Anda di halaman 1dari 101

DASAR-DASAR

MANAJEMEN PRODUKSI

UNTUK
PROGRAM STUDI
MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Elfendri, ST
Purwo Subekti
1

DASAR-DASAR
MANAJEMEN
PRODUKSI
UNTUK
PROGRAM STUDI
MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Elfendri, ST
Purwo Subekti
Staf Pengajar Pada Program Studi Mesin dan Peralatan
Pertanian
Politeknik Pasir Pengaraian

Judul

: Dasar-Dasar

Manajemen Produksi
Untuk Program Studi
Mesin dan Peralatan
Pertanian
Oleh

:- Elfendri, ST
- Purwo Subekti

Editor
: Purwo Subekti
Sampul dan Perwajahan: M. Irfan S.Sos
Diterbitkan Oleh
: Unri Press
Alamat Penerbit
: UNRI Press
Jl. Patimura No.1-Kampus Unri

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi modul ini dalam bentuk apapun
tanpa izin yang tertulis dari penerbit

Cetakan Pertama,

Desember 2007

KATA PENGANTAR
Segala puji kepunyaan Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
tersusun Modul Dasar-Dasar Manajemen Produksi.
Modul ini dibuat ringkas dan sederhana. Setiap
kegiatan belajar diawali dengan penjelasan singkat
yang mudah difahami dan berhubungan langsung
dengan Dasar-dasar Manajemen Produksi. Setelah itu
dengan beberapa contoh soal diharapkan Mahasiswa
dapat memahami lebih mendalam uraian materi yang
dibahas.
Mahasiswa diharapkan aktif belajar sendiri
dengan tuntunan Modul ini dan mencari bahan belajar
yang lain untuk tambahan pengetahuan mengenai
Manajemen Produksi. Peran Dosen/ Pengasuh adalah
membantu Mahasiswa yang kurang memahami uraian
materi dan latihan/ contoh, sehingga proses belajar
berjalan lancar sesuai harapan Mahasiswa dan Dosen/
Pengasuh. Mahasiswa diharapkan mempelajari Modul
ini dari awal hingga akhir, dilanjutkan dengan
mengerjakan semua contoh soal.
Harapan kami semoga Modul ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, dan demi penyempurnaan
Modul ini saran-saran dan kritik dari pembaca sangat
kami harapkan.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam
segala kemampuan, hingga tersusunnya Modul ini.
Pasir Pengaraian, Desember 2007

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................
DAFTAR ISI ...............................................
KOMPETENSI..............................
BAB 1 Pendahuluan
1.1.Pengertian Manajemen Produksi .
1.2.Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi
1.3.Fungsi Manajemen Produksi
1.4.Permasalahan Dalam Manajemen Produksi
1.5.Pendekatan Sistem Dalam Manajemen Produksi
1.6.Soal-soal
BAB 2 Manajemen Produksi Dan Lingkupnya
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.

Perencanaan Sistim Produksi


Sistim Pengendalian Produksi
Sistim Informasi Produksi
Soal-soal

BAB 3 Jenis-Jenis Proses Produksi.


3.1. Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Ujud.
3.2. Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Arus Proses
Produks.
3.3. Proses Produksi Ditinjau Dari Keutamaan Proses
Produksi.
3.4. Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Penyelesaian
Proses Proses Produksi
3.5. Soal-soal ........................................
BAB 4 Pola Dan Sistim Produksi
4.1. Pengertian dan Jenis Pola Produksi
5

4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.

Pemilihan Pola Produksi


Sistim Produksi Dalam Perusahaan
Masukan Sistim Produksi
Keluaran Sistim Produksi
Soal-soal ....................................

BAB 5 Strategi Pengambilan Keputusan .............


5.1.
5.2.
5.3.
5.4.

Proses Pengambilan Keputusan


Kerangka Pengambilan Keputusan
Kriteria Pengambilan Keputusan
Soal-soal ........................

BAB 6. Menentukan Produk Perusahaan


6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
6.5.
6.6.

Perencanaan Produk
Penelitian Produk
Seleksi Produk
Desain Bentuk Produk
Pemilihan Teknologi
Soal-soal ...............................

BAB 7 Perencanaan Fasilitas Perusahaan .........


7.1.
7.2.
7.3.
7.4.

Perencanaan Lokasi
Perencanaan Tata Letak .
Perencanaan Sistem Material Handling ..
Soal-soal ...................................

BAB 8 Anggaran Biaya Produksi ...............


8.1. Menyusun Anggaran Biaya Produksi
8.2.Analisa Break-Even.
8.3. Soal-soal ............................................
DAFTAR PUSTAKA

KOMPETENSI: Manajemen Produksi (dasar)


Sub Kompetensi:
1. Agar Mahasiswa memiliki pengetahuan dan
informasi tentang konsep sistem
produk/operasi.
2. Agar Mahasiswa mempunyai kemampuan
dan wawasan yang lengkap mengenai
pengelolaan kegiatan produksi.
3. Agar Mahasiswa bisa mengelola sisitim
kerja, desain kerja dan menentukan
rencana biaya produksi.
4. Agar Mahasiswa dapat memahami konsep
produk, desain produk, kualitas produk,
daya saing produk, pengembangan produk,
dan standarisai produk.
5. Agar Mahasiswa dapat membuat jadwal
kegiatan produksi, pemeliharaan dan
perkiraan pengambilan keputusan.

BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan intruksional Khusus:
Setelah
mempSelajari
seluruh
materi
perkuliahan
Mahasiswa
di
harapakan
mampu untuk:
1. Memahami
pengertian
Manajemen
produksi .
2. Menghayati
sejarah
perkembangan
Manajemen Produksi.
3. Memahami
fungsi
Mananajemen
Produksi.
4. Mengetahui dan memecahkan masalah
dalam Manajemen Produksi.
5. Memahami model pendekatan sistem
dalam Manajemen Produksi.
1.1
a.

Pengertian Manajemen Produksi


Difinisi Manajemen Produksi

Sering kali kita dengarkan orang berbicara


tentang manajemen, demikian juga
dalam
hubungannya dengan pelaksanaan proses produsi
sering di bahas beberapa hal tentang manajemen
produksi. Namun demikian, kadang-kadang masih
terdapat berbagai penafsiran yang berbeda perihal
manajemen produksi ini. Sebenarnya pengertian
dari manajemen produksi ini tidak akan dapat
terlepas
dari
masing-masing
pengertian
manajemen, pengertian produksi dan pengertian
proses
produksi.
Dari
pengertian-pengertian
2

tentang manajemen, produksi dan proses produksi


tersebut akan dapat diketahui pengertian dari
manajemen produksi ini.
Manajemen, atau yang sering disebut
dengan pengelolaan atau tata laksana merupakan
suatu proses dari perencanaan, pengorganisasin,
pengarahan, pengkoordinasian serta pengendalian.
Produksi adalah kegiatan dalam menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau
jasa. Manajemen adalah kegiatan untuk mencapai
tujuan
dengan
cara
menerapkan
fungsi-fungsi
perencanaan, pembentukan organisasi, pengarahan,
penentuan staf, koordinasi pelaksanaan dan pengendaliannya.
Dengan demikian manajemen produksi adalah
suatu
cara
mengelola
kegiatan
agar
dapat
menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu
barang atau jasa dengan cara menerapkan fungsifungsi manajemen.
Manajemen produksi juga merupakan alat
bantu untuk pengambilan keputusan (decision
making) yang berhubungan dengan kegiatan
produksi, agar barang-barang atau jasa-jasa yang
akan dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, baik
mengenai
kualitas,
kuantitas,
waktu
yang
direncanakan maupun mengenai biayanya.
Dengan demikian tujuan manajemen produksi adalah
usaha mencapai tujuan produksi barang-barang/jasajasa dalam jumlah, kualitas, waktu yang ielah
di ren can akan
sesu ai
den gan
kebu tuh an
konsumen.
b.

Beberapa Pengertian Umum

Di dalam upaya untuk dapat melaksanakan


kegiatan
produksi
dalam
suatu
perusahaan
dengan
sebaik-baiknya,
tentunya
diperlukan
adanya pengertian yang sama terhadap beberapa
istilah yang sering dipergunakan dalam manajemen
produksi ini. Perbedaan penafsiran dari istilah-istilah
yang sering dipergunakan dalam manajemen produksi
ini (misalnya produksi, produktivitas, sistem
produksi, proses produksi dan lain sebagainya),
akan dapat menimbulkan salah informasi dari masingmasing perusahaan, atau masing-masing bagian
dalam suatu perusahaan. Hal semacam ini akan
sering trijadi apabila penafsiran dari masing-masing
istilah tersebut berbeda-beda. Keadaan tersebut
akan dapat dihilangkan atau dikurangi dengan
sebanyak-banyaknya apabila baik si pemberi
informasi maupun si penerima informasi tersebut
mempunyai penafsiran yang sama terhadap beberapa
beberapa istilah yang dipergunakan dalam proses
penyampaian informasi tersebut. Adapun beberapa
istilah yang sering dipergunakan
di
dalam
manajemen produksi tersebut antara lain adalah
sebagai berikut.
- Produksi
Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang
dapat menimbulkan tambahan manfaat atau
penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini
dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya
faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat
serta kombinasi dari faedahfaedah tersebut di atas.
Apabila
terdapat
suatu
kegiatan
yang
dapat
menimbulkan manfaat baru, atau mengadakan
penambahan dari manfaat yang sudah ada, maka
kegiatan tersebut akan disebut sebagai kegiatan
produksi. Apapun manfaat atau kegunaan yang
dihasilkannya, di dalam hal ini tidaklah menjadi
persoalan.kegiatan
yang
menambah
manfaat
4

waktu.
Dengan demikian yang dinamakan dengan
kegiatan produksi ini akan terdiri dari berbagai
macam kegiatan yang beraneka ragam serta
mempunyai variasi yang sangat banyak. Namun
demikian, apapun bentuk dan macam dari kegiatan
yang dilaksanakan tersebut, asal dari kegiatan yang
dilaksanakan tersebut dapat menambah manfaat atau
menciptakan manfaat yang baru, kegiatan yang
bersangkutan tersebut dapat disebut sebagai
kegiatan produksi.
-

Produk

Produk adalah merupakan hasil dari kegiatan


produksi yang berujud barang. Di dalam hal ini
perlu kiranya untuk diketahui bahwa terdapat
perbedaan antara produk dan jasa, walaupun keduanya
adalah merupakan hasil dari
kegiatan produksi.
Produk, sebagai hasil dari kegiatan produksi akan
mempunyai ujud tertentu, mempunyai sifat-sifat fisik
dan kimia tertentu. Jasa, yang juga sebagai hasil
dari kegiatan produksi tidak mempunyai ujud
tertentu serta tidak mempunyai sifat fisik dan kimia
tertentu. Di samping itu tidak terdapat tenggang
waktu antara saat diproduksikannya jasa tersebut
dengan dikonsumsikannya jasa yang bersangkutan.
- Produsen
Produsen adalah orang, badan ataupun
lembaga-lembaga yang menghasilkan produk. Apakah
itu merupakan sebuah perusahaan yang kecil, atau
bahkan yang disebut sebagai industri rumah tangga,
ataukah itu merupakan perusahaan-perusahaan menengah, atau mungkin merupakan perusahaan
besar
bahkan
merupakan
perusahaan
5

multinasional, dalam hal ini bukanlah menjadi


persoalan, dan akan tetap disebut sebagai produsen.
Semua perusahaan, asalkan menghasilkan suatu
barang Akan dapat disebut sebagai produsen dari
barang yang dihasilikanya tersebut.

