Anda di halaman 1dari 11

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN
DEMENSIA

3.1 PENGKAJIAN
Demensia terjadi akibat kerusakan yang terjadi di dalam susunan saraf
pusat terkait dengan proses penuaan. Pada pengkajian Lansia dengan masalah
demensia bisa digolongkan dalam pengkajian sistem saraf secara umum.
Perubahan umum dari sistem saraf yang terkait dengan Proses Menua
adalah sebagai berikut:
Struktur Otak:

Kehilangan berat otak karena penuaan menyebabkan pengurangan jumlah


dari neuron dengan kehilangan area yang besar dari cortex dan cerebellum.

Atrofi dari tegangan dengan perluasan sulci dan gyri paling banyak di
daerah frontal.

Dilatasi dari ventrikel karena proses menua.

Peningkatan akumulasi intrasel dari pigmen lipofuscin menyebabkan


intisel mengasumsikan posisi yang abnormal.

Perkembangan dari senile plaques atau lesi yang anatomik terkait dengan
penuaan.

Fungsi Metabolik dan Fisiologik

Menurunnya

konsumsi

oksigen

menyebabkan

penurunan

energi

intraseluler, penggunaan glukosa, aliran darah.

Perubahan metabolik

dari kompleks

sinaptik menyebabkan efek

neurotransmiter berhubungan dengan fungsi otak dengan tidur, kontrol


temperatur, mood mengakibatkan gangguan tidur, intoleransi terhadap
dingin dan depresi.

Penurunan kadar norepinephrine, peningkatan kadar serotonin dan


monoamin

oksidase

menyebabkan

perubahan

dalam

fungsi

neurotransmiter dan depresi, penurunan kadar dopamin menyebabkan


penyakit parkinsons.

Perubahan umum dalam sirkulasi otak menyebabkan kekacauan mental


(association retrieval, recall, memory dan kemampuan kognitif), dalam
pergerakan (kekuatan motorik, kelincahan dan ketangkasan), pada
interpretasi sensory (penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan
perasa), kemampuan dalam koping dengan kejadian multipel (depresi,
afek, komunikasi).

Penurunan jumlah neuron menyebabkan penurunan dalam kekuatan


transmisi dari otak ke anggota badan dan mengakibatkan perubahan
ambang bekerja dari organ dan sistem.

Peningkatan recovery time dari susunan saraf otonom menyebabkan


pemanjangan waktu untuk kembali ke fungsi organ awal setelah stimulasi
mengakibatkan kecemasan dan ketegangan akibat stimulasi yang
berlebihan.

Penurunan dendrites pada saraf, sinap, lesi pada akson menyebabkan


penurunan pada hantaran saraf tepi dan memperlambat waktu reaksi.

Perubahan ekstra piramidal menyebabkan perubahan affect, mengurangi


pergerakan dan berkedip.

Perubahan Electroencephalographic (EEG)

Pada pembacaan menampakkan satu siklus yang lebih rendah daripada


tahap lain yang matang.

Fungsi dan Struktur Sensori

Penurunan ukuran pupil dan perubahan respon cahaya yang minimal


menyebabkan kesulitan melihat dalam gelap, pada malam hari atau
adaptasi yang lambat untuk melihat dalam gelap.

Penurunan dalam sensitivitas dari cones di retina terhadap warna


menyebabkan kesulitan dalam membedakan warna (merah dan hijau
menjadi hitam).

Perubahan Pola Tidur

Tetap pada tahap I dan II untuk jangka waktu yang lama dan mungkin
membutuhkan waktu yang lama untuk tertidur.

Tahap III tetap sama, waktu tahap IV sangat berkurang atau terlewati
semua dengan penuaan, menyebabkan frekuensi bangun saat malam hari
dan penurunan intensitas dari tidur membuat lebih mudah untuk bangun
dan tidak mendapatkan tidur yang cukup.

Waktu tidur REM sebanding dengan tahap lain dari masa dewasa tetapi
penuaan mengakibatkan mimpi kurang dan pengurangan pada REM
mengakibatkan mudah terangsang, letargi dan depresi.

