Identitas pasien
Nama
: Nn.W
Umur
: 18 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Mahasiswi
Alamat
: Banda Sakti
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Belum Menikah
No rekam medic
: W.8804.W.14
Tanggal masuk RS
: 01 july 2014
II. Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien mengeluh nyeri pada benjolan di daerah ketiak kanan.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Pasien mengeluhkan adanya benjolan di ketiak kanan berukuran 1.5x1.5 cm sejak 7 bulan
yang lalu. Benjolan dirasakan semakin lama semakin membesar dan terasa nyeri bila di
tekan, sehingga mengganggu aktivitas.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Pasien menyatakan belum pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya.
Riwayat Pemakaian Obat (RPO) :
Pasien menyatakan belum pernah berobat atau menggunakan obat-obatan.
Kesadaran
: Compos mentis
Vital sign
: 80x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,7 C
Status general :
Kepala
Normochepali
Tidak tampak adanya deformitas
Benjolan (-)
Luka (-)
Mata
Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem
Conjunctiva tidak anemis
Sklera tidak tampak ikterik
Pupil: isokor
Gangguan penglihatan (-)
Hidung
Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas
Septum : terletak ditengah dan simetris
Mukosa hidung : tidak hiperemis
Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan
Telinga
Daun telinga : normal
Liang telinga : lapang
Membrana timpani : intake
Nyeri tekan mastoid : tidak nyeri tekan
Serumen : ada
Sekret : tidak ada
Gangguan pendengaran (-)
Leher
JVP : (5+2) cm H2O
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Trakea : letak di tengah
Thorax
Paru-Paru
Inspeksi : pergerakan nafas statis dan dinamis
Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler di kedua paru, ronkhi -/-, whezing -/Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis sinistra, ICS 5
Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, tidak terdapat pelebaran vena
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, nyeri ketok (-), shifting dullnes (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), benjolan (-)
Ekstremitas atas
Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem
Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem
Ekstremitas Bawah
Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem
Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem
IV. Status Lokalis
- Hb : 15,2 mg%
- Ht : 48,9 %
- Leukosit : 7.300/mm3
- LED : 13 mm/jam
- Trombosit : 246.000 /L
- Eritrosit : 5,81 jt/mm3
- GDS : 102 mg/dL
Kimia darah
- SGOT : 29 /L
- SGPT : 41 /L
- Ureum : 38 mg/dL
- Kreatinin : 0,5 mg/dL
Medikamentosa
Ciprofloksasin 2x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Edukatif post operatif : bed rest total
IX. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kista Ateroma
1. Definisi
Kista ateroma adalah benjolan dengan bentuk yang kurang lebih bulat dan berdinding tipis,
yang terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea), dan terbentuk akibat adanya sumbatan pada
muara kelenjar tersebut.
2. Etiologi
Sumbatan pada muara kelenjar sebacea, dapat disebabkan oleh infeksi, trauma
(luka/benturan), atau jerawat.
3. Predileksi
Banyak dijumpai di kulit yang banyak mengandung kelenjar keringat, misalnya di wajah,
telinga leher, punggung, telapak kai, skrotum, vulva.
4. Manifestasi klinis
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambaran: bulat atau kubah, diameter 1-4 cm, batas
tegas, dinding tipis, bebas dari dasar tapi melekat pada dermis atasnya. Yang khas pada kista
ini adalah suatu bintik (puncta) di puncak penonjolan yang merupakan muara kelenjar yang
tersumbat. Kista berisi material semi padat (keratin, bahan pembentuk kulit, rambut, dan
kuku). Jika kista terinfeksi, akan berwarna merah terang.
5. Diagnosis banding
6. Penatalasanaan
Ekstirpasi seluruh kapsula hingga bersih agar tidak residif. Irisan berbentuk ellips agar tidak
terkena puncta untuk mencegah residif.
7. Komplikasi
Bila terjadi infeksi sekunder, dan terbentuk abses, dilakukan pembedahan dan evakuasi
nanah, biasanya diberikan antibiotik selama 2 minggu. Setelah luka tenang (3-6 bulan) dapat
dilakukan operasi untuk kista ateromanya.
8. Prognosis
Kista dermoid adalah merupakan kista yang berasal dari ektodermal, dindingnya dibatasi
oleh epitel skuamosa berlapis dan berisi apendiks kulit serta biasanya terdapat pada garis
fusi embrional.
2. Etiologi
Kista ini berkembang dari sekusterasi epitel sepanjang garis fusi embrionik.
3. Predileksi
Banyak dijumpai di kepala dan leher, garis fusi embrionik kadang juga pada ovarium.
4. Manifestasi klinis
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambaran berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter
berukuran 1-4 cm, mudah digerakkan dari kulit diatasnya dan dari jaringan di bawahnya.
Pada perabaan, permukaan halus, konsistensi lunak dan kenyal, dan secara makroskopis
kista berupa material keratin yang berlemak dengan rambut.
5. Diagnosis banding
Eksisi total, bila terdapat traktur sinus maka harus dilakukan eksplorasi dan eksisi guna
mencegah rekurensi.
7. Prognosis
Bila eksisi dilakukan secara komplit, maka hasilnya bersifat kuratif dan sangat jarang
mengalami rekurensi.
Referensi
1. Sjamsuhidrajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2004
2. Rata, IGAK. Tumor Kulit, dalam Djuanda A e. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 4.
2005