Anda di halaman 1dari 71

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP I)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Hari / Tanggal
A.

:
:
:
:
:
:

SD No. 3 Taman
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
IV (Empat)/I (Satu)
Punarbhawa
4 Pertemuan (4 x 4 x 35 Menit)
Kamis, 17 Juli 2014

Kompetensi Inti
KI 1
KI 2
KI 3

KI 4

: Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya


: Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


1. KI 1
Sikap Spiritual
2. KI 2
Sikap Sosial

3. KI 3
Pengetahuan

4. KI 4
Keterampilan

Kompetensi Dasar :
1.1 Membiasakan mengucapkan salam agama Hindu
1.2 Membiasakan mengucapkan dainika upasana (doa sehari-hari)
Kompetensi Dasar :
2.1 Toleran terhadap sesama, keluarga, dan lingkungan dengan
cara menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi (Ahimsa).
2.2 Berperilaku jujur (Satya), menghargai dan menghormati (Tat
Tvam Asi) makhluk ciptaan Sang Hyang Widhi.
Kompetensi Dasar :
3.1 Mengenal ajaran Punarbhawa sebagai bagian dari Sraddha.
Indikator :
3.1.1 Menjelaskan pengertian Punarbhawa
3.1.2 Menguraikan arti kata Punarbhawa
Kompetensi Dasar :
4.1 Menceritakan ciri-ciri kelahiran Surga dan kelahiran Neraka
Indikator :
4.1.1 Menjelaskan pengertian Surga yuta dan Neraka yuta
4.1.2 Menyebutkan ciri-ciri kelahiran Surga yuta dan Neraka
yuta
4.1.3 Menceritakan cerita terkait dengan Punarbhawa

C. Materi Pembelajaran
PUNARBHAWA
1. Pengertian Punarbhawa
Kata Punarbhawa dari akar kata Punar (kembali) dan Bhava (lahir) bisa
diartikan Reinkarnasi, yang memiliki arti kelahiran kembali ke mayapada atau bumi.

Dalam pandangan filsafat, Atma berarti jiwa yang masih dibungkus oleh badan kasar
(stula sarira) dan badan halus (suksma sarira), maka atma terbelenggu oleh unsur
maya.
Kepercayaan terhadap Punarbhawa mengajarkan kita untuk percaya diri.
Dengan adanya Punarbhawa, kita diberikan kesempatan untuk berbuat baik (subha
karma) di dunia. Perbuatan baik (subha karma) yang dilakukan dapat
membebaskan kita dari perputaran kelahiran kembali.
Kepercayaan akan kelahiran kembali banyak dijelaskan dalam kitab-kitab suci
Hindu. Salah satunya menurut Kitab Bhagavadgita IV.5 disebutkan bahwa:
Sri-Bhagavn uvac bahni me vyatitni janmni tava crjuna
Tny aham veda sarvni na tvam vettha Parantapa.
Terjemahan:
Sri Bhagavan bersabda, Banyak kelahiran-Ku di masa lalu, demikian pula
kelahi- ranmu, Arjuna.semuanya ini Aku tahu tetapi engkau sendiri tidak,o
Parantapa.
Arti dari sloka yang tertulis dalam Bhagavadgita tersebut menjelaskan bahwa
atma mengalami kelahiran berulang-ulang. Namun, karena pengaruh badan kasar
dan badan halus inilah yang menyebabkan manusia lupa akan jati dirinya (avidya),
sehingga manusia harus mengalami Punarbhawa untuk mencapai moksha.
Dalam kitab Slokantara 52/53 (13-14) dikatakan bahwa manusia mengalami
kelahiran berulang-ulang untuk mencapai moksha. Isi dari Slokantara tersebut ialah:
Devnm narakam janturjantunm narakan pauh
Paunm narakam mrga, mrgnm narakam khagah
Paksinm narakam vyle, vylnm narakam danstri,
Danstrinm narakam visi, visinm naramrane.
Terjemahannya:
Dewa neraka menjelma menjadi manusia, manusia neraka menjadi ternak,
ternak neraka menjadi binatang buas, binatang buas neraka menjadi burung,
burung neraka menjadi ular, dan ular yang neraka menjadi taring, taring yang
jahat menjadi bisa, yakni dapat membahayakan manusia.
2.

Bagian-bagian Panca Sraddha


Agama Hindu adalah salah satu agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia.
Agama Hindu memiliki tujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup secara lahir dan
batin. Tujuan hidup menurut agama Hindu tertuang dalam semboyan Mokshartham
Jagadhita Ya Ca Iti Dharmah yang artinya; dharma atau agama bertujuan untuk
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun untuk mencapai
Moksha. Setiap agama memiliki keyakinan yang menjadi tuntunan dalam
menjalankan hidup di dunia bagi umatnya.
Agama Hindu memiliki lima macam keyakinan yang harus diyakini oleh umat
Hindu yang disebut Panca Sraddha, yaitu:
1. Percaya akan adanya Brahman/Sang Hyang Widhi
2. Percaya akan adanya Atman
3. Percaya akan adanya Karmaphala
4. Percaya akan adanya Punarbhawa
5. Percaya akan adanya Moksha.
Panca Sraddha berasal dari kata Panca dan Sraddha. Panca artinya lima dan
Srad- dha artinya key akinan atau kepercayaan. Jadi, Panca Sraddha adalah lima
keyakinan yang harus diyakini oleh umat Hindu untuk mencapai moksha. Pokokpokok keyakinan dalam agama Hindu yang keempat adalah Punarb hava.

Punarbhawa adalah keyakinan akan adanya kelahiran kembali. Kelahira n ini bertujuan untuk memberikan kesempatan agar kita hidup berbuat yang lebih baik lagi
demi mencapai moksha. Usaha untuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama
Hindu tersebut mutlak dilakukan dalam keh idupan sehari-hari
Lima jenis kepercayaan yang terdapat dalam agama Hindu memberikan
tuntunan kepada manusia untuk hidup harmonis, berdisiplin diri, dan selalu berusaha
melakukan perbuatan yang baik.
3.

Pengertian Surga Cyuta dan Neraka Cyuta


Agama Hindu mengajarkan setelah kematian akan ada alam lain (neraka, surga, dan
moksa). Keadaan alam setelah kematian hampir sama dengan keadaan alam dunia.
Kelahiran manusia ke dunia juga berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh bekas
perbuatannya (karma wasana), ada yang lahir dalam keadaan cacat, sempurna, kaya,
miskin, cantik, tidak cantik, tampan, dan tidak tampan serta yang lain. Perbuatan
itulah yang menyebabkan manusia dilahirkan dari surga atau neraka.
1. Pengertian Surga Cyuta
Surga yuta adalah seseorang yang terlahir dari surga. Orang tersebut terlahir
dari surga, karena dalam hidupnya selalu menjalankan dharma. Dharma
mengajarkan kita untuk menghargai sesama makhluk, berbuat kebajikan, suka
menolong, welas asih dan selalu mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang
Widhi. Jika sudah menaati dharma, maka orang tersebut ditempatkan di surga
loka.
2. Pengertian Neraka Cyuta
Neraka Cyuta adalah seseorang yang terlahir dari neraka. Orang tersebut
terlahir dari neraka karena dalam kehidupan masa lampaunya selalu melakukan
perilaku buruk (adharma). Mereka suka berbohong, durhaka kepada kedua
orang tua, suka mencuri, malas, mencontek, korupsi, berlaku kasar serta segala
perbuatan yang merugikan orang lain dan tidak dibenarkan oleh agama. Atas
perbuatannya yang buruk itu, maka mereka akan dimasukkan ke neraka loka.
Setelah menikmati hasil perbuatannya di neraka, mereka akan menjelma
kembali ke mayapada atau bhumi. Kelahiran manusia dari neraka loka disebut
Neraka Cyuta.

4.

Ciri-Ciri Kelahiran Surga Cyuta dan Neraka Cyuta


1. Ciri-Ciri Kelahiran Surga Cyuta Menurut Slokantara sloka 49 (37), manusia
yang dilahirkan dari Surga Cyuta memiliki ciri-ciri, seperti tak gentar, suci hati,
bijaksana, dermawan atau murah hati, mempelajari sastra, tenang, lemah
lembut, berbudi luhur, tidak iri hati, tidak sombong, dan penyabar.
2. Ciri-Ciri Kelahiran Neraka Cyuta Menurut Slokantara sloka 50/51 (11-12)
manusia yang dilahirkan dari Neraka Cyuta memiliki ciri-ciri, seperti bisu,
sumbing, tuli, sakit ayan, gila, lepra, lumpuh, dan buta. Dalam Kitab Suci
Bhagavadgita XVI.24 menyebutkan watak manusia yang terlahir dari Neraka
Cyuta diwarnai oleh perbuatan buruk (adharma), penuh kegelapan, dan penuh
keserakahan.
Tasmc chstram prmanam te krykrya vyavasthitau,
Jntv stra-vidhnoktam karma kartum ihrhasi
Terjemahan :
Kemunafikan, mementingkan diri sendiri, iri-hati, rasa amarah, juga kekasaran
dalam pembicaraan dan kebodohan semua ini, oh Arjuna, adalah milik
seseorang yang lahir dengan sifat-sifat negatif.

5.

Cerita terkait dengan Punarbhawa


Maharaja Mahabhima
Zaman dahulu ada seorang raja yang bernama Maharaja Mahabhima. Beliau
adalah raja keturunan Surya Vamsa (dinasti surya). Suatu hari Maharaja Mahabhima
menyelenggarakan kurban kuda sebanyak 1.000 ekor, agar mendapat pahala tinggal
di surga. Setelah lama tinggal di surga, Mahabhima memutuskan menghadap Dewa
Brahma. Seluruh dewa dan dewi ikut menghadap, termasuk Dewi Gangga.
Setelah sampai di tempat Dewa Brahma, semua penduduk surga berdiri dan
memberikan sembah kepada Dewa Brahma, sambil mengucapkan Om Svastyastu.
Setelah mengucapkan salam, semua dewa-dewi duduk. Secara tiba-tiba, angin
berhembus dengan hembusannya membuat kain yang dipakai oleh Dewi Gangga
tersingkap. Semua Dewa serempak menundukkan kepala, kecuali Maharaja
Mahabhima. Dewa Brahma yang memperhatikan perbuatan Maharaja menjadi
marah dan memberikan kutukan kepada Maharaja Mahabhima dan Dewi Gangga
agar menjadi manusia. Dewi Gangga kemudian turun ke bumi menjadi manusia.
Sesampainya di bumi, Dewi Gangga didatangi oleh Sang Retabhasu. Retabhasu
adalah salah seorang dari delapan Vasu yang dikutuk oleh Maharsi Vasistha karena
mencuri Lembu Nandhini milik Maharsi. Sang Retabhasu meminta kepada Dewi
Gangga agar bersedia melahirkannya sebagai putranya. Permintaan Sang Retabhasu
diterima oleh Dewi Gangga. Setelah Dewi Gangga menikah dengan Raja Santanu
dan dikaruniai putra yang bernama Bhisma atau Dewa Bratha. Dewa Bratha adalah
penitisan kembali Sang Retabhasu menjadi manusia ke dunia.

D. Model Pembelajaran
Pendekatan
: Saintifik
Strategi Pembelajaran : Model Penyingkapan (Discovery Learning)
Metode
: Tanya jawab, Penugasan, Diskusi, Demonstrasi
E. Sumber Pembelajaran, Media Pembelajaran, Alat dan Bahan
a. Sumber Pembelajaran :
1. Susila, Komang., Duwijo. 2013. Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Kelas 4. Jakarta: Kemendikbud RI.
2. Kajeng, I Nyoman dkk. 1997. Sarasamuscaya. Jakarta: Hanuman Sakti.
3. Sudharta, Tjokorda Rai. 2012. Slokantara. Denpasar: ESBE
4. Pudja, Gede. 2003. Bhagavadgt. Surabaya: Pramita
b. Media Pembelajaran :
1. Power Point
2. Gambar ilustrasi Punarbhawa, Surga, Neraka
c. Alat dan Bahan :
1. Papan Tulis
2. Spidol
3. LCD Proyektor
4. Laptop
5. DVD/CD yang terkait dengan materi

F.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pertemuan 1
No.
1.

2.

Kegiatan

Waktu

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat Om 15 menit
Swastyastu
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
Pendidik menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali
kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi, untuk menyapa anak.
e. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
a. Mengamati
105
menit
Peserta didik membaca materi pengertian Punarbhawa pada
buku teks pelajaran agama Hindu secara detail.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang pengertian
Punarbhawa, peserta didik mendengarkan dengan seksama yang
dipaparkan oleh pendidik.
Peserta didik membaca materi arti kata Punarbhawa pada buku teks
pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang arti kata
Punarbhawa, peserta didik mendengarkan dengan seksama yang
dipaparkan oleh pendidik
b. Menanya
Setelah peserta didik membaca dan mendengar pengertian
Punarbhawa, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik tentang pengertian Punarbhawa.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait pengertian Punarbhawa.
Setelah peserta didik membaca dan mendengar arti kata
Punarbhawa, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik tentang arti kata
Punarbhawa.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya

No.

Kegiatan

Waktu

lebih mendalam terkait arti kata Punarbhawa.


c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik melakukan diskusi untuk mencari tahu tentang
pengertian dan arti kata Punarbhawa
Peserta didik membaca sumber lain untuk mengetahui pengertian,
dan arti kata Punarbhawa.
d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan pengertian Punarbhawa dari hasil pengamatan,
menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan pemahaman
sendiri.
Menyimpulkan arti kata Punarbhawa dari hasil pengamatan,
menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan pemahaman
sendiri.

3.

e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan secara lisan di depan kelas pengertian dan arti kata
Punarbhawa yang dipahami secara bergantian
Setelah peserta didik memberikan laporannya, kemudian pendidik
memberikan arahan mengenai pengertian dan arti kata Punarbhawa
sesuai materi dalam buku teks pelajaran agama Hindu.
Kegiatan Penutup
a. Pendidik memberikan kesimpulan bahwa Punarbhawa adalah 20 menit
kelahiran kembali, untuk memperbaiki karma atau perbuatannya
sehingga mencapai tujuan hidup (moksa).
b. Pendidik memberikan kesimpulan bahwa Punarbhawa merupakan
bagian dari Panca Sraddha sebagai dasar keyakinan agama Hindu
c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
e. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

2. Pertemuan 2
No.
1.

Kegiatan

Waktu

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat Om 15 menit
Swastyastu
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
Pendidik menyiapkan secara fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi, untuk
menyapa anak.

No.

2.

