak
yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret dalam menyelesaikan
masalah secara mandiri (Kemdikbud,2013).

Dalam matematika, pemecahan masalah bukan merupakan topik tersendiri


melainkan menyatu dalam proses pembelajaran. Saat ini terdapat dorongan yang
kuat dalam pendidikan untuk menjadikan pemecahan masalah sebagai komponen
kunci dalam kurikulum pembelajaran matematika (Nakin, 2003). Tuntutan untuk
menjadikan siswa mampu memecahkan masalah dengan baik telah menjadi tujuan
utama dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika hendaknya
memuat pemecahan masalah sebagai bagian utama semua aspek aktivitasnya.
Guru hendaknya memberikan kepada siswa masalah-masalah yang kaya,
masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, dan masalah yang menantang
dan memotivasi mereka. Pemecahan masalah merupakan cara efektif untuk
mengeksplorasi ide-ide matematika baru (Mahmudi, 2008)

B. Rumusan Masalah
1
2
3
4

Apa yang dimaksud pemecahan masalah?


Bagaimana langkah-langkah pemecahan masalah?
Apa saja strategi pemecahan masalah?
Bagaimana implikasi pemecahan masalah terhadap pembelajaran
matematika?

C. Tujuan
1
2
3
4

Dapat menganalisis pengertian pemecahan masalah


Dapat menganalisis langkah-langkah pemecahan masalah
Dapat menganalisis strategi pemecahan masalah
Dapat mengetahui implikasi pemecahan masalah terhadap
pembelajaran matematika.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemecahan Masalah
Sesuatu disebut masalah jika terjadi kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan kenyataan, antara apa yang dimiliki dengan apa yang
dibutuhkan, antara apa yang telah diketahui dengan apa yang ingin diketahui.
Proses

bagaimana

mengatasi

kesenjangan

yang

terjadi

disebut

proses

memecahkan masalah. Masalah dalam pembelajaran matematika adalah suatu


persoalan atau pertanyaan yang bersifat menantang yang tidak dapat diselesaikan
dengan prosedur rutin yang sudah biasa dilakukan / sudah diketahui dan masalah
tersebut diselesaikan dengan menggunakan rumus ataupun konsep yang telah
dipelajari.
Menurut Funke (2001), pada awal 1900-an, pemecahan masalah
dipandang sebagai aktivitas yang bersifat mekanistis, sistematis, dan sering
diasosiaskan dengan suatu konsep yang abstrak. Dalam konteks ini masalah yang
diselesaikan adalah masalah yang mempunyai satu jawaban saja yang didapat dari
proses yang melibatkan satu metode atau cara. Seiring dengan berkembangnya
teori belajar kognitif, pemecahan masalah dipandang sebagai aktivitas mental
yang melibatkan keterampilan kognitif kompleks. Hal ini juga sesuai dengan
pendapat Kirkley (2003) yang menyatakan bahwa pemecahan masalah melibatkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti visualiasi, asosiasi, abstraksi,


manipulasi, penalaran, analisis, sintesis, dan generalisasi.
Terdapat beragam definisi pemecahan masalah. Menurut Nakin (2003),
pemecahan masalah adalah proses yang melibatkan penggunaan langkah-langkah
tertentu yang sering disebut sebagai model atau langkah-langkah pemecahan
masalah, untuk menemukan solusi suatu masalah. Heuristik merupakan pedoman
atau langkah-langkah umum yang digunakan untuk memandu penyelesaian
masalah. Namun langkah-langkah ini tidak menjamin kesuksesan individu dalam
memecahkan masalah. Sementara itu Gagne (Kirkley, 2003) mendefinisikan
pemecahan masalah sebagai proses mensintesis berbagai konsep, aturan, atau
rumus untuk memecahkan masalah. Maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan
masalah dalam pembelajaran matematika adalah proses menyelesaikan masalah
berupa persoalan atau pertanyaan non rutin yang membutuhkan langkah-langkah
khusus dan pemikiran yang cermat dan kreatif dalam menggunakan rumus dan
konsep yang tepat.