- Produktivitas
Puoduktivitas
adalah
merupakan
suatu
perbandingan dari hasil kegiatan yang senyatanya
dengan hasil kegiatan yang seharusnya. A pabila
produktivitas ini akan dinyatakan dengan angka,
maka nilai dari produktivitas ini akan berkisar dari
0,00 sampai dengan 1.00 atau bila dinyatakan
dalam suatu persentase maka akan mempunyai
nilai antara 0% sampai dengan 100%. Di dalam kenyataan sehari-hari nilai 0% dan 100% ini
memang sangat jarang terjadi, atau dapat
dikatakan kedua nilai tersebut adalah merupak an
nilai batas (bawah dan dan atas) sehingga di dalam
kenyataannya nilai produktivitas suatu perusahaan
tidaklah akan mendekati kedua kutub tersebut,
namun akan berada di antara kedua nilai batas %
tersebut.

- Proses Produksi
Proses adalah cara, metode maupun teknik
untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari
suatu hal tertentu. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa yang dimaksud dengan proses
prodilksi adalah merupakan suatu cara, metode
maupun teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah
baru atau penambahan faedah tersebut dilaksanakan.
Erat hubungannya dengan masalah proses produksi
tersebut adalah apa saja masukan (input) dari
proses produksi tersebut serta keluaran (output) apa
6

saja yang dapat dihasilkan oleh perusahaan tersebut


dengan penyelenggaraan proses produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan itu.

- S is te m P ro d uk si
Sistem, merupakan suatu rangkaian dari
beberapa elemen yang saling berhubungan dan
saling menunjang antara satu dengan Yang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan
demikian yang dimaksud dengan sistem produksi
tersebut adalah merupakan suatu gabungan dari
beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan
dan saling menunjang untuk melaksanakan proses
produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa
elemen
terse-but
antara
lain
adalah
produk
perusahaan, lokasi pabrik, letak dari fasilitas produksi,
lingkungan ken a dari pars karyawan serta standar
produksi yang dipergunakan dalam perusahaan
tersebut.
- Perencanaan Produk
Perencanaan
produk
ini
merupakan
perencanaan tentang apa, berapa dan bagaimana
produk yang akan dapat diproduksikan dalam
suatu perusahaan. Perencanaan produk ini akan
lebih banyak menyangkut masalah-masalah teknis
produksi, misalnya disain dan bentuk produk,
kegunaan produk, fungsi teknis dari produk, dan
lain sebagainya.
- Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan perencanaan
tentang produk apa dan berapa jumlahnya masingmasing yang segera akan diproduksikan pada
7

periode yang akan datang. Produk yang segera akan


diproduksikan ini belum tentu merupakan semua
dari produk yang dapat diproduksikan. Dengan kata
lain, semua produk yang tercantum di dalam
perencanaan produk belum tentu akan dicantumkan
seluruhnya di dalam perencanaan produksi pada
suatu periode yang akan datang tersebut.
Perbedam antara perencanaan, produk dengan
perencanaan produksi ini adalah bahwa perencanaan
produk tersebut akan lebih banyak menyangkut
aspek-aspek
teknis,
sedangkan
perencanaan
produksi ini akan lebih banyak menyangkut aspekaspek ekonomis. Perbedaan yang lain adalah bahwa
jangka waktu pakai dari perencanaan produk
tersebut adalah jangka panjang, sedangkan pada perencanaan produksi ini adalah jangka pendek.
- Urutan Pro ses Pr oduksi
Di dalam pelaksanaan proses produksi, dapat
diketahui
bahwa
masing-masing
penyelesaian
pekerjaan dari bahan mentah (bahan baku) sampai
dengan menjadi produk akhir (barang jadi) akan
mempunyai pola atau urutan tertentu. Urutan
penyelesaian proses produksi ini akan beraneka
ragam dan berbeda-beda antara satu produk
dengan produk yang lain, walaupun terdapat di
dalam sebuah perusahaan tertentu.
- Skedul Produksi
Di samping adanya urutan dari proses produksi
dalam
sebuah
perusahaan,
maka
di
dalam
penyelesaian
produk
dari
perusahaan
yang
bersangkutan juga dikenal adanya penentuan skedul
8

produksi. Kapan suatu proses produksi ini akan


dimulai serta kapan proses produksi tersebut hars
sudah selesai perlu ditentukan dalam perusahaan,
sehingga tidak terjadi keragu-raguan dalam pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Di dalam sebuah perusahaan, dikenal adanya
dua macam skedul produksi, yaitu yang disebut
dengan master schedule dan schedule. Yang disebut
dengan master schedule ini akan merupakan suatu
skedul produksi dari awal proses sampai dengan
selesainya proses produksi untuk suatu barang,
sedangkan schedule ini akan merupakan penentuan
kapan mulai dan kapan selesainya penyelesaian
proses produksi untuk suatu bagian saja.
- Perintah Kerja
Di dalam sebuah perusahaan, meskipun sudah
terdapat perencanaan produksi, urutan proses yang
hares
dilaksanakan
serta
penjadwalan
kapan
masing-masing kegiatan dalam perusahaan tersebut
hares dimulai dan kapan masing-masing kegiatan
dalam perusahaan tersebut sudah diselesaikan,
namun apabila dalam perusahaan tersebut belum
ada perintah untuk memulai bekerja, maka para
karyawan di dalam perusahaan yang bersangkutan
tersebut belum berani untuk melaksanakan pekerjaanpekerjaan tersebut. Tanpa adanya perintah untuk
memulai pekerjaan, maka perencanaan produksi,
penentuan urutan kegiatan dalam perusahaan serta
penjadwalan kegiatan dalam perusahaan tersebut
akan menjadi sia-sia dan tidak banyak berguna. Di
dalam manajemen produsi, perintah untuk memulai
bekerja ini dikenal dengan nama dispatching.

- Bil l of Mate ri al
Bill of material ini adalah merupakan daftar
dari seluruh bahan baku, bahan-bahan yang lain
(bahan penolong dan lain sebagainya) onderdilonderdil dan komponen-komponen yang diperlukan,
yang akan dipergunakan untuk memproduksikan
suatu produk dalam perusahaan tersebut. Dengan
demikian,
masing-masing
bagian
yang
ada
hubungannya dengan proses produksi serta bagianbagian yang berhubungan dengan permintaan
bahan, onderdil serta komponen yang diperlukan
untuk masing-masing produk tersebut mengetahui
dengan pasti seberapa banyak kebutuhan masingmasing untuk pelaksanaan proses produksi dalam
perusahaan tersebut.

- Order Pabrik
Order pabrik ini adalah merupakan perintah
atau order untuk membuat suatu produk atau
komponen tertentu. Terdapat berbagai macam dari
order pabrik ini, beberapa di antaranya adalah sebgai berikut:
Order untuk mengerjakan ssembling:
-

Order untuk membuat komponen.


Order untuk memproses kembali.
Order khusus.
Order biasa.
Order kilat.
dan lain sebagainya.

- Job Lot Shop


Job lot shop adalah merupakan perusahaan10

perusahaan yang akan berproduksi atas dasar


pesanan yang masuk ke dalam perusahaan saja.
Dengan demikian perusahaan-perusahaan semacam ini
hanya akan berproduksi apabila terdapat pesanan
yang
masuk
ke
dalam
perusahaan
yang
bersangkutan. Seandainya tidak ada pesanan
sama sekali ke dalam perusahaan tersebut, maka
secara theoritis perusahaan-perusahaan semacam ini
tidak akan berproduksi, atau tidak terdapat kegiatan
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Di
samping kegiatan produksi di dalam perusahaan
semacam ini yang tergantung kepada ada dan
tidaknya pesanan yang masuk, maka disain
bentuk, ukuran, warna dan komponen produk
tersebut akan disesuaikan dengan selera dari pemberi
order, pemesan atau konsumen.
- Mass Production Shop
Mass
production
shop
ini
merupakan
perusahaan-perusahaan yang berproduksi untuk
persediaan
dan
(atau)
untuk
pasar.
Untuk
perusahaan-perusahaan semacam ini, baik ada
pesanan maupun tidak ada pesanan, perusahaan
akan tetap memproduksikan barang. Dengan kata
lain, produksi untuk perusahaan-perusahaan semacam
ini tidak akan tergantung kepada adanya pesanan yang
masuk ke-dalam perusahaan yang bersangkutan.
- Luas Produksi
Luas produksi ini merupakan kapasitas yang
dipergunakan (kapasitas terpakai) oleh perusahaan
dalam suatu periode tertentu. Besarnya luas
produksi ini akan dapat berubah-ubah dari suatu
periode kepada periode yang lain, tergantung kepada
berapa besamya jumlah produksi yang ditentukan
dalam periode yang bersangkutan.
11

- Luas Perusahaan
Luas perusahaan adalah merupakan kapasitas yang
tersedia atau kapasitas yang dipasang (kapasitas
terpasang) dalam suatu perusahaan tertentu. Dari
suatu periode ke periode berikutnya, luas perusahaan
ini adalah tetap dan tidak berubah-ubah. Luas
perusahaan akan berubah apabila terdapat perubahan
dari kapasitas yang terpasang yang ada dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Dari pengertian luas produksi dan luas
perusahaan tersebut di atas, kiranya boleh
disebutkan bahwa perbedaan antara luas produksi
dan luas perusahaan tersebut adalah terletak
kepada apa yang diukur, dan bukan media atau
variabel apa yang dipergunakan dalam pengukuran
tersebut. Luas produksi akan diperhitungkan kepada
kapasitas yang dipergunakan dalam perusahaan tersbut dalam suatu periode tertentu, sedangkan luas
perusahaan akan diperhitungkan kepada kapasitas
yang
terpasang
dalam
perusahaan
yang
bersangkutan.
Pengertian-pengertian tersebut di atas ini
sangat seping dipergunakan di dalam manajemen
produksi. Dengan membicarakan pengertian-pengertian
dari istilah- istilah tersebut di atas, diharapkan tidak
akan terjadi lagi adanya kesimpangsiuran atau
kesalahfahaman dari penggunaan masing-masing
istilah tersebut di atas.
1.2. Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi dikenal sejak orang mulai
memproduksi
barang-barang
dan
jasa-jasa.
Meskipun awal mula dapat ditelusuri sampai
peradaban permulaan, pembahasan akan dipu satkan pada dua ratus tahun terakhir.

