Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Romlah
NIM 4112131016
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
kimia merupakan salah satu pelajaran yang ada pada tingkat sekolah
SMA. Kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana
gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan
sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran
kimia di SMA melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia merupakan
produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan
saintis dan proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu dalam pembelajaran kimia harus
memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk (Nurhamidah,
2014).
Salah satu pokok bahasan ilmu kimia di SMA adalah reaksi redoks.
Materi ini diberikan pada siswa SMA kelas X. Kemampuan yang dituntut dari
siswa dalam mempelajari konsep reaksi redoks di kelas X SMA meliputi:
kemampuan mengidentifikasi jenis suatu reaksi (oksidasi, reduksi, atau oksidasireduksi) bila diketahui persamaan reaksinya, kemampuan menetukan bilangan
oksidasi suatu unsur dalam suatu senyawa netral dan poliatom, kemampuan
menentukan zat yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor.
Menurut (Yohana, 2010) hasil diskusi dengan guru kimia SMA
Nusantara Unggul Sukadiri-Tangerang bahwa salah satu penyebab rendahnya
hasil belajar siswa adalah kurangnya pemahaman konsep dasar pada materi kimia
akibat cara belajar siswa yang lebih dominan bersifat hapalan. Penyebab lainnya
adalah penyampaian materi pada pelajaran kimia masih banyak didominasi oleh
guru. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa
hanya jika guru memberikan pertanyaan dan siswa hanya menjawab jika diberikan
pertanyaan oleh guru. Guru kimia pada umumnya belum dapat menggunakan
model-model pengajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar. Guru juga
belum menggunakan lembar kerja siswa, serta kurang melaksanakan evaluasi
bahwa untuk
inquiry).
4. Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah MAN 1 Medan.
1.4. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
model POGIL (process oriented guided inquiry learning) dan MFI (modified free
inquiry) pada materi reaksi redoks?
1.5. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dibuat maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang
dibelajarkan dengan model POGIL (process oriented guided inquiry learning)
dan MFI (modified free inquiry) pada materi reaksi redoks.
Hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh
siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar seperti perubahan tingkah
laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian
baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, emosional dan
pertumbuhan jasmani.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Nurhamidah., (2014), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiry
Terbimbing Menggunakan Macromedia Flash Player untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Struktur Atom,