B. Langkah Langkah Pemecahan Masalah


Langkah-langkah pemecahan masalah (problem solving) dan strategi
penyelesaian masalah.Menurut Polya dalam Budhi (2004: 2), terdapat empat
langkah yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan soal yaitu:
a. memahami soal yang ada
- Fakta atau informasi apa yang diberikan?
- Apa yang ditanyakan, yang akan dicari atau dibuktikan?
- Apakah informasi yang diberikan cukup untuk dapat menyelesaikan
soal?
- Konsep atau materi apa yang digunakan?
b. menyusun suatu strategi
- Strategi apa yang akan digunakan?
- Definisi atau sifat apa yang mungkin digunakan?
c. melakukan strategi yang telah dipilih
menurut Sumardyono (2009), Untuk dapat melakukan tahap tiga dengan
baik, maka perlu dilatih mengenai:
1). keterampilan berhitung,
2). keterampilan memanipulasi aljabar,

3). membuat penjelasan (explanation) dan argumentasi (reasoning).


d. Melihat kembali pekerjaan yang telah dilakukan. Melihat apakah jawaban
sudah benar atau masih terdapat kekeliruan. Selanjutnya jika perlu
menyusun strategi baru yang lebih baik atau menuliskan jawaban yang
lebih baik.

C. Strategi Pemecahan Masalah


Budhi (2004: 4 54) dan Binatari (2008: 1 4) menjelaskan bahwa Dalam
pemecahan masalah, terdapat beberapa strategi penyelesaian di antaranya melihat
pola, menggunakan variabel, menggunakan definisi atau sifat, menggambar suatu
diagram, melangkah mundur; dan mendata. Berikut penjelasan dari beberapa
strategi yang dapat digunakan dalam menyelesaikan soal olimpiade matematika.
1. Melihat Pola
Bila kita dapat melihat sebuah pola pada sebuah masalah maka jangan
abaikan. Gunakan pola tersebut untuk memperoleh penyelesaian masalah tersebut.
Strategi ini berkait dengan pencarian keteraturan-keteraturan. Keteraturan tersebut
akan memudahkan kita menemukan penyelesaian soal.
f : ZQ

Contoh : suatu fungsi

setiap

x Z . Jika

mempunyai sifat

f ( 2 )=2 , maka nilai fungsi

f ( x +1 )=

f ( 2009 )

2009)
a. Memahami masalah :Materi Aljabar (Fungsi).

Diketahui :

f ( x +1 )=

1+f ( x )
f ( 2 )=2
1f ( x ) ,

Ditanya: f ( 2009 )
b. Strategi.
Diketahui f (2) artinya dapat dicari f ( 1 ) , f ( 3 ) , dst.

1+f ( x )
1f ( x )

untuk

adalah... (OSP

Setelah didapat

f ( 1 ) , f ( 2 ) , f (3 ) , dst

dilihat apakah terdapat pola yang

berulang.
c. Melakukan strategi.
Mencari f ( 1 ) , f ( 3 ) , f ( 4 ) , f (5 ) dan seterusnya.

f ( 2 )=

1+ f (1 )
1+ f ( 1 )
2=
1f ( 1 )
1f ( 1 )

22 f ( 1 )=1+ f ( 1 )
1=3 f (1)

f ( 1 )=

1
3

f ( 3) =

1+ f ( 2 ) 1+ 2
=
=3,
1f ( 2 ) 12

1
1+ f ( 3 ) 13 1
1+f ( 4 )
2 1
f ( 4 )=
=
=
, f ( 5 )=
=
=
1f ( 3 ) 1+ 3 2
1f ( 4 ) 1+ 1 3
2
1

f ( x )=

{13 , 2,3, 12 , 13 , 2,3 . dst }

f ( x )=f (4 n+ x)

Untuk setiap

n bilangan bulat positif

dari atau sama dengan 4. Maka

dan

bilangan asli kurang

f ( 2009 ) =f ( 2008+1 )=f ( 4 (502 ) +1 ) =f ( 1 )=

1
3

(Baskoro, 2012 : 83)


2. Menggunakan Variabel
Banyak masalah di matematika dapat diselesaikan dengan menuliskan hal
yang tak diketahui dalam bentuk variabel. Salah satu keuntungannya, seakan akan
kita telah memperoleh yang dicari. (Budhi, 2004 : 30)
Contoh : sebuah segitiga sama sisi, sebuah lingkaran, dan sebuah persegi memiliki
keliling yang sama. diantara ketiga bangun tersebut, manakah yang memiliki luas
terbesar. (OSP 2002).
Dengan menggunakan rumus keliling dan luas segitiga sama sisi, lingkaran,
dan persegi yaitu:
Keliling segitiga sama sisi = 3a,
Keliling lingkaran = 2 r
Keliling persegi = 4 s ,

1 2
a 3
4

luas segitiga sama sisi =

2
, luas lingkaran = r
2
luas persegi = s

Misalkan :
keliling segitiga = keliling lingkaran = keliling persegi =
k >0

Keliling segitiga sama sisi dengan sisi a


1
k =a+a+ a=3 a a= k
3
Keliling lingkaran

dengan

k =2 r r=

1
k
2

Keliling persegi
1
k =4 s s= k
4
luas segitiga sama sisi:luas lingkaran :luas persegi
1 2
2 2
a 3 : r : s
4
1 1
k
4 3

( )

3:

1
1
k : k
2
4

( )( )

3 k 2 : 1 k 2 : 1 k 2
36

16

1
1 1
:
:
4
12 3 16

Karena,

1 1 1
> > jika a <b<c untuk a> 0,b >0, c> 0
a b c

(Kurnianingsih, 2006: 45)

12 3=20,78 , 4 =12,56 sehingga 4 <16< 12 3

maka

1
1
1
> >
4 16 12 3

. Luas terbesar adalah luas lingkaran.