Pengurangan pada tahap IV menyebabkan rasa lemas, capek, cemas dan


tegang.

Insomnia, sleep apnea dan tidur sebentar, meningkat dengan usia


menyebabkan gangguan pola tidur dan penyimpangan.

3.2 DIAGNOSA
3.2.1

Perubahan proses pikir berhubungan dengan:


perubahan fisiologi dari kemampuan kognitif, kerusakan memori,
disorientasi. Dengan karakteristik: penurunan kemampuan untuk menalar,
conceptualize, kehilangan memori, penyimpangan pada perawatan dir dan
penampilan.

Konflik psikologi akibat dementia. Dengan karakteristk: tingkah laku


sosial

yang

menyimpang/tidak

pantas, paranoia,

melawan,

tidak

kooperatif, mengeluyur.
Kriteria hasil: mempertahankan status mental dan fungsi psikologikal dan
memperbaiki tingkah laku jika memungkinkan.
3.2.2

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan:


Hambatan psikologi, psikosis akibat demensia. Dengan karakteristik:
bingung, cemas, tidak bisa beristirahat, disorientasi orang, tempat dan
waktu, verbalisasi yang terputus-putus dengan bicara yang diulang-ulang,
agitasi, flight of ideas.
Kriteria hasil: berbicara efektif dan mengerti atau menggunakan metode
alternatif untuk mengkomunikasikan baik verbal maupun non verbal.

3.2.3

Gangguan pola tidur berhubungan dengan:


Stres psikologi akibat depresi, confusion. Dengan karakteristik: insomnia,
disorientasi, tidak bisa beristirahat, sering bangun, cemas, peningkatan
waktu tidur yang sebentar, kerusakan komunikasi.
Kriteria hasil: mempertahankan atau memperbaiki, tidur yang nyenyak.

3.2.4

Incontinensia fungsional berhubungan dengan:


sensori, defisit kognitif menyebabkan ketidakmampuan untuk merespon
darurat. Dengan karakteristik: inkontinensia urine/feses, perubahan
berkemih

(dysuria,

frequency),

intake

yang

tidak

adekuat,

ketidakmampuan untukmengenali atau menjangkau toilet.


3.2.5

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan:


Ketidakmampuan untuk mencerna makanan karena faktor biologis atau
disfagia. Dengan karakteristik: kesulitan menelan, kehilangan berat badan,
penurunan reflek batuk dan reflek muntah, bingung, tidak bisa makan
sendiri, makanan tertinggal di mulut.

3.2.6

Disfungsi seksual berhubungan dengan


Penyakit dan demensia. Dengan karakteritik: kehilangan nafsu seksual,
perubahan dalam tingkah laku seksual (masturbasi dimuka umum,
memamerkan).

3.2.7

Defisit perawatan diri: mandi, kebersihan, berpakaian, merawat


berhubungan dengan

Kerusakan perseptual atau kognitif (kehilangan ingatan, bingung). Dengan


karakteristik: ketidakmampuan menggosok badan atau anggota tubuh,
ketidakmampuan untuk mengambil dan meletakkan pakaian,dll.

Kerusakan

neuromuscular

(gangguan

gait).

Dengan

karakteristik:

ketidakmampuan mendapatkan pakaian, tidak mampu mendekat ke kamar


mandi.

3.3 RENCANA KEPERAWATAN


Dx
1.

Intervensi
Kaji fungsi kognitif, perubahan ingatan, pola pikir,

Rasional
Proses mental dipengaruhi oleh perubahan metabolik dan

disorientasi, tidur dan kesulitan komunikasi.

fisiologi terkait dengan penuaan.

Kaji keadaan confusion, kemampuan mengambil keputusan,

Tingkat confusion mungkin berkisar dari disorientasi ringan

adanya delusi, ilusi, halusinasi, tidak bisa istirahat, cemas,

ke tidak kooperatif sampai agitasi dan berkembang dalam

depresi, peningkatan introvensi, bertengkar.

jangka waktu yang pendek atau menurun dalam jangka bulan.

