PENDAHULUAN
Penyakit tetanus masih sering ditemui di seluruh dunia dan
merupakan penyakit endemik di 90 negara berkembang. Bentuk
yang paling sering pada anak adalah tetanus neonatorum yang
menyebabkan kematian sekitar 500.000 bayi tiap tahun karena
para ibu tidak diimunisasi. Sedangkan tetanus pada anak yang
lebih besar berhubungan dengan luka, sering karena luka tusuk
akibat objek yang kotor walaupun ada juga kasus tanpa riwayat
trauma tetapi sangat jarang, terutama pada tetanus dengan
masa
inkubasi
yang
lama.
Spora Clostridium
tetani dapat
kejadian
dan
kematian
karena
tetanus
tahun 1988
jumlah kematian
neonatus
tahun
berjumlah
54633
dan
pada
1992
33264
Vietnam
dengan
jumlah
kematian
karena
tetanus
Asma (-)
Alergi (-)
Hipertensi (-)
Diabetes mellitus (-)
Sakit Paru (-)
Sakit jantung (-)
Asma (-)
Alergi (-)
Hipertensi (-)
Diabetes mellitus (-)
Sakit Paru (-)
Sakit jantung (-)
f. Riwayat Kebiasaan.
Alkohol (-)
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: tampak sakit sedang
Kesadaran
: masih terpengaruh sedasi
Tekanan Darah
: 132/86 mmHg
Nadi
: 120x/menit
Pernapasan
: 24x/menit
Suhu
: 39,6
SpO2
: 100%
Berat Badan
: 60 kg
Tinggi Badan
: 170 cm
Mata
Mulut
Thorax
IV.
Abdomen
Extremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (16/08/2014)
Hasil
Darah Rutin
Hemoglobin
Hematrokit
Leukosit
Trombosit
Kimia Klinik
GDS
Ureum
Kreatinin
Elektrolit
Natrium
Kalium
Clorida
Magnesium
Calsium
Satuan
14,0
40,9
11.200
397.400
g/dL
%
/uL
/uL
98
41
0,91
g/dL
mg/dL
mg/dL
145,8
4,2
111,6
1,01
2,39
mEq/L
mEq/L
mEq/L
mEq/L
mEq/L
Nilai Rujukan
12-15
36-46
5000-10.000
150.000-400.000
80-160
15-39
0,60-1,30
132-147
3,5-4,5
94-110
0,74-0,99
2,12-2,52
V.
VI.
Cor normal
DIAGNOSIS
Tetanus grade II, mild severity
TATALAKSANA
- Oksigen 3L/mnt nasal kanul
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Injeksi metronidazole 500 mg/8 jam iv
- Injeksi Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Injeksi Paracetamol 500mg/6 jam iv
- Periksa laboratorium :
BGA arteri, darah rutin, elektrolit (natrium, kalium, chlorida),
Kalsium, Magnesium, gula darah sewaktu, PPT, PTTK, ureum,
-
CATATAN PERKEMBANGAN
TERAPI/TINDAKAN
18-8-14
07.00
Hari 2
19-8-14
07.00
Hari 3
TD : 130/50
RR: 30x/mnt
HR : 126/mnt
SatO2 : 84%
Fi02 50%
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam iv
- Inj. metronidazole 500 mg/8 jam
T :39,5
iv
- Inj.Propofol 20mg/jam iv SP
- Inj.Roculax 30mg/jam iv SP
- Inj. Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Inj. Paracetamol 500mg/6 jam iv
- Inj. Heparin 250U/jam iv SP
- Nebuliser berotec : bisolvon :
NaCl 0,9% /6 jam
07.00
Hari 4
TD : 110/50
RR: 12x/mnt
HR : 126/mnt
SatO2 : 95%
Fi02 50%
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam iv
- Inj. metronidazole 500 mg/8 jam
iv
- Inj.Propofol 20mg/jam iv SP
- Inj.Roculax 30mg/jam iv SP
- Inj. Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Inj. Paracetamol 500mg/6 jam iv
- Inj. Heparin 250U/jam iv SP
- Nebuliser berotec : bisolvon :
NaCl 0,9% /6 jam
21-8-14
07.00
Hari 5
TD : 140/60
RR: 12x/mnt
HR : 126/mnt
SatO2 : 84%
Fi02 50%