Kegiatan
e. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik menuliskan judul materi pelajaran sebelumnya di
papan tulis, kemudian mengajukan pertanyaan secara komunikatif
berkaitan dengan materi pelajaran tersebut.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan
pembelajaran.
h. Setelah peserta didik siap, maka pendidik dapat mengajak peserta
didik untuk melanjutkan pelajaran ke materi lanjutan.
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi pengertian Surga yuta dan
Neraka yuta pada buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan penjelasan secara singkat tentang pengertian
Surga yuta dan Neraka yuta, kemudian peserta didik menyimak
paparan tentang Surga yuta dan Neraka yuta.
b. Menanya
Setelah peserta didik membaca dan mendengar penjelasan
tentang pengertian Surga yuta dan Neraka yuta, kemudian
pendidik memberikan pertanyaan pancingan kepada peserta didik
tentang pengertian Surga yuta dan Neraka yuta.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait pengertian Surga yuta dan Neraka yuta.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik diberikan kesempatan berdiskusi untuk mencari tahu
tentang pengertian Surga yuta dan Neraka yuta.
Peserta didik diberikan kesempatan membaca sumber lain untuk
mengetahui pengertian Surga yuta dan Neraka yuta.
d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan pengertian Surga yuta dan Neraka yuta dari
hasil pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan
menggunakan pemahaman sendiri.
Membuat laporan tentang pengertian Surga yuta dan Neraka
yuta yang akan dipresentasikan di depan kelas.
e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan secara lisan di depan kelas secara bergantian
pengertian Surga yuta dan Neraka yuta yang dipahami.
Setelah peserta didik menjelaskan hasil presentasi di depan kelas,
kemudian pendidik memberikan arahan mengenai pengertian
Surga yuta dan Neraka yuta sesuai materi dalam buku teks
pelajaran agama Hindu.

Waktu

105
menit

No.
3.

Kegiatan

Waktu

Kegiatan Penutup
a. Pendidik memberikan kesimpulan bahwa Surga yuta adalah 20 menit
seseorang yang terlahir dari surga. Orang tersebut terlahir dari surga,
karena dalam hidupnya selalu menjalankan dharma. Dharma
mengajarkan kita untuk menghargai sesama makhluk, berbuat
kebajikan, suka menolong, welas asih dan selalu mendekatkan diri
kehadapan Sang Hyang Widhi. Jika sudah menaati dharma, maka
orang tersebut ditempatkan di surga loka.
b. Pendidik memberikan kesimpulan bahwa Neraka yuta adalah
adalah seseorang yang terlahir dari neraka. Orang tersebut terlahir
dari neraka karena dalam kehidupan masa lampaunya selalu
melakukan perilaku buruk (adharma). Mereka suka berbohong,
durhaka kepada kedua orang tua, suka mencuri, malas, mencontek,
korupsi, berlaku kasar serta segala perbuatan yang merugikan orang
lain dan tidak dibenarkan oleh agama. Setelah menikmati hasil
perbuatannya di neraka, mereka akan menjelma kembali ke
mayapada atau bhumi. Kelahiran manusia dari neraka loka disebut
Neraka Cyuta..
c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas
secara individu maupun kelompok bagi peserta didik
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
e. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

3. Pertemuan 3
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat Om
Swastyastu
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
Pendidik menyiapkan secara fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi, untuk
menyapa anak.
e. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik menuliskan judul materi pelajaran sebelumnya dan yang
akan di bahas di papan tulis, kemudian mengajukan pertanyaan
secara komunikatif berkaitan dengan materi pelajaran tersebut.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan pembelajaran.
h. Setelah peserta didik siap, maka pendidik mengajak peserta didik
untuk melanjutkan pelajaran ke materi lanjutan.

Waktu
15
menit

No.

Kegiatan

2.

Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi ciri-ciri kelahiran Surga yuta dan
Neraka yuta pada buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang ciri-ciri
kelahiran Surga yuta dan Neraka, kemudian peserta didik
mendengarkan dengan seksama pemaparan yang dilakukan oleh
pendidik.
Peserta didik mengamati lingkungan sekitar untuk mengetahui ciriciri kelahiran Surga yuta dan Neraka yuta.
b. Menanya
Setelah peserta didik membaca dan mengamati lingkungan
sekitar untuk mencari tahu ciri-ciri kelahiran Surga yuta dan
Neraka yuta, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik tentang ciri-ciri kelahiran
tersebut.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait ciri-ciri kelahiran Surga yuta dan Neraka
yuta.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan.
Peserta didik diberikan kesempatan melakukan diskusi untuk
mencari tahu tentang ciri-ciri kelahiran Surga yuta dan Neraka
yuta.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk mencari informasi tentang
ciri-ciri kelahiran Surga yuta dan Neraka yuta.
Peserta didik mengumpulkan gambar-gambar kelahiran Surga yuta
dan Neraka yuta
d. Mengasosiasikan
Mengelompokkan ciri-ciri kelahiran Surga yuta dan Neraka yuta
dari hasil pengamatan, membaca, menanyakan, dan berdiskusi,
dengan menggunakan pemahaman sendiri.
Membuat laporan hasil diskusi tentang ciri-ciri kelahiran Surga
yuta dan Neraka yuta yang akan dipresentasikan di depan
kelas.
e. Mengkomunikasikan
Menyebutkan secara lisan di depan kelas secara bergantian ciri-ciri
kelahiran Surga yuta dan Neraka yuta yang dipahami.
Setelah peserta didik menyebutkan ciri-ciri kelahiran Surga yuta
dan Neraka yuta di depan kelas, kemudian pendidik memberikan

Waktu

105
menit

No.

3.

Kegiatan
arahan/meluruskan tentang ciri-ciri kelahiran Surga yuta dan
Neraka yuta
Kegiatan Penutup
a. Pendidik memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri kelahiran Surga
yuta adalah orang-orang yang dalam kehidupan sehari-harinya
memiliki ciri-ciri seperti senang mempelajari sastra suci, jujur, murah
hati, suci hati, bijaksana, dermawan, tak gentar, lemah lembut, berbudi
luhur, tenang, damai, tidak iri hati, tidak sombong, penyabar, suka
menolong, selalu berjalan di jalan yang benar, dan pemaaf.
b. Pendidik memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri kelahiran Neraka
yuta, seperti bisu, sumbing, tuli, sakit ayan, gila, lepra, lumpuh, dan
buta.
c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas secara
individu maupun kelompok bagi peserta didik.
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
e. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

Waktu

20
menit

4. Pertemuan 4
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat Om
Swastyastu
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
Pendidik menyiapkan secara fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi, untuk
menyapa anak.
e. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik menuliskan judul materi pelajaran sebelumnya dan yang
akan di bahas di papan tulis, kemudian mengajukan pertanyaan
secara komunikatif berkaitan dengan materi pelajaran tersebut.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan pembelajaran.
h. Setelah peserta didik siap, maka pendidik mengajak peserta didik
untuk melanjutkan pelajaran ke materi lanjutan.

2.

Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca cerita terkait dengan Punarbhawa pada buku
teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang cerita terkait

Waktu
15
menit

105
menit

No.

Kegiatan

Waktu

dengan Punarbhawa kemudian peserta didik mendengarkan dengan


seksama pemaparan yang dilakukan oleh pendidik.
b. Menanya
Setelah peserta didik membaca cerita terkait dengan Punarbhawa,
kemudian pendidik memberikan pertanyaan pancingan
kepada peserta didik tentang cerita terkait dengan Punarbhawa
tersebut.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait cerita terkait dengan Punarbhawa.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan.
Peserta didik diberikan kesempatan melakukan diskusi untuk
mencari tahu tentang cerita terkait dengan Punarbhawa.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk mencari informasi tentang
cerita terkait dengan Punarbhawa.
d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan cerita terkait dengan Punarbhawa, bahwa akibat
perbuatan kita menjadi sebab terjadinya Punarbhawa.

3.

e. Mengkomunikasikan
Menceritakan secara singkat cerita terkait Punarbhawa di depan
kelas secara bergantian sesuai cerita yang dipahami.
Setelah peserta didik menceritakan secara singkat cerita terkait
Punarbhawa di depan kelas, kemudian pendidik memberikan
arahan/meluruskan cerita tersebut.
Kegiatan Penutup
a. Pendidik memberikan kesimpulan tentang cerita terkait Punarbhawa
dan menjelaskan bahwa akibat perbuatan kita menjadi sebab
terjadinya Punarbhawa.
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas secara
individu maupun kelompok bagi peserta didik.
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

20
menit

G. Penilaian Hasil Pembelajaran


1.1 Penilaian Sikap Spiritual
a. Teknik
: Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi
:
Aspek Pengamatan dan Skor
Nama Berdoa Bersyukur
Salam
Kagum Merasakan Jml
No Siswa TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ Skor
1

1
2
3
4
5
dst
Keterangan :
Berdoa
: Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
Bersyukur : Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan.
Salam
: Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/
presentasi
Kagum
: Mengungkapkan kekaguman secara lisan
maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
Merasakan : Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari
ilmu pengetahuan.
Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh peserta didik,dengan kriteria sebagai berikut:
TP/1 = Tidak Pernah/Skor 1 : Apabila tidak pernah melakukan
KD/2 = Kadang-kadang/Skor 2 : Apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
SR/3 = Sering/Skor 3
: Apabila sering melakukan sesuai pernyataan
dan kadang-kadang tidak melakukan
SL/4 = Selalu/Skor 4
: Apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
d. Penskoran :
Skor Diperoleh X 4
Skor Akhir =
Skor
Maksimal
e. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik : 3,33 < Skor < 4,00
B = Baik
: 2,33 < Skor < 3,33
C = Cukup
: 1,33< Skor < 2,33
K = Kurang
: < 1,33
1.2 Penilaian Sikap Spiritual
a. Teknik
: Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
c. Kisi-kisi
:

No.

Nama

Skor Perolehan
Penilaian Diri
Penilaiaian Oleh Guru
Kedisiplinan Ketekunan Kedisiplinan Ketekunan
1-4

1-4

1-4

Total

1-4

1
2
Keterangan:
1) Indikator Sikap Spiritual kedisiplinan:
a) Disiplin melaksanakan doa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
b) Disiplin mengucapkan salam agama Hindu setiap memulai pembelajaran.
c) Disiplin dalam mengucapkan doa Dainika Upasana sebelum memulai

belajar.
d) Disiplin mengucapkan doa memulai sesuatu.
2) Indikator Sikap Spiritual Ketekunan :
a) Tekun dalam mengucapkan doa sebelum dan sesudah kegiatan pelajaran
b) Tekun mengucapkan salam agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari
c) Tekun mengucapakan doa Dainika Upasana sebelum belajar
d) Tekun mengucapkan doa setiap memulai suatu pekerjaan.
d. Rubrik Pemberian Skor :
a) 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
b) 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut.
c) 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
d) 1 = jika peserta didik melakukan salah satu (satu) kegiatan tersebut
e. Penskoran :
Skor Diperoleh X 4
Skor
Maksimal
f. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik : 3,33 < Skor < 4,00
B = Baik
: 2,33 < Skor < 3,33
C = Cukup
: 1,33< Skor < 2,33
K = Kurang
: < 1,33
Skor Akhir =

2.1 Penilaian Sikap Sosial


a. Teknik
: Pengamatan
b. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan Sikap Sosial
c. Kisi-kisi
:
Aspek Pengamatan Sikap dan Skor
Nama
T.
Gotong Santu Percaya
No
Jujur Disiplin
Toleransi
Total
Siswa
Jawab
Royong
n
Diri
14
14
14
14
14
14
14
1
2
dst
d. Keterangan Penskoran
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap.
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan kadangkadang tidak sesuai aspek sikap.
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukan sikap sesuai aspek sikap dan
sering tidak sesuai aspek sikap.
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
e. Penskoran :
Skor Akhir =

Skor Diperoleh X 4
Skor
Maksimal

f. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik : 3,33 < Skor < 4,00

B = Baik
C = Cukup
K = Kurang

: 2,33 < Skor < 3,33


: 1,33< Skor < 2,33
: < 1,33

2.2 Penilaian Sikap Sosial


a. Teknik
: Penilaian Antar Peserta Didik
b. Bentuk Instrumen : Lembar Antar Peserta Didik
c. Kisi-kisi
:
Skor Prolehan
No.
Nama
Kejujuran Tanggungjawab Kesopanan
1 2 3 4 1 2
3
4 1 2 3 4
1
2
dst
Keterangan :
1) Indikator Sikap Sosial Kejujuran :
a) Tidak suka berbohong
b) Selalu berbicara apa adanya
c) Jujur dalam berperilaku
d) Berani mengungkapkan kebenaran
2) Indikator Sikap Sosial Tanggungjawab :
a) Selalu menyelesaikan tugas yang diberikan pendidik
b) Tidak bertele-tele dalam bekerja
c) Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
d) Datang tepat waktu ke kelas.
3) Indikator Sikap Sosial Kesopanan :
a) Tidak berkata kasar dan kotor
b) Menggunakan kata-kata lembut
c) Selalu mengetuk pintu sebelum memasuki ruang seseorang.
d) Selalu bersikap sopan kepada orang lain.
d. Rubrik Pemberian Skor :
a) 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
b) 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
c) 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
d) 1 = jika peserta didik melakukan salah satu (satu) kegiatan tersebut.
e. Penskoran :
Skor Akhir =

Skor Diperoleh X 4
Skor
Maksimal

f. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang

:
:
:
:

3,33 < Skor < 4,00


2,33 < Skor < 3,33
1,33< Skor < 2,33
< 1,33

Total

3.1 Penilaian Pengetahuan


a. Teknik
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen : Lembar Laporan Penugasan
c. Petunjuk
: Peserta didik mengerjakan latihan pada buku paket di
rumah
c. Kisi-kisi/Format
Penilaian Tugas
:
Judul Tugas
:
Nama Siswa
:
Kelas
:
Aspek

Skor Maks
(1-4)

Indikator Keberhasilan

Skor Perolehan
(1-4)

Perencanaan
Persiapan

Bahan dan alat yang digunakan


Lokasi
Metode/Langkah Kerja

Proses

Waktu
Desain
Isi Pelaporan

Hasil

Kerapihan Pelaporan

d. Penskoran
Skor Diperoleh X 4
Skor
Maksimal
3.2 Penilaian Pengetahuan
a. Teknik
: Tes Tulis/Lisan
b. Bentuk Instrumen : Uraian/essay
c. Kisi-kisi
:
Skor Akhir =

No.

Indikator

Menyebutkan
ciri-ciri
kelahiran
Surga yuta

Butir Instumen
Jelaskan ciriciri kelahiran
Surga yuta

Jawaban
Ciri-Ciri Kelahiran Surga Cyuta : tak
gentar, suci hati, bijaksana, dermawan
atau murah hati, mempelajari sastra,
tenang, lemah lembut, berbudi luhur, tidak
iri hati, tidak sombong, dan penyabar.
Ciri-Ciri Kelahiran Neraka Cyuta : seperti
bisu, sumbing, tuli, sakit ayan, gila, lepra,
lumpuh, dan buta.

