Anda di halaman 1dari 80

LATAR BELAKANG

Perencanaan pembangunan ekonomi pada dasarnya


merupakan sesuatu hal yang berbentuk pengaturan
dan pengontrolan terhadap hubungan antara
pemerintah dengan sistem pasar.
Masterplan Pembangunan Ekonomi Daerah
(MPED) merupakan pendekatan baru dalam
perencanaan pembangunan ekonomi yang mengarah
pada perencanaan pembangunan ekonomi yang lebih
responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal.
Masterplan ini merupakan dokumen kerja yang
sifatnya untuk memberikan arah pembangunan
ekonomi Kota Cimahi dalam rangka mewujudkan visi
Kota Cimahi

Tujuan Penyusunan MPED


1. Menganalisis arah kebijakan ekonomi Kota Cimahi baik secara makro
maupun mikro
2. Menganalisis potensi ekonomi lokal dalam rangka mendorong
percepatan pembangunan ekonomi Kota Cimahi
3. Menganalisis aktifitas kegiatan ekonomi dengan menggunakan analisis
sektoral dan dipadukan dengan melihat aspek kewilayahan
4. Menganalisis daya saing daerah Kota Cimahi
5. Memberikan alasan akademis mengenai percepatan investasi
infrastruktur yang harus dilakukan untuk mendorong percepatan
pembangunan ekonomi.
6. Memberi arahan mengenai identifikasi beberapa kegiatan aktivitas
ekonomi yang menjadi sasaran utama pembangunan
7. Menghasilkan design dan dokumen komplementer Pembangunan
Ekonomi Daerah Kota Cimahi yang diselaraskan dengan dokumen
perencanaan pembangunan yang telah ada (RPJPD dan RPJMD) Kota
Cimahi di masa yang akan datang.

Fungsi & Kedudukan MPED


1. Sebagai dokumen penjabaran dari arah
kebijakan ekonomi Kota Cimahi 2014-2024.
2. Masterplan Pembangunan Ekonomi Daerah
Kota Cimahi 2014-2024 merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari perencanaan
pembangunan yang bermuara pada
tercapainya Visi Misi Kota Cimahi.
3. Sinkronisasi pelaksanaan kebijakan dan
program prioritas daerah dalam pembangunan
Kota Cimahi, khususnya pada pembangunan
bidang ekonomi.

Profil Kota Cimahi

Piramida Penduduk Kota


Cimahi

Penduduk Kota Cimahi termasuk kedalam kategori penduduk usia


dewasa. Produktivitas penduduk menjadi salah satu tujuan utama
dari pembangunan pada kondisi ini

Laju Pertumbuhan
Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk, menunjukkan bahwa


komponen migrasi menjadi faktor utama penentu
perkembangan penduduk
Antisipasi perubahan penduduk yang berasal dari migrasi
menjadi pertimbangan utama dalam perencanaan
pembangunan ekonomi, karena pada dasarnya
pembangunan ekonomi diperuntukan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat
Arah persebaran penduduk menjadi salah satu perhatian.
Penduduk lebih cenderung tersebar ke arah utara dan

Sebaran Penduduk Per Kelurahan


di Kota Cimahi Tahun 2002-2009

Penduduk Kota Cimahi Berumur 15


Tahun Keatas Yang Bekerja
Berdasarkan Sektor

Penduduk Kota Cimahi berumur diatas 15 tahun keatas banyak diserap


oleh sektor industri pengolahan, dengan kecenderungan yang makin
menurun
Sektor perdagangan, rumah makan, dan restoran serta sektor jasa
kemasyarakatan merupakan alternatif penggerak perekonomian kota
ke depan
Antisipasi produktivitas dike tiga sektor ini merupakan salah satu
pertimbangan utama pembangunan ekonomi ke depan

Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja

Penduduk (jiwa)

TPAK dan Pengangguran (%)

18.82
15.17
14.17
13.59
7.21

Penduduk usia kerja


Bekerja
TPAK (%)

Angkatan Kerja
Menganggur
Pengangguran (%)

Kota Cimahi berhasil menurunkan tingkat


pengangguran dari 18,82 persen pada tahun 2007

Kontribusi Sektoral Terhadap PDRB


Kota Cimahi

2%
21%

3% 7% 0%
57%

7%
3%

Pertanian
Bangunan
Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan

Industri Pengolahan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Jasa-jasa

Listrik, Gas & Air Bersih


Pengangkutan & Komunikasi

Penggerak pertumbuhan ekonomi ada di sektor industri


pengolahan dan sektor perdagangan, berkontribusi hampir
80% terhadap perekonomian Kota

Sebaran PDRB Per Kelurahan Kota


Cimahi
2002

2009

2012

Laju Pertumbuhan Ekonomi


- Laju
pertumbuhan
6.28%
ekonomi Kota
Cimahi, dari
6.06%
tahun 2009
5.90%
sampai dengan
2013 yang selalu
5.45%
5.35%
berada diatas
5.26%
5%.
- Laju
pertumbuhan
2010-2011
2011-2012
2012-2013
ekonomi Kota
Jawa Barat
Kota Cimahi
Indonesia
Cimahi selalu
berada
dibawah
pertumbuhan
ekonomi provinsi

