MANAJEMEN PRODUKSI
UNTUK
PROGRAM STUDI
MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN
Elfendri, ST
Purwo Subekti
1
DASAR-DASAR
MANAJEMEN
PRODUKSI
UNTUK
PROGRAM STUDI
MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN
Elfendri, ST
Purwo Subekti
Staf Pengajar Pada Program Studi Mesin dan Peralatan
Pertanian
Politeknik Pasir Pengaraian
Judul
: Dasar-Dasar
Manajemen Produksi
Untuk Program Studi
Mesin dan Peralatan
Pertanian
Oleh
:- Elfendri, ST
- Purwo Subekti
Editor
: Purwo Subekti
Sampul dan Perwajahan: M. Irfan S.Sos
Diterbitkan Oleh
: Unri Press
Alamat Penerbit
: UNRI Press
Jl. Patimura No.1-Kampus Unri
Cetakan Pertama,
Desember 2007
KATA PENGANTAR
Segala puji kepunyaan Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
tersusun Modul Dasar-Dasar Manajemen Produksi.
Modul ini dibuat ringkas dan sederhana. Setiap
kegiatan belajar diawali dengan penjelasan singkat
yang mudah difahami dan berhubungan langsung
dengan Dasar-dasar Manajemen Produksi. Setelah itu
dengan beberapa contoh soal diharapkan Mahasiswa
dapat memahami lebih mendalam uraian materi yang
dibahas.
Mahasiswa diharapkan aktif belajar sendiri
dengan tuntunan Modul ini dan mencari bahan belajar
yang lain untuk tambahan pengetahuan mengenai
Manajemen Produksi. Peran Dosen/ Pengasuh adalah
membantu Mahasiswa yang kurang memahami uraian
materi dan latihan/ contoh, sehingga proses belajar
berjalan lancar sesuai harapan Mahasiswa dan Dosen/
Pengasuh. Mahasiswa diharapkan mempelajari Modul
ini dari awal hingga akhir, dilanjutkan dengan
mengerjakan semua contoh soal.
Harapan kami semoga Modul ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, dan demi penyempurnaan
Modul ini saran-saran dan kritik dari pembaca sangat
kami harapkan.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam
segala kemampuan, hingga tersusunnya Modul ini.
Pasir Pengaraian, Desember 2007
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................
DAFTAR ISI ...............................................
KOMPETENSI..............................
BAB 1 Pendahuluan
1.1.Pengertian Manajemen Produksi .
1.2.Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi
1.3.Fungsi Manajemen Produksi
1.4.Permasalahan Dalam Manajemen Produksi
1.5.Pendekatan Sistem Dalam Manajemen Produksi
1.6.Soal-soal
BAB 2 Manajemen Produksi Dan Lingkupnya
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
Perencanaan Produk
Penelitian Produk
Seleksi Produk
Desain Bentuk Produk
Pemilihan Teknologi
Soal-soal ...............................
Perencanaan Lokasi
Perencanaan Tata Letak .
Perencanaan Sistem Material Handling ..
Soal-soal ...................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan intruksional Khusus:
Setelah
mempSelajari
seluruh
materi
perkuliahan
Mahasiswa
di
harapakan
mampu untuk:
1. Memahami
pengertian
Manajemen
produksi .
2. Menghayati
sejarah
perkembangan
Manajemen Produksi.
3. Memahami
fungsi
Mananajemen
Produksi.
4. Mengetahui dan memecahkan masalah
dalam Manajemen Produksi.
5. Memahami model pendekatan sistem
dalam Manajemen Produksi.
1.1
a.
waktu.
Dengan demikian yang dinamakan dengan
kegiatan produksi ini akan terdiri dari berbagai
macam kegiatan yang beraneka ragam serta
mempunyai variasi yang sangat banyak. Namun
demikian, apapun bentuk dan macam dari kegiatan
yang dilaksanakan tersebut, asal dari kegiatan yang
dilaksanakan tersebut dapat menambah manfaat atau
menciptakan manfaat yang baru, kegiatan yang
bersangkutan tersebut dapat disebut sebagai
kegiatan produksi.
-
Produk
- Produktivitas
Puoduktivitas
adalah
merupakan
suatu
perbandingan dari hasil kegiatan yang senyatanya
dengan hasil kegiatan yang seharusnya. A pabila
produktivitas ini akan dinyatakan dengan angka,
maka nilai dari produktivitas ini akan berkisar dari
0,00 sampai dengan 1.00 atau bila dinyatakan
dalam suatu persentase maka akan mempunyai
nilai antara 0% sampai dengan 100%. Di dalam kenyataan sehari-hari nilai 0% dan 100% ini
memang sangat jarang terjadi, atau dapat
dikatakan kedua nilai tersebut adalah merupak an
nilai batas (bawah dan dan atas) sehingga di dalam
kenyataannya nilai produktivitas suatu perusahaan
tidaklah akan mendekati kedua kutub tersebut,
namun akan berada di antara kedua nilai batas %
tersebut.