Menyebutkan Jelaskan ciriciri-ciri


ciri kelahiran
kelahiaran
Neraka yuta
Neraka yuta
d. Penskoran :
- Skor jawaban tepat dan lengkap
- Skor jawaban mendekati tepat dan lengkap
- Skor jawaban kurang tepat dan lengkap
- Skor jawaban tidak tepat dan lengkap
- Skor Maksimal

:
:
:
:
:

4
3
2
1
8

Nilai =

Skor Perolehan

X4

Skor Maks
e. Pengkatagorian Nilai :
A = 3,33 < Skor < 4,00
B = 2,33 < Skor < 3,33
C = 1,33< Skor < 2,33
D = < 1,33

f. Rentang Nilai Pengetahuan dan Predikat Secara Lengkap


NO.

RENTANG NILAI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

3,67 < A 4,00


3,33 < A 3,67
3,00 < B+ 3,33
2,67 < B 3,00
2,33 < B 2,67
2,00 < C+ 2,33
1,67 < C 2,00
1,33 < C 1,67
1,00 < D+ 1,33
0 < D 1,00

PREDIKAT/NILAI
A
A
B+
B
B
C+
C
C
D+
D

4.1 Penilaian Keterampilan


a. Teknik
: Projek (observasi)
b. Bentuk Instrumen : Lembar Projek
c. Petunjuk
: Peserta didik melakukan pengamatan, wawancara tentang
ciri-ciri Surga yuta dan Neraka yuta, kemudian membuat
laporannya.
c. Kisi-kisi/Format
Penilaian Portofolio:
Mata Pelajaran
Nama Proyek

: Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti


: Laporan Hasil Pengamatan, Wawancara Tentang Ciri-ciri
Surga yuta dan Neraka yuta,
Alokasi Waktu
: 4 Minggu
Nama Siswa
:
Kelas/Semester
:
Skor
Aspek Yang
Total
No
Deskriptor
Dinilai
Skor
1
2
3
4
1 Perencanaan
a Persiapan
Kematangan
perencanaan kegiatan
b Rumusan Judul
Korelasi judul dengan
isi tulisan
2 Pelaksanaan
a Sistematika
Tahapan-tahapan

Kegiatan
b Keakuratan
Informasi

pelaksanaan kegiatan
Kredibilitas informan
dan instrumen
pengumpulan data
Kelengkapan dan
kedalaman data
Penyajian dan
interpretasi data
Kesimpulan
berdasarkan perolehan
data

c Kualitas Sumber
Data
d Analisis Data
e Penarikan
Kesimpulan
3 Laporan Proyek
a Performen
b Penguasaan

Kelengkapan laporan
dan penampilan
Penguasaan kegiatan
Total Skor

Keterangan :
Skor 4 = Sangat Baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 - Kurang
d. Penskoran :
Skor =

Skor Perolehan X 4
Skor Maks

4.2 Penilaian Keterampilan


a. Teknik
: Portofolio
b. Bentuk Instrumen : Lembar Laporan Portofolio
c. Petunjuk
: Peserta didik membuat laporan pengalaman berkunjung ke
tempat wisata

d. Kisi-kisi/Format
Penilaian Portofolio:
Nama Siswa
Kelas

No

KD

1
2
3
4

:
:

Minggu/
Bulan

Kriteria dan Skor


Tata
Kelengkapan Sistematika
Bahasa
Gagasan
Penulisan
(1-4)
(1-4)
(1-4)

1
2
3
Dst.

d. Penskoran
Skor =

Skor Perolehan X 4
Skor Maks

Mengetahui
Kepala SD No. 3 Taman

Taman, 7 Agustus 2014


Guru Penda Hindu

I Ketut Sulandra, S.Pd


NIP. 19640729 198804 1 002

I Gst. Ngr. Sudirta, S.Ag


NIP. 19601231 198112 1 132
Mengesahkan
Pengawas Penda Hindu

Dra. Ni Ketut Mariatini, M.Pd.H


NIP.19620526 199303 2 002

Ket.

LAMPIRAN
GAMBAR-GAMBAR ILUSTRASI PUNARBHAWA

Gambar 1.1 Ilustrasi Punarbahawa


(Sumber: Dok. Kemdikbud)

Gambar 1.2 Ilustrasi Punarbahawa


(Sumber: Dok. Kemdikbud

Gambar 1.3 Ilustrasi Punarbhawa


(Sumber : http//:wikipedia.id)
:

Gambar 1.4 Ilustrasi Punarbahawa


(Sumber: Dok. Kemdikbud)

Gambar 1.5 Ilustrasi Neraka


(Sumber: Dok. Kemdikbud)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP II)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Hari / Tanggal

:
:
:
:
:
:

SD No. 3 Taman
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
IV (Empat)/I (Satu)
Orang Suci
6 Pertemuan (6 x 4 x 35 Menit)
Kamis, 21 Agustus 2014

A. Kompetensi Inti
KI 1
: Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
: Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
KI 3
: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
KI 4
: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. KI 1
Sikap Spiritual
2. KI 2
Sikap Sosial

3. KI 3
Pengetahuan

4. KI 4
Keterampilan

Kompetensi Dasar :
1.1 Membiasakan mengucapkan salam agama Hindu
1.2 Membiasakan mengucapkan dainika upasana (doa sehari-hari)
Kompetensi Dasar :
2.1 Toleran terhadap sesama, keluarga, dan lingkungan dengan
cara menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi (Ahimsa).
2.2 Berperilaku jujur (Satya), menghargai dan menghormati (Tat
Tvam Asi) makhluk ciptaan Sang Hyang Widhi.
Kompetensi Dasar :
3.2 Mengenal orang suci agama Hindu yang patut dihormati.
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.2.1 Menjelaskan pengertian orang suci
3.2.2 Menyebutkan jenis-jenis orang suci
3.2.3 Menyebutkan syarat-syarat orang suci
3.2.4 Menyebutkan tugas dan kewajiban orang suci
3.2.5 Menyebutkan larangan-larangan orang suci
Kompetensi Dasar :
4.2 Menunjukkan cara menghargai orang suci agama Hindu yang
patut dihormati.
Indikator Pencapaian Kompetensi :
4.2.1 Menjelaskan upaya-upaya menjaga kesucian diri
4.2.2 Menjelaskan upaya-upaya dalam menghargai orang suci

C. Materi Pembelajaran
ORANG SUCI
1. Pengertian Orang Suci
Orang suci terdiri dari kata orang dan suci, orang berarti manusia, dan suci
berarti kemurnian dan kebersihan lahir batin. Jadi, orang suci ialah manusia yang
memiliki kekuatan mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani serta
peka akan getaran-getaran spiritual, welas asih, dan memiliki kemurnian batin dalam
mengamalkan ajaran agama.
Orang suci adalah orang yang dipandang mampu atau paham tentang
agama Hindu. Ajaran agama Hindu memiliki banyak sebutan bagi orang suci, seperti
Sulinggih, Maharsi, Bhagavan, dan sebutan gelar orang suci lainnya. Sulinggih berasal
dari kata Su dan Linggih. Su artinya utama atau mulia dan Linggih artinya kedudukan
atau tempat utama. Jadi, Sulinggih adalah orang yang diberikan kedudukan utama dan
mulia karena kesucian diri dan perilaku luhurnya, serta mampu membimbing umat
mendekatkan diri ke hadapan Sang Hyang Widhi. Sebelum diberi gelar sebagai orang
suci, Sulinggih, Maharsi, Bhagavan, dan sebutan lainnya, harus disucikan secara rohani
dan jasmani. Salah satu bentuk penyuciannya melalui upacara Madiksa. Upacara
Madiksa berfungsi untuk membersihkan seseorang secara lahir batin.
2. Pengelompokan Jenis-jenis Orang Suci
Orang suci dalam Agama Hindu digolongkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu Golongan Eka Jati dan Golongan Dwi Jati.
1. Golongan Eka Jati
Golongan Eka Jati adalah orang suci yang melakukan pembersihan diri tahap awal
yang disebut Mawinten. Setelah melewati tahap mawinten, Golongan Eka Jati dapat
memimpin upacara keagamaan yang bersifat TriYadnya.
Golongan pinandita:
1. Pemangku
2. Wasi
3. Mangku balian/dukun
4. Mangku dalang
5. Pengemban
6. Dharma Acharya
2. Golongan Dwi Jati
Golongan Dwi Jati adalah orang suci yang melakukan penyucian diri tahap lanjut
atau madiksa. Orang yang telah melaksanakan proses madiksa disebut orang yang
lahir dua kali. Kelahiran yang pertama dari kandungan ibu, sedangkan kelahiran
kedua dari kaki seorang guru rohani (Dang Acarya) atau Nabe. Setelah
melakukan proses madiksa, orang suci tersebut diberi gelar Sulinggih atau
Pandita. Kata Pandita berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Pandit yang artinya
terpelajar, pintar, dan bijaksana. Orang suci yang tergolong Dwi Jati adalah
orang yang bijaksana. Orang suci yang termasuk kelompok ini, antara lain Pandita,
Pedanda, Bujangga, Maharsi, Bhagavan, Empu, Dukuh, dan sebagainya.
3. Syarat-Syarat Orang Suci
Setiap umat Hindu memiliki hak sama untuk menjadi seorang sulinggih,
seseorang dapat diangkat menjadi seorang sulinggih apabila telah memenuhi syarat-

syarat berikut ini. :


1. Laki-laki yang sudah menikah atau tidak menikah seumur hidupnya (sukla
brahmacari).
2. Wanita yang sudah menikah atau tidak menikah seumur hidupnya (sukla
brahmacari).
3. Pasangan suami istri yang sah.
4. Usia minimal 40 tahun.
5. Paham bahasa Kawi, Sansekerta, Indonesia, menguasai secara mendalam isi dari
kitab suci Veda, dan memiliki pengetahuan umum yang luas.
6. Sehat jasmani dan rohani.
7. Berbudi pekerti yang luhur.
8. Tidak tersangkut pidana.
9. Mendapat persetujuan dari gurunya (Nabe).
10. Tidak terikat dengan pekerjaan di luar kegiatan keagamaan.
Untuk menjadi seorang pendeta harus memiliki penuntun yang mengarahkan
menjadi pendeta dan mengatakan bahwa orang tersebut pantas menjadi pendeta
adalah seorang guru, guru bagi orang suci (pendeta) disebut nabe. Untuk menjadi
Nabe, seorang sulinggih harus memiliki syarat-syarat, sebagai berikut.
1. Selalu dalam keadaan bersih dan sehat lahir dan batin
2. Mampu melepaskan diri dari keterikatan duniawi,
3. Tenang dan bijaksana,
4. Mampu membaca kitab suci Veda,
5. Selalu berpedoman pada kitab suci Veda,
6. Paham dan mengerti tentang catur Veda,
7. Teguh dalam melaksanakan dharma, dan
8. Teguh melaksanakan tapa bratha.
4. Tugas dan Kewajiban Orang Suci
Sebagai orang suci tentu memiliki kewajiban dan tugas dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini tugas dan kewajiban dari orang suci.
1. Melaksanakan Srya Sewana setiap pagi.
2. Memimpin persembahyangan umat.
3. Memimpin pelaksanaan upacara Yadnya sesuai kitab suci Veda.
4. Melaksanakan Tirta Yatra.
5. Aktif dalam kegiatan untuk meningkatkan kesucian diri.
6. Mampu memberikan ajaran dharma pada umatnya.
Sebagai orang suci perlu memperhatikan beberapa hal, sebagai syarat utama
untuk meningkatkan dan mempertahan kesucian jiwanya sebagai seorang sulinggih,
seperti; hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai berikut:
a. Rsi
Tugas Rsi:
Menyebarkan ajaran agama kepada umat manusia;
Mengajarkan Veda kepada umat manusia; dan
Menuntut umat agar berbuat kebaikan.
Kewajiban Rsi:
Selalu meningkatkan kesucian dirinya;
Mengadakan pemujaan kepada Sang Hyang Widhi setiap hari; dan
Membina umat sesuai ajaran Veda.

b. Sulinggih/Pandita
Sulinggih adalah orang suci yang disucikan melalui proses Mediksa atau Dwi Jati.
Tugas Sulinggih/Pandita:
Melakukan Surya Sevana, yaitu pemujaan kepada Sang Hyang Widhi setiap
pagi (saat matahari terbit);
Memimpin upacara Yadnya; dan
Ngeloka Pala Sraya, yaitu membina dan menuntut umat dibidang agama.
Kewajiban Sulinggih/Pandita:
Melakukan upacara penyucian diri secara terus menerus;
Berpakaian sesuai dengan aturan/Sasana Pandita;
Melakukan Tirta Yatra, yaitu berkunjung ke tempat-tempat suci untuk
melaksanakan persembahyangan;
Berpikir, berkata, dan berbuat suci;
Mampu mengendalikan diri, selalu sabar, berpikir bijaksana;
Melayani umat yang memerlukan tuntunan;
Menerima punia dari umat; dan
Memberi teladan dan contoh kepada umat.
c. Pemangku/ Pinandita/Wasi
Pinandita adalah orang yang disucikan melalui proses upacara Eka Jati/pawinten
tingkat pertama.
Tugas Pinandita/Pemangku:
Memimpin upacara tertentu sebatas upacara kecil (seperti Odalan Alit, Caru
Panca Sata), upacara bayi baru lahir (seperti otonan, upacara penguburan
mayat);
Melayani umat yang ingin sembahyang di tempatnya bertugas; dan
Memimpin upacara persembahyangan di pura tempatnya bertugas.
Kewajiban Pemangku:
Berpakaian serba putih;
Melakukan penyucian lahir batin secara terus menerus;
Membantu sulinggih dalam menyelesaikan upacara Yadnya;
Meningkatkan ilmu pengetahuan agamanya;
Memberi contoh dan teladan kepada umat;
Melayani umat dengan tulus ikhlas; dan
Menerima punia dari umat.
Tugas dan kewajiban Pinandita/Pemangku*
1. Ngloka palasraya sesuai ketentuan pendeta
2. Memohonkan tirtha pengentas (hanya memohonkan kepada Sang
HyangWidhi)
3. Menyelesaikan Dewa Yajna dan Manusa Yajna pada tingkat medudus kulit.
5. Larangan-larangan Orang Suci
Ada beberapa larangan yang harus dipatuhi sebagai orang
dari ketidaksucian, ntara lain:
- Menghina Guru
- Membunuh
- Berdusta
- Sombong,
- Rakus atau Tamak, - Berjudi
- Merampok,
- Berpolitik
- Ingkar Janji
- Berjual Beli
- Bertengkar
- Memfitnah
- Terlibat Hutang Piutang

suci agar terbebas


-

Suka Bertengkar
Berzina
Mencuri
Berdusta

Menyakiti/Membunuh
Tersangkut Tindak Pidana
Memberikan Makan d an Minum Pada Pencuri
Minum-Minuman Keras,
Mengkonsumsi Narkoba