6.6%
6.4%
6.20%
6.14%
6.2%
6.0%
5.8%
5.6%
5.30%
5.4%
5.2%
5.0%
2009-2010

6.51%
6.35%

Pendapatn Asli Daerah


(PAD)

130,000,000

116,677,729

120,000,000

110,095,909

110,000,000
100,000,000
87,321,280

90,000,000
80,000,000

75,037,372

70,000,000
64,964,961
60,000,000
50,000,000
2008

2009

2010

2011

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

2012

Dana Perimbangan
550,000,000
535,081,845
500,000,000

450,000,000

439,802,165

432,579,735

422,164,107

400,000,000
385,339,766

350,000,000

300,000,000
2008

2009

2010

Dana Perimbangan

2011

2012

Belanja Pemerintah

Belanja Pemerintah
Berdasarkan Fungsi

Indeks Pembangunan
Manusia
78
76

74.42

74.7

75.17

74
72
70

70.71

70.59
2007

71.12

71.17
2008

75.51

76.01

72.29

72.73

73.11

72.27
2010

72.77
2011

73.29
2012

76.12

71.64

71.76
2009

Indonesia
Provinsi Jawa Barat

Kota Cimahi

Keberhasilan pembangunan Kota Cimahi lebih baik dibandingkan


dengan nasional dan provinsi

Aspek Pembangunan Sosial Kota Cimahi


55,000

50,000

45,000

40,000

35,000
Jumlah orang miskin (jiwa)

30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000
Penduduk Miskin (jiwa)

Tingkat kemiskinan (%)

12345678

Tingkat Kemiskinan (%)

Kemiskinan mengalami puncaknya pada tahun


2008, dimana terdapat 52.300 jiwa penduduk
miskin dengan tingkat kemiskinan (head count

Kemiskinan per Kecamatan

Dilihat dari sisi


pengeluaran rumah
tangga per kapita,
Kecamatan Cimahi
Utara mengalami
kenaikan paling tinggi
pada tahun 2009 ke
2011.

Indeks Gini Kota Cimahi


Tahun 2005-2011
0.45
0.41

0.40
0.35

0.38

0.35

0.34

0.36

0.35

0.34
0.30
0.29
Indeks Gini

0.36

0.30
0.28

0.34

0.28

0.25
0.20

0.22

0.15
0.10
2005

2006

2007
Kota Cimahi

2008

2009

2010

2011

Jawa Barat

Indeks Gini yang merepresentasikan ketimpangan dalam


pendapatan di Kota Cimahi relatif lebih baik dibandingkan
dengan Provinsi Jawa Barat, Namun Ada kecenderungan yang
meningkat sejak tahun 2009 dan harus diantisipasi
perkembangan ke depannya.

Keluarga Berdasarkan Status Sejahtera


100%
80%

40%
20%
0%

31.1

29.6

38.1

37.9

37.0

3.4

31.1
38.1

60%

22.3
5.1
2007

2.2

2.3
28.0

3.4

26.4

26.0

26.4

6.4
2008

5.9
2009

4.7
2010

Pra KS
Tahap III

Tahap I
Tahap III Plus

5.7
25.2
24.2
36.9
8.0
2011

Tahap II

Pada periode 2007-2011 di Kota Cimahi


terdapat peningkatan dalam kategori
rumah tangga dengan kesejahteraan

Keluarga Berdasarkan Status


Sejahtera
100%
80%
60%
40%
20%
0%

36.0
23.2
40.7

29.7
32.5
37.8

Cimahi Selatan
Cimahi Utara

24.1
35.8
40.1

20.9
30.6
48.5

39.5
24.5
36.0

Cimahi Tengah

Mayoritas keluarga Pra Sejahtera, keluarga Sejahtera Tahap I dan


Tahap II di Cimahi sebagian besar berlokasi di Kecamatan Cimahi
Selatan. Hal ini dikarenakan Cimahi Selatan merupakan kecamatan
dengan penduduk terbanyak dibandingkan dengan dua kecamatan

Angka Melek Huruf

Tingkat kecakapan membaca dan menulis di Kota Cimahi sangat


tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh Angka Melek Huruf (AMH) yang sudah
hampir mencapai 100 persen. Pada tahun 2011, hanya kurang dari
0,5 persen masyarakat Kota Cimahi yang buta huruf. Angka tersebut
bahkan sudah melampaui target RPJMD di tahun berikutnya, yang
besarnya adalah 99,65 persen sekaligus lebih tinggi dari capaian
rata-rata di Propinsi Jawa Barat.