12

Dalam pembahasan berikut, sejarah perkembangan


manajemen produksi ada enam ailran utama yang
menyumbang terhadap perkembangan bidang manajemen produksi, antara lain:

1). Pembagian Kerja, pembagian kerja (division of


labor) didasarkan atas konsep yang sangat sederhana,
ahli ekonomi pertama yang membahas konsep ini
adalah Adam Smith sekitar tahun 1776.
2). Revolosi Industri, dalam tahun1764 james watt
dengan penemuan mesin uapnya.
3). Manajemen Ilmiah, gagasan mengenai manajemen
ilmiah pertama kali di kembangkan oleh Frederick
winslow tylor sekitar awal 1990.
4). Hubungan Manusiawi, pendekatan hubungan
manusiawi menekankan pentingnya motifasi dan unsur
manusia dalam desain kerja, pendekatan ini di
kemukakan oleh Elto Mayo.
5). Model-modekl Keputusan kuantitatif, model-model
keputusan dapat digunakan untuk menyajikan suatu
sistim produktif dalam model matematikal, pengunaan
model ini di rintis oleh F.W. Harris sekitar tahun 1915.
6). Komputer, hampir semua operasi-operasi organisai
sekarang menggunakan komputer untuk manajemen
persediaan, Schduling produksi, pengawasan kualitas,
dan sisitim pembiayaan, pengenalan komputer pertama
kali dalam bisnis sekitar tahun 1950.

13

Beberapa Individu/Perusahaan yang Memberikan


Kontribusi terhadap
Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi

1776
1800

Adam Smith

Spesialisasi pekerja
dalam
kegiatan
manufaktur
Standardisasi,
pertukaran

Eli Whitney

1832

Charles Babbage

1881

Frederick W. Taylor

1905
1908
1914

A.K. Erlang
C.E. Knoappel
F.W. Harris

1916
1922
1924

Henry L. Gantt
Frank dan Lillian
GilbrethA. Shewhart
Walter

1934
1940
1946

F.W. Trippet
S.P. Mitrofanov
John Mauchly dan
J.P. Eckert
George B. Dantzig
W.E. Deming

1947
1950
1957
1958
1975

J.E. Kelly dan


M.R. Walker
U.S. Navy dan Booz,
Allen, dan Hamilton
Joseph Orlicky dan
O. Wright

antarkomponen,
pengendalian
Pembagian
pekerja
mutu
berdasarkan
keterampilan,
penugasan pekerjaan
Bapak
manajemen
ilmiah,
berdasarkan
keterampilan
studi peningkatan metode
dan waktu
Teori antrean
Peta titik pulang pokok
(BEP) pesanan paling
Model
ekonomis (EOQ)
Diagram balok (Gantt
chart) gerakan dan waktu
Studi
Penggunaan peta kontrol
untuk
Work
samplingmutu (SPC)
pengendalian
Group technology
Komputer digital
Pemrograman linier
Pengendalian mutu
menyeluruh (CWQC)
Metode jalur kritis (CPM)

Teknik peninjauan ulang


dan evaluasi program
Penggunaan
komputer
(PERT)
manufaktur,
penjadwalan,
dalam
pengendalian dan
perencanaan kebutuhan material
14
(MRP)

1978
1980

Taichi Ohno
W.E. Deming dan
Joseph M. Juran

Just in time (J IT)


Aplikasi kualitas dan
tivitas
produk-Jepang dalam
pemakaian robot dan CAD/CAM

1.3. Fungsi Manajemen Produksi

Dari pembicaraan pada beberapa pengertian


umum di atas, dapat ketahui apa yang dimaksud
dengan produksi. Produksi ini akan dilakukan di dalam
suatu perusahaan tertentu- Perusahaan, sebagai suatu
organisasi
produksi,
yang
memproduksikan
sebagian
barang
atau
jasa
tertentu,
yang
mempunyai beberapa fungsi yang dikoordinir,
serta
tujuan
ekonomisnya
tergantung
kepada
perbandingan kekuasaan yang dalam perusahaan,
tersebut, jelas-jelas sangat memerlukan fungsi
piodtiksi ini. Sebagai suatu organisasi produksi, maka
arti dan peranan prooduksi di dalam perusahaan
yang bersangkutan jelas tidak dapat diabaikan
dengan begitu saja.
Pada waktu-waktu yang telah lalu, perusahaanperusahaan tidak (belum) banyak berfikir tentang
adanya permintaan stau tuntutan pelayanan yang
baik dari para konsumen perusahaan tersebut. Hal ini
disebabkan, oleh karena pada seat-seat tersebut
jumlah perusahaan yang belum begitu banyak yang
berakibat belum banyaknya produk (dan jasa) yang
ditawarkan kepada para konsumen, maka setiap
produk (dan jasa) yang ditawarkan oleh para
produsen
tersebut
akan
diterima
oleh
para
konsumen walaupun sebenamya kondisi produk (dan
jasa) yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut
belum memadai apabila dibandingkan dengan
15

berbagai
macam
persyaratan-persyaratan
yang
diminta oleh para konsumen tersebut. Keadaan ini
menjadi berubah, karena banyaknya produk (dan
jasa) yang ditawarkan oleh para produsen, maka
para konsumen dapat memilih produk (dan jasa)
yang diperlukannya sesuai dengan selera dan
persyaratan yang dikehendakinya, atau yang paling
mendekati dengan beberapa persyaratan yang
dikehendaki oleh para konsumen tersebut. Dalam
keadaan seperti ini, para produsen yang tidak dapat
mengikuti perkembangan permintaan konsumen
tersebut akan mendapatkan berbagai macam
kesulitan dalam pemasaran produk (dan jasa)
perusahaan yang bersangkutan.
Sesuni dengan perkembangan yang ada, maka
masyarakat konsumen dari produk (dan jasa)
perusahaan, ini akan semakin kritis untuk mengadakan
pertimbangan-pertimbangan tertentu terhadap produk
(dan jasa) yang diperlukannya. Didukung oleh
perkembangan
teknologi
serta
perkembangan
keadaan perekonomian pada umumnya, maka pada
dewasa ini banyak bermunculan beberapa perusahaan
yang baru yang mempergunakan tingkat teknologii
yang lebih baik, sehingga dapat menyediakan
berbagai macam produk, jasa serta pelayanan
yang lebih menarik apabila diperbandingkan dengan
perusahaan-perusahaan yang sudah ada tersebut.
Penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan
zaman ini akan mengundang berbagai macam
kelemahan
dalam
pelaksanaan
produksi
dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Dalam keadaan yang demikian, kiranya tidaklah
berlebihan apabila fungsi produksi dalam suatu
perusahaan
bukanlah
sekedar
fungsi
untuk
mengadakan perubahan bentuk, penambahan faedah
tempat dan waktu saja, melainkan juga harus
mempunyai beberapa pertimbangan tentang biaya
16

yang harus dikeluarkan karena adanya kegiatan


produksi dalam perusahaan tersebut. Oleh karena
itulah
maka
manajemen
produksi
yang
dikembangkan sekarang ini justru untuk mengelola
aset perusahan untuk di maksimalkan sesuai fungsi dan
kapaasitasnya untuk mengarah kepada
adanya
beberapa penghematan biaya produksi yang dapat
dilaksanakan, penentuan tingkat produksi yang
optimum dan bukan maksimum, pemanfaatan
teknologi baru yang cocok bagi perusahaan yang
bersangkutan dan lain seebagainya.
1.4. Permasalahann Dalam Manajemen Produksi.
Untuk melaksanakan manajemen produksi
dalam perusahaan, maka manajemen perusahaan
yang bersangkutan tersebut tidak akan dapat untuk
melepaskan diri dari persoalan-persoalan yang selalu
bermunculan di dalam pelaksanaan proses produksi
tersebut. Secara umum berbagai macam persoalanpersoalan yang timbul dalam pelaksanaan prose
produksi sehubungan dengan dilaksanakannya kegiatan
produksi dalam suatu perusahaan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian besar.
Bagian yang pertama adalah persoalan-persoalan
yang akan timbul di dalam penyusunan disain dari
Sistem produksi yang akan di tampilkan dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Ssedangkan persoalan yang termasuk dalam bagian
kedua adalah masalah yang timbul karena adanya
kegiatan operasi produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan
Agar supaya kegiatan operasi produksi dalam
perusahaan, tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,
maka tentunya setiap pelaksana dan pengawas dari
kegiatan operasi produksi dalam perusahaan
tersebut tahu persis apa yang harus dilaksanakannya.
Informasi yang tepat dari rencana produksi yang
17