Larangan Terhadap Makanan dan Minuman:


Makan Daging Sapi;
Makan Daging Babi;
Makan Daging Ayam;
Makan Daging Anjing;
Makan Daging Burung Buas;
Makan Daging Kuda;
Makan Daging Ikan Besar;
Minum-Minuman Keras;
Dan Lain Sebagainya
6. Upaya-upaya Menjaga Kesucian Diri
Upaya menjaga kebersihan diri dinyatakan dalam Manawadharma Sastra
V.109 Adbhirgatrani uddhyanti manah satyena uddhyati, vidya tapobhyam
bhutatma budhir jnanena uddhyati Terjemahannya: Tubuh dibersihkan dengan air,
pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia dengan pelajaran suci dan tapa
bratha, kecerdasan dibersihkan dengan pengetahuan yang benar.
7. Upaya-upaya Menghormati Orang Suci
Sebagai pemeluk agama yang taat wajib kita menghargai dan menghormati
orang suci, sehingga kita selalu mendapat tuntunan dan bimbingan beliau. Adapun
cara kita menghormati orang suci, antara lain:
1. Mengunjungi tempat-tempat tinggal orang suci
2. Berkata-kata sopan terhadap orang suci
3. Menaati nasihat-nasihat positif dari orang suci
4. Memberikan pelayanan yang baik kepada orang suci, dan
5. Memberi dana punia atau sedekah kepada Pandita.
D. Model Pembelajaran
Pendekatan
Strategi Pembelajaran
Metode

: Saintifik
: Model Penyingkapan (Discovery Learning)
: Tanya jawab, Penugasan, Diskusi, Demonstrasi

E. Sumber Pembelajaran, Media Pembelajaran, Alat dan Bahan


a. Sumber Pembelajaran :
1. Pudja, Gede., Sudharta, Tjokorda Rai. 2004. Manawa Dharmasastra. Surabaya:
Paramita.
2. Susila, Komang., Duwijo. 2013. Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Kelas 4. Jakarta: Kemendikbud RI.
b. Media Pembelajaran :
1. Power Point
2. Gambar ilustrasi orang suci

c. Alat dan Bahan :


1. Papan Tulis
2. Spidol
3. LCD Proyektor
4. Laptop
5. DVD/CD yang terkait dengan materi
F.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pertemuan 1
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat Om
Swastyastu
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
Pendidik menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali
kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi, Turun Tirta untuk
menyapa anak.
e. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi pengertian orang suci menurut
agama Hindu pada buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang pengertian
orang suci menurut agama Hindu, peserta didik mendengarkan
dengan seksama yang dipaparkan oleh pendidik.
Peserta didik membaca materi jenis-jenis orang suci pada buku
teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang jenis-jenis
orang suci, peserta didik mendengarkan dengan seksama yang
dipaparkan oleh pendidik
Pendidik memperlihatkan gambar-gambar orang suci agama
Hindu.
Peserta didik melihat dan mengamati gambar-gambar orang suci
agama Hindu.

2.

b. Menanya
Setelah peserta didik membaca dan mendengarkan pengertian

Waktu
15
menit

105
menit

No.

Kegiatan

orang suci menurut agama Hindu., kemudian pendidik


memberikan pertanyaan pancingan kepada peserta didik tentang
pengertian orang suci menurut agama Hindu.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait pengertian pengertian orang suci menurut
agama Hindu.
Setelah peserta didik membaca materi jenis-jenis orang suci pada
buku teks pelajaran agama Hindu, kemudian pendidik memberikan
pertanyaan pancingan kepada peserta didik tentang jenis-jenis
orang suci agama Hindu.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait materi jenis-jenis orang suci agama Hindu.
Selanjutnya setelah peserta didik melihat dan mengamati gambargambar orang suci agama Hindu, pendidik memberikan pertanyaan
pancingan tentang orang suci dalam agama Hindu.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam tentang orang suci dalam agama Hindu.

c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik melakukan diskusi untuk mencari tahu tentang
pengertian orang suci.
Peserta didik melakukan diskusi untuk mencari tahu tentang jenisjenis orang suci dalam agama Hindu.
Peserta didik membaca sumber lain untuk mengetahui pengertian
orang suci dan jenis-jenis orang suci agama Hindu.
Peserta didik melalui kerjasama dalam kelompok mengumpulkan
gambar-gambar orang suci agama Hindu.
d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan pengertian orang suci dari hasil pengamatan,
menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan pemahaman
sendiri.
Menyimpulkan jenis-jenis orang suci dari hasil pengamatan,
menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan pemahaman
sendiri.
Mengelompokkan gambar-gambar orang suci tergolong eka jati
dan dwi jati.
e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan simpulan di depan kelas tentang pengertian orang
suci yang dipahami secara bergantian
Setelah peserta didik memberikan simpulan pengertian orang suci,
kemudian pendidik memberikan arahan mengenai pengertian orang

Waktu

No.

Kegiatan

Waktu

suci sesuai materi dalam buku teks pelajaran agama Hindu.


Mempresentasikan jenis-jenis orang suci dari hasil diskusi di depan
kelas yang dipahami secara bergantian
Setelah peserta didik mempresentasikan jenis-jenis orang suci dari
hasil diskusi di depan, kemudian pendidik memberikan arahan
mengenai jenis-jenis orang suci sesuai materi dalam buku teks
pelajaran agama Hindu
3.

Kegiatan Penutup
a. Pendidik memberikan kesimpulan bahwa orang suci adalah
manusia
yang memiliki kekuatan
mata batin dan dapat
memancarkan kewibawaan rohani serta peka akan getaran-getaran
spiritual, welas asih, dan memiliki kemurnian batin dalam mengamalkan
ajaran agama. Orang suci adalah orang yang dipandang mampu
atau paham tentang agama Hindu.
b. Pendidik memberikan kesimpulan bahwa jenis-jenis orang suci
dalam agama Hindu digolongkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu Golongan Eka Jati dan Golongan Dwi Jati. Golongan Eka Jati
adalah orang suci yang melakukan pembersihan diri tahap awal yang
disebut Mawinten. Setelah melewati tahap mawinten, Golongan Eka Jati
dapat memimpin upacara keagamaan yang bersifat TriYadnya.
Golongan Dwi Jati adalah orang suci yang melakukan penyucian diri
tahap lanjut atau madiksa. Orang yang telah melaksanakan proses
madiksa disebut orang yang lahir dua kali. Kelahiran yang pertama dari
kandungan ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru
rohani (Dang Acarya).
c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
e. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

20
menit

2. Pertemuan 2
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat Om
Swastyastu
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
Pendidik menyiapkan secara psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi, Turun
Tirta untuk menyapa anak.
e. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan

Waktu
15
menit

No.

2.

Kegiatan
dengan materi pelajaran.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi syarat-syarat menjadi orang suci
agama Hindu pada buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang syarat-syarat
menjadi orang suci agama Hindu, peserta didik mendengarkan
dengan seksama yang dipaparkan oleh pendidik.
b. Menanya
Setelah peserta didik membaca dan mendengarkan syarat-syarat
menjadi orang suci agama Hindu, kemudian pendidik memberikan
pertanyaan pancingan kepada peserta didik tentang syarat-syarat
menjadi orang suci agama Hindu.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait syarat-syarat menjadi orang suci agama
Hindu.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik melakukan diskusi untuk mencari tahu tentang
syarat-syarat menjadi orang suci agama Hindu.
Peserta didik membaca sumber lain untuk mencari informasi
syarat-syarat menjadi orang suci dalam agama Hindu.

Waktu

105
menit

d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan syarat-syarat menjadi orang suci agama Hindu dari
hasil pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan
menggunakan pemahaman sendiri.

3.

e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan simpulan tentang menyeburkan syarat-syarat
menjadi orang suci agama Hindu di depan kelas yang dipahami
secara bergantian
Setelah peserta didik memberikan simpulan untuk menyebutkan
syarat-syarat menjadi orang suci agama Hindu di depan kelas,
kemudian pendidik memberikan arahan mengenai syarat-syarat
menjadi orang suci agama Hindu sesuai materi dalam buku teks
pelajaran agama Hindu.
Kegiatan Penutup
a. Pendidik memberikan kesimpulan syarat-syarat menjadi orang
suci agama Hindu adalah : 1) Laki-laki yang sudah menikah atau
tidak menikah seumur hidupnya (sukla brahmacari), 2) Wanita
yang sudah menikah atau tidak menikah seumur hidupnya
(sukla brahmacari), 3) Pasangan suami istri yang sah, 4) Usia

20
menit

No.

Kegiatan

Waktu

minimal 40 tahun, 5) Paham bahasa Kawi, Sansekerta, Indonesia,


menguasai secara mendalam isi dari kitab suci Veda, dan memiliki
pengetahuan umum yang luas, 6) Sehat jasmani dan rohani, 7)
Berbudi pekerti yang luhur, 8) Tidak tersangkut pidana, 9) Mendapat
persetujuan dari gurunya (Nabe), 10) Tidak terikat dengan pekerjaan
di luar kegiatan keagamaan.
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik.
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.
3. Pertemuan 3
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat Om
Swastyastu
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
Pendidik menyiapkan secara psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi untuk
menyapa anak.
e. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi tugas dan kewajiban orang suci
pada buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang tugas dan
kewajiban orang suci, peserta didik mendengarkan dengan seksama
yang dipaparkan oleh pendidik.

2.

b. Menanya
Setelah peserta didik membaca dan mendengarkan tugas dan
kewajiban orang suci, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik tentang tugas dan kewajiban orang
suci.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik

Waktu
15
menit

105
menit

No.

Kegiatan

Waktu

kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya


lebih mendalam tentang materi tugas dan kewajiban orang suci.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik melakukan diskusi untuk mencari tahu tentang tugas
dan kewajiban orang suci.
Peserta didik membaca sumber lain untuk mencari informasi tugas
dan kewajiban orang suci.
d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan tugas dan kewajiban orang suci dari hasil
pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan
pemahaman sendiri.
e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan simpulan tentang tugas dan kewajiban orang suci
di depan kelas yang dipahami secara bergantian
Setelah peserta didik memberikan simpulan untuk menyebutkan
tugas dan kewajiban orang suci, kemudian pendidik memberikan
arahan mengenai tugas dan kewajiban orang suci sesuai materi
dalam buku teks pelajaran agama Hindu.
3.

Kegiatan Penutup
a. Pendidik memberikan kesimpulan tugas dan kewajiban orang suci
adalah : 1. Melaksanakan Srya Sewana setiap pagi. 2. Memimpin
persembahyangan umat. 3.
Memimpin pelaksanaan
upacara
Yadnya sesuai kitab suci Veda. 4. Melaksanakan Tirta Yatra. 5. Aktif
dalam kegiatan untuk meningkatkan kesucian diri. 6. Mampu
memberikan ajaran dharma pada umatnya.
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik.
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan
parama santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

20
menit

4. Pertemuan 4
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat Om
Swastyastu
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
Pendidik menyiapkan secara psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi untuk

Waktu
15
menit

No.

2.

Kegiatan
menyapa anak.
e. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi larangan-larangan orang suci pada
buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang laranganlarangan orang suci, peserta didik menyimak dengan seksama
larangan-larangan orang suci yang dipaparkan oleh pendidik.
b. Menanya
Setelah peserta didik membaca dan mendengarkan laranganlarangan orang suci, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik larangan-larangan orang suci.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian
menggugah/memotivasi
peserta
didik
untuk
menanyakan lebih mendalam tentang larangan-larangan menjadi
orang suci.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik mencari informasi larangan-larangan menjadi orang
suci melalui berdiskusi dan melakukan wawancara kepada orang
suci.
Peserta didik membaca sumber lain untuk mencari informasi
tentang larangan-larangan menjadi orang suci.
d. Mengasosiasikan
Menganalisis larangan-larangan menjadi orang suci dari hasil
pengamatan, wawancara, menanyakan, dan berdiskusi, dengan
menggunakan pemahaman sendiri.
e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan simpulan tentang larangan-larangan orang suci di
depan kelas yang dipahami secara bergantian
Setelah peserta didik memberikan simpulan menyebutkan
larangan-larangan menjadi orang suci, kemudian pendidik
memberikan arahan mengenai larangan-larangan menjadi orang
suci sesuai materi dalam buku teks pelajaran agama Hindu.

3.

Kegiatan Penutup

Waktu

105
menit

No.

Kegiatan

Waktu

a. Pendidik memberikan kesimpulan larangan-larangan orang suci


adalah: menghina guru, membunuh, berdusta, suka bertengkar,
sombong, rakus atau tamak, berjudi, berzina, merampok, berpolitik,
ingkar janji, mencuri, berjual beli, bertengkar, memfitnah, berdusta,
terlibat hutang piutang, menyakiti/membunuh, tersangkut tindak
pidana, memberikan makan dan minum pada pencuri, minumminuman keras, mengkonsumsi narkoba, makan daging sapi, makan
daging babi, makan daging ayam, makan daging anjing, makan
daging burung buas, makan daging kuda, makan daging ikan besar,
minum-minuman keras, dan lain sebagainya
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik.
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan
parama santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

20
menit

5. Pertemuan 5
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat Om
Swastyastu
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
Pendidik menyiapkan secara psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi untuk
menyapa anak.
e. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan
pembelajaran.

2.

Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi upaya-upaya menjaga kesucian
diri pada buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang upaya-upaya
menjaga kesucian diri, peserta didik menyimak dengan seksama
upaya-upaya menjaga kesucian diri yang dipaparkan oleh pendidik.
b. Menanya

Waktu
15
menit

105
menit

No.

Kegiatan

Waktu

Setelah peserta didik membaca dan mendengarkan upaya-upaya


menjaga kesucian diri, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik tentang upaya-upaya menjaga
kesucian diri.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian
menggugah/memotivasi
peserta
didik
untuk
menanyakan lebih mendalam tentang upaya-upaya menjaga
kesucian diri.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik mencari informasi upaya-upaya menjaga kesucian
diri melalui berdiskusi dan melakukan wawancara kepada orang
suci.
Peserta didik membaca sumber lain untuk mencari informasi
tentang upaya-upaya menjaga kesucian diri.