Angka Melek Huruf per Kecamatan


100
99.8
99.62
99.6 99.44
99.4
99.2
99
AMH (%) 98.8
98.6

Laki-laki

99.99
99.84

99.78

99.67
99.63

99.19

Perempuan

Total

Tantangan terbesar dalam penuntasan


AMH terjadi di Kecamatan Cimahi Utara,
dimana AMH perempuan relatif tertinggal
dibandingkan dengan indikator yang sama di

Angka Partisipasi Sekolah


Per Kecamatan

1. Anak usia 7-12 tahun, APS Kota


Cimahi pada tahun 2006
mencapai 97,86 persen yang
berarti bahwa hanya sekitar 2
persen anak usia tersebut di
Kota Cimahi yang tidak
bersekolah.
2. Indikator tersebut membaik
dimana pada tahun 2011 hanya
ada kurang dari 0,3 persen anak

Rata-rata Lama Sekolah

Rata-rata Lama Sekolah (tahun)

Laki-laki

11.2
11
10.8
10.6
10.4
10.2
10
9.8
9.6
9.4
9.2

Perempuan

10.82
10.61
10.47
10.19

Total

- Rata-rata tingkat pendidikan perempuan untuk seluruh kecamatan


selalu lebih rendah dari laki-laki;
- Kecamatan Cimahi Selatan merupakan kecamatan dengan capaian
RLS yang relatif rendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya
di Kota Cimahi.

Angka Putus Sekolah


350
300 314
250
200
150
123
150
Siswa putus sekolah (orang)
87
100
5016
14
0

SD & sederajat

SLTP & sederajat

314
241
230
150
150
81
58
8778
39 40 32

190
71
54

SLTA & sederajat

Walaupun memiliki kinerja baik dalam AMH, APS dan RLS, namun
angka putus sekolah (DO) di Kota Cimahi tidak dapat diabaikan.
Angka putus sekolah dapat di tingkat SLTA mencapai 190 orang pada
tahun 2012, bahkan pernah mencapai 314 orang pada tahun 20072008.

Angka Harapan Hidup


69.5
69

68.97

69.18
69.04

69.11

68.5

68.4

68
67.5

67.6

69.25

67.8

68

68.2

67
66.5
2007

2008

2009

Kota Cimahi

2010

2011

Jawa Barat

Secara umum AHH Kota Cimahi terus mengalami peningkatan


selama periode tersebut dan telah melampaui rata-rata AHH
Propinsi Jawa Barat.

160

Angka Kematian Ibu


Melahirkan

140
120
100

79.12

80
60
40
20
0

2007
102.79

2008

2009
149.06

2010
85.2

2011
84.67

Kota Cimahi telah melampaui target MDGs yang besarnya adalah


102 kematian ibu per 100.000 melahirkan. Tantangan Kota Cimahi
selanjutnya adalah menurunkan lebih lanjut AKI, mengingat Jawa
Barat merupakan salah satu penyumbang AKI terbesar secara
nasional yang pada tahun 2012 masih berada pada kisaran 228

Status Gizi Masyarakat

- Masyarakat dengan status gizi baik di Kota Cimahi


sudah menembus angka 90 persen pada tahun 2011.
- Prevalensi gizi buruk mengalami penurunan drastis
setelah tahun 2009.
- Kota Cimahi pada tahun 2010 dan 2011 berhasil
mengurangi prevalensi gizi buruk menjadi kurang
dari 1 persen.
- Adanya penurunan gizi buruk sekaligus kenaikan gizi
baik menunjukkan keberhasilan peningkatan dalam

Analisis Sosial - Ekonomi Kota


Cimahi

Sektor Basis
Kota Cimahi
Kec. Cimahi Utara
- Bangunan (1,64)
- Sub.Sektor
Pemerintahan
Umum (1,26)
Kec. Cimahi
Selatan
- Industri
Pengolahan
(1,35)
Kec. Cimahi
Tengah
- Listrik, Gas, & Air
Bersih (1,61)
- Sub.Sektor Listrik
(1,63)

Sebaran Aktivitas Sektor Industri


Pengolahan

Lokasi penyebaran aktivitas industri pengolahan


mengarah ke arah selatan kota tepatnya di
Kelurahan Cibugur Tengah di Kecamatan Cimahi
Tengah, dan Kelurahan Utama, Cibeureum dan Melong

Sebaran Aktivitas Sektor Pertanian

Wilayah utara Kota Cimahi merupakan sentra


pertanian, karena karakteristik lokasi yang berada
di dataran yang lebih tinggi memang mendukung
aktivitas pertanian.

Sebaran Aktivitas Sektor Perdagangan


2002

2009

Berdasarkan fakta diatas, kita dapat mengambil pola tingkah laku


aktivitas perdagangan di Kota Cimahi, yaitu aktivitas perdagangan di
Kota Cimahi akan berada di daerah pusat kota, dan akan mengikuti
aktivitas kegiatan lain, yaitu aktivitas industri dan aktivitas

2012

Sebaran Aktivitas Sektor Jasa-Jasa


2002

2009

Sejak dibangunnya kawasan pemerintahan di


Kelurahan Cibabat, maka aktivitas sektor jasa-jasa
di Kota Cimahi juga terkonsentrasi di kelurahan

2012

Sektor Basis
Kecamatan Cimahi Utara

Sektor Basis
Kecamatan Cimahi Selatan

Sektor Basis
Kecamatan Cimahi Tengah

Lima Belas Sektor Perekonomian Kota


Cimahi Dengan Output Multiplier

Lima Belas Sektor Perekonomian Kota


Cimahi dengan Income Multiplier

Kota Cimahi dalam Konteks


Bandung Metropolitan Area
78,249,176

80,000,000
70,000,000

59,846,367

67,981,478

63,560,228

72,863,603

60,000,000
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
-

5,908,068

2008

6,181,405

6,509,313

2009

2010
Cimahi

BMA

Perekonomian BMA dan Kota Cimahi (Juta Rp)

6,871,222

2011

7,231,384

2012

Share Perekonomian dan LPE


Kab/Kota di Wilayah BMA

Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Cimahi


merupakan yang terkecil dibandingkan daerah lain
di BMA sebesar 5,18% / tahun.

