REKREASI PUBLIK
Hari-hari nan indah pada masa lalu tidak pernah begitu indah, kecuali
untuk sebagian kecil orang yang beruntung. Bila tabir kehidupan masa lalu
diungkap, dapat diketahui bahwa bagi sebagian besar orang, hidup itu kejam dan
tidak pasti. Namun bila dibandingkan dengan masa sekarang, moralitas publik
tidak begitu jauh perbedaannya, kecuali dalam urusan derajat diperbolehkannya
mendapatkan sesuatu. Pada era Victoria, media massa memenuhi kabarnya
dengan skandal. Para pekerja hanya memiliki hiburan yang murah di rumahrumah yaitu berupa saling mengolok satu sama lain lalu bernyanyi dan menari
bersama. Kemewahan hidup orang-orang kaya terkadang dipertontonkan seperti
saat ini, yang mana cara mereka menunjukkannya adalah dengan menghadiri
opera, pertandingan, sepak bola, dan makan malam privat.
Revolusi Industri pada abad ke-19 membuat masyarakat berpindah dari
pedesaan ke perkotaan. Walau hidup masyarakat miskin masih sengsara, upah
non pertanian meningkat selama kuartal terakhir abad tersebut sedangkan biaya
hidup justru menurun. Jam kerja biasa sedikit berkurang ini membuat mereka
dapat menikmati libur pada hari Sabtu siang dan sepanjang hari pada hari
Minggu. Untuk para keluarga dari kalangan atas, liburan musim panas adalah
pilihan mereka.
Kemiskinan pada masa tersebut sudah didokumentasikan. Sayang, sedikit
sekali informasi yang diberikan mengenai rekreasi publiknya. Bagi mereka yang
terbiasa hidup di jalanan yang kejam di perkotaan, pergi kemanapun bukanlah
masalah. Pada awal abad berikutnya, lampu elektrik menghidupkan setiap sudut
jalanan, dan lampu yang berwarna-warni menerangi toko-toko dan kafe. Ini
membantu masyarakat untuk merasa lebih aman tinggal di jalanan yang mereka
biasa tinggali; yang mana dulu tersembunyi dalam kegelapan dengan lampu
remang-remang. Menyenangkannya jalan-jalan pada malam hari tidak lagi
dirasakan oleh masyarakat kelas menengah dan kelas atas, namun masih
dirasakan oleh masyarakat yang lebih miskin, terutama mereka yang tinggal di
kota-kota yang tidak memiliki fasilitas setara rumah-rumah Amerika dan
menginginkan untuk melarikan diri dari kebosanan, kepadatan penduduk, atau
perasaan sepi.
Menyalanya lampu merupakan pertanda waktu bekerja telah usai, dan
waktu untuk bersenang-senang sudah tiba
Adanya listrik tidak hanya membuat aktivitas keluar pada malam hari
terasa lebih aman dan menyenangkan, namun juga lebih mudah dan lebih
murah daripada sebelumnya. Di pusat kota perlahan dibangun pasar modern dan
tempat rekreasi.
Selama berabad-abad lamanya, pertokoan dan festival keagamaan telah
membawa orang-orang berkumpul untuk saling berbagi kesenangan. Eksposisi
nasional dan berbagai pameran tingkat dunia dimulai dari Pameran Centennial di
1
II
KORAN SEBAGAI MEDIA HIBURAN
Ketika masyarakat mulai menyesalkan tergantikannya koran oleh televisi,
perlu diketahui bahwa koran pernah menjadi susuatu yang disesalkan dengan
alasan yang sama. Sosiologis Max Weber mengungkapkan pendapatnya di tahun
1910:
What is the effect if newspapers on the kind of reading habits of modern
man? On this all kinds of theories have been constructed. There was also
the argument that the book is being replaces by the newspaper
Tidak semua pembaca koran apalagi pemirsa televisi memberikan
perhatian penuh pada real news; laporan kejadian yang ada sekitar secara
signifikan, karenanya bila kita sadari, dua media yang bersangkutan tidak melulu
menghadirkan real news, namun juga menambahkan segmen lain yang biasa
disebut entertainment. Halaman-halaman entertainment berisi ulasan lifestyle,
horoskop, komik strip, kuis, TTS, ataupun kolom curhat. Lebih jauh, terdapat
bagian khusus sport atau gosip yang disajikan di samping berita-berita utama.
Koran lokal ditengarai tidak bisa bertahan kala menyajikan berita serius
melulu, tanpa mengikuti selera publik yang notabene menginginkan hiburan.
Maka wajar bila konten koran saat ini tak bisa lepas dari ketertarikan publik.
Penambahan Warna
III
MAJALAH UNTUK AUDIENS YANG BERBEDA
Dibanding masa-masa sebelumnya, publik mulai terklasifikasikan menurut
ketertarikannya akan majalah. Jutaan pembaca membaca majalah yang
bidangnya bersifat umum, dimana disisi lain majalah dengan bidang yang lebih
spesifik hanya diikuti oleh ribuan pembaca saja masing-masing. Contoh dari
pengklasifikasian audiens ini adalah adanya majalah Pizza and Pasta dan Living
With Teenagers.