- Proses Produksi
Proses adalah cara, metode maupun teknik
untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari
suatu hal tertentu. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa yang dimaksud dengan proses
prodilksi adalah merupakan suatu cara, metode
maupun teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah
baru atau penambahan faedah tersebut dilaksanakan.
Erat hubungannya dengan masalah proses produksi
tersebut adalah apa saja masukan (input) dari
proses produksi tersebut serta keluaran (output) apa
6
- S is te m P ro d uk si
Sistem, merupakan suatu rangkaian dari
beberapa elemen yang saling berhubungan dan
saling menunjang antara satu dengan Yang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan
demikian yang dimaksud dengan sistem produksi
tersebut adalah merupakan suatu gabungan dari
beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan
dan saling menunjang untuk melaksanakan proses
produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa
elemen
terse-but
antara
lain
adalah
produk
perusahaan, lokasi pabrik, letak dari fasilitas produksi,
lingkungan ken a dari pars karyawan serta standar
produksi yang dipergunakan dalam perusahaan
tersebut.
- Perencanaan Produk
Perencanaan
produk
ini
merupakan
perencanaan tentang apa, berapa dan bagaimana
produk yang akan dapat diproduksikan dalam
suatu perusahaan. Perencanaan produk ini akan
lebih banyak menyangkut masalah-masalah teknis
produksi, misalnya disain dan bentuk produk,
kegunaan produk, fungsi teknis dari produk, dan
lain sebagainya.
- Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan perencanaan
tentang produk apa dan berapa jumlahnya masingmasing yang segera akan diproduksikan pada
7
- Bil l of Mate ri al
Bill of material ini adalah merupakan daftar
dari seluruh bahan baku, bahan-bahan yang lain
(bahan penolong dan lain sebagainya) onderdilonderdil dan komponen-komponen yang diperlukan,
yang akan dipergunakan untuk memproduksikan
suatu produk dalam perusahaan tersebut. Dengan
demikian,
masing-masing
bagian
yang
ada
hubungannya dengan proses produksi serta bagianbagian yang berhubungan dengan permintaan
bahan, onderdil serta komponen yang diperlukan
untuk masing-masing produk tersebut mengetahui
dengan pasti seberapa banyak kebutuhan masingmasing untuk pelaksanaan proses produksi dalam
perusahaan tersebut.
- Order Pabrik
Order pabrik ini adalah merupakan perintah
atau order untuk membuat suatu produk atau
komponen tertentu. Terdapat berbagai macam dari
order pabrik ini, beberapa di antaranya adalah sebgai berikut:
Order untuk mengerjakan ssembling:
-
- Luas Perusahaan
Luas perusahaan adalah merupakan kapasitas yang
tersedia atau kapasitas yang dipasang (kapasitas
terpasang) dalam suatu perusahaan tertentu. Dari
suatu periode ke periode berikutnya, luas perusahaan
ini adalah tetap dan tidak berubah-ubah. Luas
perusahaan akan berubah apabila terdapat perubahan
dari kapasitas yang terpasang yang ada dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Dari pengertian luas produksi dan luas
perusahaan tersebut di atas, kiranya boleh
disebutkan bahwa perbedaan antara luas produksi
dan luas perusahaan tersebut adalah terletak
kepada apa yang diukur, dan bukan media atau
variabel apa yang dipergunakan dalam pengukuran
tersebut. Luas produksi akan diperhitungkan kepada
kapasitas yang dipergunakan dalam perusahaan tersbut dalam suatu periode tertentu, sedangkan luas
perusahaan akan diperhitungkan kepada kapasitas
yang
terpasang
dalam
perusahaan
yang
bersangkutan.
Pengertian-pengertian tersebut di atas ini
sangat seping dipergunakan di dalam manajemen
produksi. Dengan membicarakan pengertian-pengertian
dari istilah- istilah tersebut di atas, diharapkan tidak
akan terjadi lagi adanya kesimpangsiuran atau
kesalahfahaman dari penggunaan masing-masing
istilah tersebut di atas.
1.2. Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi dikenal sejak orang mulai
memproduksi
barang-barang
dan
jasa-jasa.
Meskipun awal mula dapat ditelusuri sampai
peradaban permulaan, pembahasan akan dipu satkan pada dua ratus tahun terakhir.
