PERCOBAAN V
PENENTUAN NILAI Rf BEBERAPA SEDIAAN OBAT BERDASARKAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
OLEH :
NAMA
: SRI MURNI
NIM
: F1F1 12 085
KELOMPOK
: IV (EMPAT)
KELAS
: B
ASISTEN
: SARIPUDDIN, S.,Si.
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
A. TUJUAN
Tujuan pada percobaan kali ini adalah untuk menentukan nilai Rf
beberapa sediaan obat berdasarkan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
B. LANDASAN TEORI
Kromatografi adalah pemisahan campuran komponen-komponen
didasarkan pada perbedaan tingkat
waktu
yang
cepat
dan
mudah
mengerjakannya
serta
yang
berbagai
yang
zat
beredar
di
pasaran kebanyakan
berupa
campuran zat aktif yang sering digunakan adalah parasetamol dan kafein
yang berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik.Campuran parasetamol dan
kafein banyak ditemukan dalam produk antiinfluenza dengan berbagai merek
dagang. Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek analgetik
ringan sampai sedang
dan
antipiretik
yang
ditimbulkan
oleh gugus
D. PROSEDUR KERJA
a. Pembuatan Elusi
Methanol, Asam Asetat Glacial,
Dietil
Benzen
Di
ambilEter,
secukupnya
Dihomogenkan
Dimasukkan ke dalam botol gelap
Eluen
b. Pembuatan Larutan Sampel
Larutan
Sampel Larutan
Paracetamol
Murni Larutan
murni
Panadol
Paracetamol
murni
Kafeinkafein
murni
Diambil secukupnya
Ditambahkan aquades secukupnya
Dituang hingga merata diatas kaca preparat
Didiamkan hingga mengering
e. Plat silika
f.
Hasil pengamatan?
E. HASIL PENGAMATAN
1. Gambar Hasil Pengamatan
a.
Kafein murni
Paracetamol murni
Sampel
2. Data Perhitungan
b.
Dik:
= 0.5 cm
c.
= 0.7cm
d.
= 0.8 cm
e.
Jarak eluen
= 6.25 cm
f.
Dit:
Rfparasetamol murni =?
g.
Rfkafein murni
h.
Rfsampel
i.
=?
=?
Peny:
Rf parasetamolmurni=
j.
Rf parasetamolmurni=
0.5
=0.08
6.25 cm
Rf kafeinmurni=
Rf kafeinmurni=
k.
Rf sampel =
l.
Rf sampel =
0.8
=0.128
6.25
F. PEMBAHASAN
a. Kromatografi adalah pemisahan campuran komponen-komponen
didasarkan pada perbedaan tingkat
OH
H3C
H3C
CH
N
O
CH3
NHCOCH3
d.
PARACETAMOL
KOFEIN
e.
f. Sebagai
fase gerak
eluen
(pengembang)
yang
digunakan
merupakan kombinasi dari dua atau tiga macam pelarut atau lebih, yaitu
metanol, asam asetat glasial, dietil eter, dan benzen dengan perbandingan
1:18:60:120. Dengan perbandingan jumlah pelarut yang digunakan adalah
perbandingan yang didasarkan pada perhitungan bahwa eluen tersebut dapat
menarik komponen kimia yang maksimal.
g. Pada
percobaan
ini,
dilakukan
beberapa
tahapan,
yaitu
sampai pada batas atas plat pelat dikeluarkan dari chamber. Senyawasenyawa akan cenderung bergerak pada lempengan KLT mengikuti
pergerakan eluen atau campuran pelarut yang digunakan. Senyawa akan
berinteraksi antara eluen dan silika sehingga senyawa yang paling polar
akan terperangkap di bagian paling bawah menunjukan bahwa senyawa
tersebut dapat membentuk ikatan hidrogen yang akan melekat pada silika
(polar) lebih kuat dibanding senyawa lainnya.
i. Kemudian lempeng yang telah dielusi selanjutnya dikeringkan dan
diamati noda-noda yang tampak pada lampu UV 254 nm dilanjutkan ke
lampu UV 366 nm. Setelah dilakukan pengamatan dibawahsinar UV
diperoleh 3 node yaitu noda untuk kafein murni, paracetamol murni dan noda
untuk sampel (Oskadon ). Untuk lebih memperjelas noda yang terbentuk,
dilakukan elusidasi dan diofen selama 10 menit. Sehingga noda yang yang
terbentuk tampak jelas. Lokasi noda sampel yang telah terbentuk pada
silika dibandingkan dengan lokasi noda pembanding berupa senyawa
parasetamol dan kafein murni yang digunakan. Jika jarak noda sampel sama
dengan jarak noda pembanding dan nilai Rf-nya tidak jauh berbeda, maka
dapat diketahui bahwa sampel yang digunakan memang mengandung
parasetamol ataupun kafein.
j. Langkah terakhir yaitu menentukan nilai Rf yang terdapat
pada
paracetamol dan kafein dalam sediaan Oskadon 0.128. Jika nilai Rf nya
sama maka dalam sediaan tersebut mengandung senyawa yang diidentifikasi
dan jika tidak sama maka dalam sediaan tersebut tidak mengandung senyawa
yang diidentifikasi. Nilai Rf yang diperoleh dalam praktikum ini hamper
berdekatan sehingga bisa dikatakan bahwa sampel yang digunakan benarbenar mengandung parcetamol dan kafein.
k.
l.
m.
n.
o.
G. KESIMPULAN
a. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai Rf bercak noda kafein sebesar 0.112 dan Rf sampel
parasetamol sebesar 0.08 Nilai tersebut mendekati nilai Rf sampel (oskadon )
yaitu sebesar 0.128, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel tersebut terbukti
mengandung parasetamol dan kafein.
b.
c.
d. DAFTAR PUSTAKA
e.
Firdaus, M. I., dan Pri, I. U., 2009, Analisis Kualitatif Parasetamol pada
Sediaan Jamu Serbuk Pegal Linu yang Beredar di Purwokerto,
Pharmacy, Vol. 6 (2).
f.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.