Analisis ICOR Kota Cimahi


1.772
1.800
1.459

1.600
1.400

1.310
1.169

1.244
1.073

1.200
0.930

1.000
0.800

0.878
0.673

0.598

0.600
0.327

0.400
0.200

1.422

0.597

0.701

0.418

0.126

0.000
2009

2010
Bandung Barat

2011
Kab Bdg

Kota Bdg

2012
Cimahi

ICOR Kota Cimahi menunjukkan adanya peningkatan sejak tahun


2010, menunjukkan tingkat produktivitas modal sedikit menurun
Dibandingkan dengan Kota/Kabupaten di Wilayah BMA
produktivitas modal di Kota Cimahi relatif cukup baik Selalu
lebih baik dari Kabupaten Bandung, dan pernah lebih baik
dibandingkan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat

Capaian Pembangunan Kota Cimahi: Sebagai


DOB di Tingkat Nasional
Daerah

Kesejahter Pelayana
Daya
Good
Total
aan
n Publik
Saing
Governan
Masyarakat
Daerah
ce
Skor
R
Sko
R Sko R Skor
R
Skor
R
r
r
Bandung Barat 65,06
39 23,1 155 40,5 67 43,17
10 44,08 58
9
1
Depok
74,31
3 31,3 120 47,2 39 32,89
38 48,52 37
3
7
Cimahi
69,06
22 63,3 14 64,3
4 38,95
21 60,43
2
7
0
Tasikmalaya
69,12
21 59,7 21 65,0
2 27,28
63 57,40
7
8
6
Banjar
74,50
2 pemekaran
41,9 69 64,0
5 37,54
13 56,36 11
Sumber
: kajian evaluasi dearah
otonom hasi
8
2
Faktorkesejahteraan masyarakat (kemakmuran masyarakat ; berkurangnya
Rata-rata Kab
35.2
32.5
19.0
ketimpangan gender )
47.98
9
6
7
35.17
Faktor pelayanan
publik ( pendidikan;
kesehatan;
penyediaan
sarana
dan
Rata-rata
41.4
44.3
24.0
prasarana pelayanan umum, pelayanan tata kelola administrasi
Kota
58.39
3
8
6
43.78
kependudukan)
Rata-rata
Nassaing daerah(Kebijakan
36.3 daerah;
34.5(kelembagaan
19.9 daerah; Fasilitasi
Faktor daya
49.77
9
3
36.65
investasi; Realisasi
investasi ) 4

Capaian Pembangunan Kota Cimahi:


Sebagai DOB di Tingkat Jawa Barat
Daerah

Faktor Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4


Total
1
Sko R Skor R Skor R Skor R Skor R
r
Bandung
65,0 5 23,19 5
40,51 5 43,17 1 44,08 5
Barat
6
Depok
74,3 2 31,33 4
47,27 4 32,89 4 48,52 4
1
Cimahi
69,0 4 63,37 1
64,30 2 38,95 2 60,43 1
6
Tasikmalaya 69,1 3 59,78 2
65,06 1 27,28 5 57,40 2
2
Banjar
74,5 1 41,98 3
64,02 3 37,54 3 56,36 3
Berdasarkan
Kajian Evaluasi Daerah Otonom
0
hasil pemekaran
oleh
tahun
Rata-rata
70.4
43.9
Kemendagri
56.2
35.96

53.35
1
3
32 di ranking
6
2011, Kota
Cimahi
berada
ke 28

secara nasional (dibawah Kota Banjar Baru)

Struktur Ruang
Kota Cimahi
Agar struktur ruang
yang direncanakan bisa
terwujud, RTRW Kota
Cimahi menyusun
suatu kawasan
strategis yang
mempertimbangkan
ketetapan mengenai
kawasan strategis
nasional (KSN) yang
menetapkan Kota
Cimahi sebagai salah
daerah yang berada
pada Cekungan
Bandung, yang
memiliki fungsi
ekonomi yang tinggi,
dan juga kawasan
strategis provinsi (KSP)
bahwa sebagian dari

Kawasan Strategis
Kota Berdasarkan
RTRW Kota Cimahi
Berdasarkan gambar
terlihat bahwa ada 3
kategori KSK di Kota
Cimahi
- KSK kategori ekonomi
(Daerah pada peta
yang diarsir dengan
warna merah)
- KSK kategori sosial
dan budaya (Daerah
pada peta yang
diarsir dengan warna
biru)
- KSK kategori daya
dukung lingkungan
(Daerah pada peta
yang diarsir dengan
warna hijau)