12
13
1776
1800
Adam Smith
Spesialisasi pekerja
dalam
kegiatan
manufaktur
Standardisasi,
pertukaran
Eli Whitney
1832
Charles Babbage
1881
Frederick W. Taylor
1905
1908
1914
A.K. Erlang
C.E. Knoappel
F.W. Harris
1916
1922
1924
Henry L. Gantt
Frank dan Lillian
GilbrethA. Shewhart
Walter
1934
1940
1946
F.W. Trippet
S.P. Mitrofanov
John Mauchly dan
J.P. Eckert
George B. Dantzig
W.E. Deming
1947
1950
1957
1958
1975
antarkomponen,
pengendalian
Pembagian
pekerja
mutu
berdasarkan
keterampilan,
penugasan pekerjaan
Bapak
manajemen
ilmiah,
berdasarkan
keterampilan
studi peningkatan metode
dan waktu
Teori antrean
Peta titik pulang pokok
(BEP) pesanan paling
Model
ekonomis (EOQ)
Diagram balok (Gantt
chart) gerakan dan waktu
Studi
Penggunaan peta kontrol
untuk
Work
samplingmutu (SPC)
pengendalian
Group technology
Komputer digital
Pemrograman linier
Pengendalian mutu
menyeluruh (CWQC)
Metode jalur kritis (CPM)
1978
1980
Taichi Ohno
W.E. Deming dan
Joseph M. Juran
berbagai
macam
persyaratan-persyaratan
yang
diminta oleh para konsumen tersebut. Keadaan ini
menjadi berubah, karena banyaknya produk (dan
jasa) yang ditawarkan oleh para produsen, maka
para konsumen dapat memilih produk (dan jasa)
yang diperlukannya sesuai dengan selera dan
persyaratan yang dikehendakinya, atau yang paling
mendekati dengan beberapa persyaratan yang
dikehendaki oleh para konsumen tersebut. Dalam
keadaan seperti ini, para produsen yang tidak dapat
mengikuti perkembangan permintaan konsumen
tersebut akan mendapatkan berbagai macam
kesulitan dalam pemasaran produk (dan jasa)
perusahaan yang bersangkutan.
Sesuni dengan perkembangan yang ada, maka
masyarakat konsumen dari produk (dan jasa)
perusahaan, ini akan semakin kritis untuk mengadakan
pertimbangan-pertimbangan tertentu terhadap produk
(dan jasa) yang diperlukannya. Didukung oleh
perkembangan
teknologi
serta
perkembangan
keadaan perekonomian pada umumnya, maka pada
dewasa ini banyak bermunculan beberapa perusahaan
yang baru yang mempergunakan tingkat teknologii
yang lebih baik, sehingga dapat menyediakan
berbagai macam produk, jasa serta pelayanan
yang lebih menarik apabila diperbandingkan dengan
perusahaan-perusahaan yang sudah ada tersebut.
Penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan
zaman ini akan mengundang berbagai macam
kelemahan
dalam
pelaksanaan
produksi
dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Dalam keadaan yang demikian, kiranya tidaklah
berlebihan apabila fungsi produksi dalam suatu
perusahaan
bukanlah
sekedar
fungsi
untuk
mengadakan perubahan bentuk, penambahan faedah
tempat dan waktu saja, melainkan juga harus
mempunyai beberapa pertimbangan tentang biaya
16
Pendekatam
Produksi
Sistim
Dalam
Manajemen
20
1.
2.
21
BAB 2
MANAJEMEN PRODUKSI
DAN
LINGKUPNYA
Tujuan intruksional Khusus:
Setelah
mempelajari
seluruh
materi
perkuliahan
Manajemen
Produksi
dan
Lingkupnya Mahasisiwa diharapakan mampu
untuk:
1. Memahami perencanaan sistim
produksi.
2. Memahami sistim pengendalian
Produksi.
3. Memahami
sistim
informasi
Produksi.
1.1. Perencanaan Sistem Produksi
Sebagaimana telah diketahui, bahwa untuk
pelaksanaan
kegiatan
produksi
dalam
suatu
perusahaan diperlukan serangkaian unit ataupun
elemen-elemen yang terpadu dan saling menunjang
untuk pelaksanaan proses produksi, yang disebut
dengan sistem produksi. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam perusahaan ini akan selalu saling
berhubungan antara kegiatan yang satu dengan
kegiatan yang lainnya. Oleh karena itu, guna
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, perlu
untuk diadakan perencanaan yang cermat dan teliti
22
Perencanaan Produk.
23
b.
e.
f.
26
a.
Bahan
baku
dalam
suatu
perusahaan
merupakan unsur yang sangat penting dalam
perusahaan yang bersangkutan. Ketiadaan bahan baku
dalam suatu perusahaan, akan berarti terhentinya
proses produksi dari dalam perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, di dalam sebuah
perusahaan tersedianya persediaan bahan baku untuk
keperluan proses produksi merupakan suatu hal
yang mutlak diperlukan. Suatu hal yang harus
dihindarkan oleh semua perusahaan adalah, jangan
sampai perusahaan tersebut terpaksa tidak dapat
melaksanakan
kegiatan
proses
produksi
dalam
perusahaannya, hanya dikarenakan tidak tersedianya
bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam
perusahaan tersebut.
c.
pelaksanaan
kegiatan
27
produksi
dari
Biaya
produksi
yang
dikeluarkan
dalam
perusahaan yan melaksanakan proses produksi dalam
perusahaannya perlu untuk
direncanakan
dan
dikendalikan dengan sebaik-baik nya. Tingginya
harga pokok produksi akan berakibat kepada
tingginya
harga
pokok
penjualan
produk
perusahaan sehingga perusahaan akan mengalami
berbagai kesulita sehubungan dengan harga pokok
penjualan yang tinggi tersebut. Pemasaran produk
perusahaan yang bersangkutan akan merasakan
akibat yang tidak menguntungkan dengan adanya
harga pokok penjualan yang tinggi ini, sehingga
program-program pemasaran dalam perusahaan yang
bersangkutan tidak akan dapat terlaksana dengan
memuaskan.
e.
Pengendalian kualitas.
mempertahankan
kelangsungan
hidup
dari
perusahaan yang bersangkutan. Berproduksi tanpa
memperhatikan kualitas hasil produksinya, akan
berakibat terancamnya kehidupan perusahaan tersebut
pada masa yang akan datang. Di samping
tersedianya banyak penawaran produk sejenis pada
dewasa ini, masyarakat umum yang menjadi
konsumen produk perusahaan ini pada umumnya
akan berfikir lebih kritis daripada tahun tahun yang
telah lalu, sehingga apabila akan mengadakan
pembelian produk selalu mempertimbangkan kualitas
dari barang yang dibelinya di samping harga produk
yang diperlukannya tersebut. Dengan demikian,
pengendalian kualitas ini sudah merupakan suatu
kebutuhan
bagi
perusahaan-perusahaan
yang
menginginkan adanya kemajuan dalam perusahaan
yang bersangkutan.
f.
Pemelihaman.
Dalam
pelaksanaan
operasi
produksi,
pemeliharaan akan merupakon bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan pelaksanaan operasi produksi
tersebut. Penggunaan sarana dan fasilitas produksi
yang terus-menerus, apabila tidak didukung dengan
pemeliharaan yang memadai, akan berakibat kepada
timbulnya kerusakan dari peralatan produksi yang
dipergunakannya tersebut dalam waktu yang relatif
singkat. Gangguan-gangguan pelaksanaan proses
karena peralatan produksi yang kurang terpelihara juga
akan semakin sering dalam perusahaan tersebut.
Pemeliharaan yang baik dan teratur kepada sarana
dan fasilitas produksi dalam perusahaan, akan dapat
menunjang kelancaran pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Hal
semacam ini akan semakin terasa untuk beberapa
perusahaan yang berproduksi untuk pasar, di mana
pada umumnya perusahaan-perusahaan semacam ini
29
Struktur organisasi
atas
dasar
30
pesanan
berarti
2.4. Soal-soal
1. Sebutkan ada berapa ruang lingkup dari
manajemen produksi serta jelaskan masingmasing ruang lingkup tersebut dengan jelas dan
lengkap.
31
32
BAB 3
JENIS-JENIS PROSES
PRODUKSI
Memahami
proses
produksi
ditinjau dari segi ujud.
Memahami
proses
produksi
ditinjau dari segi arus produksi.
Memahami
proses
produksi
ditinjau dari keutamaan proses
produksi.
34
35
e.
Proses
Produksi
Penciptaan
Jasa
Administrasi
Yang dimaksudkan dengan proses produksi
penciptaan jasa administrasi ini adalah merupakan
suatu proses produksi yang memberikan jasa
administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang lain
atau lembaga-lembaga lain yang memerlukannya.
Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan
penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh
masing-masing perusahaan yang memerlukannya akan
merupakan jasa administrasi yang diproduksikan
oleh
perusahaan-perusahaan
semacam
ini.
Pengambilan keputusan dalam perusahaan yang
bersangkutan akan dapat dilakukan dengan lebih
cepat dan tepat, apabila perusahaan tersebut
mempunyai data dan informasi yang disajikan dengan
rapi dan teratur. Dengan data dan informasi dari dalam
perusahaan yang bersangkutan tersebut, pengambilan
keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan
yang bersangkutan akan mempunyai landasan yang
kuat.
3.2. Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Arus
Proses Produksi
Yang dimaksud dengan arus proses produksi
dalam hal ini adalah aliran produksi dari bahan
baku
sampai
dengan
menjadi
produk
akhir dari perusahaan yang bersangkutan. Aliran
proses yang dimakan adalah urutan pekerjaan yang
dilakukan
dalam
pelaksanaan
dalam perusahaan tersebut, yaitu sejak dari
bahan baku barang dalam proses sampai dengan
barang jadi. Ditinjau dari segi arus proses produksi
36
37
3.3.
Proses
produksi
Ditinjau
Keutamaan Proses Produksi
Dari
a. Produksi Terus-menerus
Yang
dimaksud dengan proses produksi
teru s men eru s di sini adalah merupakan suatu
proses produksi yang mempunya pola atau urutan
yang selalu sama dalam pelaksanaan proses
produksi di dalam, perusahaan yang bersangkutan
Prose
pioduksi proses yang sama adalah
merupakan type proses produksi di mana terdapat
beberapa pekerjaan serta urutan yang dilaksanakan
dalam proses produksi adalah sama, akan tetapi akan
menghasilkan produk yang berbeda-beda.
3.5. Soal-Soal
42
BAB 4
POLA DAN SISTEM PRODUKSI
Tujuan intruksional Khusus:
Setelah
mempelajari
seluruh
materi
perkuliahan
pola
dan
sistem
produksi
Mahasisiwa diharapakan mampu untuk:
7. Memahami pengertian jenis pola
produksi .
8. memilih jenis pola Produksi.
9. Memahami sistim produksi dalam
perusahaan.
10. Mengetahui
masukan
sistim
Produksi.
11. Mengetahui
keluaran
sistim
Produksi.
4.1.Pengertian dan Jenis Pola Produksi
Pola produksi, sering didefinisikan sebagai
distribusi dari produksi tahunan ke dalam periode
yang lebih kecil (misalnya bulanan atau mingguan
atau unit waktu yang lainnya). Dengan demikian yang
dimaksud dengan pola produksi ini adalah bagaimana
jumlah produksi selama satu tahun ini akan
didistribusikan ke dalam masing-masing bulan,
minggu dan sebagainya. Dengan kata lain dapat
disebutkan bahwa seandainya jumlah produksi
43
4.2.Pemilihan
Pola Produksi
Apa yang
produksi.
dimaksud
dengan
48
masukan
sisitim
BAB 5
STRATEGI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
a.
Sehubungan
dengan
pelaksanaan
pengambilan keputusan pada suatu perusahaan,
sebelum perusahaan menentukan sikap atau
langkah lebih jauh perlu kiranya perusahaan
tersebut mencari kejelasan dari permasalahan yang
dihadapinya. Di dalam hal ini nampaknya perlu untuk
dipertanyakan apakah memang terdapat suatu
permasalahan
dalam
hal ,
tersebut,
ataukah
permasalahan yang ada tersebut merupakan suatu
akibat dari permasalahan yang lain. Dengan kata
lain, dalam hal semacam ini perlu dicari sumber
permasalahan yang ada di dalam perusahaan yang
bersangkutan. Apabila permasalahan yang ada di
dalam perusahaan ini sudah nampak jelas, maka
perusahaan mulai memasuki langkah yang kedua
50
b.
e. Rangking Alternatif
Beberapa alternatif yang dihasilkan oleh
beberapa
analisis
yang
dilaksanakan
dalam
perusahaan
tersebut
masing-masing
akan
mempunyai beberapa kelemahan dan kelebihan.
Manajemen
perusahaan
yang
bersangkutan
selayaknya akan mengadakan pengujian terhadap
masing-masing alternatif tersebut apabila diterapkan
dalam
perusahaannya,
sehingga
manajemen
perusahaan akan dapat mengetahui dampak apa
saja yang akan terjadi apabila perusahaan
melaksanakan alternatif tersebut. Sehubungan
dengan hal ini manajemen perusahaan akan dapat
menyusun rangking dari masing-masing alternatif
pemecahan masalah yang ada tersebut, dimulai dari
alternatif pemecahan masalah yang paling layak
untuk diterapkan di dalam perusahaan tersebut
sampai dengan seluruh alternatif yang ada menurut
analisis yang telah dilaksanakan oleh manajemen
perusahaan yang bersangkutan.
f. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan kepada rangking alternatif yang
telah dapat disusun dalam perusahaan tersebut
dicoba untuk dilihat kemungkinan penerapannya
dalam perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal
ini
perusahaan
selayaknya
memperhitungkan
berbagai
macam
faktor
yang
ada
dalam
perusahaan tersebut apabila alternatif tersebut
dipergunakan sebagai pemecahan masalah yang ada
dalam
penilai
anallternatif-alternatif
sampai
53
pemilihannya.
Definisi
pembuatan
keputusan
sebagai proses ini dapat diperluas lebih lanjut
untuk mencakup implementasi keputusan dan
pengawasan
hasil-hasil
keputusan
untuk
menentukan
apakah
keputusan
tambahan
diperlukan.
Dengan diterapkannya alternatif pemecahan
tersebut keuntungan apa saja yang akan diperoleh
serta kerugian apa yang akan terjadi perlu
dipertimbangkan dengan baik dan secermat
mungkin pimpinan perusahan. Dukungan peralatan
dan fasilitas lain yang ada terhadap alternatif
pemecahan masalah tersebut perlu pula dipergunakan
sebagai
bahan
pertimbangan.
Alternatif
pemecahan masalah yang mempunyai kemungkinan
penerapan yang paling besar ini diputuskan untuk
dilaksanakan dalam perusahaan tersebut.
5.3. Kriteria Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan ini sangat s ering
dipergunakan dalam perusahaan untuk menghadapi
permasalahan yang timbul dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Sebagaimana
diketahui,
manajemen perusahaan pada umumnya akan selalu
dihadapkan kepada pengambilan keputusan atau
penentuan langkah yang harus diambil dari sekian
alternatif yang ada, sehingga dengan demikian pola
pengambilan keputusan ini akan sangat banyak
berguna bagi masing-masing perusahaan pada
umumnya. Bagan di bawah berikut ini akan
menunjukkan pola pengambilan keputusan yang
seringkali dipergunakan dalam perusahaan-peruhaan pada umumnya.
Pembuatan keputusan merupakan elemen
penting manajemen produksi. Karena semua
manajer produksi harus membuat keputusan54
55
Masalah/problema
Penentuan Model
Pengumpulan Data
Analisa Data
Rangking Alternatif
Keputusan
Pelaksanaan
56
5.4. Soal-Soal
1.
2.
3.
57
BAB 6
MENENTUKAN PRODUK
PERUSAHAAN
Tujuan intruksional Khusus:
Setelah
mempelajari
seluruh
materi
perkuliahan
menentukan
produk
perusahaan Mahasisiwa diharapakan mampu
untuk:
12. Merencanakan
jenis
produkyang akan dibuat.
13. Meneliti Produk yang akan di
buat.
14. Menyeleksi jenis-jenis produk
yang sesuai.
15. Mendesain produk yang akan
di buat.
16. Memilih Teknologi yang sesuai
dengan jenis Produk.
6.1. PERENCANAAN PRODUK
Pada umumnya sebelum suatu perusahaan
melaksanakan kegiatan operasinya, atau kadangkadang sebelum perusahaan tersebut didirikan, perlu
ditentukan terlebih dahulu produk apa yang akan dapat
diproduksikan oleh perusahaan tersebut. Setiap
58
a.
d.
e.
Apabila kita
dapat melihat
faktor-faktor
tersebut di atas, maka berarti kita akan dapat
63
3.
Diversifikasi
konglomerat,
yaitu
usaha
menambah produk baru untuk dijual pada
golongan
pembeli
baru,
dengan
tujuan
menjaga stabilitas produksi dan penjualan atau
merupakan
pemanfaatan
kesempatan
lingkungan yang menguntungkan. Produk baru
tersebut tidak- mempunyai hubungan apapun
dengan garis produk yang ada, baik teknologik
maupun pasar.
Masalah
diversifikasi
produk
ini
harus
dipertimbangkan
baik
dari
sudut
pandangan
pemasaran maupun sudut pandangan operasioperasi. Dalam setiap kasus, ada berbagai kebaikan
dan. kelemahan bagi perusahaan untuk mempunyai
sejumlah besar macam produk.
b. produk Standardisasi
Kita
telah
sering
menggunakan
kata
"standar" yang berarti bahwa hanya ukuranukuran spesifik tertentu yang dibuat dan di jual.
Banyak orang lebih suka menyebut proses
pembatasan jumlah ukuran-ukuran ini sebagai
65
Akhirnya,
pemilihan
teknologi
harusnya
bukan merupakan suatu kegiatan tunggal tetapi
lebih sebagai suatu proses yang diorganisasikan
dengan baik yang mencakup penjajagan teknologi
secara terus menerus, pemilihan teknologi yang
tepat dan implementasi teknologi terpilih. Bil
fungsi-fungsi ini akan dilaksanakan, maka perlu
ditetapkan seorang manajer dalam produksi yang
akan bertanggung jawab atas disain proses dan
pemilihan teknologi proses.
6.6. Soal-Soal
1. Apa tujuan dari perencanaan produk dalam
suatu pendirian perusahaan.
2. Berikan
tanggapan,
bagaiman
sebuah
perusahaan dalam membuat jenis produk tanpa
melalui standarisasi hasil produk.
3. Kenapa dalam organisasi perusahaan sering
terjadi konflik desain, jelaskan dengan singkat.
70
BAB 7
PERENCANAAN FASILITAS
PERUSAHAAN
Tujuan intruksional Khusus:
Setelah mempelajari seluruh materi
perkuliahan perencanaan fasilitas
perusahaan Mahasisiwa diharapakan mampu
untuk:
17. Merencanakan lokasi
perusahaan .
18. Merencanakan tata letak
perusahaani.
19. Meerencanakan Sistim Material
handling.
Klasifikasi
K on sep pros es pe re n can aan fasilitas i ni
tidak saj a dapat digunakan untuk menentukan tata
letak bangunan atau ruang, tetapi dengan sedikit
modifikasi juga dapat digunakan untuk mengatur
tata letak mesin dan peralatan atau untuk memilih
suatu lokasi. Berdasarkan klasifikasinya, perencanaan
fasilitas dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
1. perencanaan lokasi;
71
mempengaruhi
dengan
harga
yang
Kesalahan
pemilihan
lokasi
dapat
mengakibatkan
tingginya
biaya
transportasi,
kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan
bersaing, tidak cukupnya bahan baku yang
tersedia, atau hal-hal serupa yang mengganggu
kelancaran operasi perusahaan, yang akhirnya
dapat mengakibatkan rendahnya pendapatan
operasi. Lokasi merupakan salah satu faktor penting
bagi
perusahaan
karena
mempengaruhi
perkembangan
dan.
kelangsungan
hidup
perusahaan. Oleh karena itu, ada dua hal penting yang
mendasari pemilihan lokasi, yaitu komitmen
jangka panjang serta mempengaruhi biaya
72
Letak pasar;
Lokasi bebas bajir
Ketersediaan tenaga kerja;
Ketersediaan tenaga listrik;
Ketersediaan air;
Fasilitas pengangkutan;
Fasilitas
perumahan,
pendidikan,
perbelanjaan, dan telekomunikasi;
8. Pelayanan
kesehatan,
pencegahan kebakaran;
73
keamanan,
dan
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kerugian
berikut:
model
tata
letak
produk,
sebagai
tinggi;
4. memerlukan ruang yang besar dan persediaan
barang dalam proses yang tinggi;
5. memerlukan
koordinasi
dalam
penjadwalan
produksi.
Perangkat Lunak untuk Penyusunan Tata Letak
Beberapa perangkat lunak komputer yang secara
77
komersial
tersedia
untuk
membantu
dalam
mengembangkan berbagai desain tata letak,
antara lain
1. CRAFT (computerized relative allocation of facilities
technique);
2. COFAD (computerized facilities design);
3. PLANET (plant layout analysis and evaluation
technique);
4. CORELAP
(computerized
relationship
layout
planning);
5. ALDEP (automated layout design program).
Pada dasarnya, konsep perangkat lunak itu
menyusun
suatu
desain
tata
letak
yang
meminimalkan biaya transportasi (material handling
cost). Dengan memberikan masukan berupa
jumlah departemen atau bagian, jumlah operasi
atau proses, jumlah produk dan volume, urutan
proses untuk masing-masing produk, dan proses
aliran yang dikehendaki, maka perangkat lunak itu
akan membuat suatu desain dan secara bertahap
memperbaikinya sampai diperoleh desain tata letak
yang terbaik. Di antara perangkat lunak itu, CRAFT
dikenal sebagai perangkat lunak komputer
p e r t a m a u n t u k perencanaan tata letak.
7.3. Perencanaan Sistem Material Handling
Material handling (penanganan material) dapat
diartikan sebagai menangani material
dengan
menggunakan peralatan lain metode yang benar.
Perencanaan sistem material handling merupakan
suatu komponen penting dalam perencanaan
fasilitas. Tata letak dan perencanaan material
handling selalu saling terkait satu dengan yang lain.
Dalam material handling, jenis material yang
ditangani tidak terbatas pada bahan baku untuk
78
2.
79
80
BAB 8
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
biaya
bahan
baku,
a. Anggaran Penjualan
Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu
disusun peramalan penjualan perusahaan dengan
mempergunakan model yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan
yang bersangkutan ini. Beberapa model yang dapat
dipergunakan
untuk
mengadakan
penyusunan
anggaran penjualan produk perusahaan ini antara
lain adalah model trend pangkat tunggal, trend pangkat dua (kuadratis), regresi, dan lain sebagainya.
b. Anggaran produksi.
Anggaran produksi akan dapat segera disusun
setelah
mengetahui
berapa
besarnya
rencana
penjualan untuk masing-masing produk perusahaan
tersebut. Rencana penjualan ini dapat dilihat di dalam
anggaran penjualan yang ada di dalam perusahaan
yang bersangkutan. Berdasarkan kepada rencana
penjualan yang telah disusun tersebut serta dengan
mempertimbangkan perubahan persediaan produk
akhir yang ada di dalam perusahaan, maka
anggaran produksi akan dapat disusun di dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Didalam penyusunan anggaran produksi bulanan,
maka akan dikenal penerapan dari pola produksi
yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan
ini
maka
manajemen
perusahaan
selayaknya
mempertimbangkan berbagai macam faktor yang
berhubungan
dengan
biaya-biaya
yang
harus
menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan
tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut.