Kaji kemampuan koping terhadap kejadian, memakai kata-

Orang tua mengalami penurunan ingatan pada kejadian yang

kata negatif, interest, motivasi, kesombongan atau agresif,

baru dan ingatan yang aktif pada masa lalu dan kenagan

perubahan pola ingatan.

tentang kejadian yang menyenangkan, mungkin menjadi


asertive untuk mengkompensasi perasaan ketidakamanan,
berkembang lebih sempit ketertarikannya dan mengalami
kesulitan menerima prubahan dalam gaya hidup.

Kaji penyimpangan sensori, penggunaan obat pengaktif CNS,


adanya

nutrisi

yang

buruk,

dehidrasi,

Mungkin menyebabkan comfusion dan perubahan mental.

kerusakan

metabolik/saraf/jantung/paru atau infeksi.

Pertahankan orientasi selama berinteraksi dengan cara yang

Mempertahankan kenyataan dan mencegah frustasi karena

pelan dan lembut.

kehilangan

ingatan

menyampaikan maksud.

dan

keterbatasan

kemampuan

Sediakan jam, kalender, alamat dengan urutan nama.

Mengisi gap pada ingatan.

Pertahankan daftar kegiatan harian.

Tingkah laku yang diperhitungkan tidak terlalu mengancam


dan tidak menghambat keterbatasan kemampuan dalam ADL.

Anjurkan untuk duduk di kursi dekat jendela; tawarkan TV,

Membantu untuk membedakan antar siang dan malam hari

koran, buku.

dan mendukung realitas terhadap lingkungan.

Gambar label, tulis catatan pengingat, gunakan kode gambar

Membantu ingatan dengan menggunakan pengingat apa yang

dan warna untuk akses benda.

harus dilakukan, lokasi dari benda, ruangan.

Hormati ruang pribadi dan sediakan privasi jika diperlukan

Fokuskan ke tingkah laku yang positif, beri umpan balik

Menekankan pada kemajuan dan mendukung kepercayaan

positif, gunakan kejadian yang familiar untuk meningkatkan

diri.

Mengurangi ancaman dan mengijinkan kontrol.

kemampuan

Berikan kesempatan untuk mengenang saat menjaga realitas.

Membiarkan untuk mengingat kejadian masa lalu yang


menyenangkan.

Kurangi input sensori dan mengambil keputusan yang tidak

Mengurangi frustasi dan distraksi dari lingkungan; sikap

perlu, libatkan dalam aktifitas dan pengambilan keputusan

asertif pribadi mungkin dipilih dan mendukung rasa aman

yang bebas.

Dukung keterlibatan sosial dengan orang lain.

Berikan kehangatan dan perhatian selama komunikasi dan

Mencegah isolasi dan kehilangan realitas.


Perasaan kesepian, isolasi dan depresi umum terjadi.

2.

perawatan.

Kaji kemampuan bicar, defisit bahasa, kerusakan kognitif

Mengidentifikasi kekuatan dan pola bicar yang tidak

atau sensori, adanya aphasia, dysartria, hypoxia, adanya

menentu.

psikosis, kerusakan saraf yang mempengaruhi bicara.

Kaji efek dari defisit komunikasi (isolasi atau menjauhkan

Defisit bicara dan bahasa adalah akibat dari perubahan

diri, agitasi (kegelisahan), frustasi depresi).

hemisfer otak yang dominan (kebanyakan sebelah kiri) dan


meletakkan satu dari masalah yang paling sulit dari lansia
dimana mereka tidak mampu untuk membuat kebutuhannya
diketahui yang mengawali ke perubahan tingkah laku
psikososial

Kaji komunikasi nonverbal (grimaces, senyum, pointing,

Mengindikasikan

kerutan dahi, menangis) dan anjurkan menggunakan sampai

kemampuan bicara terganggu.

perasaan

atau

kebutuhan

ketika

kemampuan bicara meningkat atau kembali.

Mengantisipasi

dan

memvalidasi

kebutuhan

yang

Mencegah frustasi dan kecemasan.

diperlukan.