3.

d. Mengasosiasikan
Menganalisis upaya-upaya menjaga kesucian diri dari hasil
pengamatan, wawancara, menanyakan, dan berdiskusi, dengan
menggunakan pemahaman sendiri.
e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan simpulan tentang upaya-upaya menjaga kesucian
diri di depan kelas yang dipahami secara bergantian
Setelah peserta didik memberikan simpulan menyebutkan upayaupaya menjaga kesucian diri, kemudian pendidik memberikan
arahan mengenai upaya-upaya menjaga kesucian diri sesuai materi
dalam buku teks pelajaran agama Hindu.
Kegiatan Penutup
a. Pendidik memberikan kesimpulan upaya-upaya menjaga kesucian diri
adalah: sesuai kitab Manawadharma Sastra V.109 Adbhirgatrani
uddhyanti manah
satyena uddhyati, vidya tapobhyam
bhutatma budhir jnanena uddhyati Terjemahannya: Tubuh
dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa
manusia dengan pelajaran suci dan tapa bratha, kecerdasan
dibersihkan dengan pengetahuan yang benar.
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik.
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan
parama santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

20
menit

6. Pertemuan 6
No.

Kegiatan

Waktu

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat Om

15

No.

2.

Kegiatan

Waktu

Swastyastu
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
Pendidik menyiapkan secara psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi untuk
menyapa anak.
e. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi upaya-upaya menghargai/
menghormati orang suci pada buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang upaya-upaya
menghargai/menghormati orang suci, peserta didik menyimak
dengan seksama pemaparan materi oleh pendidik.

menit

b. Menanya
Setelah peserta didik membaca dan mendengarkan upaya-upaya
menghargai/menghormati orang suci, kemudian pendidik
memberikan pertanyaan pancingan kepada peserta didik tentang
upaya-upaya menghargai/menghormati orang suci.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian
menggugah/memotivasi
peserta
didik
untuk
menanyakan
lebih
mendalam
tentang
upaya-upaya
menghargai/menghormati orang suci
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik mencari informasi upaya-upaya menghargai/
menghormati orang suci melalui berdiskusi dan melakukan
wawancara kepada tokoh masyarakat/orang tua.
Peserta didik membaca sumber lain untuk mencari informasi
tentang upaya-upaya menghargai/menghormati orang suci.
d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan upaya-upaya menghargai/menghormati orang suci
dari hasil pengamatan, wawancara, menanyakan, dan berdiskusi,
dengan menggunakan pemahaman sendiri.
e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan simpulan tentang upaya-upaya menghargai/
menghormati orang suci di depan kelas yang dipahami secara

105
menit

No.

3.

Kegiatan

Waktu

bergantian
Setelah peserta didik memberikan simpulan untuk menunjukkan
upaya-upaya menghargai/menghormati orang suci, kemudian
pendidik
memberikan
arahan
mengenai
upaya-upaya
menghargai/menghormati orang suci sesuai materi dalam buku
teks pelajaran agama Hindu.
Kegiatan Penutup
a. Pendidik memberikan kesimpulan tentang upaya-upaya menghargai/
menghormati orang suci adalah: 1. Mengunjungi tempat-tempat
tinggal orang suci, 2. Berkata-kata sopan terhadap orang suci, 3.
Menaati nasihat-nasihat positif dari orang suci, 4. Memberikan
pelayanan yang baik kepada orang suci, dan 5. Memberi dana
punia atau sedekah kepada Pandita.
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik.
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan
parama santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

20
menit

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


1.1 Penilaian Sikap Spiritual
a. Teknik
: Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi
:
Nama
No
Siswa

Berdoa

Aspek Pengamatan dan Skor


Bersyukur
Salam
Kagum

Merasakan Jml
TP/ KD/ SR/ SL/ Skor

TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

1
2
Keterangan :
Berdoa
: Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
Bersyukur : Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan.
Salam
: Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/
presentasi
Kagum
: Mengungkapkan kekaguman secara lisan
maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
Merasakan : Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari
ilmu pengetahuan.
Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh peserta didik,dengan kriteria sebagai berikut:
TP/1 = Tidak Pernah/Skor 1 : Apabila tidak pernah melakukan
KD/2 = Kadang-kadang/Skor 2 : Apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
SR/3 = Sering/Skor 3
: Apabila sering melakukan sesuai pernyataan
dan kadang-kadang tidak melakukan

SL/4 = Selalu/Skor 4

: Apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.

d. Penskoran :
Skor Akhir =

Skor Diperoleh X 4
Skor
Maksimal

e. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang

:
:
:
:

3,33 < Skor < 4,00


2,33 < Skor < 3,33
1,33< Skor < 2,33
< 1,33

1.2 Penilaian Sikap Spiritual


a. Teknik
: Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
c. Kisi-kisi
:

No.

Nama

Skor Perolehan
Penilaian Diri
Penilaiaian Oleh Guru
Kedisiplinan Ketekunan Kedisiplinan Ketekunan
1-4

1-4

1-4

Total

1-4

1
2
dst
Keterangan:
1) Indikator Sikap Spiritual kedisiplinan:
a) Disiplin melaksanakan doa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
b) Disiplin mengucapkan salam agama Hindu setiap memulai pembelajaran.
c) Disiplin dalam mengucapkan doa Dainika Upasana sebelum memulai
belajar.
d) Disiplin mengucapkan doa memulai sesuatu.
2) Indikator Sikap Spiritual Ketekunan :
a) Tekun dalam mengucapkan doa sebelum dan sesudah kegiatan pelajaran
b) Tekun mengucapkan salam agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari
c) Tekun mengucapakan doa Dainika Upasana sebelum belajar
d) Tekun mengucapkan doa setiap memulai suatu pekerjaan.
d. Rubrik Pemberian Skor :
a) 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
b) 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut.
c) 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
d) 1 = jika peserta didik melakukan salah satu (satu) kegiatan tersebut

e. Penskoran :
Skor Akhir =

Skor Diperoleh X 4
Skor
Maksimal

f. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang

:
:
:
:

3,33 < Skor < 4,00


2,33 < Skor < 3,33
1,33< Skor < 2,33
< 1,33

3.1 Penilaian Pengetahuan


a. Teknik
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen : Lembar Laporan Penugasan
c. Petunjuk
: Peserta didik mengerjakan soal-soal latihan pada buku
paket di rumah
c. Kisi-kisi/Format
Penilaian Tugas
:
Judul Tugas
:
Nama Siswa
:
Kelas
:
Aspek

Indikator Keberhasilan

Skor Maks
(1-4)

Perencanaan
Persiapan

Bahan dan alat yang digunakan


Lokasi
Metode/Langkah Kerja

Proses

Waktu
Desain
Isi Pelaporan

Hasil

Kerapihan Pelaporan

d. Penskoran
Skor Akhir =

Skor Diperoleh X 4
Skor
Maksimal

3.2 Penilaian Pengetahuan


a. Teknik
: Tes Tulis/Lisan
b. Bentuk Instrumen : Uraian/essay
c. Kisi-kisi
:
No.

Indikator

Butir Instumen

Menyebutkan
kelompok

Sebutkan siapa
saja yang

Jawaban
1. Pemangku
2. Wasi

Skor Perolehan
(1-4)

orang suci
dari golongan
eka jati
2

Menyebutkan
kelompok
orang suci
dari golongan
dwi jati

disebut orang
suci dari
golongan eka
jati!
Sebutkan siap
saja yang
disebut
kelompok
orang suci dari
golongan dwi
jati

3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mangku balian/dukun
Mangku dalang
Pengemban
Dharma Acharya
Pandita
Pedanda
Bujangga
Maharsi
Bhagavan
Empu
Dukuh.

d. Penskoran :
- Skor jawaban tepat dan lengkap
- Skor jawaban mendekati tepat dan lengkap
- Skor jawaban kurang tepat dan lengkap
- Skor jawaban tidak tepat dan lengkap
- Skor Maksimal
Nilai =

Skor Perolehan
Skor Maks

:
:
:
:
:

4
3
2
1
8

X4

e. Pengkatagorian Nilai :
A = 3,33 < Skor < 4,00
B = 2,33 < Skor < 3,33
C = 1,33< Skor < 2,33
D = < 1,33
f. Rentang Nilai Pengetahuan dan Predikat Secara Lengkap
NO.
RENTANG NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

3,67 < A 4,00


3,33 < A 3,67
3,00 < B+ 3,33
2,67 < B 3,00
2,33 < B 2,67
2,00 < C+ 2,33
1,67 < C 2,00
1,33 < C 1,67
1,00 < D+ 1,33
0 < D 1,00

PREDIKAT/NILAI
A
A
B+
B
B
C+
C
C
D+
D

4.1 Penilaian Keterampilan


a. Teknik
: Projek (observasi)
b. Bentuk Instrumen : Lembar Projek
c. Petunjuk
: Peserta didik melakukan wawancara kepada sulinggih dan
membuat laporan hasil wawancara tersebut.
c. Kisi-kisi/Format

Penilaian Portofolio:
Alokasi Waktu
: 4 Minggu
Nama Siswa
:
Kelas/Semester
:
Aspek Yang
Dinilai
1 Perencanaan
a Persiapan

No

Deskriptor

Skor
2
3

Total
Skor

Kematangan
perencanaan kegiatan
Korelasi judul dengan
isi tulisan

b Rumusan Judul
2 Pelaksanaan
a Sistematika
Kegiatan
b Keakuratan
Informasi

Tahapan-tahapan
pelaksanaan kegiatan
Kredibilitas informan
dan instrumen
pengumpulan data
Kelengkapan dan
kedalaman data
Penyajian dan
interpretasi data
Kesimpulan
berdasarkan perolehan
data

c Kualitas Sumber
Data
d Analisis Data
e Penarikan
Kesimpulan
3 Laporan Proyek
a Performen
b Penguasaan

Kelengkapan laporan
dan penampilan
Penguasaan kegiatan
Total Skor

Keterangan :
Skor 4 = Sangat Baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 - Kurang
d. Penskoran :
Skor =

Skor Perolehan X 4
Skor Maks

4.2 Penilaian Keterampilan


a. Teknik
: Portofolio
b. Bentuk Instrumen : Lembar Laporan Portofolio
c. Petunjuk
: Peserta didik membuat cerita pengalaman bertemu dengan
orang suci agama Hindu

d. Kisi-kisi/Format
Penilaian Portofolio:
Kriteria dan Skor
No.

Nama

Tata Bahasa
(1-4)

Kelengkapan Sistematika
Gagasan
Penulisan
(1-4)
(1-4)

Jumlah

1
2
.

Dst
d. Penskoran
Skor Perolehan X 4
Skor =
Skor Maks
Skor terentang antara 1 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Mengetahui
Kepala SD No. 3 Taman

Taman, 2 Oktober 2014


Guru Penda Hindu

I Ketut Sulandra, S.Pd


NIP. 19640729 198804 1 002

I Gst. Ngr. Sudirta, S.Ag


NIP. 19601231 198112 1 132
Mengesahkan
Pengawas Penda Hindu

Dra. Ni Ketut Mariatini, M.Pd.H


NIP.19620526 199303 2 002

LAMPIRAN
GAMBAR-GAMBAR ORANG SUCI AGAMA HINDU

Gambar 2.1 Golongan Eka Jati/Pemangku


(Sumber: www.Intisari-online.com)

Gambar 2.2 Golongan Dwi Jati


(Sumber: www.wikipedia.com)

Gambar 2.3 Pandhita India


(Sumber: www.narayanasmrti.com)

Sumber: www.Indonesiadiscovery.net
Gambar 3.3 Dukun Suku Tengger

Gambar 2.4 Dukun Suku Tengger


(Sumber: www.Indonesiadiscovery.net)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP III)
Satuan Pendidikan
: SD No. 3 Taman
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Kelas/Semester
: IV (Empat)/I (Satu)
Materi Pokok
: Catur Pataka
Alokasi Waktu
: 6 Pertemuan (6 x 4 x 35 Menit)
Hari / Tanggal
: Kamis, 16 Oktober 2014
A. Kompetensi Inti
KI 1
: Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
: Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
KI 3
: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
KI 4
: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. KI 1
Sikap Spiritual
2. KI 2
Sikap Sosial

3. KI 3
Pengetahuan

4. KI 4
Keterampilan

Kompetensi Dasar :
1.1 Membiasakan mengucapkan salam agama Hindu
1.2 Membiasakan mengucapkan dainika upasana (doa sehari-hari)
Kompetensi Dasar :
2.1 Toleran terhadap sesama, keluarga, dan lingkungan dengan
cara menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi (Ahimsa).
2.2 Berperilaku jujur (Satya), menghargai dan menghormati (Tat
Tvam Asi) makhluk ciptaan Sang Hyang Widhi.
Kompetensi Dasar :
3.3 Mengenal empat jenis dosa (Catur Pataka) yang harus
dihindari
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.3.1 Menjelaskan pengertian Catur Ptaka
3.3.2 Menjelaskan pengertian Ptaka
3.3.3 Menjelaskan pengertian pa Ptaka
3.3.4 Menjelaskan pengertian Mha Ptaka
3.3.5 Menjelaskan pengertian ti Ptaka
Kompetensi Dasar :
4.3 Menunjukkan contoh empat jenis dosa (Catur Pataka) yang
harus dihindar
Indikator Pencapaian Kompetensi :
4.3.1 Menyebutkan contoh-contoh perilaku Ptaka
4.3.2 Menyebutkan contoh pa Ptaka
4.3.3 Menyebutkan contoh Mha Ptaka
4.3.4 Menyebutkan contoh ti Ptaka
4.3.5 Menyebutkan upaya-upaya untuk menghindari perilaku
Catur Ptaka
4.3.6 Menceritakan cerita terkait perilaku Catur Ptaka

C. Materi Pembelajaran
CATUR PTAKA
A. Pengertian Catur Ptaka
Kata Catur Ptaka berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Catur dan Ptaka.
Catur artinya empat dan Ptaka artinya dosa. Jadi, Catur Ptaka adalah empat jenis
perbuatan yang berdosa. Empat perbuatan yang digolongkan perbuatan berdosa
tersebut, meliputi:
1. Ptaka
Ptaka artinya dosa. Ptaka adalah perbuatan yang bertentangan dengan agama
Hindu. Perbuatan yang tergolong dosa Ptaka, misal- nya menggugurkan
kandungan, melakukan pembunuhan, melakukan perbuatan asusila. Semuanya itu
termasuk perbuatan dosa.
2. pa Ptaka
pa Ptaka artinya dosa sedang atau kecil. Perbuatan yang tergolong dosa pa
Ptaka, misalnya membunuh sapi, membunuh wanita, membakar rumah orang
serta segala hal yang dikatakan sebagai dosa kecil.
3. Maha Ptaka
Maha Ptaka artinya dosa besar. Perilaku yang termasuk dosa besar adalah
membunuh Brhman, meminum-minuman keras, mencuri emas dan yang lain.
4. ti Ptaka
ti Ptaka artinya dosa terbesar. Perbuatan yang tergolong dosa ti Ptaka,
misalnya melakukan perbuatan asusila terhadap putrinya sendiri, merusak tempat
suci dan lain-lain.
B. Contoh-Contoh Perilaku Catur Ptaka
1. Contoh Perilaku Ptaka
Sloka yang menunjukkan perilaku Ptaka atau dosa disebutkan dalam
Slokantara Sloka 75 (69).
Bhrunaha Purusaghnaca kanycoro grayjakah,
ajntasmvatsarikah ptakh parikirtith
Terjemahan
Orang yang menggurkan kandungan, orang yang melakukan pembunuhan, orang
yang melakukan perbuatan asusila terhadap gadis, orang yang kawin sebelum
saudara-saudaranya yang lebih tua, orang yang tidak tahu masa baik untuk
mengerjakan sesuatu, ini semua termasuk orang-orang yang berdosa.
Setiap hari kita sering mendengar orang melakukan perbuatan- perbuatan yang
tidak baik, seperti pembunuhan, kekerasan, dan yang lain. Perilaku tergolong Ptaka
atau dosa, meliputi:
a. Bhrunaha artinya menggugurkan kandungan. Perbuatan orang yang seperti
ini tergolong orang yang berdosa, karena tidak memberikan kesempatan
kepada bayi yang akan lahir ke dunia ini untuk hidup.
b. Purusaghna artinya melakukan pembunuhan terhadap sesama manusia lain.
Orang yang melakukan pembunuhan terhadap orang lain yang tidak
bersalah, termasuk orang yang berdosa. Karena hidup atau matinya
seseorang ditentukan oleh Sang Hyang Widhi.
c.
Kanyacora artinya menculik atau melarikan seorang gadis. Perilaku
demikian tergolong perilaku berdosa, karena orang yang diculik atau
dilarikan tersebut kehilangan kebebasannya.
d. Agrayajaka artinya kawin mendahului kakak laki-laki atau kakak
perempuannya. Perbuatan ini juga dikatakan berdosa karena orang tersebut

tidak mengindahkan hukum agama.