dilaksanakan, tersedianya masukan (input) produksi


tepat dalam waktunya serta informasi-informasi lain
yang diperlukan berkenaan dengan kegiatan operasi
produksi ini sangat diperiukan. Kecepatan dan
ketepatan aliran informasi dalam perusahaan ini
akan sangat menunjang terselesaikannya kegiatan
operasi produksi dalam perusahaan tersebut dengan
baik. Untuk mendapatkan informasi yang cepat dan
tepat ini perlu adanya sistem informasi produksi
yang baik dalam perusahaan yang bersangkutan pula.
Perbedaan utama antara disain sistem produksi
dengan operasi produksi adalah bahwa titik berat
dalam,
disain
sistem
produksi
terletak
pada
perencanaan
perusahaan
untuk
mengadakan
kegiatan proses produksi, sedangkan operasi prodiiksi
lebih menitikberatkan kepada perencanaan dan
pengawasan operasi produksi dari perusahaan yang
bersangkutan. Manajemen produksi akan mencakup
kedua hal tersebut, baik perencanaan sistem
produksi maupun operasi produksi, atau yang dikenal dengan pengendalian produksi.
Dalam pembicaraan tentang operasi produksi, atau
yang dikenal dengan sistem pengendalian produksi
akan menelaah tentang bagaimana pelaksanaan
operasi produksi dalam perusahaan tersebut dapat dilaksanakan
dengan
baik.
Proses
produksi
merupakan suatu variabel yang sangat penting untuk
direncanakan dan dikendalikan dengan baik, sehingga
dalam pembicaraan tentang sistem pengendalian
produksi ini pengendalian proses produksi perlu
dibahas dengan balk. Pemilihan jenis pengawasan
proses yang cocok dengan, jenis proses produksi merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan. Metode
dan model pengawasan proses produksi yang tidak
cocok dengan proses produksi yang dilaksanakan
dalam perusahaan yang bersangkutan tidak akan
membuahkan hasil yang memadai. Perencanaan dan
pengendalian dari bahan baku yang dipergunakan
untuk proses produksi dalam perusahaan tersebut
18

perlu mendapatkan perhatian yang cukup pula.


Kelebihan persediaan bahan baku maupun kekurangan
dari persediaan bahan baku selamanya tidak ada yang
menguntungkan
perusahaan
yang
mempergunakannya. Penentuan persediaan bahan yang
tepat akan sangat membantu usaha manajemen
perusahaan untuk dapat menekan biaya produksi
dalam perusahaan tersebut menjadi serendah
mungkin. Demikian pula dengan tenaga kerja yang
ada dalam perusahaan tersebut, perlu mendapatkan
pengarahan serta motivasi kerja yang cukup.
Pemilihan metode kerja serta pengukuran kerja
yang tepat akan mempunyai dampak positif terhadap
usaha untuk memperbesar motivasi kerja dari para
karyawan
perusahaan
tersebut.
Pengendalian
kualitas, balk kualitas bahan, kualitas proses maupun
kualitas produk akhir akan menunjang program
pemasaran dari produk perusahaan. Kualitas produk
yang baik akan menimbulkan kepuasan para
pemakai produk tersebut, sehingga para konsumen
dari produk perusahaan ini akan tetap memilih produk
perusahaan yang sama apabila memerlukannya.
1.5.

Pendekatam
Produksi

Sistim

Dalam

Manajemen

Seluruh kehidupan serta aktivitas yang ada


hampir semuanya dipandang sebagai suatu sistem,
baik
yang
merupakan
sistem
yang
sangat
sederhana,
maupun
sistem
yang
sedemikian
kompleks. Badan kita adalah suatu sistem, kendaraan
merupakan suatu sistem, demikian pula dengan suatu
pabrik dari perusahaan. Perusahaan akan merupakan
suatu sistem, pabrik juga akan merupakan suatu
sistem pula
Sehubungan dengan adanya usaha-usaha untuk dapat
melaksan majemen produksi yang baik di dalam
sebuah
perusahaan,
maka
terdapat
beberapa
keterbatasan (kendala) yang akan merupakan awal
19

dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.


Perusahaan akan berusaha untuk dapat berproduksi
dengan tingkat produktivitas yang terbatas kepada
kemampuan dan kedisiplinan kerja para karyawan,
tersedianya bahan baku dalam jurnlah dan kualitas
yang cukup, terkendalinyaa mesin dan peralatan
perusahaan dengan baik dan lai-lainnya. Dengan
pendekatan sistem, maka akan dimungkinkan dapat
melihat variabel dan kendala yang kritis yang harus
perhatian yang cukup dari perusahaan yang
bersangkutan.
Pendekatan sistem adalah suatu strategi dengan
mempergunakan analisis desain serta manajemen
sistem dalam pencapaian tujuan yang tentukan.
Dengan
demikian
pendekatan
sistem
dalam
manajemen produksi ini akan mempunyai suatu
analisis dari sistem produksi, desain sistem
produksi dan manajemen sistem dari sistem
produksi
yang
ada
dalam
perusahaan
yang
bersangkutan. Dalam pendekatan ini,
kegiatan
produksi dalam perusahaan akan terdiri dari
berbagai sub-sistem, di samping adanya sistem
produksi yang tersedia dalam perusahaan yang
bersangkutan tersebut.
Pendekatan sistem dalam manajemen produksi
ini akan mempunyai beberapa keuntungan, antara
lain akan dapat lebih mudah untuk melihat dan
mengamati perubahan-perubahan yang teradi dalam
pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan
tersebut. Cara-cara yang biasanya dikerjakan secara
tradisional
tidak
akan
mampu
untuk
melihat
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut dengan
cepat dan tepat. Semakin kompleks kegiatan yang
dilaksanakan dalam perusahaan tersebut maka
keuntungan dari pendekatan sistem ini menjadi
semakin besar dalam perusahaan yang bersangkutan.

20

1.6. Soal- soal

1.

Apa yang di maksud dan tujuan manajemen


produksi?

2.

Sebutkan perbedaan desain sistim produksi dan


sisitim operasi!
3. Secara umum berbagai macam persoalanpersoalan yang timbul dalam pelaksanaan
prose
produksi
sehubungan
dengan
dilaksanakannya kegiatan produksi dalam suatu
perusahaan tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian besar. Sebutkan kedua
kelompok tersebut dan jelaskan secara singkat.
4.Jelaskan pengertian dalam manajemen produksi di
bawah ini:
Produk
Sistim Produksi
Produktivitas
Job lot shop
5.Sebutkan fungsi manajemen produksi dalam
kegiatan produksi.

21

BAB 2
MANAJEMEN PRODUKSI
DAN
LINGKUPNYA
Tujuan intruksional Khusus:
Setelah
mempelajari
seluruh
materi
perkuliahan
Manajemen
Produksi
dan
Lingkupnya Mahasisiwa diharapakan mampu
untuk:
1. Memahami perencanaan sistim
produksi.
2. Memahami sistim pengendalian
Produksi.
3. Memahami
sistim
informasi
Produksi.
1.1. Perencanaan Sistem Produksi
Sebagaimana telah diketahui, bahwa untuk
pelaksanaan
kegiatan
produksi
dalam
suatu
perusahaan diperlukan serangkaian unit ataupun
elemen-elemen yang terpadu dan saling menunjang
untuk pelaksanaan proses produksi, yang disebut
dengan sistem produksi. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam perusahaan ini akan selalu saling
berhubungan antara kegiatan yang satu dengan
kegiatan yang lainnya. Oleh karena itu, guna
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, perlu
untuk diadakan perencanaan yang cermat dan teliti
22

dari sistem produksi yang akan dipergunakan oleh


perusahaan tersebut.
Adapun beberapa hal yang perlu untuk
dibicarakan dalam perencanaan sistem produksi ini
adalah perencanaan produk, perencanaan lokasi pabrik,
perencanaan letak fasilitas produksi, perencanaan
lingkungan kerja dan perencanaan standar produksi.
Penyusunan dari perencanaan sistem produksi ini
sudah selayaknya apabila dipersiapakan dengan
cermat dan teliti, oleh karena sistem produksi yang
disusun ini akan dipergunakan dalam jangka waktu
yang panjang dan bukannya untuk jangka waktu
pendek. Perubahan yang dilakukan dalam sistem
pioduksi dari suatu perusahaan akan merupakan
perubahan-perubahan yang bersifat mendasar dalam
perusahaan tersebut, serta akan memerlukan biaya
yang tidak sedikit pula.
Apabila perencanaan sistem produksi ini ditelaah
menjadi lebih Jauh lagi, maka akan dapat diperoleh
hal-hal berikut ini.
a.

Perencanaan Produk.

Sebagaimana telah dibicarakan dalam bab yang


terdahulu, perencanaan produk adalah merupakan
perencanaan
tentang
roduk
apa,
berapa
dan
bagaimana yang akan dapat diproduksikan oleh
perusahaan yang bersangkutan. Perencanaan ini
tentunya harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
mengingat bahwa pemilihan produk yang dapat
diproduksikan oleh perusahaan ini akan dipergunakan
dalam jangka panjang. Di samping itu beberapa
pertimbangan teknis peru untuk diperhatikan,
misalnya disain dan bentuk produk, kegunaan produk,
fungsi teknis dari produk tersebut, standar bahan
yang dipergunakan baik dalam kualitas maupun
kuantitasnya, dan lain sebagainya.

23

b.

Perencanaan lokasi pabrik.

Pabrik, adalah merupakan tempat dimana fungsi


teknis dari suatu perusahaan tersebut berada. Lokasi
dari pabrik tersebut sudah seharusnya untuk
direncanakan dengan tepat, karena pemilihan lokasi
pabrik yang asal saja akan dapat menimbulkan
berbagai macam kerugian dari perusahaan yang
bersangkutan. Sebaliknya pemilihan lokasi pab rik
yang tepat akan dapat menunjang kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan
oleh
perusahaan
yang
bersangkutan sehingga potensi untuk mendapatkan
keuntungan dari perusahaan yang bersangkutan
tersebut menjadi semakin besar. Dalam hal ini,
perusahaan perlu untuk mempertimbangkan berbagai
macam faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi
pabrik tersebut, kemudian mengadakan analisis
untuk pemilihan lokasi pabrik ini. Salah satu model
yang sering dikaitkan dengan masalah pemilihan
lokasi pabrik ini adalah model transportasi, di
mana model tersebut dapat dipergunakan untuk
mengadakan analisis guna menentukan letak dari unitunit produksi dalam perusahaan yang bersangkutan,
serta penempatan gudang pabrik sehingga dapat
diperoleh adanya minimisasi biaya transportasi dari
dalam perusahaan yang bersangkutan.
d.