Jaga ketenangan, lingkungan dan tingkah laku yang terburu-

Membiarkan perhatian yang tidak terganggu tanpa distraksi.

buru; hindari keributan yang bersahutan dan rangsangan.

Ketika berbicara, berhadapan dengan klien, bicara pelan dan

Mengklarifiksi,

singkat

dan

waktu

untuk

merespon

jelas dalam nada suara yang rendah atau sedang.

menyediakan kesempatan bicara yang sukses.

Bertanya secara sederhana, pertanyaan langsung yang

Mendukung kepercayaan diri.

membutuhkan jawaban ya dan tidak; ulangi atau betulkan


kalimat yang salah dimengerti.

Dengarkan secara aktif untuk menginterpretasikan maksud

Memfasilitasi komunikasi.

dan mengkonfirmasi klien.

Gunakan isyarat, ekspresi wajah, pantomine, gambar, daftar

Menyediakan informasi dan metode untuk mengirimkn dan

atau demonstrasikan apa yang harus dilakukan.

menerima pesan.

Sediakan pensil dan kertas, mesin ketik untuk menulis pesan.

Metode alternatif untuk berkomunikasi bila fungsi motorik


masih ada.

3.

Kaji pola tidur dan perubahan, tidur sebenta-sebentar dan

Memberikan data untuk mengatasi penyimpangan tidur

frekuensinya, jumlah aktivitas, bagun/terjaga dan kapan

terkait dengan perubahan karena penuaan.

terjadinya, frekuensinya, rasa lemah, apatis, lethargi,


impoten.

Kaji adanya nyeri, dispneu, nocturia, kram kaki.

Menyebabkan frekuensi bangun dan mengganggu tidur.

Kaji adanya depresi, kecemasan kronis, confusion, demensia,

Penyebab umum dari insomnia dan gangguan pola tidur.

obesitas, kebosanan.

Kaji penggunaan sedatif, alkohol, kafein, resep obat

Perubahan tidur REM dapat menyebabkan mudah terangsang,

lethargi; kerja obat, absorbsi dan eksresi nungkn memanjang


pada lansia serta resiko tinggi terjadi efek samping obat dan
keracunan.

Lakukan prosedur ritual minum hangat, selimut ekstra, linen

Mendukung kenyamanan dan relaks sebelum tidur.

yang bersih, mandi air hangat sebelum waktu tidur.

Sediakan lingkungan yang damai, tenang dan nyaman.

Lakukan gosok punggung, tehnik relaksasi, imagery, musik,

Mendukung rasa nyaman sebelum tidur dan mengurangi

pijat saat akan tidur.

kecemasan dan ketegangan.

Mendukung onset tidur.

3.4 EVALUASI KEBERHASILAN


3.4.1

Diagnosa I:

Kemampuan fungsional mental pada tingkat yang optimum dengan


modifikasi dan perubahan pada lingkungan untuk mengkompensasi
kekurangan.

Meningkatkan proses pikir atau mempertahankan pada tingkat awal.

Kesadaran akan lingkungan dan orientasi dan realita dipertahankan


pada tingkat yang optimal.

Konflik psikologis terkontrol dan dapat mengidentifikasi tingkah laku


dan meningkat.

3.4.2

3.4.3

Pencapaian tingkat tertinggi dari fungsi mental dan psikologi.

Diagnosa II:

Penggunaan alat atau tehnik untuk memfasilitasi komunikasi.

Berbicara dalam cara yang bisa dimengerti jika mungkin.

Mampu untuk mengerti komunikasi.

Kemampuan untuk berkomunikasi secara maksimal terpenuhi.

Kecemasan minimal dan frustasi dalam berbicara dicoba.

Diagnosa III

Memperbaiki pola tidur meliputi tidur sebentar-sebentar yang


menghasilkan perasaan tenang dan hilangnya lelah, letargi dan
mengantuk.

Memodifikasi lingkungan, mengurangi penggunaan obat-obatan dan


perangsang,

Kalimat yang menyatakan perubahan fisik dan mental dan gejala yang
berkurang karena tidur yang adekuat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai