BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Metode numerik adalah teknik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahn yang diformulasikan
secara matematis dengan cara operasi hitungan (aritmatic). Dalam metode numerik dilakukan operasi
hitungan dalam jumlah yang samngat banyak dan berulang-ulang. Oleh karena itu diperluklan bantuan
komputer untuk melaksanakan operasai hitungan tersebut. Tanpa bantuan komputer metrode numerik tidak
banyak memberikan manfaat.
Kesalahan bawaan
Kesalahan bawaan adalah kesalahan dari nilai data, kesalahan tersebut dapat terjadi karena
kesalahan dalam menyalin data, salah membaca skala atau kesalahan karena kurang mnegerti
terhadap hukum-hukum fisik dari data yang diukur.
b.
Kesalahan Pembulatan
Kesalahan pembulatan terjadi karena kurang memperhitungkannya angka terakhir dari suatu
bialangan. Kesalahan ini terjadi apabila bilangan perkiraan digunakan untuk menggantikan bilangan
eksak.
Contoh :
c.
4632574
4633000
3,1415926
3,14
Kesalahan Pemotongan
Kesalahan pemotongan terjadi karena tidalk dilakukanya hitungan sesuai dengan prosedur matematis
sesuai dengan prosedur matematik yang benar. Sebagai contoh proses takterhingga menjadi proses
hingga. Didalam suatui matematika , suatu fungsi dapat dipresentasikan dalam bentuk deret tak
terhingga , misalkan :
p = p* + Ee
dengan :
: Nilai eksak
p*
: Nilai perkiraan
Ee
Indeks e menunjukan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai eksakl. Dari bentuk persamaan diatas
maka didapat bahwa kesalahan adalahperbedaan antara nilai eksak dan perkiraan merupakan kesalahan
absolut, namun tidak menunjukan besarnya tingkat kesalahan dengan ;
e = Ee/p
jika kesalahan relattif diberikan dalam persen maka;
e = (Ee/p) x 100 %
Persamaan diatas dapat digunakan jika dibandingkan terhadap nilai eksak. Nilai eksak tersebut hanya
dapat diketahui apabila suatu fungsi bisa diselesaikan secara analitis. Dalam metode numerik biasanya
nilai tersebut tidak diketahui. Untuk itu kesalahan dinyatakan berdasarkan pada nilai perkiraan terbaik dari
nilai eksak, sehingga kesalahan mempunyai bentuk berikut ini;
a = (/p*) x 100 %
dengan :
p*
Indekls a menunjukan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai perkiraan (approximate value).
Seringkali metode numerik menggunakan pendekatan secara iteratif. Dalam hal ini, kesalahan
adalahperbedaan antara perkliraan sebelumnya dan perkiraan sekarang, dan kesalahamn relatif diberikan
oleh bentuk berikut ;
a.
Kesalahan absolut
Jembatan
Ee = 10.000 9999 = 1 cm
Pensil
Ee = 10 9 = 1 cm
b.
Kesalahan relatif
Jembatan
e = (Ee/p) x 100 %
= (1/10.000) x 100 % = 0.01 %
Pensil
e = (Ee/p) x 100 %
= (1/10) x 100 % = 10 %
Contoh 1.2
Hitung kesalahan yang terjadi dari nilai ex dengan x = 0,5 apabila hanya diperhitungkan beberapa suku
pertama saja. Nilai eksak dari ex = 1,648721271
Penyelesaian
Nilai ex dapat dihitung berdasarkan deret berikut :
ex = 1 + x + (x2/2!) + (x3/3!) + (x4/4!) + ........
a.
b.
c.
Hasil
1
1,5
1,625
1,645833333
1,648437500
1,648697919
a
39,3
9,02
1,44
0,175
0,0172
0,00142
0
33,33
7,69
1,27
0,158
0,0158
f(xi+1) = f(xi)+ f(xi) (x /1!) + f(xi) (x2 /2!) + f(xi) (x3 /3!)+.......+ fn (xi) (xn /n!)+Rn
Rn = fn+1 (xi) (xn+1 /n+1!)+ fn+2 (xi) (xn+2 /n+2!)+.......................
dengan;
1.
f(xi)
: fungsi dititik xi
f(xi+1)
f, f, f....fn
Rn
: Kesalahan pemotongan
f(xi+1) f(xi)
2.
F(x)
Order 2
Order 1
Order nol
i+1
Rn = 0 (xn+1)
Indeks n menunjukan bahwa deret yang diperhitungkan adalah sampai suku ke-n, sedang indeks n+1
menunjukan bahwa kesalahan pemotongan mempunyai order n+1.
Kesalahan pemotongan ini kecil apabila :
1. Interval x adalah kecil
2. Memeperhitungkan lebih banyak suku deret taylor
Pada perkiraan order satu, besarnya kesalahan pemotongan adalah :
y
F(x)
Maju
Terpusat
Garis singgung di i
i-1
Mundur
i+1
f(xi-1) = f(xi) - f(xi) (x /1!) + f(xi) (x2 /2!) - f(xi) (x3 /3!) +.......
atau
f(xi+1) + f(xi-1) = 2f(xi) + 2 f(xi) (x2 /2!) + 2 f(xi) (x4 /4!) +....... atau
f(xi) =[( f(xi+1) - 2f(xi) + f(xi-1))/ x2] - f(xi) (x2 /12) -......... atau
(2f/x2) = f(xi) =[( f(xi+1) - 2f(xi) + f(xi-1))/ x2] 0 (x2)
Nova R. Ismail, ST.
Dosen Teknik Jurusan Teknik Mesin Univ. Widyagama Malang
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bentuk deferensial (parsial atau biasa) dapat dirubah dalam bentuk
defernsial numerik (beda hingga). Suatu fungsi f yang mempunyai variabel bebas x dan t misalnya,
turunan pertama dan kedua dari f terhadap x dan t dapat ditulis :
n+1
t
n
n-1
i-1
i+1
i
x