2. Contoh Perilaku pa Ptaka
Sloka yang menunjukkan perbuatan dosa Upa Ptaka disebutkan dalam
Slokantara
Sloka 76 (70).
Govadho yuvativadho balvraddhaca vadhyate,
agaradhasca tath upaptakamucyate
Terjemahan
Membunuh sapi, membunuh wanita dan anak-anak atau orang tua renta, dan
membakar rumah orang itu termasuk golongan dosa Upa Ptaka.
Perbuatan membunuh dalam kitab Slokantara dikatakan perilaku yang tergolong
pa Ptaka atau dosa sedang, antara lain:
a. Gowadha artinya membunuh sapi. Dalam agama Hindu, sapi telah
dianggap seperti ibu. Oleh karena itu, orang yang membunuh sapi dianggap
sudah melakukan dosa sedang.
b. Yuwatiwadha artinya membunuh wanita muda. Orang yang melakukan
pembunuhan pada wanita muda dianggap melakukan dosa sedang,
karena perbuatan tersebut bertentangan dengan agama Hindu.
c. Bala-wadha artinya membunuh anak-anak. Orang yang melakukan
pembunuhan terhadap anak-anak tergolong orang yang melakukan dosa
sedang, sebab anak-anak tersebut belum tahu apa-apa. Oleh karenanya,
berdosalah orang membunuh anak-anak.
d. Wrddha-wadha artinya membunuh orang tua. Jika ada seseorang
membunuh orang tua, maka orang tersebut telah melakukan dosa.
e. Agnidaha artinya membakar rumah dan penghuninya. Jika ada seseorang
yang membakar rumah dan penghuninya, orang tersebut telah melakukan
dosa sedang sebab perbuatanya dapat menyebabkan kematian.
3. Contoh Perilaku Maha Ptaka
Sloka yang menunjukkan perilaku Maha Ptaka disebutkan dalam Slokantara
Sloka 77 (71).
Brahmavadhah surpnam suvarnasteyameva ca,
Kanyvighnam gurorvadho Mahptakamucyate.
Terjemahan:
Membunuh Brahmana, meminum minuman keras, mencuri emas, melakukan
perbuatan asusila terhadap gadis kecil, dan membunuh guru, ini dinamai dosa
besar (Maha Ptaka).
Berikut ini adalah contoh perilaku Maha Ptaka.
a. Brahma-wadha artinya membunuh Brhman atau orang suci. Orang
yang berani membunuh orang suci tergolong dosa besar. Orang suci adalah
orang yang dapat membimbing kita menuju jalan yang benar.
b. Perilaku minum-minuman keras disebut surapana. Surapana tergolong dosa
besar, karena dengan meminum-minuman keras, orang tersebut sering lepas
kendali dan menyebabkan keresahan dalam masyarakat.
c.
Suwarnasteya artinya mencuri emas atau barang milik orang lain.
Suwarnasetya tergolong dosa besar, karena mencuri barang milik orang
lain menyebabkan keresahan dalam masyarakat.
d. Guru-wadha
artinya
membunuh
guru. Jika
ada seseorang
melakukan pembunuhan terhadap guru, maka orang tersebut telah
melakukan dosa besar, sebab dengan membunuh guru, maka orang

tersebut telah menghilangkan kesempatan orang lain untuk mendapatkan


ilmu dari guru tersebut.
4. Contoh Perilaku ti Ptaka
Sloka yang menunjukkan perilaku ti Ptaka disebutkan dalam Slokantara,
Sloka.78 (72).
Svm putrim bhajate yastu bhajate yastu mtaram,
yacodgrhnti tallingmatipatkam ucyate
Terjemahan:
Ia yang melakukan perbuatan asusila terhadap putrinya sendiri atau ibunya sendiri
atau perempuan-perempuan lain yang sama kedudukanya, yaitu wanita-wanita
anak misan atau bibi maka ia telah melakukan dosa terbesar.
Perilaku yang tergolong dosa terbesar (ti Ptaka) dalam pandangan Agama
Hindu dijelaskan dalam kitab Slokantara, sebagai berikut:
a. Swaputri-bhajana artinya melakukan perbuatan asusila putri sendiri.
Melakukan perbuatan asusila terhadap putri kandung sendiri tergolong
melakukan dosa yang sangat besar, karena orang tersebut tidak memiliki
nurani.
b. Matr-bhajana artinya melakukan perbuatan asusila terhadap ibu sendiri. Jika
ada orang yang melakukan perbuatan ini, maka dia akan masuk neraka.
Orang yang melakukan matrbhajana termasuk orang yang tidak berbudi
luhur.
c. Lingga-grahana artinya orang yang merusak tempat-tempat suci. Jika ada
orang yang melakukan perbuatan ini, berarti orang tersebut tidak memiliki
rasa peduli akan agama.
Selain apa yang telah dituangkan di atas, Kitab Suci Saramuscaya memberikan
contoh perilaku yang menyebabkan orang berdosa, antara lain:
1. Brahmagha artinya membunuh Brhman.
2. Surapa artinya meminum minuman keras.
3. Orang yang berbudi pekerti buruk/jahat.
4. Orang yang mengusahakan penyakit dan kesedihan terhadap orang lain.
Selain sloka-sloka di atas terdapat beberapa daftar dosa yang menimbulkan
hukuman neraka, hukum neraka tersebut terbentang dari yang paling ringan
sampai yang paling berat. Dalam kitab Brahm Purna X.81-82 menyatakan:
Raureva ktasksi tu yti yascnrt narah Brahmaghno
hatyaydisto goghnaca pitrghtakah Ksetradrpahr
ca
smniksepahrakah
Gurupatnyabhigm
ca
kanygm tathaiva ca.
Terjemahannya
Mereka yang suka berbohong dan memberi keterangan palsu melawan orang lain
ditempatkan di kawah raurava yang mengerikan, sebagaimana juga mereka yang
membunuh atau secara langsung membunuh seorang Brhmana, sapi, atau ayah.
Juga bagi mereka yang melanggar batas kebun orang lain atau istri orang, atau
berkencan dengan istri seorang guru, atau melakukan hubungan badan dengan
saudara sendiri.
Di dalam kitab Visnu Purna II.6 disebutkan terdapat 28 jenis neraka bagi orang yang
melakukan dosa, antara lain:
a. Tmisra adalah neraka bagi yang mencuri kekayaan milik orang lain
termasuk istri orang, dan anak orang lain. di neraka tmisra orang yang

melakukan dosa di pukul sampai pinsan, dan dilakukan berulang-ulang.


b. Andhatmisra adalah neraka bagi seorang istri yang mencuri barang
milik suaminya atau sebaliknya suami mencuri barang istrinya.
c. Raurawam adalah neraka bagi mereka yang melakukan penyiksaan
terhadap makhluk lain dan yang menginginkan barang milik orang lain.
d. Mahraurawam adalah neraka bagi mereka yang rakus terhadap warisan,
dan mengambil yang bukan bagiannya.
e. Kumbhpkam adalah neraka bagi mereka yang melakukan pembunuhan pada
burung-burung dan binatang-binatang.
f. Klastra adalah neraka bagi mereka yang tidak respek kepada ibu, ayah,
dan orang yang lebih tua.
g. Asi(ta)patram adalah neraka bagi mereka yang tidak melaksanakan tugas
dan kewajiban.
h. Skaramukham adalah neraka bagi seorang raja yang melalaikan tugas
dan menindas rakyatnya.
i. Andhakpam adalah neraka bagi mereka yang melakukan penindasan
terhadap Brhmana, menghina Dewa dan orang-orang miskin.
j. Krmibhojanam adalah neraka bagi seorang Brhmana yang rusak budhinya.
k. Taptamrti adalah neraka bagi mereka yang mencuri emas, permata, perhiasan
dan uang.
l. lmali adalah neraka bagi mereka yang melakukan perzinahan.
m. Vajrakantakali adalah neraka bagi mereka yang melakukan hubungan
badan dengan tidak normal seperti dengan binatang dan yang lain.
n. Vaitarani adalah
neraka
bagi
para
pemimpin
yang melakukan
pelanggaran hukum dan melanggar sastra agama.
o. Pyodakam adalah neraka bagi seorang Brhmana yang melakukan
hubungan badan dengan wanita murahan dan melanggar hukum.
p. Prnodham adalah neraka bagi Brhmana yang berburu binatang.
q. Viasanam adalah neraka bagi mereka yang melakukan yaja dengan
membunuh sapi untuk dipamerkan.
r. Llbhaksam adalah neraka bagi laki-laki yang tidak mampu menahan
hawa nafsunya dengan memaksa istrinya melakukan hal diluar sewajarnya
dalam berhubungan badan.
s. Srameyanam
adalah
neraka
bagi
mereka
yang melakukan
pembakaran rumah, meracun, pembantai missal dan meruntuhkan Negara.
t. Avci adalah neraka bagi mereka yang menjadi saksi palsu, sumpah palsu, dan
juga nama palsu.
u. Ayahpanam adalah neraka bagi mereka yang suka minum- minuman yang
memabukkan.
v. Ksrakardamam adalah neraka bagi mereka yang suka menghina orang
suci.
w. Raksobhaksam adalah neraka bagi mereka yang makan daging.
x. ulaprotam adalah neraka bagi mereka yang membunuh orang yang tidak
berdosa dengan jalan berkhianat dan menipu.
y. Dandaukam adalah neraka bagi mereka yang suka menyiksa binatang.
z. Vatarodham adalah neraka bagi mereka yang menyiksa binatang di
gunung-gunung dan di hutan-hutan.
aa. Paryvartanakam adalah neraka bagi mereka yang menolak makan saat makan
dan melakukan kekejaman.
ab. Scimukham adalah neraka bagi mereka yang angkuh dan pelit

C. Upaya-upaya Menghindar dari Perilaku Catur Pataka


Umat Hindu yang taat tidak pernah berhenti untuk melakukan perbuatan baik (subha
karma), sebab dengan melakukan perbuatan yang baik dapat menggiring kita mencapai
kebahagian. Adapun upaya- upaya untuk menjauhkan diri dari perilaku Catur Ptaka,
antara lain:
1. selalu mejalankan ajaran Tri Kaya Parisudha,
2. mengingat dan menjalankan Tattvamasi,
3. melaksanakan Tri Sandhya setiap hari,
4. mengucapkan nama-nama suci Sang Hyang Widhi,
5. mengusahakan ajaran Tri Parartha,
6. teguh menjalankan Panca Yadnya, dan
7. menyanyikan lagu-lagu pujian kerohanian atau Dharmagita.
Dalam Kitab Suci Sarasamuscaya dikatakan bahwa kita harus menghindari berteman
dengan orang yang jahat perbuatannya, sebab kita dapat tertular oleh noda
perbuatan jahatnya. Pohon kayu hidup akan turut terbakar, jika bercampur dengan
kayu kering, karenanya jangan berkawan apalagi bersahabat dengan orang yang jahat
perbuatannya. Dengan tidak berteman dengan orang jahat dapat membimbing kita
tidak melakukan perbuatan Asubha Karma. Sebaiknya anak-anak bergaul dengan
orang yang budi pekerti luhur, sebab dengan bergaul dengan orang yang demikian
dapat membawa kita ke arah yang baik.
D. Cerita Terkait dengan Catur Ptaka
1. Brhman dan Seekor Kambing (Cerita ada pada buku guru)
2. Dua Orang Sahabat (Cerita ada pada buku guru)
D. Model Pembelajaran
Pendekatan
Strategi Pembelajaran
Metode

: Saintifik
: Model Penyingkapan (Discovery Learning)
: Tanya jawab, Penugasan, Diskusi, Demonstrasi

E. Sumber Pembelajaran, Media Pembelajaran, Alat dan Bahan


a. Sumber Pembelajaran :
1. Pudja, Gede., Sudharta, Tjokorda Rai. 2004. Manawa Dharmasastra. Surabaya:
Paramita.
2. Sudharta, Tjokorda Rai. 2012. Slokantara. Denpasar: ESBE
3. Susila, Komang., Duwijo. 2013. Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Kelas 4. Jakarta: Kemendikbud RI.
b. Media Pembelajaran :
1. Power Point
2. Gambar-gambar Prilaku Catur Pataka
c. Alat dan Bahan :
1. Papan Tulis
2. Spidol
3. LCD Proyektor
4. Laptop
5. DVD/CD yang terkait dengan materi

F.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pertemuan 1
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam agama Hindu
Om Swastyastu
b. Mengucapkan gayatri mantram atau puja Trisandhya
c. Pendidik mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika
Upasana untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
d. Absensi siswa
e. Orientasi materi :
Pendidik memberikan contoh-contoh perbuatan yang dilakukan
dalam keseharian di rumah, seperti membantu orang tua, menjaga
kebersihan, dll. Contoh tersebut diberikan untuk mengkaitkan
pengalaman anak dalam berbuat baik atau tidak baik, yang
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan.
f. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
g. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi pengertian Catur Ptaka pada
buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat pengertian Catur
Ptaka, sedangkan peserta didik menyimak dengan seksama
penjelasan pendidik.
Peserta didik membaca materi pengertian Ptaka, Upa Pataka,
Maha Pataka, dan Ati Pataka pada buku teks pelajaran agama
Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat pengertian Ptaka,
Upa Pataka, Maha Pataka, dan Ati Pataka, sedangkan peserta didik
menyimak dengan seksama penjelasan tersebut.