Kesesuaian
Aktivitas
Kegiatan &
Rencana Tata
Secara umum
Ruang

perekonomian
mengarah pada
adanya
perubahan
struktur
perekonomian.
Menurunnya share
aktivitas sektor
industri pengolahan
dan meningkatnya
share aktivitas
perdagangan dan
juga share jasa-jasa
menunjukkan
adanya
kesesuaian antara
rencana dengan

Indeks Konsentrasi Geografis Ellison & Glaeser


Kota Cimahi
Kec/Kelurahan
Kec. Cimahi Utara
Pasirkaliki
Cibabat
Citeureup
Cipageran
Kec. Cimahi Tengah
Baros
Cigugur Tengah
Karangmekar
Setiamanah
Padasuka
Cimahi
Kec. Cimahi Selatan
Melong
Cibeureum
Utama
Leuwigajah
Cibeber

2002

Pertanian
2009
2012

2.43

2002

Industri
2009
2012

9.27 9.06 0.42 0.08


2.58 2.58
0.06
2.39
0.35
3.44 3.31
0.07
0.31
0.32
0.16
1.70 26.54 25.61
0.76
0.06
8.99 23.11 22.78
0.13
1.05 0.12 0.12 0.78 0.77
0.82
0.36
0.02 0.02
1.08
0.45
1.07
0.01 0.01
1.37
0.56
0.35
0.00 0.00
0.04
1.25
0.15
0.13 0.12
0.02
4.32
0.56
0.64 0.62
0.16
3.05
0.11
0.01 0.00
0.02
0.63 0.13 0.13 1.26 1.31
0.01 0.01
1.38
0.85
0.88
0.03 0.03
1.19
1.35
0.57
0.10 0.10
1.52
0.32
1.34
0.68 0.67
0.66
0.46
1.35
1.54 1.44
0.36
0.89
1.36

0.08

Perdagangan
2002
2009
2012

2.49

0.05
0.07
0.15
0.06

2.24

0.76

1.67

1.10
1.40
0.03
0.02
0.16
0.02

2.73

1.33

0.27

1.40
1.21
1.56
0.67
0.35

0.77

3.22
2.00
1.95

1.06
3.34
2.48
1.15
3.37

0.92
0.17
0.21
0.14

1.84
2.06
1.56
2.48
2.32
1.47
0.39
0.62
2.62
3.81
0.85
4.15
0.55
0.50
0.86
0.26
0.83
2.18

1.79

2.00
1.52
2.41
2.25
1.44

0.39
0.63
2.20
3.59
0.83
3.79
0.56

0.51
0.87
0.26
0.83
2.08

Visualisasi Proporsi Sektor Pertanian,


Industri, Perdagangan terhadap PDRB

Aktivitas pertanian dan perdagangan terkonsentrasi di


Kecamatan Cimahi Utara. Aktivitas perdagangan juga
terkonsentrasi di Kecamatan Cimahi Tengah, sedangkan
aktivitas industri terkonsentrasi di Kecamatan Cimahi Selatan.
Terkonsentrasinya berbagai aktivitas ekonomi di beberapa
daerah berakibat pada adanya kesenjangan (inequality)

Nilai Indeks Entropi Sektoral dan Indeks


Entropi PDRB
140
120
100
80

126.59

126.19
99.53

91.42
71.29

73.95

99.53
73.19

72.05

60
40
20
0

69.13
2002
Pertanian
perdagangan

64.90
2009

64.90
2009

Industri Pengolahan
PDRB

Hasil perhitungan indeks entropi menunjukkan terjadinya


ketimpangan suatu aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah jika
nilai entropinya menjadi semakin besar, dan sebaliknya jika nilai
entropinya semakin kecil.

Proses Penyebaran
Aktivitas Ekonomi
Jika nilai entropi PDRB
mengalami penurunan
(yang menggambarkan
terjadinya pemerataan
PDRB di setiap kelurahan
yang ada di Kota Cimahi)
akan tetapi tidak demikian
dengan kondisi
sektoralnya.
- Aktivitas sektor
pertanian, dan aktivitas
sektor industri
menunjukkan nilai
entropi yang semakin
membesar.
- Sektor perdagangan,
aktivitas sektor ini
cenderung untuk
mengalami pemerataan
distribusi.