3. Menggunakan Definisi atau Sifat


Dalam menggunakan teknik ini, pertama yang harus dilakukan adalah
mendata apa saja yang diketahui dari soal. Dari definisi dan sifat-sifat yang
9

diketahui, kemudian menentukan definisi dan sifat mana yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan pemasalahan.
4.

Menggambar Suatu Diagram


Umumnya strategi ini diperlukan selain untuk membantu mempermudah

memahami masalah juga untuk mendapatkan gambaran yang jelas suatu masalah
(terutama masalah geometri), juga untuk mendapatkan ide cara penyelesaian
masalah.
5. Melangkah Mundur
Strategi pemecahan masalah dengan menggunakan teknik bekerja mundur
merupakan salah satu dari strategi pemecahan masalah matematika yang cara
menyelesaikan dari belakang ke depan artinya dari hal-hal yang diketahui di akhir
soal menuju awal soal. Soal-soal yang diberikan melibatkan suatu rangkaian
operasi di mana hasil akhir dari operasi tersebut sudah diketahui dan yang
ditanyakan adalah kondisi awal dari soal tersebut.
xy=

1
3 , nilai minimum

Mengarahkan bentuk penjumlahan ke bentuk perkalian

xy , Salah satu

Contoh : Untuk bilangan real positif x dan y dengan

1
1
+ 6
6
9x 4 y

adalah ... (OSP 2012)

caranya dengan menggunakan ketaksamaan :


rataan aritmatik(AM) rataan geometri (GM)
x 1 + x 2+ + x n n
x 1 . x 2 . x n
n
(Muslihun, 2013 : 44)
Ketaksamaan AM-GM

1 1
1
1
1
1
+ 6
.
=
6
6
6
2 9x 4 y
9 x 4 y 6 ( xy )3

10

1
1
1
+ 6
6
9 x 4 y 3 ( xy )3
1
1
+ 6
6
9x 4 y

1
1
3
3

()

1
1
+ 6 9
6
9x 4 y
Maka nilai minimum dari

6.

1
1
+ 6
6
9x 4 y

adalah 9.

Mendata
Teknik mendata ini membutuhkan ketelitian. Dalam permasalahan

tertentu, teknik mendata terkadang lebih mudah dibandingkan dengan teknik


lainnya. Namun, dalam permasalahan lain, teknik ini terkadang menyita waktu
dalam pengerjaan soal.
Selain enam strategi diatas terdapat strategi-strategi lain diantaranya yaitu
mencoba nilai-nilai atau kasus-kasus yang khusus, mencobakan pada soal yang
lebih sederhana, membuat tabel, memecah tujuan, memperhitungkan setiap
kemungkinan, berfikit logis. Dalam memecahkan suatu masalah, tentunya tidak
menggunakan semua strategi di atas sekaligus, akan tetapi dipilih sesuai dengan
kondisi masalah.

D. Implikasi pada Pembelajaran Matematika


Menurut WW Sawyer dalam bukunya Mathematicians Delight yang
dikutip oleh Jacobs (1982 :12) Pengetahuan yang diberikan atau diinformasikan
langsung kepada siswa kurang dapat meningkatkan kemampuan bernalar siswa.
Jadi hanya bisa melatih kemampuan mengingat. Kemampuan berfikir yang
didapat ketika siswa memecahkan masalah akan mampu ditranrfer atau digunakan
ketika menghadapai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