2.

b. Menanya
Setelah peserta didik membaca buku teks pelajaran agama
Hindu dan mendengarkan penjelasan pendidik tentang pengertian
Catur Ptaka, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait materi pengertian Catur Ptaka.

Waktu
15
menit

105
menit

No.

Kegiatan

Waktu

Setelah peserta didik membaca materi pengertian Ptaka, Upa


Pataka, Maha Pataka, dan Ati Pataka pada buku teks pelajaran
agama Hindu, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik tentang pengertian pa Ptaka.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait materi pengertian Ptaka, Upa Pataka,
Maha Pataka, dan Ati Pataka.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik membaca sumber lain yang dimiliki untuk
mengetahui pengertian Catur Ptaka, Pataka, Upa Pataka, Maha
Pataka, dan Ati Pataka.
Peserta didik melalui kerjasama dan berdiskusi dengan teman
sebangku mencari pengertian Catur Pataka, Pataka, Upa Pataka,
Maha Pataka, dan Ati Pataka.
d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan pengertian Catur Pataka dari hasil pengamatan,
menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan pemahaman
sendiri.
Menyimpulkan pengertian Ptaka, Upa Pataka, Maha Pataka, dan
Ati Pataka dari hasil pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi,
dengan menggunakan pemahaman sendiri.

3.

e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan simpulan di depan kelas tentang pengertian Catur
Pataka yang dipahami secara bergantian
Setelah peserta didik memberikan simpulan pengertian Catur
Pataka, kemudian pendidik memberikan arahan mengenai
pengertian Catur Pataka sesuai materi dalam buku teks pelajaran
agama Hindu.
Mengungkapkan pengertian Pataka, Upa Pataka, Maha Pataka, dan
Ati Pataka di depan kelas yang dipahami secara bergantian
Setelah
peserta
didik
mengungkapkan/mempresentasikan
pengertian Pataka, Upa Pataka, Maha Pataka, dan Ati Pataka dari
hasil diskusi, kemudian pendidik memberikan arahan sesuai materi
dalam buku teks pelajaran agama Hindu.
Kegiatan Penutup
a. Pendidik melakukan refleksi dan memberikan penegasan terhadap
materi pengertian Catur Pataka, Pataka, Upa Pataka, Maha Pataka, da
Ati Pataka yang telah diberikan.
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

20
menit

2. Pertemuan 2
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam agama Hindu
Om Swastyastu
b. Mengucapkan gayatri mantram atau puja Trisandhya
c. Pendidik mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika
Upasana untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
d. Absensi siswa
e. Orientasi materi :
Pendidik memberikan contoh-contoh perbuatan yang dilakukan
dalam keseharian di rumah, seperti membantu orang tua, menjaga
kebersihan, dll. Contoh tersebut diberikan untuk mengkaitkan
pengalaman anak dalam berbuat baik atau tidak baik, yang
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan.
f. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
g. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi contoh perilaku Ptaka pada buku
teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat contoh perilaku
Ptaka, sedangkan peserta didik menyimak dengan seksama
penjelasan pendidik.
Peserta didik mengamati contoh perilaku Ptaka di lingkungan
rumah.

2.

b. Menanya
Setelah peserta didik membaca buku teks pelajaran agama
Hindu dan mendengarkan penjelasan pendidik tentang contoh
perilaku Ptaka, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait materi contoh perilaku Ptaka.
Setelah peserta didik mengamati contoh perilaku Ptaka kemudian
pendidik memberikan pertanyaan pancingan kepada peserta didik
tentang contoh perilaku Ptaka.

Waktu
15
menit

105
menit

No.

Kegiatan

Waktu

Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik


kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait materi contoh perilaku Ptaka.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik membaca sumber lain yang dimiliki untuk
mengetahui contoh perilaku Ptaka.
Peserta didik melalui kerjasama dan berdiskusi dengan teman
sebangku mencari contoh perilaku Ptaka yang ditemukan dalam
lingkungan rumah.
Peserta didik mencari cara menghindari perilaku Pataka dalam
kehidupan
Peserta didik mencari artikel contoh perilaku Pataka
Peserta didik menguumpulkan dampak yang ditimbulkan dari
perilaku Pataka.
d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan cara menghindari perilaku Pataka dari hasil
pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan
pemahaman sendiri.
Menyimpulkan dampak perilaku Ptaka, Pataka dari hasil
pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan
pemahaman sendiri.
Mengelompokkan contoh perilaku Pataka dalam kehidupan dari
hasil pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan
menggunakan pemahaman sendiri.
e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan rangkuman dengan menunjukkan contoh-contoh
perilaku Pataka dalam kehidupan
Setelah menyampaikan rangkuman peserta didik menyebutkan
upaya-upaya menghindari perilaku Pataka dalam kehidupan
Setelah peserta didik menyampaikan rangkuman contoh-contoh
perilaku Pataka, kemudian pendidik memberikan arahan sesuai
materi dalam buku teks pelajaran agama Hindu.
3.

Kegiatan Penutup
b. Pendidik melakukan refleksi dan memberikan penegasan terhadap
contoh-contoh perilaku Pataka yang telah diberikan.
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

3. Pertemuan 3

20
menit

No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam agama Hindu
Om Swastyastu
b. Mengucapkan gayatri mantram atau puja Trisandhya
c. Pendidik mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika
Upasana untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
d. Absensi siswa
e. Orientasi materi :
Pendidik memberikan contoh-contoh perbuatan yang dilakukan
dalam keseharian di rumah, seperti membantu orang tua, menjaga
kebersihan, dll. Contoh tersebut diberikan untuk mengkaitkan
pengalaman anak dalam berbuat baik atau tidak baik, yang
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan.
f. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
g. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi contoh perilaku Upa Ptaka pada
buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat contoh perilaku Upa
Ptaka, sedangkan peserta didik menyimak dengan seksama
penjelasan pendidik.
Peserta didik mengamati contoh perilaku Upa Ptaka di
lingkungan rumah.

2.

b. Menanya
Setelah peserta didik membaca buku teks pelajaran agama
Hindu dan mendengarkan penjelasan pendidik tentang contoh
perilaku Upa Ptaka, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait materi contoh perilaku Upa Ptaka.
Setelah peserta didik mengamati contoh perilaku Upa Ptaka
kemudian pendidik menanyakan cara menghindari perilaku Upa
Pataka dalam kehidupan
Menanyakan dampak yang ditimbulkan dari perilaku Upa Pataka.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik membaca sumber lain yang dimiliki untuk dapat
menyebutkan contoh perilaku Upa Ptaka.
Peserta didik melalui kerjasama dan berdiskusi dengan teman

Waktu
15
menit

105
menit

No.

Kegiatan

Waktu

sebangku mencari contoh perilaku Upa Ptaka yang ditemukan


dalam kehidupan
Peserta didik mencari cara menghindari ajaran Upa Pataka dalam
kehidupan
Peserta didik mencari artikel contoh perilaku Upa Pataka
Peserta didik menguumpulkan bukti-bukti dampak yang
ditimbulkan dari perilaku Upa Pataka.
d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan contoh perilaku pa Ptaka
Menyimpulkan cara menghindari perilaku Upa Pataka dari hasil
pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan
pemahaman sendiri.
Menyimpulkan dampak perilaku Upa Ptaka, dari hasil
pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan
pemahaman sendiri.
Mengelompokkan contoh perilaku Upa Pataka dalam kehidupan
dari hasil pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan
menggunakan pemahaman sendiri.

3.

e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan rangkuman menyebutkan contoh-contoh perilaku
Upa Pataka dalam kehidupan
Setelah menyampaikan rangkuman peserta didik menunjukkan
contoh-contoh perilaku Upa Pataka
Setelah menyampaikan rangkuman peserta didik menyebutkan
upaya-upaya menghindari perilaku Upa Pataka dalam kehidupan
Pendidik memberikan arahan atau meluruskan apa yang dikemukakan
peserta didik tentang Upa Pataka sesuai materi dalam buku teks
pelajaran agama Hindu.
Kegiatan Penutup
a. Pendidik melakukan refleksi dan memberikan penegasan terhadap
contoh-contoh perilaku Upa Pataka yang telah dikemukakan.
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas
secara individu maupun kelompok kepada peserta didik
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

20
menit

4. Pertemuan 4
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam agama Hindu
Om Swastyastu
b. Mengucapkan gayatri mantram atau puja Trisandhya
c. Pendidik mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika

Waktu
15
menit

No.

2.

Kegiatan
Upasana untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
d. Absensi siswa
e. Orientasi materi :
Pendidik memberikan contoh-contoh perbuatan yang dilakukan
dalam keseharian di rumah, seperti membantu orang tua, menjaga
kebersihan, dll. Contoh tersebut diberikan untuk mengkaitkan
pengalaman anak dalam berbuat baik atau tidak baik, yang
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan.
f. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
g. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi contoh perilaku Maha Ptaka pada
buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat contoh perilaku
Maha Ptaka, sedangkan peserta didik menyimak dengan seksama
penjelasan pendidik.
Peserta didik mengamati contoh perilaku Maha Ptaka di
lingkungan rumah.
b. Menanya
Setelah peserta didik membaca buku teks pelajaran agama
Hindu dan mendengarkan penjelasan pendidik tentang contoh
perilaku Maha Ptaka, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait materi contoh perilaku Maha Ptaka.
Setelah peserta didik mengamati contoh perilaku Maha Ptaka
kemudian pendidik menanyakan cara menghindari perilaku Maha
Pataka dalam kehidupan
Menanyakan dampak yang ditimbulkan dari perilaku Maha Pataka.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik membaca sumber lain yang dimiliki untuk dapat
menyebutkan contoh perilaku Maha Ptaka.
Peserta didik melalui kerjasama dan berdiskusi dengan teman
sebangku mencari contoh perilaku Maha Ptaka yang ditemukan
dalam kehidupan
Peserta didik mencari cara menghindari ajaran Maha Pataka dalam
kehidupan
Peserta didik mencari artikel contoh perilaku Maha Pataka

Waktu

105
menit

No.

Kegiatan
Peserta didik menguumpulkan bukti-bukti
ditimbulkan dari perilaku Maha Pataka.

Waktu
dampak

yang

d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan contoh perilaku Maha Ptaka
Menyimpulkan cara menghindari perilaku Maha Pataka dari hasil
pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan
pemahaman sendiri.
Menyimpulkan dampak perilaku Maha Ptaka, dari hasil
pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan
pemahaman sendiri.
Mengelompokkan contoh perilaku Maha Pataka dalam kehidupan
dari hasil pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan
menggunakan pemahaman sendiri.

3.

e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan rangkuman menyebutkan contoh-contoh perilaku
Maha Pataka dalam kehidupan
Setelah menyampaikan rangkuman peserta didik menunjukkan
contoh-contoh perilaku Maha Pataka
Setelah menyampaikan rangkuman peserta didik menyebutkan
upaya-upaya menghindari perilaku Maha Pataka dalam kehidupan
Pendidik meluruskan apa yang dikemukakan peserta didik tentang Maha
Pataka sesuai materi dalam buku teks pelajaran agama Hindu.
Kegiatan Penutup
a. Pendidik melakukan refleksi dan memberikan penegasan terhadap
contoh-contoh perilaku Maha Pataka yang telah dikemukakan.
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas
secara individu maupun kelompok kepada peserta didik
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

20
menit

5. Pertemuan 5
No.

Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam agama Hindu
Om Swastyastu
b. Mengucapkan gayatri mantram atau puja Trisandhya
c. Pendidik mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika
Upasana untuk memulai belajar Om Awighnamastu namo siddham
d. Absensi siswa
e. Orientasi materi :
Pendidik memberikan contoh-contoh perbuatan yang dilakukan
dalam keseharian di rumah, seperti membantu orang tua, menjaga

Waktu
15
menit

No.

Kegiatan

Waktu

kebersihan, dll. Contoh tersebut diberikan untuk mengkaitkan


pengalaman anak dalam berbuat baik atau tidak baik, yang
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan.
f. Apersepsi materi :
Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
g. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
2.

Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta didik membaca materi contoh perilaku Ati Ptaka pada
buku teks pelajaran agama Hindu.
Pendidik memberikan paparan secara singkat contoh perilaku Ati
Ptaka, sedangkan peserta didik menyimak dengan seksama
penjelasan pendidik.
Peserta didik mengamati contoh perilaku Ati Ptaka di lingkungan
rumah.
Pendidik memberikan paparan secara singkat upaya-upaya untuk
menghindari perilaku Catur Pataka, sedangkan peserta didik
menyimak dengan seksama penjelasan pendidik.
Pendidik menceritakan cerita terkait Catur Pataka, peserta didik
menyimak secara seksama cerita tersebut.
Setelah mendengarkan cerita, peserta didik mengamati contoh
perilaku Catur Ptaka di lingkungan rumah.
Pendidik memperlihatkan gambar-gambar contoh perilaku Catur
Pataka, dan peserta didik melihat dan mengamati gambar-gambar
Perilaku Catur Pataka
b. Menanya
Setelah peserta didik membaca buku teks pelajaran agama
Hindu dan mendengarkan penjelasan pendidik tentang contoh
perilaku Ati Ptaka, kemudian pendidik memberikan pertanyaan
pancingan kepada peserta didik.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait materi contoh perilaku Ati Ptaka.
Setelah peserta didik mengamati contoh perilaku Ati Ptaka
kemudian pendidik menanyakan cara menghindari perilaku Maha
Pataka dalam kehidupan
Menanyakan dampak yang ditimbulkan dari perilaku Ati Pataka.
Setelah mendengarkan cerita, memperhatikan gambar-gambar
contoh perilaku Catur Pataka, pendidik menyanyakan dampak
yang ditimbulkan dari perilaku Catur Pataka.
Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik

105
menit

No.