VCR (Video Cassette Recorder), radio, dan televisi kabel juga mulai
memberi banyak pilihan bagi para audiensnya untuk mendapatkan informasi
lebih mengenai bidang yang disukainya. Namun dari semua media yang ada,
tidak ada media yang pengklasifikasiannya sebanyak majalah.
Pada awal abad ke-18, majalah lahir dari adanya koran, seperti seabad lalu
dimana koran lahir dari selebaran berita dan pamflet. Penerbit yang pertama
menerbitkan publikasinya tiap minggu, yaitu The Review, pada masa itu antara
masih ditahan atau baru saja bebas dari penjara Newgate. Beliau adalah Daniel
Defoe, yang lalu menjadi author dari Robinson Crusoe. The Review kemudian
diikuti oleh The Tatler dan The Spectator, yang berisikan esai-esai yang brilian
dan masih dibaca hingga sekarang.
Terbentuk setelah apa yang terjadi di Inggris, majalah pertama Amerika,
diterbitkan oleh Benjamin Franklin dan Andrew Bradford, muncul pada 1741.
Kebanyakan dari majalah yang awal-awal diterbitkan hanya bertahan sementara
karena dana yang tidak mencukupi untuk bertahan pada periode awal, tidak
memadainya fasilitas distribusi, dan peralatan percetakan yang kurang
memadai. Tidak seperti koran, tidak ada layanan pos yang dibuat untuk majalah,
yang berarti bukan hanya makin tingginya biaya yang dikeluarkan, namun juga
tidak tersampaikannya majalah yang dicetak.
Namun setidaknya ada seorang penerbit Massachusetts yang berulang
kali menawarkan untuk menerima upah berupa kayu, keju, daging babi, jagung,
dan produksi lainnya. Para editor, yang berhutang budi padanya untuk distribusi
majalah dan koran, memenuhi semua permintaannya sebagai bayaran atas
jasanya.
Sebagian masalah yang para penerbit majalah hadapi berada pada
kurangnya pemasaran berupa iklan dan konsekuensi akan tingginya
ketergantungan akan sirkulasi penerimaan pemasukan dan pengeluaran dana.
Intinya; majalah bukanlah untuk orang-orang yang tidak berkecukupan.
Bila diandaikan, koran Amerika adalah seorang pekerja keras yang sangat sibuk
dan selalu berkeringat. Disisi lain majalah Amerika adalah seorang pria mapan
yang serius, tenang, dan sentimental.
Majalah-majalah Amerika pada awalnya memiliki ukuran yang sama
dengan The Readers Digest pada masa kini yang terdiri akan 64 halaman yang
dicetak dengan kertas kaku, kasar, dan berbahan dasar kain perca. Terkadang
diterbitkan mingguan, bulanan, atau setiap kuarter tahun. Beberapa ilustrasi
terdiri dari beberapa potongan kayu, dan majalah yang lebih mahal menawarkan
ukiran dari baja atau perunggu, terlebih lagi jika penerbitnya sendiri merupakan
seorang pengukir. Sebuah ukiran bernilai sama dengan seluruh konten yang
membahas satu buah isu.
Majalah Amerika cenderung meniru majalah Eropa, utamanya majalah
Inggris. Dunia kekurangan banyak elemen untuk menempatkan majalah sebagai
media yang berkualitas, dengan seniman yang kompeten dan percetakan yang
dapat diandalkan. Sebagai hasilnya, apa yang dihasilkan dari penerbitan itu
sendiri seringkali merupakan hal-hal yang kasar, atau bahasa lainnya, belum
terpoles.
Umumnya Plagiarisme
Satu hal yang kurang adalah penulisan yang bersifat orisinil. Majalah awal
Amerika lebih mengapresiasi editor daripada penulis dimana para editor
tersebut dengan mudahnya mendapatkan bahan untuk majalahnya dari buku,
koran, artikel, lirik lagu, esai, dan fiksi yang diangkat oleh majalah yang lain,
utamanya majalah Inggris. Plagiarisme tidak hanya umum dan dilegalkan dua
abad sebelumnya, namun juga diharapkan, dimana mempulikasikan kembali
merupakan salah satu cara untuk menyebarkan informasi. Esai dan literatur
yang paling signifikan pada masa itu cepat atau lambat akan dipublikasikan
kembali di majalah Amerika. Literatur diangkat oleh majalah sebagai isunya
untuk menarik perhatian pembaca yang utamanya tidak dapat membeli buku
nan mahal. Kenyataannya, penerbit buku menjadi ragu untuk mempublikasikan
karya dari author yang memenangkan pengakuan publik melalui majalah.
Masalahnya adalah, para author tidak memiliki hak cipta akan karyanya, dan
karya-karyanya seringkali tidak mencantumkan sumber aslinya.
Pada abad ke-19, mulai ada penulis artikel khusus untuk majalah yang
memang bekerja utamanya untuk majalah. Majalah, pada abad ini, mulai rutin
diterbitkan bulanan. Lalu ada literatur yang diterbitkan mingguan, ada review
yang diterbitkan tiap kuarter tahun, ada majalah khusus wanita, dan ada
majalah yang fokus pada daerah tertentu dari sebuah negara.