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam iv
- Inj. metronidazole 500 mg/8 jam
T :39,5
iv
- Inj.Propofol 20mg/jam iv SP
- Inj.Roculax 30mg/jam iv SP
- Inj. Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Inj. Paracetamol 500mg/6 jam iv
- Inj. Heparin 250U/jam iv SP
- Nebuliser berotec : bisolvon :
NaCl 0,9% /6 jam
07.00
Hari 6
TD : 133/58
RR: 18x/mnt
HR : 106/mnt
SatO2 : 100%
Fi02 50%
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam iv
- Inj. metronidazole 500 mg/8 jam
iv
- Inj.Propofol 20mg/jam iv SP
- Inj. Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Inj. Paracetamol 500mg/6 jam iv
- Inj. Heparin 250U/jam iv SP
- Nebuliser berotec : bisolvon :
NaCl 0,9% /6 jam
23-8-14
07.00
Hari 7
TD : 123/62
RR: 20x/mnt
HR : 106/mnt
SatO2 : 100%
Fi02 40%
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam iv
- Inj. metronidazole 500 mg/8 jam
T :37,9
iv
- Inj.Propofol 20mg/jam iv SP
- Inj. Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Inj. Paracetamol 500mg/6 jam iv
- Inj. Heparin 250U/jam iv SP
- Nebuliser berotec : bisolvon :
NaCl 0,9% /6 jam
07.00
Hari 8
TD : 127/52
RR: 20x/mnt
HR : 98/mnt
SatO2 : 100%
40%
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam iv
- Inj. metronidazole 500 mg/8 jam
iv
- Inj. Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Inj. Paracetamol 500mg/6 jam iv
- Inj. Heparin 250U/jam iv SP
- Nebuliser berotec : bisolvon :
NaCl 0,9% /6 jam
25-8-14
07.00
Hari 9
TD : 127/52
RR: 20x/mnt
HR : 98/mnt
SatO2 : 100%
40%
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam iv
- Inj. metronidazole 500 mg/8 jam
T :37,8
iv
- Inj. Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Inj. Paracetamol 500mg/6 jam iv
- Inj. Heparin 250U/jam iv SP
- Nebuliser berotec : bisolvon :
NaCl 0,9% /6 jam
07.00
Hari 10
TD : 127/52
RR: 20x/mnt
HR : 98/mnt
SatO2 : 100%
40%
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam iv
- Inj. metronidazole 500 mg/8 jam
iv
- Inj. Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Inj. Paracetamol 500mg/6 jam iv
- Inj. Heparin 250U/jam iv SP
- Nebuliser berotec : bisolvon :
NaCl 0,9% /6 jam
27-8-14
07.00
Hari 11
TD : 117/55
RR: 20x/mnt
HR : 98/mnt
SatO2 : 100%
T :37,2
- O2 masker 6L/mnt
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam iv
- Inj. metronidazole 500 mg/8 jam
iv
- Inj. Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Inj. Heparin 250U/jam iv SP
- Nebuliser berotec : bisolvon :
NaCl 0,9% /6 jam
07.00
Hari 9
TD : 137/52
RR: 16x/mnt
HR : 91/mnt
SatO2 : 100%
T :36,8
- O2 nasal 3L/mnt
- Diet cair 250cc/4 jam
- Cairan : 60x50 = 3000 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam iv
- Inj. metronidazole 500 mg/8 jam
iv
- Inj. Diazepam 0,5 mg/jam iv SP
- Inj. Paracetamol 500mg/6 jam iv
- Inj. Heparin 250U/jam iv SP
- Nebuliser berotec : bisolvon :
NaCl 0,9% /6 jam
- Tranfusi PRC 1 kolf
- Inj. Ca gluconas 1gr/12 jam iv
BAB III
PEMBAHASAN
Definisi
Tetanus adalah penyakit yang mengenai sistem saraf yang
disebabkan
oleh
tetanospasmin
yaitu
neurotoksin
yang
desinfektan
kimia,
pemanasan
dan
pengeringan.