Perencanaan letak fasilitas produksi.

Letak fasilitas produksi atau yang sering


disebut dengan layout pabrik, merupakan suatu hal
yang mempunyai pengaruh langsung terhadap
tingkat
produktivitas
dalam
perusahaan.
Penyusunan letak fasilitas produksi yang teratur
serta memenuhi persyaratan teknis yang telah
tentukan akan menunjang adanya efisiensi kerja serta
efektivitas pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan
yang bersangkutan. Pengaturan letak fasilitas produksi
yang
tidak
direncanakan
dengan
baik
akan
24

mengundang adanya inefisiensi dan menurunnya


efektivitas pelaksanaan kerja dalam perusahaan yang
bersangkutan.

e.

Perencanaan lingkungan kerja

Lingkungan kerja ini merupakan faktor yang


sangat pen ting pula di dalam perusahaan. Lingkungan
kerja yang bai akan mendukung adanya tingkat
produktivitas kerja yan tinggi, sehingga akan dapat
meningkatkan produktivita dari perusahaan yang
bersangkutan.
Lingkungan
kerja
in
sebaiknya
disiapkan oleh perusahaan agar dapat cocok dengan
kegiatan produksi yang ada dalam perusahaan
tersebut. Dengan adanya kecocokan dari lingkungan
keja dalam perusahaan tersebut, maka karyawan
perusahaan akan dapat bekerja dengan baik serta
dalam tingkat produktivitas yang tinggi. Turunnya
tingkat produktivitas kerja karyawan
dalam
perusahaan yang bersangkutan akan berakibat kepada
adanya turunnya produktivitas dari perusahaan
tersebut serta naiknya tingkat pemborosan yang terjadi
dalam perusahaan yang bersangkutan.
Dalam masalah lingkungan ker a dalam
perusahaan ini, terdapat tiga hal yang perlu untuk
diperhatikan oleh manajemen perusahaan tersebut.
Hal yang pertama adalah masalah pelayanan
karyawan perusahaan. Pelayanan karyawan yang
baik akan dapat menumbuhkan kepuasan kerja pars
karyawan perusahaan tersebut, yang akan berarti
dapat menimbulkan motivasi kerja yang cukup baik
dari masing-masing karyawan perusahaan tersebut.
Masalah yang kedua yang perlu mendapatkan
perhatian dalam hal ini adalah kondisi kerja dari para
karyawan perusahaan tersebut. Suara yang bising,
penerangan yang tidak cukup serta suhu udara yang
cukup mengganggu adalah merupakan contoh dari
25

adanya kondisi keja yang tidak baik dalam suatu


perusahaan.
Persoalan
yang
ketiga
adalah
masalah hubungan karyawan dalam perusahaan
tersebut. Hubungan antara para karyawan dalam
perusahaan yang baik akan dapat menimbulkan
ketenangan kerja, yang ini akan berarti para karyawan dalam perusahaan tersebut dapat bekerja dengan
tenang dan tertib.

f.

Perencanaan standar produksi.

Standar produksi ini akan merupakan hal


yang sangat penting di dalam perusahaan. Dengan
adanya standardisasi dalam perusahaan tersebut,
maka akan banyak keuntungan yang dapat diperoleh
oleh perusahaan yang bersangkutan. Adanya standar
produksi dalam perusahaan, para karyawan dalam
perusahaan tersebut akan mempunyai pegangan
untuk pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan,
sedangkan
manajemen
perusahaan
juga
akan
mempunyai beberapa kemudahan untuk mengadakan
pengendalian dari kegiatan produksi dalam perusahaan
ini, baik itu merupakan pengendalian bahan baku dan
biaya produksi, maupun pengenendalian tenaga kerja
dan lain sebagainya.
2.2. Sistem Pengendalian Produksi
Beberapa hal yang perlu untuk dibicarakan
dalam sistem pengendalian produksi ini adalah masalah
pengendalian proses produksi, pengendalian bahan
baku, pengendalian tenaga kerja, pengendalian
biaya
produksi,
pengendalian
kualitas
serta
pemeliharaan.

26

a.

Pengendalian proses produksi

Pengendalian proses produksi ini akan


menyangkut
beberapa
masalah
tentang
perencanaan dan pengawasan dari proses produksi
dalam suatu perusahaan. Produk apa dan berapa
yang akan diproduksikan pada suatu periode yang
akan datang, bagaimana penyelesaian proses
produksinya, kapan proses produksi untuk produk
tersebut akan dimulai dan kapan proses tersebut
seharusnya sudah selesai, dan lain sebagainya.
Persoalan-persoalan semacam ini sudah selayaknya
untuk direncanakan, dikoordinir dan dikendalikan sehingga proses produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan dapat berjalan dengan baik,sesuai
dengan rencana produksi yang telah disusun oleh
perusahaan tersebut.
b.

Pengendalian bahan baku

Bahan
baku
dalam
suatu
perusahaan
merupakan unsur yang sangat penting dalam
perusahaan yang bersangkutan. Ketiadaan bahan baku
dalam suatu perusahaan, akan berarti terhentinya
proses produksi dari dalam perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, di dalam sebuah
perusahaan tersedianya persediaan bahan baku untuk
keperluan proses produksi merupakan suatu hal
yang mutlak diperlukan. Suatu hal yang harus
dihindarkan oleh semua perusahaan adalah, jangan
sampai perusahaan tersebut terpaksa tidak dapat
melaksanakan
kegiatan
proses
produksi
dalam
perusahaannya, hanya dikarenakan tidak tersedianya
bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam
perusahaan tersebut.
c.

Pengendalian tenaga kerja


Dalam

pelaksanaan

kegiatan
27

produksi

dari

suatu perusahaan, tenaga kerja dalam perusahaan


tersebut akan mempunyai peranan yang cukup
penting. Tenaga kerja langsung yang benar-benar
menangani pelaksanaan produksi dalam suatu
perusahaan ini akan mempunyai peranan yang cukup
penting dalam penentuan baik dan buruknya
kualitas produk perusahaan yang bersangkutan.
Peranan tenaga kerja langsung dalam hal ini akan
semakin besar di dalam peru sah aan - peru sah aan yan g da l am pel aksan aan
produksinya mempergunakan mesin-mesin yang
bersifat umum, di mana ketelitian, keterampilan dan
kecakapan dari para karyawan yang menangani proses
produksi
dalam
perusahaan
tersebut
akan
mempunyai
akibat
yang
langsung
terhadap
produ k peru sah aan yang dihasilkannya .
d.

Pengendalian biaya produksi.

Biaya
produksi
yang
dikeluarkan
dalam
perusahaan yan melaksanakan proses produksi dalam
perusahaannya perlu untuk
direncanakan
dan
dikendalikan dengan sebaik-baik nya. Tingginya
harga pokok produksi akan berakibat kepada
tingginya
harga
pokok
penjualan
produk
perusahaan sehingga perusahaan akan mengalami
berbagai kesulita sehubungan dengan harga pokok
penjualan yang tinggi tersebut. Pemasaran produk
perusahaan yang bersangkutan akan merasakan
akibat yang tidak menguntungkan dengan adanya
harga pokok penjualan yang tinggi ini, sehingga
program-program pemasaran dalam perusahaan yang
bersangkutan tidak akan dapat terlaksana dengan
memuaskan.
e.

Pengendalian kualitas.

Kualitas produk mempunyai peranan yang


cukup penting pula di dalam rangka usaha untuk
28

mempertahankan
kelangsungan
hidup
dari
perusahaan yang bersangkutan. Berproduksi tanpa
memperhatikan kualitas hasil produksinya, akan
berakibat terancamnya kehidupan perusahaan tersebut
pada masa yang akan datang. Di samping
tersedianya banyak penawaran produk sejenis pada
dewasa ini, masyarakat umum yang menjadi
konsumen produk perusahaan ini pada umumnya
akan berfikir lebih kritis daripada tahun tahun yang
telah lalu, sehingga apabila akan mengadakan
pembelian produk selalu mempertimbangkan kualitas
dari barang yang dibelinya di samping harga produk
yang diperlukannya tersebut. Dengan demikian,
pengendalian kualitas ini sudah merupakan suatu
kebutuhan
bagi
perusahaan-perusahaan
yang
menginginkan adanya kemajuan dalam perusahaan
yang bersangkutan.
f.

Pemelihaman.

Dalam
pelaksanaan
operasi
produksi,
pemeliharaan akan merupakon bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan pelaksanaan operasi produksi
tersebut. Penggunaan sarana dan fasilitas produksi
yang terus-menerus, apabila tidak didukung dengan
pemeliharaan yang memadai, akan berakibat kepada
timbulnya kerusakan dari peralatan produksi yang
dipergunakannya tersebut dalam waktu yang relatif
singkat. Gangguan-gangguan pelaksanaan proses
karena peralatan produksi yang kurang terpelihara juga
akan semakin sering dalam perusahaan tersebut.
Pemeliharaan yang baik dan teratur kepada sarana
dan fasilitas produksi dalam perusahaan, akan dapat
menunjang kelancaran pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Hal
semacam ini akan semakin terasa untuk beberapa
perusahaan yang berproduksi untuk pasar, di mana
pada umumnya perusahaan-perusahaan semacam ini
29

akan mempergunakan mesin-mesin yang bersifat


khusus.
2.3. Sistim Informasi Produksi
Dalam pelaksanaan kegiatan produksi dalam
sebuah perusahaan semua kegiatan dalam perusahaan
tersebut akan merupakan kegiatan-kegiatan yang
saling berhubungan antara kegiatan satu dengan
kegiatan yang lain. Dengan demikian, walaupun
masing bidang bagian dalam perusahaan tersebut akan
melaksanakannya kegiatan dalam bagiannya sendirisendiri, namun pada hakikatnya kegiatan-kegiatan
tersebut
akan
saling
berhubungan
dan
akan
mempunyai ketergantungan antara kegiatan satu
dengan kegiatan lainnya. Secara lebih terperinci,
sistem informasi prodiiksi dalam perusahaan ini
akan dapat dilihat sebagai berikut.
a.