11

Para siswa berkesempatan untuk bereksplorasi atau menyelidiki teorema,


rumus, dalil dan konsep diperoleh sendiri, Tidak disuguhi yang sudah jadi.
Membiasakan siswa mengerjakan soal yang penyelesaiannya tidak lagi melalui
prosedur rutin semata, tetapi menggunakan kemampuan berfikir kritis, logis,
rasional dan menantang. Proses pembelajaran di kelas yang mengkondisikan
siswa untuk belajar memecahkan dan menemukan seperti ini, akan membuat para
siswa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu.
Pemecahan masalah matematika adalah suatu proses yang mempunyai
banyak langkah yang harus ditempuh oleh seseorang dengan menggunakan pola
berfikir, mengorganisasikan dan pembuktian yang logik dalam mengatasi
masalah. Menurut Bell (1978) hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa strategistrategi pemecahan masalah yang umumnya dipelajari dalam pelajaran
matematika, dalam hal-hal tertentu, dapat ditransfer dan diaplikasikan dalam
situasi pemecahan masalah yang lain. Penyelesaian masalah secara matematis
dapat membantu para siswa meningkatkan daya analitis mereka dan dapat
menolong mereka dalam menerapkan daya tersebut pada bermacam-macam
situasi. Conney (dikutip Hudoyo, 1988) juga menyatakan bahwa mengajarkan
penyelesaian masalah kepada peserta didik, memungkinkan peserta didik itu
menjadi lebih analitis di dalam mengambil keputusan di dalam hidupnya. Dengan
perkataan lain, bila peserta didik dilatih menyelesaikan masalah, maka peserta
didik itu akan mampu mengambil keputusan, sebab peserta didik itu telah menjadi
trampil tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis
informasi, dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah
diperolehnya. Fungsi dari pemecahan masalah matematika yaitu dapat
diaplikasikan dalam situasi pemecahan masalah tertentu, dapat membantu
meningkatkan daya analitis siswa, menolong siswa menerapkan daya pada
berbagai situasi, siswa mampu mengambil keputusan.

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika adalah proses
menyelesaikan masalah berupa persoalan atau pertanyaan non rutin yang
membutuhkan langkah-langkah khusus dan pemikiran yang cermat dan kreatif
dalam menggunakan rumus dan konsep yang tepat. Terdapat empat langkah yang
perlu dilakukan dalam pemecahan masalah yaitu Memahami Masalah,
merencanakan strategi, menjalankan strategi, dan melihat kembali. Terdapat
banyak strategi pemecahan masalah diantaranya mendata, bekerja mundur,
melihat pola, menggambar diagram, menggunakan variabel dan menggunakan
definisi atau sifat.
B. Saran
Tujuan pembelajaran pemecahan masalah matematika dalam hal ini adalah
untuk mengembangkan kemampuan untuk menjadi ahli dan antusias dalam
memcahkan masalah, menjadi pemikir yang cerdas yang mampu menyelesaikan
masalah terbuka. Ketika siswa telah mampu menyelesaikan suatu masalah, maka
siswa tersebut telah memiliki suatu kemampuan baru. Kemampuan ini dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang relevan. Semakin banyak
masalah yang dapat diselesaikan , maka semakin banyak kemampuan yang
dimiliki yang dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari.

13

DAFTAR PUSTAKA
Baskoro, Bimmo Dwi. 2012. Cespleng Olimpiade Matematika : Aljabar dan
Trigonometri. Jakarta : Berlian.
Budhi, Wono Setya. 2004. Langkah Awal Menuju ke Olimpiade Matematika.
Jakarta: CV Ricardo.
Funke,

J.
(2001).
Thinking
&
Problem
Solving.
Tersedia:http://www.psychology.uni-heidelberg.de/AE/allg/.

[Online].

Kemdikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.


http://gurupembaharu.com/home/wpcontent/uploads/downloads/2013/07/S
MA-MATEMATIKA.docx (diakses tanggal 31 Januari 2015)
Kirkley, J. (2003). Principles for Teaching Problem Solving. Plato Learning
Center. [Online]. Tersedia:
http://www.plato.com/downloads/papers/paper_04.pdf.
Mahmudi, Ali. 2008. Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif. Makalah dalam
Konferensi Nasional Matematika XIV Universitas Sriwijaya. [Online].
Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali
%20Mahmudi,%20S.Pd,%20M.Pd,%20Dr./Makalah%2001%20KNM
%20UNSRI%202008%20_Pemecahan%20Masalah%20&%20Berpikir
%20Kreatif.pdf
Muslihun, dkk. 2013. Sukses Juara Olimpiade Matematika SMA/MA Nasional
dan Internasional. Jakarta : Grasindo
Nakin, J. B. N. (2003). Ceativity and Divergent Thinking in Geometry Education.
Disertasi
University
of
South Africa.
[Online].
Tersedia:
http://etd.unisa.ac.za/ETD-db/theses/available/etd04292005151805/unrestricted/00thesis.pdf.
Sumardyono. 2009. Tahapan dan Strategi Pemecahan Masalah Matematika.
Yogyakarta : P4TK Matematika
Sunarno, 2011. Pemecahan Masalah Matematika SD. http://sunarnomatematika.blogspot.com/2011/12/pemecahan-masalah-matematikasd.html (diakses 31 Januari 2015)

14

15

Anda mungkin juga menyukai