Kontribusi dan
Pertumbuhan Sektor
Perekonomian Utama

- Sejalan dengan
adanya
kecenderungan
penurunan dari
share industri
pengolahan di
Kota Cimahi,
sektor
perdagangan
secara perlahan
menunjukkan
peningkatan share
yang konsisten.
- Aktivitas jasa
khususnya jasajasa
pemerintahanan
di Kota Cimahi
juga menunjukkan
perkembangan

70

15
63.89 64.14 64.16 62.71 62.76

62.57 61.91 61.41

60

60.89 60.33

58.87 58.50 58.19


10

50

40
5
30

20

19.76
19.35 19.71
18.06
2000 16.47
2001 16.51
2002 16.17
2003 16.19
2004 16.30
2005 16.88
2006 17.25
2007 17.69
2008 2009 2010 2011 2012
16.40

10
3.26 3.25 3.42

5.63 5.66
5.59 5.61 5.71 5.82 5.86 5.88 5.87 5.73

(5)

Pert Industri Pengolahan


Share Industri Pengolahan

Pertumbuhan Perdagangan
Share Perdagangan

Perkembangan Jumlah Perusahaan Industri


200
180
160
140

157
13
21

160
144

14

120
100

172

169

14
13

18

18

80
60

17

134
13

14
12

13
77

137

139

139

11

13

12

12

10

10

13

13

62

63

62

62

78

73

71

67

15

14

15

13

22

19

14

14

15

15

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

40
20
0

148

Industri Pengolahan Lainnya


Industri Alat Angkutan Lainnya
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik
Industri Logam Dasar
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik

67

Industri Furnitur
Industri Mesin Dan Perlengkapannya Ytdl
Industri Barang Logam, Bukan Mesin Dan Peralatannya
Industri Barang Galian Bukan Logam
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisional

Pertumbuhan dan Perkembangan


Nilai Tambah Pengolahan
6.00

4.00

4.01

4.43 4.24

3.73

4.19 3.88
3.67

4.89 4.68
2.76

4,000,000
3,500,000
3,000,000

2.00

2,500,000

0.00

2,000,000
1,500,000

-2.00

-4.00

4,500,000

1,000,000
-4.09

500,000
0

-6.00

2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2,830,227.96
2,943,770.60
3,074,081.28
3,204,394.30
3,323,834.45
3,462,986.29
3,597,307.07
3,729,341.38
3,832,246.64
4,019,586.60
4,207,718.08
Value Added (Juta Rp)

Linear (Value Added (Juta Rp))

Pertumbuhan (%)

Linear (Pertumbuhan (%))

Linear (Pertumbuhan (%))

Linear (Pertumbuhan (%))

Analisis Keterkaitan Sektor Industri


di Kota Cimahi

Keterkaitan ke Depan dan ke


Belakang dari Industri Tekstil

Keterkatan ke Depan dan ke


Belakang dari Industri Kertas

Keterkaitan ke Depan dan ke


Belakang dari Industri Penerbitan
(Proxy Industri Kreatif)

Analisis Model Pertumbuhan


Sektor Industri

Dari nilai-nilai pengaruh persamaan model, maka


dapat disimpulkan bahwa ketersediaan bahan
baku menjadi faktor penyebab utama
perkembangan nilai produksi sektor industri, diikuti
oleh tenaga kerja dan modal.

Analisis Model Kesempatan Kerja


Sektor Industri

Kesimpulan hasil estimasi kesempatan kerja sektor


industri pengolahan di Kota Cimahi, adalah:
- Kesempatan kerja sektor industri pengolahan di Cimahi
dipengaruhi oleh jumlah perusahaan industri, rata-rata upah per
bulan, dan pembelian bahan baku
- Elastisitas kesempatan kerja terhadap jumlah perusahaan bersifat
paling responsif diantara variabel-variabel lainnya, sehingga
peningkatan investasi sektor industri akan bisa
membantu menyelesaikan masalah ketenagakerjaan di
Cimahi
- Upah pekerja industri masih bisa ditingkatkan tanpa mengurangi
kesempatan kerja
- Kestabilan harga bahan baku (yang merupakan komponen
terbesar produksi) merupakan syarat penting agar kesempatan

Analisis Model Pertumbuhan Ekonomi

Kesimpulan dari hasil estimasi, adalah:


- Pertumbuhan perekonomian di Kota Cimahi akan
meningkat sejalan dengan peningkatan share
industri terhadap perekonomian, sektor
perdagangan dan juga sektor jasa-jasa;
- Diantara sektor-sektor yang lain (aktivitas sub
sektor perdagangan dan aktivitas sektor jasa-jasa)
peranan sektor industri dalam meningkatkan
pertumbuhan adalah yang paling lemah.

Analisis Sosial: Distribusi


Pendapatan
INEQ= -1,697 + 0,01YCAP + 0,004 INF + 0,176 RLS
(0,027)*
(0,069)*
(0,158)
(0,019)*

Adj-R2=0,78
F (3,1) = 8,81
Ket: Angka dalam kurung adalah probabilita

Berdasakan model persamaan di atas dapat disimpulkan


bahwa pendapatan per kapita mempertinggi ketimpangan
pendapatan di Kota Cimahi (Berdasarkan Kriteria Kuznet,
Kota Cimahi berada pada tahap awal pembangunan harus
meningkatkan pendapatan per kapitannya lebih tinggi lagi)

Analisis Sosial: Pencapaian IPM


IP
M

=71,72 +
0,0000249*realap
bdjt
(74.8
(0.01)
5)

+
0,7979*grow
th
(2.01)

0,086*infla
si
(-1,27)

Adj R= 0.8736
squared
Prob
>F
= 0.2251
Pertumbuhan
ekonomi, dan peningkatan realisasi APBD
* angka
kurung adalah
t-stathasil pembangunan di Kota
akan dalam
meningkatkan
capaian