Struktur organisasi

Sistem informasi produksi akan selalu terkait


dengan struktur organisasi dalam perusahaan yang
bersangkutan. Ole karena itu di dalam penyusunan
sistem informasi produk dalam sebuah perusahaan,
perlu untuk diketahui terlebih dahulu struktur
organisasi yang dipergunakan oleh perusahaan yang
bersangkutan.
Apabila
struktur
ganisasi
dalam
perusahaan tersebut sudah diketahui maka sistem
informasi produksi dalam perusahaan tersebut akan
dapat
disusun
dengan
memperhatikan
apakah
perusalm tersebut merupakan suatu perusahaan
yang berproduk untuk pasar ataukah perusahaan
yang berproduksi untuk pesanan.
b.

Produksi atas dasar pesanan


Berproduksi

atas

dasar
30

pesanan

berarti

bahwa perusahaan akan melaksanakan kegiatan


produksi apabila terdapat pesanan yang masuk.
Informasi dari pesanan yang masuk sampai dengan
pelaksanaan produksi dalam perusahaan tersebut
sebaiknya diatur dengan sistem yang tepat, sehingga
semua bagian yang terlibat dengan pesanan tersebut
dapat mengetahuinya dengan pasti, serta dalam waktu
yang cepat. Bagian-bagian yang perlu segera
mengetahui adanya pesanan yang masuk tersebut
paling tidak adalah bagian produksi, bagian gudang
bahan baku, bagian gudang barang jadi,serta
bagian-bagian yang lain yang akan ditentukan oleh
pimpinan perusahaan yang bersangkutan.
c.

Produksi untuk pasar

Perusahaan-perusahaan yang berproduksi


untuk pasar ini akan mempunyai sifat yang berbeda
apabila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
yang berproduksi untuk pesanan tersebut di atas.
Untuk perasahaan-perusahaan semacam ini, baik
terdapat pesanan maupun tidak, perusahaan tetap
akan
melaksanakan
proses
produksi
dalam
perusahaannya. Penentuan pelaksanaan kegiatan
produksi tidak akan didasarkan pada pesanan yang
ada dalam perusahaan tersebut, melainkan akan
ditentukan
berdasarkan
beberapa
pertimbangan
dalam perusahaan yang bersangkutan.

2.4. Soal-soal
1. Sebutkan ada berapa ruang lingkup dari
manajemen produksi serta jelaskan masingmasing ruang lingkup tersebut dengan jelas dan
lengkap.

31

2. Sebutkan beberapa hal yang yang perlu


diperhatikan
dalam
perencanaan
sistim
produksi, serta jelaskan secara singkat masingmasing hal tersebut.
3. Sebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam sistim pengendalian produksi, serta
jelaskan secara singkat masing-masing hal
tersebut.
4. Jelaskan apa maksud perusahan berproduksi
berdasarkan pesanan
dan
untuk pasar,
sertakan contoh perusahaan yang melakukan
kedua kegiatan tersebut.

32

BAB 3
JENIS-JENIS PROSES
PRODUKSI

Tujuan intruksional Khusus:


Setelah
mempelajari
seluruh
materi
perkuliahan jenis-jenis Produksi Mahasisiwa
diharapakan mampu untuk:
4.
5.
6.

Memahami
proses
produksi
ditinjau dari segi ujud.
Memahami
proses
produksi
ditinjau dari segi arus produksi.
Memahami
proses
produksi
ditinjau dari keutamaan proses
produksi.

Rincian Proses Produksi


Sebagaimana diketahui, proses produksi adalah
merupakan suatu metode mauaupun teknik bagaimana
penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru,
dilaksanakan
dalam
perusahaan.
Untuk
dapat
memisahkan jenis proses produksi dalam perusahaan
dengan baik, maka kita perlu untuk mengetahui
terlebih dahulu dari mana atau dari sudut
pandangan apa kita akan mengadakan pemisahan
jenis dari proses produksi dalam perusahaan
tersebut.
Adapun proses produksi dalam perusahaan ini pada
33

umumnya akan dapat dipisahkan menurut beberapa


segi, yaitu menurut ujud proses, menurut arus proses
dan menurut keutamaan proses dalam perusahaan
yang bersangkutan.

3.1.proses Produksi Ditinjau Dari Segi


Ujud
Pemisahan proses produksi menurut ujud proses
produksi dalam perusahaan ini pada umumnya akan di
kaitkan dengan masalah-masalah umum dan bidang
produksi
masing-masing
perusahaan
yang
bersangkutan. Di samping hal tersebut, pada
umumnya kebijaksanaan-kebijaksanaan umum yang
ada baik dari asosiasi
perusahaan maupun dari
pemerintah
akan
dikaitkan
dengan
jenis
pioduksi bila dilihat dari ujud proses produksi ini.
Alas dasar ujud dari
proses produksi
yang
dilaksanakan dalam masing-masing perusahaan yang
ada, maka proses produksi tersebut opat dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

a. Proses Produksi Kimiawi


Dimaksudkan dengan proses produksi kimiawi adalah
merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan
kepada adanya proses analisa atau sintesa serta
senyawa
kimia.
Proses
semacam
ini
akan
dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan yang karena
sifat dari produk perusahaan yang bersangkutan
menuntut adanya perubahan-perubahan kimiawi dalam
pelaksanaan proses produksi dari perusahaan yang
bersangkutan.
b. Proses Produksi Perubahan Bentuk

34

Proses produksi perubahan bentuk adalah merupakan


proses produksi di mana dalam pelaksanaan proses
produksi tersebut dititikberatkan kepada adanya
perubahan bentuk dari masukan (input menjadi
keluaran (output). Dengan adanya perubahan bentuk di
barang yang diproses dalam proses produksi yang
dilaksanak dalam perusahaan yang bersangkutan ini,
maka akan didapatkan penambahan manfaat atau
faedah dari barang tersebut, apabila di bandingkan
dengan sebelum masuk dalam proses produksi.
C. Proses Produksi Assembling
Proses produksi assembling merupakan suatu
proses prodduksi yang di dalam pelaksanaan proses
produksinya akan lebih mengutamakan kepada proses
penggabungan (assembling) dari kompnen-komponen
produk
dalam
perusahaan
yang
bersangkut.
Perusahaan
yang
melaksanakan
proses
penggabungan ini belum tentu memproduksikan
semua
komponen
produk
yang
akan
dipergunakannya, akan tetapi banyak terjadi
bahwa komponen produk perusahaan tersebut akan
dibeli dari perusahaan yang lain

d. Prose Produksi Transportasi


Produksi transportasi adalah merupakan suatu
proses produksi dengan jalan menciptakan jasa
pemindahan
tempat
dari
baranga
ataupun
manusia/orang.
Dengan
adanya
pemindahan
tersebut,
maka
barang
atau
orang
yang
bersangkutan
ini
akan
mempunyai kegunaan atau merasakan adanya
tambahan manfaat.

35

e.

Proses

Produksi

Penciptaan

Jasa

Administrasi
Yang dimaksudkan dengan proses produksi
penciptaan jasa administrasi ini adalah merupakan
suatu proses produksi yang memberikan jasa
administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang lain
atau lembaga-lembaga lain yang memerlukannya.
Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan
penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh
masing-masing perusahaan yang memerlukannya akan
merupakan jasa administrasi yang diproduksikan
oleh
perusahaan-perusahaan
semacam
ini.
Pengambilan keputusan dalam perusahaan yang
bersangkutan akan dapat dilakukan dengan lebih
cepat dan tepat, apabila perusahaan tersebut
mempunyai data dan informasi yang disajikan dengan
rapi dan teratur. Dengan data dan informasi dari dalam
perusahaan yang bersangkutan tersebut, pengambilan
keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan
yang bersangkutan akan mempunyai landasan yang
kuat.
3.2. Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Arus
Proses Produksi
Yang dimaksud dengan arus proses produksi
dalam hal ini adalah aliran produksi dari bahan
baku
sampai
dengan
menjadi
produk
akhir dari perusahaan yang bersangkutan. Aliran
proses yang dimakan adalah urutan pekerjaan yang
dilakukan
dalam
pelaksanaan
dalam perusahaan tersebut, yaitu sejak dari
bahan baku barang dalam proses sampai dengan
barang jadi. Ditinjau dari segi arus proses produksi
36

ini, perusahaan-perusahanan pada umumnya akan


dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu beberapa
perusahaan yang melaksanakan proses produksi
dalam perusahan yang bersangkutan mempunyai
urutan proses yang selalu sama dari hari ke hari.
Dengan kata lain, pelaksanaan proses produksi
dalam
perusahaan
tersebut
akan
selalu
mempergunakan pola atau urutan proses yang
sama. Bagian yang kedua adalah perusahaanperusahan yang tidak selalu sama, atau dengan
kata lain di dalam pelaksanan proses produksi
dalam perusahaan tersebut akan mempergunakan
poses atau urutan pelaksanaan produksi yang
berbeda antara satu hari dengan hari yang lain.
Proses produksi dengan urutan proses yang
sama ini pada umu nya sering disebut dengan
proses produksi terus-menerus, sedangk proses
produksi dengan urutan yang tidak selalu sama
seringkali disebut dengan proses produksi terputusputus.

a. Proses Produksi Terus-menerus


Proses produksi terus-menerus ini sering pula
disebut deng proses produksi kontinyu (continous
process). Pada proses produksi terus-menerus ini
terdapat pola atau urutan yang pasti dan tidak
berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi dari
perusaha Yang bersangkutan. Pola atau urutan
pelaksanaan produksi dalam perusahaan ini akan
selalu sama antara pelaksanaan produksi pada waktu
yang lalu (periode yang telah lalu),pada saat
sekarang dan pada waktu yang akan datang.
b. proses Produksi Terputus-putus

37

Proses produksi terputus-putus ini seringkali


disebut pula sebagai produ ksi
i n ter me tt en
(i n te rmi tte n t p r oc e s s). Dal am p el ak s an aan
produ ksi
den gan
mempe rgu n akan
pro ses
produ ksisesema cam ini akan terdapat beberapa
pola atau urutan pelaksanaan prioduksi dalam
perusahaan yang bersangkutan. Pola atau urutan
pelaksanaan produksi yang dipergunakan pada hari ini,
mungkin berbeda dengan pola atau urutan
pelaksanaan proses yang telah dipergunakan pada
bulan yang telah lalu. Demikian pulaatau urutan
pelaksanaan produksi yang dipergunakan pada
saat
sekarang
ini
barangkali
tidak
akan
dipergunakan pada pelaksanaan
produksi untuk
bulan yang akan datang.