dua
jenis
Tetanolisin
toksin,
belum
yaitu
diketahui
tetanolisin
dan
kepentingannya
tetani masuk
ke
dalam
tubuh
manusia
yang
dikeluarkan
oleh Clostridium
tetani menyebar
atau
ditahan
dengan
pemberian
antitoksin
antar
bentuk
penyebaran toksin:
Tetanus lokal
manifestasi
klinis
dengan
Otot-otot
yang
terkena
adalah
otot-otot
yang
panjang
sistem
persarafan
setiap
tempat
rahang,
kemudian
secara
berurutan
mengenai
patogenesis
penyakit
tetanus
terutama
excitation
&
acetylcholine
release muscle
relaxation
Tetanus toxin:
Blocks glycine release
no
inhibition
at
acetylcholine
release irreversible
(GABA),
dopamin
dan
noradrenalin.
GABA
adalah
Toksin
tetanus
tidak
mencegah
sintesis
atau
sinaps
dangan
cara
mempengaruhi
sensitifitas
terhadap
inhibisi
presinap
menimbulkan
keadaan
of
pathological
enhance
oleh
efek
inhibisi
di
susunan
saraf
pusat.
dari
otot
(retrograd)
maupun
hasil
penyebaran
umum
mengenai
berbagai
organ
seperti
abdomen;
otot
diafragma
terkena
paling
akhir.
baik.
Sehingga
terdapat
resiko
tinggi
untuk
ARDS.
iatrogenik
ARDS
atau
dapat
infeksi
terjadi
sistemik
pula
karena
seperti
sepsis
proses
yang
yang
berat
tanpa
ditemukan
adanya
prolonged
respiratory
arrest
(henti
nafas
penyebab
sekunder
seperti
hipoksia
laring,
hipokapnia
setelah
serangan
distres
Kendala etik
Perjalanan penyakit tetanus sering diperberat oleh
komplikasi seperti sepsis, infeksi paru, atelektasis,
edema paru dan gangguan keseimbangan asam-basa,
6. Gangguan metabolik
dari
sistem
saraf
simpatik
dan
perubahan
akan
terjadi
hipoksia
dengan
segala
akibatnya.
akan
menimbulkan
metabolisme
anaerob
dan
pada
penderita
tetanus
yang
sudah
sembuh
dugaan
klinis
tetanus
bervariasi
dari
kekakuan
otot
infeksi
pemotongan
tali
tali
pusat, umumnya
pusat
yang
aseptik
karena
dan
ibu
tehnik
yang
tubuh
klasik
trismus,
kekakuan
pada
otot
pada
siku
dengan
tangan
mendekap dada,
sedang
dan
kekakuan
jelas,
spasme
hanya
hipotensi
dan
bradikardi,
hipertensi
berat
atau
kecemasan.
Pada tetanus neonatorum keluhan awal berupa tidak bisa
menetek
Kejang umum
episodik
dicetusklan
dengan
rangsang
Lekositosis ringan
Trombosit sedikit meningkat
Glukosa dan kalsium darah normal
Cairan serebrospinal normal tetapi
meningkat
Enzim otot serum mungkin meningkat
EKG dan EEG biasanya normal
Kultur anaerob dan pemeriksaan mikroskopis nanah yang
tekanan
dapat
2. Komplikasi
Komplikasi tetanus yang sering terjadi adalah
bronkopneumonia
dan
sepsis.
Komplikasi
pneumonia,
terjadi
karena
Komplikasi
lain
yang
dapat
terjadi
berupa
Penggunaan
antibiotik
ditujukan
untuk
memberantas
prokain
1,2
juta
kali
sehari.
Penisilin
diganti
menganjurkan
Penisilin
pemberian
G.
Rauscher
metronidazole
awal
(1995)
secara
2. Perawatan luka
Luka dibersihkan atau dilakukan debridemen terhadap
benda
asing
dan
luka
dibiarkan
terbuka.
Sebaiknya
lagi
diberikan
secara
IV,
sebelumnya
(1984)
memberikan
HTIG
pada
neonatus
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Abrutyn
HTIG
masih
belum
dibakukan,
Miles
(1993)
mengemukakan dosis yang dapat diberikan adalah 30300IU/kgBB IM, sedangkan Kerr (1991) mengemukakan
HTIG sebaiknya diberikan 1000 IU IV dan 2000 IU IM untuk
meningkatkan kadar antitoksin darah sebelum debridemen
luka.
c. Menekan efek toksin pada SSP
1. Benzodiazepin
Diazepam merupakan golongan benzodiazepin yang sering
digunakan.
Obat
ini
mempunyai
aktivitas
sebagai
supraspinal
mengurangi
mempunyai
ketakutan
dan
efek
sedasi,
ketegangan
fisik
tidur,
serta
pemberian. Udwadia
(1994),
pemberian
pada
neonatus
diberikan
0,1-0,3
mg/kgBB/kali
12
jam,
bila
dosis
berlebihan
dapat
menyebabkan
dan
spasme
diberikan
bersama-sama
berkurang.
diazepam
Fenobarbital
dengan
dapat
dosis
10
3. Fenotiazin
Klorpromazin diberikan dengan dosis 50 mg IM 4 kali sehari
(dewasa), 25 mg IM 4 kali sehari (anak), 12,5 mg IM 4 kali
sehari
untuk
neonatus.
Fenotiazin
tidak
dibenarkan
diperhatikan.
Pada
tetanus
neonatorum,
letakkan
infus
IV
glukosa
10%
dan
elektrolit
100-125
lambung
harus
dilakukan
untuk
melihat
tanda
antibiotik,
HTIG/anti
toksin,
diazepam,
umum
intubasi
nasogastrik
seperti
diatas.
atautrakeostomi
delam
anestesia
Bila
dan
diperlukan
pemasangan
umum.Pemberian
t
Sistem Skoring
Skor 1
Masa inkubasi
Awitan penyakit
Tempat masuk
<>
<>
Tali
Skor 0
> 7 hari
> 48 jam
uterus, Selain
pusat,
fraktur
terbuka, tersebut
postoperatif,
Spasme
Panas
badan
bekas
suntikan IM
(+)
(per > 38,4 0C (> 40 0C)
rektal)
Takikardia dewasa
neonatus
tempat
(-)
< 38,4 0C ( < 40 0C)
<>
<>
Skor
Prognosis
Ringan
Sedang
Berat
Sangat berat
0-1
2-3
4
5-6
<>
10 20
20 40
> 50
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Azhali MS, Herry Garna, Aleh Ch, Djatnika S. Penyakit
Infeksi dan Tropis. Dalam : Herry Garna, Heda Melinda, Sri
Endah Rahayuningsih. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Kesehatan Anak, edisi 3. FKUP/RSHS,Bandung, 2005 ; 209213.
2. Rauscher
LA. Tetanus.
penyunting.
Clinical
Dalam
:Swash
M,
Neurology. Edinburg :
Oxbury
J,
Churchill
Tropis,
Edisi
pertama,
Ikatan
Dokter
Anak
Indonesia.
6. WHO News and activities. The Global Eliination of neonatal
tetanus : progress to date, Bull WHO 1994; 72 : 155-157
7. www.emidicine.com/ped/topic3038.htm