Cimahi, akan tetapi ketidakstabilan harga dalam


perekonomian akan memiliki dampak sebaliknya
Peran penting pemerintah dalam mencapai keberhasilan
pembangunan lebih besar dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi

Analisis Sosial: Pendidikan & Kesehatan


AM
H

= 98.816 +
+
2
0,0293*ycap 0,0004577*realap
jt
bdjt
(233.0
(1.68)
(2.38)
9)

Adj R-squared

= 0.5958

Prob > F

= 0.2021

AH = 68.24
H

+
+
0,0258*ycap 0,0009512*realap
jt
bdjt
(132.6
(1.21)
(2.48)
4)

* angka dalam kurung adalah t-stat

Adj R-squared

= 0.7657

Prob > F

= 0.1171

Peningkatan pendidikan dan kesehatan di Kota Cimahi Sangat


* angkapada
dalamkemajuan
kurung adalah
t-stat
bergantung
dari
penghidupan masyarakat dan
peran pemerintah daerah dalam pengalokasian anggaran

Analisis Fiskal Daerah: PAD


Dependent Variable: PAD/PDRBB
Method: Least Squares
Sample: 2003 2012
Included observations: 10
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
PDRBK/POP

0.002138
0.000396

0.002720
0.000258

0.786189
1.533100

0.4544
0.1638

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic

0.332313
0.248852
0.000662
3.50E-06
60.13246
3.981664

Prob(F-statistic)

0.081091

Mean dependent var


S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

0.006464
0.000764
-11.62649
-11.56597
-11.69288
2.233044

Analisis Fiskal Daerah: Pajak


Tx/Y = -0.087155 + 0.001989 PDRBKAP + 0.110659
ShareInd
(2.797542) (2.479421)
dimana:
Tx/Y = rasio pajak daerah per PDRB
PDRBKAp = PDRB per kapita
ShareInd = Share sektor industri pengolahan

Berdasarkan hasil regresi kapasitas pajak,


peningkatan pajak daerah akan terjadi
ketika kesejahteraan masyarakat dan share
sektor industri bertambah

Analisis Fiskal Daerah:


Retribusi
Ret/Y = -0.010012+ -0.001132 PDRBKAP +
0.436257ShareJasa
(-8.122175) (3.200825)

dimana:
Tx/Y = rasio Retribusi daerah per PDRB
PDRBKAp = PDRB per kapita
ShareJasa = Share sektor Jasa
Berdasarkan hasil regresi kapasitas pajak,
peningkatan pajak daerah akan terjadi
ketika share sektor industri bertambah

Implikasi Kebijakan Pembangunan


Ekonomi : Pembangunan Sektoral
Sektor Industri di Kota Cimahi masih merupakan kegiatan ekonomi
yang menjadi unggulan dan menjadi prioritas pengembangan
ekonomi kota ke depan. Meskipun begitu beberapa kebijakan di
bidang industri masih harus terus dilakukan terutama terkait dengan
modernisasi sektor industri kearah industri yang tetap memberikan
peluang kesempatan kerja yang besar bagi masyararakat dan juga
tidak terlalu membawa dampak terhadap kerusakan lingkungan dan
sumberdaya alam.
kebijakan di bidang industri juga harus mempertimbangkan aspek
keterkaitan antar sektor. Keterkaitan antar industri juga penting
untuk menjaga agar kebutuhan akan pemenuhan input bahan baku
bisa terjaga.
Karakteristik industri di Kota Cimahi sangat bergantung kepada
ketersediaan bahan bakunya, selama bahan baku tersedia maka
kesempatan kerja dan upah pekerja di sektor ini akan bisa terus
dipertahankan perkembangannya.

Implikasi Kebijakan Pembangunan


Ekonomi: Pembangunan Sektoral
Peran pemerintah dalam perkembangan perekonomian di
Kota Cimahi sangat besar, terbukti bahwa dari hasil analisis
terhadap perkembangan perekonomian sektoral sub sektor
jasa pemerintahan umum masih menjadi sektor basis yang
tumbuh cepat dan maju. Selain itu sub sektor jasa
pemerintahan umum juga merupakan aktivitas kegiatan
ekonomi yang memberikan dampak peningkatan
pendapatan terbesar di Kota Cimahi. Berdasarkan faktafakta tersebut sudah seharusnya alokasi dana yang
dilakukan di sub sektor ini harus ditujukkan pada berbagai
bidang yang produktif, terutama terkait dengan upayaupaya kearah pemerataan pendapatan antar golongan,
dan upaya peningkataan produktivitas dan daya saing
masyarakat

Implikasi Kebijakan Pembangunan


Ekonomi: Pembangunan Sektoral
Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan
sektor potensial untuk dikembangkan dalam
perekonomian Kota Cimahi di masa yang akan datang.
Sektor ini terus memberikan peningkatan kontribusi
terhadap perekonomian kota setiap tahunnya, dan juga
sektor ini memberikan peran yang paling besar
terhadap pertumbuhan ekonomi Cimahi peran sektor
ini lebih besar dibandingkan dengan sektor jasa dan
juga sektor industri pengolahan.
Pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran
juga merupakan upaya antisipasi Kota Cimahi dalam
mempersiapkan perubahan struktur ekonomi di masa
yang akan datang.