3.3.
Proses
produksi
Ditinjau
Keutamaan Proses Produksi

Dari

Dalam pelaksanaan proses produksi dalam


perusahaan, kaadang-kadang terdapat beberapa proses
produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan yang
bersangkutan pada saat yang sama. Proses produksi
yang dilaksanakan tersebut tentunya akan memerlukan
pengawasan
proses
yanng
cukup,
sehingga
pelaksanaan dari proses produksi dalam perusahaan ini
akan dapat berjalan dengan baik serta mendapatkan
hasil yang memadai pula.
Atas dasar keutamaan proses ini, proses produksi
dalam perusahaan pada umumnya akan dapat
dipisahkan
menjadi
dua
kelompok,
kelompok pertama adalah yang disebut dengan proses
produksi utama, kelompok yang kedua adalah proses
produksi bukaan utama.Yang dimaksud dengan proses
produksi utama dalam hal ini adalah proses produksi di
mana proses produksi tersebut sesuadengan tujuan
produksi
dari
didirikannya
perusahaan
yang
bersangkut, sedangkan proses produksi bukan utama
38

adalah merupakan proses yang


dilaksanakan
sehubungan dengan adanya berbagai kepentingan
khusus dalam perusahaan yang bersangkutan.
Adapun yang termasuk di dalam kelompok
proses produksi utama ini adalah proses produksi
terus-menerus, proses produksi terputus-putus,
proses produksi proses, proses Produksi proses
ya sama, proses Produksi proyek khusus serta
proses produksi industri berat. Sedangkan yang
termasuk di dalam kelompok proses produksi bukan
utama ini antara lain adalah penelitian, model,
prototype, percobaan, demonstrasi dan lain. sebagainya.

a. Produksi Terus-menerus
Yang
dimaksud dengan proses produksi
teru s men eru s di sini adalah merupakan suatu
proses produksi yang mempunya pola atau urutan
yang selalu sama dalam pelaksanaan proses
produksi di dalam, perusahaan yang bersangkutan

b. Pros es P roduk si T erputu s -putu s


Sebagaimana di dalam proses produksi terusmenerus, maka yai dimaksudkan dengan proses
produksi terputus-putus ini adalah merupakan proses
produksi terputus-putus seperti pada pemisahan
proses produksi atas dasar arus proses produksi.
Dengan demikian yang dimaksudkan dengan proses
produksi terputus-putus ini adalah merupakan suatu
proses produksi di mana arus proses yang ada
dalam perusahaan tersebut tidak selalu sama. Nanmun
demikian,
dalam
pemisahan
proses
produksi
berdasarkan keutamaan proses produksi ini, proses
produksi terputus-putus adalah merupakan proses
39

produksi yang sederhana saja.


C.

Proses Produksi Proses

Proses produksi proses ini merupakan suatu


proses produksi di mana pelaksanaan pengolahan
bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir
akan melalui suatu proses persenyawaan atau
pemecahan. Dengan demikian pelaksanaan proses
produksi dalam
perusahaan semacam ini akan lebih banyak
ditentukan oleh sifat dari bahan baku dan/bahan
pembantu yang dipergunakan dalam proses produksi
tersebut. Dalam proses produksi semacam ini ketelitian
dan ketepatan dari proses persenyawaan maupun peme
cahan
yang
dilaksanakan
akan
mempunyai
pengaruh yang tidak kecil terhadap jalannya proses
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan
tersebut.
d.

Produksi Proses yang Sama

Prose
pioduksi proses yang sama adalah
merupakan type proses produksi di mana terdapat
beberapa pekerjaan serta urutan yang dilaksanakan
dalam proses produksi adalah sama, akan tetapi akan
menghasilkan produk yang berbeda-beda.

e. Proses Produksi Proyek Khusus


Sesuai dengan namanya, proses produksi
proyek khusus adalah merupakan suatu proses
prodaksi yang dilaksanakan karenaadanya beberapa
program secara khusus atau adanya kepenting,
khusus.
Apabila
proses
produksi
yang
dilaksanakan dalam sesuatu program tersebut
sudah selesai, maka ini berarti proses produksi
40

tersebut sudah selesai pula. Dengan demikian


proses
produksi
proyek
khusus
ini
akan
merupakan suatu proses produki yang apabila
produk yang diharapkan sudah selesai dikerjakai
akan berarti proses produksi tersebut dapat
segera diakhiri. Pada umumnya proses produksi
semacam ini akan dilaksanak sehubungan dengan
adanya permintaan atau order yang bersifat khusus
f. Proses Produksi Industri Berat
Proses produksi industri berat ini tidak
termasuk di dalam berbagai jenis proses produksi
di atas, oleh karena di dalam proses produksi
semacam ini akan terdapat berbagai macam aktivitas
sehubungan dengan penyelesaian produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan yang sangat kompleks.
Sedemikian kompleksnya
pelaksanaan
produksi
dalam perusahaan semacam ini sehingga pada
umumnya pelaksanaan produksi dalam perusahaan ini
akan dibagi lagi ke dalam berbagai macam subproses yang nantinya akan dilaksanakan proses
pemasangan atau assembling dari hasil sub-proses
yang ada dalam perusahaan tersebut.
Dengan dilaksanakannya sub-proses dari
masing-masing bagian dalam perusahaan yang
bersangkutan ini, maka di dalam setiap bagian yang
melaksanakan sub-proses tersebut akan terdapat
kemungkinan penggunaan jenis proses produksi yang
berbeda-beda. Dalam perusahaan semacam ini akan
dapat terjadi suatu bagian mempergunakan proses
produksi
terus-menerus,
bagian
yang
lain
mempergunakan proses produksi terputus-putus,
sedang bagian yang lainnya lagi mempergunakan
proses produksi yang lain pula. Namun demikian,
keluaran (output) dari masing-masing bagian
dalam perusahaan tersebut akan merupakan
masukan
(input)
bagi
bagian
pemasangan
41

(assembling) atau bagian penyelesaian (finishing).

3.5. Soal-Soal

1. Proses produksi dapat dipisahkan dalam


bebrapa segi, sebutkan
dan jelaskan
perincian bagiannya dengan seingkat.

2. Apa yang di maksud dengan proses produksi


industri
berat,
proyek
khusus,proses.
Terangkan dengan jelas.

42

BAB 4
POLA DAN SISTEM PRODUKSI
Tujuan intruksional Khusus:
Setelah
mempelajari
seluruh
materi
perkuliahan
pola
dan
sistem
produksi
Mahasisiwa diharapakan mampu untuk:
7. Memahami pengertian jenis pola
produksi .
8. memilih jenis pola Produksi.
9. Memahami sistim produksi dalam
perusahaan.
10. Mengetahui
masukan
sistim
Produksi.
11. Mengetahui
keluaran
sistim
Produksi.
4.1.Pengertian dan Jenis Pola Produksi
Pola produksi, sering didefinisikan sebagai
distribusi dari produksi tahunan ke dalam periode
yang lebih kecil (misalnya bulanan atau mingguan
atau unit waktu yang lainnya). Dengan demikian yang
dimaksud dengan pola produksi ini adalah bagaimana
jumlah produksi selama satu tahun ini akan
didistribusikan ke dalam masing-masing bulan,
minggu dan sebagainya. Dengan kata lain dapat
disebutkan bahwa seandainya jumlah produksi
43

yang direncanakan selama satu tahun adalah


120.000 unit, maka besarnya tingkat produksi yang
akan dilaksanakan untuk bulan Januari, Februari,
Maret
dan
lain
sebagainya,
akan
ditentukan
berdasarkan pola produksi yang dipergunakan dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Terdapat tiga jenis dari pola produksi yang
ada di dalam perusahaan, yaitu pola produksi konstan,
pola produksi bergelombang dan pola produksi
moderat. Adapun yang dimaksud dengan masingmasing jenis pola produksi tersebut adalah seperti
berikut ini:
a. Pola Produksi Konstan
Dimaksudkan dengan pola produksi konstan
adalah merupakan suatu distribusi dari jumlah
produksi selama satu tahun ke dalam jumlah
produksi setiap bulan, di mana jumlah produksi
dari bulan ke bulan tersebut adalah sama atau relatif
sama.
Sebagai konsekuensi dari adanya jumlah produksi yang
sama atau relatif sama untuk setiap bulan ini,
maka
fluktuasi
penjualan
yang ada dalam
perusahaan tersebut akan berpengaruh langsung
kepada tingkat persediaan barang jadi yang ada
dalam perusahaan yang bersangkutan
b.Pola Produksi Bergelombang
Pola produksi bergelombang ini seakanakan merupakan kebalikan dari pola produksi
konstan atau pola produksi yang lebih mementingkan
adanya stabilitas produksi. Dimaksudkan dengan
pola produksi bergelombang ini adalah merupakan
44

suatu distribusi dari jumlah produksi selama satu


tahun ke dalam jumlah produksi setiap bulan, di
mana jumlah produksi dari bulan ke bulan tersebut
adalah selalu berubah mengikuti perubahan tingkat
penjualan dalam perusahaan yang bersangkutan.
Dengan demikian, pada perusahaan-perusahaan yang
mempergunakan pola produksi semacam ini, pada
umumnya jumlah produksi setiap bulannya akan
selalu sama dengan jumlah penjualan produk
perusahaan tersebut pada bulan yang sama.
c. Pola Produksi Moderat
Pole produksi moderat ini merupakan suatu
distribusi jumlah produksi selama satu tahun ke
dalam jumlah produksi setiap bulan di mana baik
jumlah produksinya maupun jumlah persediaan
barang jadi yang ada dalam perusahaan yang
bersangkutan ini akan berubah-ubah untuk menutup
perubahan-perubahan yang ada di dalam penjualan
produk perusahaan tersebut. Dengan kata lain,
perubahan yang terjadi dalarn penjualan produk
perusahaan setiap bulannya, akan bersama-sama
ditutup oleh perubahan persediaan barang jadi dan
kegiatan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Dengan demikian pola produksi
moderat ini adalah merupakan suatu pola produksi
yang
berada
di
tengah-tengah
apabila
diperbandingkan dengan kedua jenis pola produksi