Kegiatan
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam tentang cara menghindari ajaran Catur Pataka
dalam kehidupan, dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku
Catur Pataka.
c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
Peserta didik membaca sumber lain yang dimiliki untuk dapat
menyebutkan contoh perilaku Ati Ptaka.
Peserta didik melalui kerjasama dan berdiskusi dengan teman
sebangku mencari contoh perilaku Ati Ptaka yang ditemukan
dalam kehidupan
Peserta didik mencari cara menghindari ajaran Ati Pataka dalam
kehidupan
Peserta didik mencari artikel contoh perilaku Ati Pataka
Peserta didik menguumpulkan bukti-bukti dampak yang
ditimbulkan dari perilaku Ati Pataka.
d. Mengasosiasikan
Menyimpulkan contoh perilaku Ati Ptaka
Menyimpulkan cara menghindari perilaku Ati Pataka dari hasil
pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan
pemahaman sendiri.
Menyimpulkan dampak perilaku Ati Ptaka, dari hasil pengamatan,
menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan pemahaman
sendiri.
Mengelompokkan contoh perilaku Ati Pataka dalam kehidupan
dari hasil pengamatan, menanyakan, dan berdiskusi, dengan
menggunakan pemahaman sendiri.
Menyimpulkan cara menghindari ajaran Catur Pataka dalam
kehidupan.
Menyimpulkan dampak yang ditimbulkan dari perilaku Catur
Pataka dari hasil pengamatan, menyimak cerita, memperhatikan
contoh-contoh gambar, dengan menggunakan pemahaman sendiri.
Mengelompokkan contoh perilaku Catur Pataka dalam kehidupan
dari hasil pengamatan, menyimak cerita, memperhatikan contohcontoh gambar, dengan menggunakan pemahaman sendiri.
e. Mengkomunikasikan
Menyampaikan rangkuman menyebutkan contoh-contoh perilaku
Ati Pataka dalam kehidupan
Setelah menyampaikan rangkuman peserta didik menunjukkan
contoh-contoh perilaku Ati Pataka
Setelah menyampaikan rangkuman peserta didik menyebutkan
upaya-upaya menghindari perilaku Ati Pataka dalam kehidupan
Pendidik memberikan arahan atau meluruskan apa yang dikemukakan
peserta didik tentang Ati Pataka sesuai materi dalam buku teks

Waktu

No.

Kegiatan

Waktu

3.

pelajaran agama Hindu.


Setelah menyampaikan rangkuman peserta didik menyebutkan
bagian-bagian Catur Pataka.
Setelah menyampaikan rangkuman peserta didik menunjukkan
contoh-contoh perilaku Catur Pataka dalam kehidupan.
Setelah mengemukakan rangkuman, peserta didik dapat
menyebutkan upaya-upaya menghindari perilaku Catur Pataka
dalam kehidupan.
Pendidik memberikan arahan atau meluruskan apa yang dikemukakan
peserta didik tentang bagian-bagian Catur Pataka, contoh perilaku Catur
Pataka, dan upaya menghindari perilaku Catur Pataka dalam kehidupan
sesuai materi dalam buku teks pelajaran agama Hindu.
Kegiatan Penutup
a. Pendidik melakukan refleksi dan memberikan penegasan terhadap
contoh-contoh perilaku Ati Pataka yang telah dikemukakan.
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas
secara individu maupun kelompok kepada peserta didik
c. Pendidik melakukan refleksi dan memberikan penegasan terhadap
contoh-contoh perilaku Catur Pataka dan cerita terkait Catur Pataka
yang telah dikemukakan.
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas
secara individu maupun kelompok kepada peserta didik
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
f. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
santi, Om hanti, hanti, hanti, Om.

20
menit

G. Penilaian Hasil Pembelajaran


1.1 Penilaian Sikap Spiritual
a. Teknik
: Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi
:

Nama
No
Siswa

Berdoa

Aspek Pengamatan dan Skor


Bersyukur
Salam
Kagum

Merasakan Jml
TP/ KD/ SR/ SL/ Skor

TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

1
2
dst
Keterangan :
Berdoa
: Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
Bersyukur : Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan.
Salam
: Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/
presentasi
Kagum
: Mengungkapkan kekaguman secara lisan
maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan

Merasakan

: Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari


ilmu pengetahuan.

Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh peserta didik,dengan kriteria sebagai berikut:
TP/1 = Tidak Pernah (Skor 1) : Apabila tidak pernah melakukan
KD/2 = Kadang-kadang (Skor 2): Apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
SR/3 = Sering (Skor 3)
: Apabila sering melakukan sesuai pernyataan
dan kadang-kadang tidak melakukan
SL/4 = Selalu (Skor 4)
: Apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
d. Penskoran :
Skor Diperoleh X 4
Skor
Maksimal
e. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik : 3,33 < Skor < 4,00
B = Baik
: 2,33 < Skor < 3,33
C = Cukup
: 1,33< Skor < 2,33
K = Kurang
: < 1,33
Skor Akhir =

1.2 Penilaian Sikap Spiritual


a. Teknik
: Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
c. Kisi-kisi
:
Skor Perolehan
Penilaian Diri
Penilaiaian Oleh Guru
No.
Nama
Total
Kedisiplinan Ketekunan Kedisiplinan Ketekunan
1-4

1-4

1-4

1-4

1
2
dst
Keterangan:
1) Indikator Sikap Spiritual kedisiplinan:
a) Disiplin melaksanakan doa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
b) Disiplin mengucapkan salam agama Hindu setiap memulai pembelajaran.
c) Disiplin dalam mengucapkan doa Dainika Upasana sebelum memulai
belajar.
d) Disiplin mengucapkan doa memulai sesuatu.
2) Indikator Sikap Spiritual Ketekunan :
a) Tekun dalam mengucapkan doa sebelum dan sesudah kegiatan pelajaran
b) Tekun mengucapkan salam agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari
c) Tekun mengucapakan doa Dainika Upasana sebelum belajar
d) Tekun mengucapkan doa setiap memulai suatu pekerjaan.

d. Rubrik Pemberian Skor :


a) 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
b) 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut.
c) 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
d) 1 = jika peserta didik melakukan salah satu (satu) kegiatan tersebut
e. Penskoran :
Skor Akhir =

Skor Diperoleh X 4
Skor
Maksimal

f. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang

:
:
:
:

3,33 < Skor < 4,00


2,33 < Skor < 3,33
1,33< Skor < 2,33
< 1,33

2.1 Penilaian Sikap Sosial


a. Teknik
: Pengamatan
b. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan Sikap Sosial
c. Kisi-kisi
:

No

Nama
Siswa

Aspek Pengamatan Sikap dan Skor


Jujur Disiplin

14

14

T.
Gotong
Percaya Total
Toleransi
Santun
Jawab
Royong
Diri

14

14

14

14

14

1
2
dst
d. Keterangan Penskoran
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap.
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan kadangkadang tidak sesuai aspek sikap.
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukan sikap sesuai aspek sikap dan
sering tidak sesuai aspek sikap.
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
e. Penskoran :
Skor Diperoleh X 4
Skor Akhir =
Skor
Maksimal
f. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang

:
:
:
:

3,33 < Skor < 4,00


2,33 < Skor < 3,33
1,33< Skor < 2,33
< 1,33

2.2 Penilaian Sikap Sosial


a. Teknik
: Penilaian Antar Peserta Didik

b. Bentuk Instrumen : Lembar Antar Peserta Didik


c. Kisi-kisi
:
Skor Prolehan
No.
Nama
Kejujuran Tanggungjawab Kesopanan
1 2 3 4 1 2
3
4 1 2 3 4
1
2
dst

Total

Keterangan :
1) Indikator Sikap Sosial Kejujuran :
a) Tidak suka berbohong
b) Selalu berbicara apa adanya
c) Jujur dalam berperilaku
d) Berani mengungkapkan kebenaran
2) Indikator Sikap Sosial Tanggungjawab :
a) Selalu menyelesaikan tugas yang diberikan pendidik
b) Tidak bertele-tele dalam bekerja
c) Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
d) Datang tepat waktu ke kelas.
3) Indikator Sikap Sosial Kesopanan :
a) Tidak berkata kasar dan kotor
b) Menggunakan kata-kata lembut
c) Selalu mengetuk pintu sebelum memasuki ruang seseorang.
d) Selalu bersikap sopan kepada orang lain.
d. Rubrik Pemberian Skor :
a) 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
b) 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
c) 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
d) 1 = jika peserta didik melakukan salah satu (satu) kegiatan tersebut.
e. Penskoran :
Skor Akhir =

Skor Diperoleh X 4
Skor Maksimal

f. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang

:
:
:
:

3,33 < Skor < 4,00


2,33 < Skor < 3,33
1,33< Skor < 2,33
< 1,33

3.1 Penilaian Pengetahuan


a. Teknik
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen : Lembar Laporan Penugasan
c. Petunjuk
: Peserta didik mencatat dan mengamati perilaku-perilaku
Catur Pataka yang ada di lingkungan sekolah dan rumah,
kemudian melaporkan dan menuliskan hasilnya
c. Kisi-kisi/Format
Penilaian Tugas
:

Judul Tugas
Nama Siswa
Kelas

:
:
:

Aspek

Indikator Keberhasilan

Skor Maks
(1-4)

Skor Perolehan
(1-4)

Perencanaan
Persiapan

Bahan dan alat yang digunakan


Lokasi
Metode/Langkah Kerja

Proses

Waktu
Desain
Isi Pelaporan

Hasil

Keapihan Pelaporan

d. Penskoran
Skor Diperoleh X 4
Skor
Maksimal
3.2 Penilaian Pengetahuan
a. Teknik
: Tes Tulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian/essay
c. Kisi-kisi
:
Skor Akhir =

No.

Indikator

Menjelaskan
pengertian
Catur Pataka

Menyebutkan
bagianbagian Catur
Pataka
Menyebutkan
upaya-upaya
menghindari
ajaran Catur
Pataka

Butir Instumen
Jelaskan
pengertian Catur
Pataka dalam
pandangan
agama Hindu!
Sebutkan
bagian-bagian
dari Catur
Pataka!
Sebutkan
upaya-upaya
yang dilakukan
untuk
menghindari
ajaran Catur
Pataka!

Jawaban
Catur Ptaka artinya empat dan Ptaka
artinya dosa. Jadi, Catur Ptaka adalah
empat jenis perbuatan yang berdosa.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7

Menyebutkan
contoh
perilaku

Sebutkan 4
1.
contoh perilaku
Catur Pataka!
2.

Ptaka
pa Ptaka
Maha Ptaka
ti Ptaka
Selalu mejalankan ajaran Tri Kaya
Parisudha,
Mengingat dan menjalankan
Tattvamasi,
Melaksanakan Tri Sandhya setiap hari,
Mengucapkan nama-nama suci Sang
Hyang Widhi,
Mengusahakan ajaran Tri Parartha,
Teguh menjalankan Panca Yadnya,
dan
Menyanyikan lagu-lagu pujian
kerohanian atau Dharmagita.
Brahmagha artinya membunuh
Brhman.
Surapa artinya meminum minuman

Catur Pataka
3.
4.
5

Menceritakan
secara
singkat cerita
berkaitan
dengan Catur
Pataka

Ceritakan
secara singkat
sebuah cerita
yang kamu
ketahui
berkaitan
dengan Catur
Pataka!

1.
2.

keras.
Orang yang berbudi pekerti
buruk/jahat.
Orang yang mengusahakan penyakit
dan kesedihan terhadap orang
lain.,dll.
Brhman dan Seekor Kambing
Dua Orang Sahabat

d. Penskoran :
- Skor jawaban tepat dan lengkap
- Skor jawaban mendekati tepat dan lengkap
- Skor jawaban kurang tepat dan lengkap
- Skor jawaban tidak tepat dan lengkap
- Skor Maksimal
Nilai =

Skor Perolehan
Skor Maks

:
:
:
:
:

4
3
2
1
20

X4

e. Pengkatagorian Nilai :
A = 3,33 < Skor < 4,00
B = 2,33 < Skor < 3,33
C = 1,33< Skor < 2,33
D = < 1,33
f. Rentang Nilai Pengetahuan dan Predikat Secara Lengkap
NO.
RENTANG NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

3,67 < A 4,00


3,33 < A 3,67
3,00 < B+ 3,33
2,67 < B 3,00
2,33 < B 2,67
2,00 < C+ 2,33
1,67 < C 2,00
1,33 < C 1,67
1,00 < D+ 1,33
0 < D 1,00

4.1 Penilaian Keterampilan


a. Teknik
: Projek (observasi)
b. Bentuk Instrumen : Lembar Projek

PREDIKAT/NILAI
A
A
B+
B
B
C+
C
C
D+
D

c. Petunjuk

: Peserta didik melakukan pengamatan dan mengumpulkan


data terkait cara menghindari perilaku Catur Pataka

c. Kisi-kisi/Format
Penilaian Portofolio:
Mata Pelajaran
Nama Proyek
Alokasi Waktu
Nama Siswa
Kelas/Semester

No
1
a
b

: Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti


: Membuat Laporan Hasil Pengamatan dan Pengumpulan
Data Terkait Cara Menghindari Perilaku Catur Pataka
: 3 Minggu
:
:

Aspek Yang
Dinilai
Perencanaan
Persiapan

Deskriptor
Kematangan
perencanaan kegiatan
Korelasi judul dengan
isi tulisan

Rumusan Judul

Pelaksanaan
Sistematika
a
Kegiatan
Keakuratan
b Informasi
c
d

Tahapan-tahapan
pelaksanaan kegiatan
Kredibilitas informan
dan instrumen
pengumpulan data
Kelengkapan dan
kedalaman data
Penyajian dan
interpretasi data
Kesimpulan
berdasarkan perolehan
data

Kualitas Sumber
Data
Analisis Data

Penarikan
e Kesimpulan
3 Laporan Proyek
Performen
a
b Penguasaan

Kelengkapan laporan
dan penampilan
Penguasaan kegiatan

Total Skor
Keterangan :
Skor 4 = Sangat Baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 - Kurang
d. Penskoran :
Skor Perolehan X 4
Skor =

Skor
2
3

Total
Skor

Skor Maks
4.2 Penilaian Keterampilan
a. Teknik
: Portofolio
b. Bentuk Instrumen : Lembar Laporan Portofolio
c. Petunjuk
: Peserta didik membuat kliping cara menghindari perilaku
Catur Pataka
c. Kisi-kisi/Format
Penilaian Portofolio:

Nama Siswa
Kelas
No

KD

:
:
Minggu/
Bulan

Kriteria dan Skor


Tata
Kelengkapan Sistematika
Bahasa
Gagasan
Penulisan
(1-4)
(1-4)
(1-4)

1
1
2
2
3
3
4
Dst.
d. Penskoran
Skor Perolehan X 4
Skor =
Skor Maks
Mengetahui
Kepala SD No. 3 Taman

Taman, 20 Nopember 2014


Guru Penda Hindu

I Ketut Sulandra, S.Pd


NIP. 19640729 198804 1 002

I Gst. Ngr. Sudirta, S.Ag


NIP. 19601231 198112 1 132
Mengesahkan
Pengawas Penda Hindu

Dra. Ni Ketut Mariatini, M.Pd.H


NIP.19620526 199303 2 002

Ket.

LAMPIRAN
GAMBAR-GAMBAR CATUR PATAKA

Gambar 3.1 Orang di Penjara


(Sumber: www.id.wikipedia.org)

Gambar 3.2 Ilustrasi Peminum Minuman Keras


(Sumber: Dok. Kemdikbud)

Gambar 3.3 Brhman dan Seekor Kambing


(Sumber: Dok. Kemdikbud)

Gambar 3.4 Teman baik


(Sumber: Dok. Kemdikbud)

Anda mungkin juga menyukai