Implikasi Kebijakan Pembangunan


Ekonomi: Pembangunan Kecamatan
Ada perbedaan yang mendasar dalam aktivitas kegiatan ekonomi
di Kota Cimahi. Kondisi ini menggambarkan bahwa perkembangan
aktivitas perekonomian di Kota Cimahi sudah mengalami
spesialisasi keruangan:
Kecamatan Cimahi Selatan lebih menspesialisasikan aktivitas
perekonomiannya bagi peruntukan industri pengolahan, pemerintah perlu
melakukan revitalisasi aktivitas industri di Kecamatan Cimahi Selatan
Dikecamatan Cimahi Tengah aktivitas sektor jasa-jasa merupakan
aktivitas ekonomi yang dominan. Penataan kawasan perdagangan dan
jasa harus menjadi prioritas utama kebijakan pemerintah, agar tidak
menciptakan eksternalitas bagi lingkungan
Aktivitas kegiatan ekonomi yang dikembangkan di Kecamatan Cimahi
Utara harus bisa memberikan perlindungan terhadap lingkungan alam.
Pengaturan zonasi dan perijinan terhadap berbagai aktivitas seperti
sektor bangunan/perumahan, perdagangan, dan jasa keuangan dan
perbankan - yang bisa menganggu fungsi Kawasan Bandung Utara perlu
diperketat

Implikasi Kebijakan Pembangunan


Ekonomi: Pembangunan Sosial
Data sosial Kota Cimahi seperti IPM, angka melek huruf
dan partisipasi sekolah, angka harapan hidup serta angka
gizi buruk, menurunnya persentase penduduk miskin
menunjukkan perkembangan yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan data yang ada di tingkat provinsi.
Model ekonometrika untuk bidang sosial menunjukkan
bahwa keberhasilan bidang sosial tidak terlepas dari
semakin tingginya standar kehidupan (pendapatan
perkapita) masyarakat Kota Cimahi, dan peran pemerintah.
Oleh sebab itu, upaya pemerintah dalam alokasi belanja
yang ditunjukkan untuk meningkatkan standar kehidupan
masyarakat menjadi prasyarat utama keberhasilan bidang
sosial.

Implikasi Kebijakan Pembangunan


Ekonomi : Pembangunan Kelembagaan
Kota Cimahi memiliki struktur penduduk usia dewasa.
Kondisi sosial yang relatif lebih baik ini seharusnya menjadi
modal dasar bagi peningkatan perekonomian daerah.
Rendahnya capaian perekonomian daerah Kota Cimahi
menunjukkan bahwa proses empowerment dan perlibatan
masyarakat secara masif masih belum optimal
Dibutuhkan keterlibataan dan pemberdayaan masyarakat
yang lebih besar dalam upaya untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi di Kota Cimahi.
Usaha membentuk Local Economic Development berbasis
kelompok masyarakat dan didasarkan pada konsep
membangun ekonomi kreatif merupakan suatu usaha
meningkatkan keterlibatan dan empowerment masyarakat
dalam pembangunan ekonomi.

Implikasi Kebijakan Pembangunan


Ekonomi: : Pembangunan Kelembagaan
Kota Cimahi harus berusaha untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakatnya, melalui peningkatan dalam
efektivitas pelaksanaan tata pemerintahan, peningkatan
transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan, dan
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
salah satunya adalah melalui peningkatan partisipasi
gender dalam pelaksanaan pembangunan.
Selain itu pemerintah Kota Cimahi juga diharapkan untuk
terus meningkatkan iklim investasi yang sudah dianggap
baik, dengan berusaha terus untuk memperbaiki
kebijakan pembangunan daerah dan kelembagaan yang
pro terhadap perkembangan pasar dan pro terhadap
kepentingan masyarakat.

Implikasi Kebijakan Pembangunan


Ekonomi: Pembangunan Fiskal Daerah
Peningkatan kapasitas fiskal dari pendapatan pajak daerah
akan sejalan dengan adanya peningkatan pada basis
pajaknya (tax base). Pendapatan perkapita dan value added
sektor industri pengolahan merupakan basis pajak yang
tepat untuk meningkatkan penerimaan pajak di Kota
Cimahi.
Kebijakan untuk meningkatkan pendapatan dari restribusi di
Kota Cimahi bisa dilakukan dengan cara meningkatkan
kontribusi sektor jasa dalam perekonomian. Oleh sebab itu
upaya meningkatkan efektivitas alokasi pengeluran publik
untuk kegiatan-kegiatan yang lebih produktif, dan juga
efektivitas dari pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah daerah menjadi prasyarat utama dalam upaya
pemerintah kota meningkatkan pendapatan dari retribusi.

Lampiran Program dan


Kegiatan
..\Laporan Final\Matriks Program da
n Kegiatan Pembangunan Ekonomi Kota
Cimahi.docx

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai