Anda di halaman 1dari 68

Pleno Modul 1

Obstruksi Saluran
Napas Atas
KELOMPOK 1 FK UNIMAL ANGKATAN 2012
TAHUN AJARAN 2013/2014

Skenario 1 Pak Amir Sakit Menelan


Pak Amir, 33 tahun datang ke dokter keluarganya dengan keluhan
sakit menelan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan juga disertai batuk
berdahak dan diikuti oleh suara berubah. Sebenarnya Pal Amir sudah
merasa tidak sehat sejak 4 bulan yang lalu dengan adanya pilek yang
tidak sembuh dan terasa ada lendir yang mengalir ke belakang
tenggorokannya.

Lubang

hidung

sebelah

kanannya

juga

terasa

tersumbat sejak 3 bulan yang lalu yang makin lama makin memberat.
Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior tampak masa berwarna putih
mengkilat bertangkai pada 1/3 posterior tapi tidak memenuhi cavum
nasi dan sekret mukopurulen.

Kavum nasi kiri sempit dan tampak sekret mukopurulen di


meatus medius. Pada septum tampak tonjolan yang tajam pada
sepertiga tengah yang kontak dengan konka media sinistra. Pada
dinding posterior faring terdapat PND (Post Nasal Drip) yang
mengalir

didepan

pemeriksaan

muara

orofaring

tuba

ditemukan

Eustachius
tonsil

bilateral.

membesar

Pada

bilateral,

hiperemis, kripti melebar dan terdapat detritus. Dinding posterior


faring hiperemis dengan permukaan yang granuler.

Dokter keluarga memberi terapi dengan antibiotika secara


empiris, dekongestan, mukolitik dan analgetik dan menganjurkan
pasien

untuk

kontrol

segera

setelah

obat

habis.

Dokter

menerangkan juga apabila tidak ada perbaikan maka pasien akan


dirujuk kerumah sakit untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan
selanjutnya.
Bagaimana saudara menerangkan apa yang dialami pak Amir
dan bagaimana nasehat untuk keluarga Pak Amir supaya jangan
menderita penyakit yang sama?

Jump 1 : Terminologi

Pilek : Penyakit infeksi SNA yang disebabkan oleh virus, ditandai


dengan produksi cairan mukosa yang berlebihan

Rhinoskopi anterior : pemeriksaan rongga hidung dari depan dengan


menggunakan spekulum

Sekret Mukopurulen : Sekret yang mengandung mukus dan nanah

PND : Akumulasi lendir dibelakang hidung

Detritus : bercak putih atau kekuningan yang terdiri dari leukosit,


bakteri yang mati dan epitel yang terlepas

Hiperemis : Pelebaran pada pembuluh darah sebagai respon inflamasi

Kripti : Kripta ; cekungan pada jaringan

Dekongestan : Zat yang bersifat simpatomimetik ( agonis) yang dapat


<< sumbatan / pembengkakan

Mukolitik : Zat untuk melisiskan / mencairkan sekret yang kental.

Jump 2 & 3 : Analisis Masalah Skenario &


Hipotesis
1.

Apa yang menyebabkan Pak Amir sakit menelan ?


Peradangan

& pembengkakan pada tonsil, inflamasi pada laring (dan

juga mengenai nervusnya, esp. Nervus vagus)


2.

Apa yang menyebabkan batuk & suara berubah pada Pak


Amir?
Pengaruh

dari sekret hidung yang turun ke faring laring (mengenai

pita suara / pun radang yang secara langsung mengenai pita suara)

3.

Apakah hubungan pilek yang tak kunjung sembuh dengan keluhan


sekarang dan hidung kanan yang tersumbat?
a.

Inflamasi / infeksi berulang mukosa edema & hiperemis reaksi mukus


turun ke faring laring keluhan di skenario (+PND)

b.

Edema oleh karena inflamasi / infeksi merangsang pembengkakan mukosa


hidung (digambarkan oleh masa putih mengkilat dan bertangkai) sumbat

4.

Apa yang menyebabkan hidung tersumbatnya makin memberat ?


. Keadaan

5.

3b yang progressif

Apa yang menyebabkan tonsil membesar, hiperemis, kripti melebar &


ada detritus?
. Berhubungan

dengan keadaan radang yang berulang

6.

Apa yang menyebabkan sekret mukosa yang purulen?

7.

Disfungsi mukosilia + infeksi bakteri mukosa rusak membentuk pus (purulen)

Apa yang menyebabkan adanya tonjolan yang tajam pada 1/3 tengah
hidung yang kontak dengan konka media sinistra?

8.

Apa yang menyebabkan cavum nasi sinistranya menjadi sempit?

9.

GK deviasi septum nasi ; massa di kanan menekan ke arah kiri.

Penekanan oleh masa yang ada di cavum nasi dextra

Apa yang menyebabkan timbulnya PND?

Proses Inflamasi progressif Mukus +++ mengalir ke bawah sensasi air


mengalir (PND)

10.

Apa yang menyebabkan dinding posterior faring hiperemis dengan


permukaan yang granuler?

Penyebab dari hidung : hiperemis dilatasi pembuluh darah ; ulserasi epitel


granul ; hiperplasia sel goblet

11.

Apa DD (DS) untuk Pak Amir ?

12.

Apa penyebab yang mungkin pada kasus Pak Amir?

13.

Rhinosinusitis kronik dengan polip nasi dan tonsilofaringitis

Pernah menderita ISPA, virus, bahan iritan, defisiensi imun, alergi

Bagaimana hubungan JK & Usia dengan DS Pak Amir?

LK > PR ; peak 18 75 tahun

14.

Apa pemeriksaan penunjang lain yang bisa dilakukan?

15.

Nasoendoskopi, kultur, CT Scan, Rontgen Sinus, histo PA, transluminasi

Apa contoh obat yang dapat diberikan pada Pak Amir dan apa Next Tlnya jika TL1
tidak berhasil?

AB : Amoxicilin-gol.Penicilin ; Dekongestan : Pseudoefedrin ; Mukolitik : Bromhexin, Asetil


Sistein, Ambroksol, dll. ; Analgetik : Gol. Kortikosteroid

16.

17.

Bagaimana komplikasi & prognosis untuk keadaan Pak Amir?

Komplikasi : Gang. Mata, edema periorbital, meningitis

Prognosis : sesuai TL

Bagaimana tindakan pencegahan(edukasi) yang dapat diberikan?

Hindari alergen, skrining alergi, mencegah ISPA

Jump 5 : Learning Objective


1.

Anatomi & Fisiologi SNA

2.

Penyakit Pada SNA

Anatomi Saluran
Nafas Atas

Nasal Eksterna
Bagian hidung luar
1.

Bridge

2.

Dorsum nasi

3.

Puncak nasi

4.

Ala nasi

5.

Nostril

Hidung luar dibentuk oleh


Kerangka

tulang
-os nasalis
-proc.frontalis os maxila
-proc.nasalis os frontal

Kerangka

tulang rawan
-kartilago lateralis superior
-kartilago lateralis inferior
-kartilago ala minor
-tepi anterior kartilago septum

Nasal Interna

Sinus Paranasal

Pharyng

Terdiri atas 3 bagian:


-Nasopharyng (epipharyng)
-Oropharyng (mesopharyng)
-Laryngopharyng (hipopharyng)

Laryng

Fisiologi hidung

Purifikasi udara

vibrisae pada vestibulum nasi yang berlapis kulit berperan dalam


filtrasi udara.

gas-gas yang larut juga dikeluarkan dari udara saat melewati hidung.
Makin larut air suatu gas, makin sempurna pengeluarannya oleh
mukosa hidung.
contoh : polutan seperti HCL, sulfur dioksida dan amonia.

Gas-gas yang memiliki kelarutan yang sangat rendah tidak bisa di


filtrasi dan dapat langsung menuju paru.
contoh : CO, hidrokarbon, dll

Fungsi Mukosiliar

Transpor benda asing yang tertimbun dari udara inspirasi ke faring posterior.

Aliran turbulen dalam hidung memungkinkan paparan yang luas antara


udara inspirasi dengan epitel hidung dan lapisan mukusnya.

Lapisan mukus ini diperbarui oleh kelenjar submukosa 2/3x dalam satu jam.

Mukus hidung juga menghangatkan udara inspirasi, serta melembabkan


udara sebelum masuk ke paru.

Mukus juga merupakan sawar terhadap alergen, virus dan bakteri. Hal ini
dikarenakan adanya lisozim yang terdapat pada lapisan mukus.

Sejumlah imunoglobulin juga dibentuk dalam mukosa hidung.

Modifikasi Bicara
o

Proses bicara merupakan proses yang kompleks yang


melibatkan

paru

sebagai

sumber

tenaga,

laring

sebagai generator utama, serta struktur lain ( bibir,


lidah, gigi, dll) sebagai artikulatornya.
o

Hidung, sinus, dan nasofaring juga berperan dalam


artikulasi. Misalnya bunyi huruf m , n, dan ng

Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh


reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi
dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia
ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (von
Pirquet, 1986)
Rhinitis alergi merupakan bentuk yang paling sering dari semua
penyakit atopi, diperkirakan mencapai prevalensi 5-22%. Rhinitis alergi
telah menjadi problem kesehatan global, mempengaruhi 10% sampai
lebih dari 40% seluruh penduduk dunia. Rhinitis alergi juga telah
menjadi 1 dari 10 alasan utama pasien datang berobat ke dokter

Klasifikasi
Dulu, 2 macam berdasarkan sifat berlangsungnya, yaitu:

Rinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis)

Rinitis alergi sepanjang tahun (perenial)

Sekarang,rekomendasi dari WHO Initiative ARIA (Allergic Rhinitis


and its Impact on Asthma) tahun 2000, yaitu berdasarkan sifat
berlangsungnya :

Intermiten (kadang-kadang) ; Gejala kurang dari 4


hari/minggu atau kurang dari 4 minggu

Persisten/menetap ; Gejala lebih dari 4 hari/minggu dan

Patofisiologi :

Diagnosis

2.

Pemeriksaan Fisik

Pada rinoskopi anterior :


1.

Anamnesis

Gejala rinitis alergi yang khas : terdapatnya


serangan bersin berulang
.

Rinore yang encer dan banyak

Hidung tersumbat

Hidung dan mata gatal, yang kadang-

mukosa

berwarna

pucat

edema,
atau

livid

basah,
disertai

adanya sekret encer yang banyak.

Gejala lain :
.

Tampak

Bila gejala persisten, mukosa inferior


tampak hipertrofi.

Gejala spesifik lain pada anak adalah

kadang disertai dengan banyak air mata

terdapatnya bayangan gelap di daerah

keluar (lakrimasi)

bawah mata yang terjadi karena stasis

Rinitis alergi sering disertai oleh gejala


konjungtivitis alergi.

vena sekunder akibat obstruksi hidung.


Gejala ini disebut allergic shiner.

3.

Pemeriksaan Penunjang
a.

In vitro

vivo

tes

Hitung

eosinofil dalam darah

tepi (bisa N / )
Demikian

pula pemeriksaan IgE

total (prist-paper radio


imunosorbent test) sering
kali normal
Lebih

b. In

bermakna adalah dengan

RAST (Radio Immuno Sorbent


Test) atau ELISA (Enzyme Linked
Immuno SorbentAssay Test).

cukit kulit, uji intrakutan atau

intradermal yang tunggal atau


berseri (Skin End-point
Titration/SET) cari agen
penyebab
Untuk

alergi makanan, uji kulit

seperti tersebut diatas kurang


dapat diandalkan.
Diagnosis

biasanya ditegakkan

dengan diet eliminasi dan


provokasi (Challenge Test).

Diagnosis banding
1.

Rhinitis Non-alergik

Rhinitis non-alergik adalah suatu keadaan inflamasi hidung yang disebabkan oleh selain
alergi. Kelainan ini dapat bermacam-macam bergantung dari penyebabnya, antara lain:

2.

rhinitis vasomotor

rhinitis gustatory

rhinitis medikamentosa

rhinitis hormonal

Immotile cilia syndrome (ciliary dyskinesis)

Diskinesia Silia Primer (PCD, juga disebut sindrom immotile-silia) ditandai oleh
penurunan nilai bawaan dari clearance mukosiliar (PKS). Manifestasi klinis termasuk
batuk kronis, rinitis kronis, dan sinusitis kronis. Otitis dan otosalpingitis yang umum di
masa kanak-kanak, seperti juga poliposis hidung dan agenesis sinus frontalis.

Penatalaksanaan
1.
2.

Menghindari kontak dengan allergen penyebabnya (avoidance) dan eliminasi.


Medikamentosa
a.

Antihistamin (First Line)

Antagonis histamine H-1 inhibitor kompetitif pada reseptor H-1 sel target. Pemberian
dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengan dekongestan secara peroral.

b.

Dekongestan

Golongan
Obat

obat ini tersedia dalam bentuk topikal maupun sistemik.

dekongestan sistemik yang sering digunakan adalah pseudoephedrine HCl dan

Phenylpropanolamin HCl.
Dosis

obat ini: 15 mg untuk anak 2-5 tahun, 30 mg untuk anak 6-12 tahun, dan 60 mg untuk

dewasa, diberikan setiap 6 jam.


Efek

samping dari obat-obatan ini yang paling sering adalah insomnia dan iritabilitas.

c.

Antikolinergik

Preparat antikolinergik topikal adalah ipratropium bromide mengatasi rinore, karena aktifitas
inhibisi reseptor kolinergik pada permukaan sel efektor.

d.

Kortikosteroid

Dipilih bila gejala terutama sumbatan hidung akibat respon fase lambat tidak berhasil diatasi
dengan obat lain. Yang sering dipakai adalah kortikosteroid topikal (beklometason, budesonid,
flunisolid, flutikason, mometason, furoat dan triamsinolon).

3.

Operatif
.

Tindakan konkotomi parsial (pemotongan sebagian konka inferior), konkoplasti atau multiple
outfractured, inferior turbinoplasty perlu dipikirkan bila konka inferior hipertrofi berat dan tidak
berhasil dikecilkan dengan cara kaeuterisasi memakai AgNO3 25% atau triklor asetat

4.

Imunoterapi
.

Cara pengobatan ini dilakukan pada alergi inhalan dengan gejala yang berat dan sudah
berlangsung lama serta dengan pengobatan cara lain tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Tujuan dari imunoterapi adalah pembentukkan IgG blocking antibody dan penurunan IgE.

Komplikasi
Komplikasi rinitis alergi yang paling sering adalah:
1. Polip

hidung.

Alergi pada hidung merupakan salah satu faktor penyebab terbentuknya polip
hidung dan kekambuhan polip hidung.

2. Otitis

media yang sering residif, terutama pada anak-anak.

3. Sinusitis

paranasal.

Faringitis
PERADANGAN MEMBRAN MUKOSA FARING & STRUKTUR LAINNYA
DISEKITARNYA

Penyebab

Virus : influenzae

Manifestasi Klinis

A&B,parainfluenza,adenovirus,rhino

Nyeri tenggorokkan,disfagia,eksudat
tonsil/faring,demam diatas(38,5),pmbsaran

virus

aureus
Faktor Predisposisi

Eksogen : musim,cuaca,temperatur
,polusi,pemakaian ac,bahan
iritan,bernapas mllui mulut,rokok

kljr leher anterior,dan tidak ada batuk

Bakteri : streptococcus beta


hemolitikus grup A, staphylococcus

Endogen : anemia zat

Faringitis streptococcus grup A:

Faringitis karena virus:


Suara serak ,batuk, konjungtivitis.pd
bbrp kasus disertai diare,ulkus di palatum
mole& ddg faring

Pemeriksaan

Tata Laksana

Baku emas : kultur apusan

Umum:

tenggorokan

Istirahat

Rapid antigen detection test

Nutrisi dan cairan adekuat

ASTO

Obat kumur dan hisap untuk <

nyeri

Antipiretik

Antibiotik:
Gol penisilin,bila alergi penisilin
ganti dgn eritromisin

Tonsilitis
TONSILLITIS ADALAHSUATU PERADANGAN PADA TONSIL
AMANDEL

Etiologi

Patofisiologi

Bakteri

Droplet

kuman

infiltrasi

lapisan epitel epitel terkikis

Streptococcus

B hemolyticus,

Streptococcus

viridans, dan

terjadi pembendungan radang

Streptococcus

pyogenes

dengan

penyebab terbanyak.
virus.

jaringan limfoid superfisial bereaksi


infiltrasi

polimorfonuklear.

leukosit

Manifestasi Klinik

Demam (mencapai 40C)

Diagnosis
Pemeriksaan fisik:

Lesu

Tonsil membengkak dan hiperemis

Rasa gatal/kering tenggorokan

Terdapat detritus (tonsilitis folikularis),

Nyeri sendi

Odinofagia

Suara serak

Anoreksia

Oftalgia

kadang

detritus berdekatan dan menjadi

satu (tonsilitis lakunaris) atau berupa


membran semu.

Kelenjar submandibula membengkak dan


nyeri tekan.

Pemeriksaan Penunjang:

Kultur

Uji resistensi (bila perlu)

Komplikasi

Terapi

OMA

atau Sulfonamida, bisa juga

Miokarditis

diberi Eritromisin jika

Abses peritonsil

Artritis

Septikemia

Toksemia

Bronkitis

Antibiotik --> gol. Penisilin


alergi

terhadap penisilin.

Antipiretik
Obat kumur/hisap dengan
desinfektan

Laringitis
PERADANGAN PADA LARING (PITA SUARA) YANG MENYEBABKAN
SUARA SERAK DAN HILANGNYA SUARA.

EPIDEMIOLOGI
MENYERANG PD USIA 18-40 TAHUN UTK DEWASA SEDANGKAN PD ANAK-ANAK UMUMNYA TERKENA PD USIA
DIATAS 3 TAHUN.

ETIOLOGI
1.

DPT TJD DR KELANJUTAN INFEKSI SALURAN NAFAS SPTINFLUENZA ATAU COMMON COLD. INFEKSI VIRUS
INFLUENZA (TIPE A DAN B),PARAINFLUENZA (TIPE 1,2,3), RHINOVIRUS DAN ADENOVIRUS. PENYEBAB
LAINADALAH

HAEMOFILUS

INFLUENZAE,

BRANHAMELLA

CATARRHALIS,

STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE.


2.

PENYAKIT INI DAPAT TERJADI KARENA PERUBAHAN MUSIM / CUACA

3.

PEMAKAIAN SUARA YANG BERLEBIHAN

4.

TRAUMA

5.

BAHAN KIMIA

6.

MEROKOK DAN ALKOHOL

7.

ALERGI

STREPTOCOCCUSPYOGENES,

Patofisiologi

Virus/bakteri.

Umum tjd pdmusim dingin dan mudah ditularkan.

Tjd seiring dg menurunnya dayatahan tubuh dr host serta prevalensi virus yg


meningkat.

Biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. Ini akan
mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsangkelenjar mucus utk
memproduksi mucus scr berlebihan shgmenyumbat saluran nafas.

Kondisi tsb akan merangsang terjadinya batukhebat yg bs menyebabkan iritasi pd


laring. Dan memacu terjadinyainflamasi pd laring tsb. Inflamasi ini akan menyebabkan
nyeri

akibatpengeluaran

mediator

merangsangpeningkatan suhu tubuh.

kimia

darah

yg

jk

berlebihan

akan

Manifestasi Klinis
1.Laringitis Akut
Ditandai dg disfonia atau hilang suara dan batuk menahun. Gejala ini
semakin diperparah dg keadaan lingkungan yg dingin dan kering.
2.Laringitis Kronis
Ditandai dg disfonia yg persisten. Pd pagi hr, biasanya tenggorokan
terasa sakit namun membaik pd suhu yg lebih hangat. Nyeri
tenggorokan dan batuk memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini
dpt jg dipicu oleh udara dingin atau minuman dingin. Pd pasien yg
memiliki alergi, uvula akan terlihat kemerahan.

Pemeriksaan:

Foto

TataLaksana

rontgen

leher:

Bs

pembengkakan

tampak

adademam

jaringan

subglotis(Steeple

sign).

Tanda

Parasetamol/Ibuprofen/Antipiretik: Jk pasien

Bila

ini

ada

Hidung

killer:

Obat

anti

tersumbat:

Dekongestan

nasal

Pemeriksaan laboratorium : Gambaran

sepertiFenilpropanolamin

darah

Pseudoefedrin, Napasolin dptdiberikan dlm

dpt

normal.

Jk

disertai

Pemeriksaan
Ditemukan

laringoskopi
mukosa

laring

indirek:
ygsangat

Antibiotika

ygadekuat:

Kloramfenikol,

Sefalosporin

(Cefotaksim/Ceftriakson)
Kortikosteroid

sembab, hiperemis dan tanpa membran

Efedrin,

Ampisilin,
generasi

lalu

dptdiberikan

intravena

berupa

Deksametason.

serta tampak pembengkakan subglotis


yaitu pembengkakan jaringan ikat pd

(PPA),

bentuk oral/spray.

infeksisekunder, leukosit dpt meningkat.

pain

nyeri/Analgetik

ditemukan pd 50% kasus.

gejala

Endotrakeal/Trakeostomi
obstruksi jalan nafas.

blsudah

tjd

Polip nasal
POLIP NASI ADALAH SUATU PROSES INFLAMASI KRONIS PADA MUKOSA HIDUNG
DAN SINUS PARANASI YANG DITANDAI DENGAN ADANYA MASSA YANG
EDEMATOUS PADA RONGGA HIDUNG.

Epidemiologi
Polip nasi biasanya terjadi pada rentang usia 30 tahun
sampai 60 tahun dimana dua sampai empat kali lebih
sering terjadi pada pria.

Etiologi
Banyak

teori

yang

menyatakan

bahwa

polip

merupakan

manifestasi utama dari inflamasi kronis.

Beberapa kondisi yang berhubungan dengan polip nasi seperti


alergi dan non alergi, sinusitis alergi jamur, intoleransi aspirin,
asma, sindrom Churg-Strauss (demam, asma, vaskulitis eosinofilik,
granuloma), fibrosis kistik, Primary ciliary dyskinesia, Kartagener
syndrome (rinosinusitis kronis, bronkiektasis, situs inversus).

Patogenesis
Dihubungkan

dengan

inflamasi

kronik,

disfungsi

sistem saraf autonom dan predisposisi genetik.

epitel mukosa yang rupture oleh karena trauma,


infeksi, dan alergi yang menyebabkan edema mukosa,
sehingga jaringan menjadi prolaps

Gejala & tanda


Gejala utama dari polip nasi adalah:

sumbatan hidung yang terus menerus namun dapat


bervariasi tergantung dari lokasi polip.

Pasien juga mengeluh keluar ingus encer

Post Natal Drip.

Anosmia dan hiposmia juga menjadi ciri dari polip nasi.

Diagnosis
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior dapat dijumpai
massa

polipoid,

licin,

berwarna

pucat

keabu-abuan

yang

kebanyakan berasal dari meatus media dan prolaps ke kavum


nasi. Polip nasi tidak sensitif terhadap palpasi dan tidak mudah
berdarah.

Pemeriksaan nasoendoskopi memberikan visualisasi yang baik


terutama pada polip yang kecil di meatus media

Stadium
Berdasarkan pemeriksaan nasoendoskopi:

stadium 0: tanpa polip

stadium 1: polip terbatas di meatus media

stadium 2: polip di bawah meatus media

stadium 3: polip masif

Terapi
Tujuan utama pengobatan pada kasus polip nasi adalah :

menghilangkan keluhan-keluhan

mencegah komplikasi

mencegah rekurensi polip.

Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip nasi disebut juga


polipektomi medikamentosa.
Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa atau polip
yang sangat masif dipertimbangkan untuk terapi bedah

Anda mungkin juga menyukai