Majalah pertama dengan pasar raksasa juga merupakan majalah pertama
yang menggunakan ukiran kayu dengan jumlah besar. The Penny Magazine,
diterbitkan di Inggris pada 1832 sampai 1845 dan ditujukan untuk para seniman
dan pekerja yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, pikiran, dan cara
berperilakunya.
Majalah wanita, yang mana yang paling ternama adalah Godeys Ladys
Book, diterbirkan oleh Amerika oleh seorang pria bernama Louis A. Godey yang
respek pada wanita dan menginginkan persamaan derajat antar gender.
Editornya adalah Sara Jocelyn Hale, yang bekerja untuknya selama 41 tahun.
Pembacanya mencapai 150.000 orang, jumlah yang sangat luar biasa pada masa
tersebut. Majalah Ladys Books ini terdiri dari cerita pendek, puisi, artikel, dan
saran untuk berbagai topik yang dianggap penting. Namun sayang, majalah ini
akhirnya kalah populer dengan majalah lainnya.
Pada 1900, setidaknya 50 majalah nasional meningkatkan distribusi
majalahnya hingga diatas 100.000 yang terbit tiap bulan seperti Century dan
Harpers yang ditujukan untuk para pembaca yang terdidik, hingga majalah
murah yang terbit tiap minggu dan terdiri dari cerita fiksi romantis dan berbagai
macam gambar.
Majalah-majalah Nickel
yang
mana
taktik
mana
Majalah dengan harga yang murah mengubah fokus para penerbit. Pada
awalnya, perhatian mereka tertuju pada datangnya keuntungan melalui
penjualan majalah saja. Namun dengan adanya periklanan, dengan target
pembaca yang merupakan konsumen produk maupun jasa tertentu, mereka
mendapatkan sumber keuntungan baru.
IV
NOVEL
Pada abad ke-18, muncul sebuah bentuk literatur baru di Inggris yang lalu
menyebar ke Eropa dan Amerika. Novel, yang berupakan hasil dari sensibilitas
dan moralitas masyarakat kelas menengah, menempatkan karakter-karakter fiksi
dalam berbagai kejadian nan kompleks dpada situasi sosial yang acap kali dilalui.
Elemen kunci dari novel Inggris adalah naiknya atau turunnya status sosial, topik
yang mencuri perhatian para pembaca yang merupakan masyarakat kelas
menegah. Dari awal muncilnya hingga abad ke-20, novel didominasi oleh
kesadaran akan posisi atau strata sosial.
Para penulis karya fiksi terkenal,contohnya Charles Dickens, membuat
ceritanya menjadi terpisah ke dalam berbagai seri pada koran atau majalah
mingguan sebelum akhirnya dicetak sendiri. Untuk membuat para membaca
terus membeli majalah, para penulis mengakhiri tiap bab ceritanya dengan
misteri. Di rumah, para keluarga membacakan cerita berseri ini dengan lantang
sebagai bentuk hiburan.
Sepanjang perjalanan, diketahui bahwa masyarakat haus akan novel yang
mudah dan ringan untuk dibaca, bukan yang membuat mereka berpikir terlalu
keras, dan dipenuhi oleh genre action, petualangan, dan roman. Ada persamaan
karakter pada tiap-tiap buku, yang jikalau tidak sangat jahat, karakter tersebut
merupakan tokoh yang sangat baik. Akhir ceritanya sangat mudah ditebak.
Mudah ditebaknya cerita-cerita ini adalah perihal yang sangat diinginkan publik,
yang walau dianggap tidak berkualitas, karyanya sangat menjual.
Pada 1840an, ada teknologi yang memungkinkan dicetaknya novel
dengan harga murah. Awalnya dibuat berbagai seri, namun kemudian disatukan
dalam bentuk koran. Sampul yang sebelumnya mahal kini dapat direduksi
harganya larema adanya teknologi yang menggantikan bahan dasarnya. Ini
membuat orang-orang dapat dengan mudah membeli buku tanpa perlu takut
tidak dapat membeli.
Pada 1875, dime novel mulai lahir di rumah percetakan di Chicago, yaitu
Donnelley, Lloyd & Co. Penerbit lain kemudian mulai mengikuti. Novel-novel
tersebut dicetak diatas kertas kasar dengan sampul yang diilustrasikan dengan
apik.
V
HIBURAN DALAM SAJIAN
Tiap negara, tiap suku bangsa, telah membuat musiknya tersendiri
dengan melodi dan instrumen yang berakar pada tradisi. Musik-musik ini datang
dari jiwa dan ada untuk menghibur sesama.
Kini, teknologi membawa musik-musik klasik hingga terbaru yang
memanjakan telinga. begitu mudah untuk mendapatkan, menikmati sendiri,
hingga kadang membuat kita terlupa dari hal-hal sesederhana menyanyi
bersama dengan keluarga.
Meski demikian, beberapa di antara kita, bisa jadi akan memilih jalan
menikmati secara pribadi di masa lalu. Bukan berarti musik saat itu tidak
terurus; piano, gitar, masih ada di sekitar, hanya saja, untuk dapat dinikmati
semudah sekarang, seolah hanya angan-angan. Maka kita patut berterima kasih,
mengapresiasi penemuan phonograph yang menyebarkan suara secara luas,
tidak hanya kata-kata penting dalam momen sejarah, namun juga ekspresi
pribadi.
imparted to the diaphragm by the person singing, and thus reproduce the
human voice. catatan Edison tentang apa yang terjadi kemudian
"Mary had a little lamb. It's fleece was white as snow." adalah kata yang
direkam untuk pertama kalinya.
10
Parlor Phonograph
dengan piring cakram. Upayanya tak lain bertujuan agar phonograph semakin
bisa dijangkau oleh semua kalangan. Keinginan bersama ini baru terwujud
dengan jalan yang ditemukan Berliner, seorang imigran Jerman.
Berliner membawa phonograph ke sebuah toko mesin di New Jersey milik
Eldridge Johnson, yang kemudian begitu antusias untuk membantu. Dalam
catatannya, ia lebih banyak berpendapat soal desain yang mempengaruhi hasil
suara. Pengembangan yang dilakukan Berliner dan Johnson melewati banyak
masalah pelanggaran paten, hingga akhirnya pihak mereka menang dan benar
saja, kualitas suara yang ditampilkan berkembang secara drastis. Bersama
perusahaan yang dibentuk Johnson, Victor Talking Machine Company, mereka
mendiskusikan pengemasan yang lebih baik, seperti ide menyusun alat perekam
dalam satu kabinet keci.
Di London, seorang pelukis, Francis Barraud, tergerak menunjukkan karyakaryanya pada perusahaan gramophone sebagai media periklanan. Karya yang
memuat Nipper, anjing keluarganya, kemudian menarik perhatian manajer
perusahaan. Barraud menambahkan phonograph silinder Edison dalam
karyanya, yang nanti terkenal dengan sebutan "His Master's Voice". Karya
tersebut menjadi ikon produksi phonograph secara masal, barangkali juga
menjadi gambar iklan yang paling banyak disebarluaskan saat itu.
silinder
pasar,
begitu
usia 84
Pada 1920 vacuum tubes menjadi alat pengeras hasil rekaman dan awal
dari pencarian banyak aplikasi pendukung industri perekaman. Kemudian
penggunaan elektronik pada sound system mentransformasi teknologi suara,
dari garutan mekanikal menjadi suara berkualitas tinggi. Tekniksi elektrik dari
AT&T Labs milik Bell memusatkan perhatian pada desain mikrofon dan
loudspeaker, dan pergerakan jarum piringan phonograph. Stereo, yang juga
dikembangkan sejak tahun 1933, didemonstrasikan ke publik pada tahun 1940
melalui soundtrack Fantasia dari Walt Disney.
Ruang-ruang khusus phonograph terlahir kembali dengan penemuan
jukebox. Dalam waktu sepuluh tahun, seperempat juta jukebox berneon terlihat
di berbagai bar dan restoran. Lagu-lagu yang diputar dalam jukebox menjadi
teman minum yang menyenangkan, latar dari percakapan kala makan, dan ritme
dansa dadakan.
Selama ratusan tahun, manusia mengimpikan bagaimana menangkap dan
memutar ulang suara. Tidak ada realisasi secara teknis sebelum akhirnya mimpi
itu terwujud di abad 19 dan hingga kini, mimpi tersebut berkembang secara
tidak terbatas. Dengan membeli rekaman-rekaman yang dipoles sedemikian
rupa, publik dapat memilih dan menentukan arah musik ke depannya.
Tanpa bantuan phonograph, musik-musik tidak akan tersebar luas ke
seluruh penjuru dunia.
The phonograph brought democracy to music. It's the real meaning of
going gold or platinum.
13
VI
PEREKAM PORTABLE
Banyak orang menjadi pribadi yang kurang sadar dengan orang-orang
disekitarnya. Mereka memaksa berbagi genre musik favorit mereka dengan
orang lain dengan cara memutar lagu lewat kotak musik atau lewat speaker
mobil dengan volume yang sangat kencang saat berada di jalan atau keramaian.
Melihat hal ini, pemilik radio mengidentifikasi orang berdasarkan pilihan musik
mereka. Untuk beberapa orang pecinta musik tertentu akan mengundang respon
yang ramah kepada mereka yang berbagi selera musik yang ia suka.
Musik yang didengarkan orang lain lewat walkman mereka, juga dapat
mengganggu kita jika kita ingin berkomunikasi dengan orang tersebut. Beberapa
orang lebih memilih mendengarkan musik dari pada berkomunikasi dengan
sesamanya. Kita semua pernah melihat saat orang sedang lari-lari kecil, berjalan,
bermain skateboard sambil mendengarkan walkman, mereka seolah-seolah
menutup diri dan mempunyai dunia sendiri dengan walkman-nya.
Ketika seseorang melewati jalan dengan mendengarkan musik lewat
earphone, mereka sulit mendengarkan suara orang-orang disekitarnya. Hal ini
menandakan bahwa keinginan mereka untuk berkomunikasi dengan masyarakat
sekitar sangat rendah selama ada tape recorder dan earphone di genggaman
mereka.
Audiotape
Dua teknologi yang biasa digunakan untuk merekam suara antara lain
phonograph dan audiotape. Keduanya mempunyai kesamaan yang mendasar
dalam hal merekam dan meproduksi suara, yaitu masing-masing dikembangkan
untuk digunakan konsumen. Namun ada perbedaan yang jelas apabila keduanya
dibandingkan. Piringan hitam dan CD dipasarkan hanya sebagai alat pemutar
suara. Sedangkan audiotape dapat digunakan untuk merekam suara. Portabilitas
audiotape menjadikan alat tersebut jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan CD
dan piringan hitam.
Teori mengenai rekaman di media magnetik dikembangkan pertama kali
oleh Oberlin Smith di Inggris. Ia mempublikasikan teori informasi tentang
14
rekaman magnetik di majalah Dunia Elektro pada tahun 1888. Pada artikel ini,
Smith menjelaskan teori dasar dari rekaman suara magnetik.
Smith melakukan percobaan dengan menggunakan sebuah string yang
diresapi dengan serbuk besi dan dilewatkan melalui kumparan kabel. Lalu
sebuah sirkuit telepon mengubah suara menjadi arus listrik termodulasi saat
string tersebut melewati kumparan. Ketika string memutar ulang dan melewati
kumparan lagi, parikel besi magnetik akan menghasilkan sinyal listrik yang dapat
mereproduksi suara asli. Namun, Smith tidak pernah membangun sebuah
perangkat yang berhubungan dengan teori ini dan teorinya tetap belum teruji.
15
AEG Magnetophon
Pidato Adolf Hitler terekam pada audio tape dan didistribusikan stasiun
radio di berbagai wilayah di Jerman lewat saluran telepon berkualitas tinggi. Hal
ini membuat Sekutu di Jerman bingung bagaimana informasi dari Adolf Hitler bisa
berpindah dengan sangat cepat. Kemudian ketika para sekutu mendengar musik
16
sisinya. Kualitasnya cukup baik namun kerap kali terjadi penurunan kualitas
suara yang dihasilkan ketika pita kaset mengalami gangguan, kotor atau rusak.
Produk ini bersifat ringan, portabel atau mudah dibawa, menggunakan baterai
dan dapat dioperasikan dengan headphone.
Produk portabel lain juga dikembangkan pada masa itu tidak hanya
pemutar kaset tapi juga radio, disc player, bahkan televisi. Dengan menciptakan
ruang pribadi, pengguna seakan menutup diri dari lingkungan dan dari suarasuara di sekitar mereka. Pada saat itu 22 dari 100 juta stereo pribadi telah
terjual. Sementara itu, audiotaped books telah tersedia selama bertahun-tahun
dengan status pinjaman seperti di perpustakaan buku. Audiotaped books
biasanya digunakan untuk orang buta.
Format Baru
VII
PENYIARAN
Perang Dunia I berakhir. Angkatan Laut AS masih dikendalikan radio, yaitu
alat untuk berkomunikasi satu sama lain. Tapi radio sipil amatir telah tertarik
pada sesuatu yang lain. Dari Angkatan Laut telah datang kata penyiaran. Para
amatir menekan pemerintah untuk meninggalkan pembatasan
radio dan
memaksa Angkatan Laut untuk mengembalikan stasiun sebagai kepemilikan
pribadi. Ribuan amatir telah menjawab panggilan negara untuk menggunakan
keterampilan mereka sebagai operator radio untuk Angkatan Darat dan
Angkatan Laut. Sekarang, mereka ingin memulai stasiun baru, dan banyak yang
ingin menggunakan teknologi gelombang kontinyu baru untuk menyiarkan suara
dan musik. Di antara mereka bereksperimen dengan radio Frank Conrad, seorang
Insinyur di perusahaan Westinghouse yang telah memproduksi peralatan
portabel untuk Korps Sinyal.
18
Mengisolasi Pendengar
19
untuk saluran AM, FM, dan lisensi TV, suatu hari akan bernilai lebih dari Seluruh
toserba atau koran.
Iklan
Iklan di radio lahir. Iklan mulai berhati-hati. telepon pejabat perusahaan takut
bahwa pemerintah mungkin marah tentang penggunaan sebuah stasiun radio,
yang bergantung pada pemerintah lisensi, untuk menjual produk. mereka
khawatir pada awalnya pasta gigi yang mungkin terlalu intim produk untuk
beriklan. harga yang tidak disebutkan. Banyak pendengar yang tersinggung oleh
seluruh ide menggunakan radio untuk menjual barang, dan ada pembicaraan
tentang melewati hukum untuk melarang iklan. Tidak lain negara mengizinkan
mereka. AT & T berpegang teguh. Segera pengiklan lain mendaftar. meskipun
21
keberatan oleh AT & T bahwa itu eksklusif hak untuk menawarkan layanan ini,
stasiun radio lainnya, mengendus dolar, melompat.
Radio sekarang memiliki jawaban untuk pertanyaan dari mana uang akan
datang. Sebagai media bagi mereka yang berharap untuk mengontrol perilaku
massa, radio menawarkan banyak keunggulan dibandingkan media cetak.
seperti grafis tapi tidak seperti kata-kata yang dicetak, radio dapat membantu
orang yang buta aksara (6 persen orang dewasa AS di 1920) dan anak-anak
yang belum melek huruf. Tidak hanya bisa satu mendengarkan radio ketika
terlibat dalam kegiatan lainnya, termasuk membaca, orang bisa terus
mendengarkan ketika melakukan kegiatan lain-sehingga penyiaran yang
menjanjikan (atau terancam) untuk mengisi setiap momen day yang Sementara
AT & T melihat siaran radio sebagai jenis layanan telepon satu arah, RCA (Radio
Corporation of America), Umum Listrik, dan Westinghouse melihat siaran sebagai
layanan untuk menciptakan permintaan publik untuk radio set bahwa mereka
diproduksi. menempatkan cara lain, AT & T dan Western Electric, dikenal sebagai
kelompok telepon, terkonsentrasi pada pengirim pesan, yang kemudian disebut
sponsor. Perusahaan lain, yang dikenal sebagai kelompok radio, berkonsentrasi
pada penerima pesan, penonton yang akhirnya muncul kombinasi dari dua
pendekatan, salah satu yang mengarah ke iklan, yang lain untuk pemrograman.
Jaringan
Keuntungan terbesar dari jaringan adalah kualitas yang lebih tinggi dari
program daripada setiap stasiun bisa mengelola. Uang dari iklan siaran nasional
dibayar untuk penulis, aktor, musisi, penyiar, jurnalis, produser, insinyur, dan
lain-lain yang mengumpulkan drama, komedi, variety show, acara anak-anak,
dan berita program yang dibuat radio di ruang tamu tempat favorit bagi keluarga
untuk mengumpulkan di malam hari. Pada tahun 1920, pengiklan diidentifikasi
produk mereka atas nama program itu sendiri, mengumpulkan tambahan
publisitas ketika log koran tercantum seperti program periklanan "The Eveready
Hour" iklan baterai, dan "The A & P Gypsies" rantai kelontong. Di rumah, set
radio yang didukung oleh baterai sampai 1926. Tidak bisa dihindari bahwa radio
juga akan masuk ke mobil. Sebuah baterai eliminator untuk mobil dikembangkan
pada tahun 1930. Mobil dan radio telah bersama-sama pernah sejak. Pemilik
mobil yang mampu itu custom-made AC bertenaga set radio diinstal.
23
VIII
KAMERA
Kamera, sudah bukan lagi barang baru bagi semua orang di seluruh dunia.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, kamera menjadi lebih canggih
dengan hasil foto yang lebih berkualitas. Seiring dengan berjalannya waktu,
fotografi tidak hanya menjadi sumber informasi sejarah, namun juga menjadi
kesenangan pribadi. Masyarakat pun mulai menyadari bahwa kamera dapat
menjadi media berekspresi. Melalui berbagai pameran fotografi, kamera dikenal
tidak hanya sebagai alat mengabadikan momen, namun juga sebagai salah satu
cabang seni. Hingga akhirnya fotografi mulai merebak ke berbagai media
-seperti majalah- pada awal masanya.
Perkembangan kamera dari masa ke masa menjadikan fungsinya pun
bergeser seiring dengan kemajuan teknologi. Semakin lama, kamera muncul
dengan berbagai kemudahan serta penawaran kerja yang cepat, praktis, dan
mudah digunakan.
Kamera sendiri berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan
Kamera Obscura yang merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan
film untuk menangkap gambar atau bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo
Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depan kamera
obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak
tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia
fotografi. Pada tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan
bahwa garam perak sangat peka terhadap cahaya namun beliau belum
menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.
Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari
bayangan yang dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap
rumah pada sebuah lempengan campuran timah yang dipekakan yang kemudian
dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada tahun 1839, Louis Daguerre
mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan
sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang
mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program
pengembangan kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833,
mengembangkan kamera yang dikenal sebagai kamera daguerreotype yang
dianggap praktis dalam dunia fotografi.
Kamera pertama muncul dengan menggunakan mekanisme awal untuk
memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja
kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk
mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam
24
26
XI
FILM YANG BERCERITA
Pada awalnya, motion picture atau film hanya menampilkan potongan
kejadian nyata di kehidupan sekitar. Namun, seiring berjalannya waktu, penonton
film beralih ke film yang memiliki cerita atau film fiksi. Hal itu diprakarsai oleh
George Mellis, penyelenggara pertunjukan sulap yang kemudian membuat film
fiksi pertama berjudul A Trip To The Moon. Sejak saat itu, permintaan konsumen
film pun bergeser ke arah film fiksi.
Nickelodeon
Nickelodeon ialah teater film kecil yang populer di era Victorian. Nama
Nickelodeon diambil dari kata nickel, yakni nama koin berharga lima sen dan
juga kata odeion, yang dalam bahasa Yunani berarti teater beratap. Nickelodeon
pertama didirikan di Pittsburgh tahun 1904. Pada tahun 1907 popularitas
Nickelodeon telah memuncak. Setidaknya 2500 Nickelodeon telah dibuka. Tak
tanggung-tanggung, Nickelodeon pun mampu menjual 200 ribu tiket per harinya.
Bagi kaum era Victorian, terutama yang berasal dari kelas menengah,
Nickelodeon memiliki kemenarikan tersendiri. Kala itu, dunia hiburan dibatasi
bagi kaum wanita. Dengan hadirnya Nickelodeon, maka kaum wanita pun
memiliki akses mudah untuk menonton film setelah berbelanja atau
menyelesaikan urusan rumah tangga.
Nickelodeon membawa hiburan yang terjangkau bagi kaum miskin, baik
yang memiliki kesulitan ekonomi maupun keterbatasan waktu untuk hiburan
27
berbayar yang lain. Namun, Nickelodeon hanya terbatas pada kaum berkulit
putih di Amerika Serikat. Sebab, masyarakat berkulit hitam masih dalam era
rasisme sehingga mereka belum diperbolehkan memasuki Nickelodeon.
Salah satu
Nickelodeon di
California,
Amerika Serikat
pada tahun
1955.
Sumber:
hollywoodhistori
cphotos.ipower.c
om
Para pencinta film memiliki masalah tersendiri. Mereka lebih gemar kabur
dalam dunia fantasi. Realitas yang ditampilkan dalam film bukanlah hal yang
ingin mereka tonton. Penonton lebih memilih film fiksi yang bersifat menghibur.
Pada tahun 1903 direktur fotografi Edwin Porter membuat film The Great
Train Robbery. Film berdurasi delapan menit ini menceritakan seorang bandit
yang kejar-kejaran dengan polisi. Untuk pertama kalinya, kamera ikut bergerak
seiring dengan aksi aktor, baik dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Penonton yang sangat tertarik, pun kemudian meminta lebih. Movie maker
mendengarkan.
Salah satu
adegan Film The
Great Train
Robbery tahun
1903,
Disutradarai oleh
Edward S. Porter
Sumber:
http://www.brita
nnica.com/
Kebanyakan pembeli tiket datang dari kaum miskin dan tidak terdidik.
Diantara mereka juga ada kaum imigran yang bahkan tidak bisa berbahasa
inggris. Tradisi burlesque yang sebagian merupakan komodi laku laris di pasaran.
Begitu pula dengan kisah petualangan dan romansa yang bisa dinikmati oleh
semua orang. Orang-orang ini dengan suka rela menjajakan uang hasil jerih
payah mereka demi komedi visual dan cerita.
Namun, genre yang paling populer tetaplah genre komedi. Karakter Keystone
Kops dan The Tramp yang diperankan Charlie Chaplin pun mendapatkan banyak
cinta dari penikmat film. Bagi penonton, film merupakan sarana untuk kabur
sejenak dari rutinitas dan kepenatan dunia mereka.
29
Sang Aktor
30
Namun, meski berhasil meraih kepopuleran tinggi, film ini juga dianggap film
yang rasis. Hal ini karena kaum kulit hitam digambarkan sebagai karakter yang
kejam dan inferior. Berbagai protes pun berdatangan dari masyarakat Amerika
Serikat. Namu ternyata hal ini hanya meningkatkan kepopularitasan film ini.
Masyarakat kulit hitam sendiri tidak terlalu memusingkan problema ini. Hal ini
karena pada zaman itu masyarakat kulit hitam masih belum diperbolehkan
memasuki teater film.
31
Majalah untuk fans film, Photoplay muncul untuk pertama kalinya pada
tahun 1910. Saat Motion picture Story setahun kemudian menanyakan penonton
tentang film favorit mereka, ternyata banyak penggemar film yang menanyakan
tentang aktor dan aktris dalam film yang mereka tonton.
Sistem bintang film adalah salah satu cara bagi publik untuk menentukan
ke arah mana industri perfilman akan berjalan. Mereka menyukai affair antara
fans dan objek fantasi mereka dalam layar perak. Dalam dekade ke depan, aktor
dan aktris bermetamorfase menjadi ahli pemicu publikasi sebuah garapan film.
33
Sistem bintang film mencapai titik puncaknya pada tahun 1930, 1940 dan
1950 an. Dekade demi dekade artis dan aktor top menjadi nama dalam rumah
tangga. Musikal tahun 1930 an merupakan titik terterang Hollywood. Beberapa
studio memproduksi musikal, namun tidak ada yang sesukses MGM, yang
memiliki penampilan yang stabil dibawah kontrak.
Plot yang seringkali absurd dan mudah ditebak menambah pesona
tersendiri pada musikal garapan MGM. Selain itu, musikal MGM juga laku keras
karena MGM menuruti keinginan masyarakat. Yakni keinginan untuk kabur
sejenak dalam nyanyian, tarian dan dunia fantasi technicolor yang MGM
tawarkan.
Show MGM
sepanjang
masa: An
American in
Paris karya
Vincente Minelli,
1940.
Sumber:
http://www.cine
masonline.co.uk
Sensor
Sejarah tentang munculnya film tidak hanya terjadi di Amerika namun juga
hampir di seluruh dunia. Ditengah kebebasan membuat film yang semakin
meluas, perlu dibuat sebuah peraturan untuk mengkontrol isi dalam film-film
tersebut.
Sensor yang terdapat dalam film dimulai pada tahun 1909 yang ditegakkan di
New York oleh Badan Sensor Film Nasional. Badan Sensor Film Nasional atau
National board of Censorship of Motion Pictures dibuat oleh para anggota
perfilman itu sendiri. Pada tahun 1992, industri film membangun Hays Office.
Diberi nama demikian berdasarkan nama ketua yang pertama yaitu Will Hays.
Hays Office didirikan untuk melindungi penonton dari adegan kekerasan dan
tidak senonoh.
Pemimpin protestan dan katolik berpendapat bahwa peraturan sensor pada
film waktu itu terlalu lemah, sehingga bisa dilanggar. Hal ini berlangsung selama
beberapa dekade. Sensor yang awalnya berfokus pada adegan seks dan
kekerasan mulai bertambah pada hal-hal politik. Hal-hal yang dilarang seperti
perselisihan antara pekerja dan pimpinannya, pemerintah dan police corruption,
serta ketidakadilan.
Film-film yang gagal memenuhi standar akan di-blacklist dan diboikot.
Beberapa kota dan wilayah membangun peraturan tentang sensor unteuk
34
Isu-Isu Politik
Drive-In
35
Tempat pemutaran film serta tempat teater segera gulung tikar ketika
televisi telah merambah semua kalangan, khususnya kalangan menengah
keatas. Hanya beberapa tempat pertunjukan saja yang masih bertahan diantara
persaingan. Dan muncullah drive-in (di Indonesia disebut juga dengan layar
tancap). Drive-in merupakan solusi orang-orang telah penat melihat televisi
seharian. Bersantai sore hingga menjelang malam dengan menonton
pertunjukan di layar besar bersama keluarga merupakan hal yang ditawarkan
oleh Drive-in. berbeda dengan teater yang merupakan tempat hiburan eksklusif
yang gemerlap dan mewah, Drive-in menjadi tempat favorit untuk mendapat
hiburan bagi semua kalangan tanpa perlu berpakaian resmi dan kelengkapan
serba resmi dan mewah lainnya.
Era Pertelevisian
Jadwal Distribusi
Dengan ditemukannya kamera Kodak, film menjadi sesuatu hal yang dekat
dengan masyarakat. Semua orang dapat dengan mudah membuat film mereka
sendiri dengan kamera pribadi. Dan majunya teknologi membawa era baru bagi
industri perfilman dengan meningkatkan kualitas film serta menghadirkan film
dengan sentuhan baru yang modern.
36
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan media massa secara keseluruhan tidak bisa lepas dari
perkembangan dunia hiburan. Masyarakat sendiri tidak bisa dikatakan menerima
seratus persen informasi yang berisi perpolitikan, ekonomi, atau kasus-kasus
yang tersebar di penjuru dunia, melainkan butuh sesuatu dengan bobot yang
lebih ringan sebagai pengiring kehidupan.
Hiburan yang diperuntukkan bagi masyarakat, tidak hanya diluncurkan
melalui koran, majalah, novel, dan media tertulis lain, entah dalam bentuk
komik, cerita, atau kuis-kuis penyegar suasana. Hiburan, seiring dengan
ditemukannya media-media baru yang masing-masing memiliki cerita panjang
hingga akhirnya bisa diproduksi secara luas dan dijangkau oleh masyarakat dari
berbagai golongan. Runtutan kisah yang melewati banyak suka duka tersebut
akhirnya yang membuat kita saat ini bisa menikmati hiburan dalam bentuk
musik, rekaman, foto, hingga film.
Saran
Perkembangan, perubahan zaman, hal-hal demikian tidak bisa kita hindari
atau abaikan. Perputaran masa dan penemuan hal-hal baru akan semakin
gencar, apalagi setelah datangnya era modern. Yang bisa kita lakukan kini, tidak
hanya menikmati romantisme sejarah, melainkan menjadikan sejarah sebagai
pelajaran dalam menghadapi permasalahan yang akan datang.
Menyadari sejarah panjang dunia hiburan tersebut, penyusun menyadari
masih banyak hal yang belum dibahas dalam makalah ini, terutama
perkembangannya di negara sendiri, Indonesia. Makalah juga belum memuat
poin-poin global secara terperinci, karenanya kritik dan saran yang bermanfaat
bagi penyusunan makalah berikutnya sangat diharapkan.
37
DAFTAR PUSTAKA
E-Book:
A History of Mass Communication - Six Information Revolutions by Irving Fang
Websites:
http://en.wikipedia.org/wiki/Phonograph
http://soundbeat.org/2013/01/28/phonograph-history-2/
http://amoztolakis.blogspot.com/2010_10_01_archive.html
http://belajar-sampai-mati.blogspot.com/2012/06/kapan-rekaman-kaset-pertamadilakukan.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Magnetophon
http://id.wikipedia.org/wiki/Audio_digital
http://obenkz.blogspot.com/2013/09/magnetic-recording-tape-perekamsejarah.html
http://www.theregister.co.uk/Print/2013/09/09/history_of_magnetic_tape_part_one
/
38