Sebagaimana diketahui, pola produksi ini ada tiga
82
kerja
langsung
di
dalam
perusahaan
yang
bersangkutan tersebut serta untuk mengadakan
pengukuran produktivitas kerja serta effisiensi
kerja dari para karyawan langsung yang bekerja di
dalam perusahaan yang bersangkutan. Disamping hal
tersebut, kedua macam data ini (biaya tenaga
kerja per unit produk serta biaya tenaga kerja
per jenis karyawan) akan dapat dipergunakan
sebagai salah satu dasar pertimbangan guna
penyusunan
berbagai
macam
kebijaksanaan
perusahaan, terutama yang mempunyai kaitan dengan
tenaga kerja langsung di dalam perusahaan yang
bersangkutan tersebut.
e. Anggaran biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik ini akan merupakan
komponen
yang
ketiga
didalam
penyusunan
perhitungan besarnya harga pokok produksi di dalam
perusahaan-perusahaan
pada
umumnya.
Biaya
overhead pabrik ini akan terdiri dari seluruh biaya
yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian
maka macam dan jenis biaya overhead pabrik ini
akan terdiri dari berbagai macam biaya, dimana
masing-masing biaya tersebut pada umumnya akan
mempunyai
perilaku
sendiri-sendiri
di
dalam
hubungannya
dengan
tingkat
produksi
yang
diselenggarakan
di
dalam
perusahaan
yang
bersangkutan tersebut.Untuk menyusun besarnya
biaya overhead pabrik ini manajemen perusahaan
yang bersangkutan akan menetapkan besarnya tarif
biaya overhead pabrik atas dasar anggaran biaya
overhead pabrik yang akan dikeluarkan pada tahun
yang akan datang yang dibebankan kepada setiap unit
produk yang diproduksikan di dalam perusahaan yang
bersangkutan
tersebut.
Untuk
mengadakan
perhitungan biaya overhead pabrik ini, manajemen
perusahaan akan memilih suatu variabel sebagai
dasar perhitungan biaya overhead pabrik yang ada di
87
dalam perusahaan
yang
bersangkutan.
Pada
umumnya,
manajemen
perusahaan
akan
mempergunakan dasar jam kerja buruh langsung
untuk mengadakan perhitungan besarnya biaya
overhead pabrik di dalam perusahaan tersebut.
Konsep Dasar
volume penjualan.
Gambar 8.1 menunjukkan model dasar analisis
break-even, di mana garis pendapatan berpotongan
dengan garis biaya pada titik break-even (BEP).
Sebelah kiri BEP menunjukkan daerah kerugian,
sedangkan sebelah kanan BEP menunjukkan daerah
keuntungan. Model ini memiliki asumsi dasar bahwa
biaya per unit ataupun harga jual per unit dianggap
tetap/konstan, tidak tergantung dari jumlah unit
yang terjual. Meskipun pada kenyataannya, biaya
tetap dan biaya variabel per unit tidak selamanya
konstan. Misalnya, dengan s e m a k i n bertambahnya
volume
produksi
maka
perusahaan
harus
menambah mesin dan ru angan se hingga ju mlah
biaya tetap bertambah . Atau dengan semakin
banyaknya jumlah karyawan terampil yang di rekrut
dibandingkan
dengan karyawan yang kurang
terampil akan mengakibatkan rata-rata upah
menjadi lebih besar sehingga biaya variabel per unit
beruba. Model dasar dari analisa break-even sebagai
berikut:
Gambar 8.1. Model Dasar Analisa Break-Even
89
90
break-even
untuk
multiproduk,
Di mana:
F = biaya tetap per periode
Vi = biaya variabel per unit
Pi = harga jual per unit
W i = persentase penjualan produk i terhadap
total rupiah penjualan
{(1 Vi/Pi).Wi)= kontribusi tertimbang
Di samping rumus di atas, dapat juga dipergukan
rumus sebagai berikut.
93
Di mana :
TVC = total biaya variabel
TR = total pendapatan
8.3. Soal-Soal
94
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Agus Ahyari, M.B.A, 1999, Manajemen Produksi:
Perencaanaan
Sistim
Produksi
Buku
1,BPFE,
Yogyakarta.
Drs. Agus Ahyari, M.B.A, 1990, Manajemen Produksi:
Pengendalian Produksi Buku 2, BPFE, Yogyakarta.
Drs. E.c. Suryadi Prawirosentono, M.B.A, 1996, Soal
dan Jawaban Manajemen Produksi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Eddy Herjanto, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi,
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
T. Hani Handoko, 1999, Dasar-Dasar
Produksi dan Operasi, BPEF, Yogyakarta.
Manajemen
95