4.2.Pemilihan

Pola Produksi

Pemilihan pola produksi yang berbeda akan


menimbulkan
akibat
yang
berbeda
terhadap
perubahan-perubahan jumlah persediaan dan jumlah
produksi yang berbeda. Keadaan ini seharusnya
dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan yang
45

bersangkutan, untuk menentukan pola produksi


yang akan diterapkan dalam perusahaannya. Suatu hal
yang sangat perlu untuk diperhatikan dalam hal ini
adalah, sesuai dengan prinsip efisiensi, maka pola
produksi yang akan dipilih adalah merupakan pola
produksi akan mendapatkan penghematan biaya
produksi dalam perusahaan bersangkutan. Dengan
demikian sekarang yang menjadi masalah adalah,
apakah perusahaan akan mendapatkan penghematan
yang sama apabila terjadi perubahan-perubahan yang
sama dalam tingkat produksi yang ada dalam
perusahaan tersebut dengan jumlah persediaan yang
ada. Dengan dermikian, untuk penentuan pola produksi
ini di samping adanya keterbatasan dalam kapasitas
yang tersedia, tenaga kerja yang ada dan lain
sebagainya, selayaknya mempertimbangkan tambahan
biaya penyimpanan.Dimaksudkan dengan tambahan
biaya penyimpanan adalah biaya penyimpanan yang
harus dikeluarkan lagi sehubungan dengan adanya
tambahan jumlah unit barang jadi yang disimpan dalam
perusahaan tersebut.
4.3. Sistim Produksi Dalam Perusahaan
Sistem produksi dalam perusahaan ini akan
terdiri dari beberapa sub-sistem, di mana masingmasing sub-sistem ini akan mempunyai elemen
atau unsur yang membentuk sub-sistem tadi. Subsistem dari sistem produksi dalam perusahaan ini
antara lain adalah produk yang dapat diproduksikan,
lokasi pabrik (fungsi teknis) yang dipergunakan oleh
perusahaan tersebut, letak atau susunan fasilitas
produksi (mesin dan peralatan produksi yang lain)
dalam
perusahaan,
lingkungan
kerja
yang
dipersiapkan oleh perusahaan serta standar produksi
yang berlaku dalam perusahaan yang bersangkutan.
Beberapa
hal
tersebut
merupakan
sub-sistem
produksi,
yang
secara
bersama-sama
akan
membentuk sistem produksi dalam perusahaan yang
46

akan datang. Keuntungan yang dapat diperoleh dengan


adanya tempat atau lokasi pabrik yang tepat ini antara
lain adalah terdapatnya beberapa kemudahan yang
dapat diperoleh perusahaan dalam pelaksanaan
produksinya, sehingga perusahaan akan dapat
berkembang den gan baik pada masa-masa yang
akan datang. Di samping itu dengan lokasi pabrik
yang tepat, perusahaan akan dapat memperoleh
beberapa penghematan sehubungan dengan berbagai
kegiatan transportasi baik itu merupakan pengangkutan
bahan ke dalam perusahaan maupun pengangkutan
produk menuju pasar dari produk perusahaan tersebut.
Apabila perusahaan dapat memperoleh penghematan
yang cukup besar, maka akan berarti potensi
perusahaan tersebut untuk berkembang adalah
semakin besar. Sistem produksi dalarm perusahaan
ini perlu untuk dipersiapkan oleh perusahaan yang
bersangkutan sebelum melaksanakan proses produksi.
Apabila sistem produksi dalam perusahaan ini telah
selesai dipersiapkan dan sudah saatnya dipergunakan
untuk melaksanakan operasi produksi, maka pada
umumnya sebelum perusahaan melaksanakan Produksi
secara besar-besaran akan didahului dengan proses
produksi percobaan dengan mempergunakan sistem
produksi yang telah dipersiapkan tersebut.
4.4. Masukan Sistim Produksi
Untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu
perusahaan, diperlukan adanya beberapa masukan
untuk sistem produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan. Beberapa masukan yang diperlukan
untuk sistern, produksi dalam perusahaan antara lain
adalah bahan baku yang dipergunakan dalam
perusahaan tersebut, tenaga kerja langsung yang
diperlukan, dana yang tersedia untuk modal kerja,
terutama dalam hal ini adalah guna pembiayaan
bahan baku serta tenaga kerja langsung. Tenaga yang
dipergunakan dalam perusahaan tersebut serta hal-hal
47

lain yang diperlukan dalam sistem produksi dalam


perusahaan yang bersangkut-an. Termasuk dalam
hal-hal lain yang diperlukan ini adalah bahan
pembantu, perlengkapan dan lain sebagainya guna
menunjang pelaksanaan produksi dalam perusahaan
yang bersangkutan
4.5 Keluaran Sistim Produksi
Pada umumnya keluaran (output) dari
sistem produksi adalah iiierupakan produk atau
jasa yang merupakan hasil dari kegiatan pro(ILiksi
dalam perusahaan. Produk (dan jasa) dalam
perusahaan tersebut tidak akan menyimpang dari
produk (dan jasa) yang telah direncanakan dalam
sistem Produksi perusahaan, sehingga pelaksanaan
kegiatan produksi dalam perusahaan tersebut akan
merupakan pelaksanaan dart kegiatan yang sudah
mempunyai pola tertentu, di mana pola tersebut sudah
terdapat dalam sistem produksi perusahaan. Pelaksanaan
produksi dalam perusahaan pada umumnya akan
mengikuti pola dari sistem produksi, sehingga hasil
yang diperoleh perusahaan juga tidak akan menyimpang dari ketentuan yang ada dalam sistem
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
Dengan adanya masukan sistem produksi
dalam perusahaan tersebut maka perusahaan yang
bersangkutan akan dapat melaksanakan kegiatan
produksi dengan mempergunakan sistem produksi
yang ada dalam perusahaan tersebut.
4.6. Soal-Soal
1. Jelaskan pengertian dari jenis pola produksi serta
sebutkan jenis pola produksi yang ada, terangkan
dengan jelas dan benar.
2.

Apa yang
produksi.

dimaksud

dengan

48

masukan

sisitim

3. Jelaskan denga singkat apa yang saudara ketahui


tentang sistim produksi dalam perusahaan.

BAB 5

STRATEGI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Tujuan intruksional Khusus:


Setelah
mempelajari
seluruh
materi
perkuliahan
strategi
pengambilan
keputusan Mahasisiwa diharapakan mampu
untuk:
1. Memahami
proses
pengambilan
keputusan.
2. Memahami
Kerangka
Pengambilan
Keputusan.
3. Mengetahui Kriteria Pengambilan
5.1. Proses Pengambilan Keputusan
Dalam pelaksanaan produksi, pada umumnya
kepala
bagian
produksi
ataupun
Pimpinan
Perusahaan selalu dihadapkan kepada adanya
beberapa permasalahan yang selalu muncul di dalam
perusahaan tersebut. Agar supaya keputusan yang
diambil oleh perusahaan tersebut dapat bermanfaat
dengan baik, perlu mempergunakan pola pengambilan
keputusan yang benar pula. Pembuatan keputusan
dapat digambarkan sebagai suatu urutan langgkah49

langkah. : perumusan masalah, pengembangan


alternatif-1lernatif,
evaluasi
alternatif-alternatif,
pemilihan, implementasi dan hasil
keputusan.
Walaupun langkah-langkah ini disusun dalam
urutan logik, tetapi tidak perlu selalu diselesaikan
satu sesudah yang lain. Maka dalam hal interasi atau
proses ulang mungkin diperlukan langsung dalam
permasalahan yang dihadapi, sehinggga analisis yang
dilaksanakan tersebut dapat benar-benar menndukung
pengambilan
keputusan
yang
diperlukan
dalam
perusahaan.
5.2. Kerangka Pengambilan Keputusan
Langkah-langkah
yang
diperlukan
dalam
pengambilan
keputusan
ini
akan
bervariasi
menjadi beberapa macam, namun pada dasamya
akan melalui tahap-tahap tertentu seperti
berikut ini:

a.

Penemu an/P erum usa n Ma sa la h

Sehubungan
dengan
pelaksanaan
pengambilan keputusan pada suatu perusahaan,
sebelum perusahaan menentukan sikap atau
langkah lebih jauh perlu kiranya perusahaan
tersebut mencari kejelasan dari permasalahan yang
dihadapinya. Di dalam hal ini nampaknya perlu untuk
dipertanyakan apakah memang terdapat suatu
permasalahan
dalam
hal ,
tersebut,
ataukah
permasalahan yang ada tersebut merupakan suatu
akibat dari permasalahan yang lain. Dengan kata
lain, dalam hal semacam ini perlu dicari sumber
permasalahan yang ada di dalam perusahaan yang
bersangkutan. Apabila permasalahan yang ada di
dalam perusahaan ini sudah nampak jelas, maka
perusahaan mulai memasuki langkah yang kedua
50

dalam pengambilan keputusan ini.

b.

Pemil iha n Mod el P emecah an Ma sa lah

Untuk mengadakan pemecahan masalah


yang ada di dalam perusahaan tersebut, pada
umumnya perusahaan akan dapat mempergunakan
model pemecahan masalah yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang
bersangkutan. Penggunaan model yang sesuai ini
sangat diperlukan dalam perusahaan, karena dengan
model tertentu perusahaan akan dapat mengadakan
analisis terhadap masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut dengan lebih baik. Pemecahan
masalah dengan mempergunakan model tertentu ini
akan mempunyai langkah yang pasti dan teratur,
sehingga pemecahan masalah di sini tidak lagi
bersifat coba-coba. Namun demikian yang perlu
untuk mendapatkan perhatian di sini adalah
bagaimana perusahaan tersebut dapat menentukan
model tertentu untuk pemecahan masalah yang ada
di
dalam
perusahaan
yang
bersangkutan.
Pemilihan model yang tidak tepat, akan membawa
akibat kepada adanya ketidaktepatan keputusan yang
diambil oleh perusahaan untuk pemecahan masalah
tersebut.
C. Pengumpulan Data
Setelah permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan tersebut mempunyai kejelasan, atau
terdapat permasalahan yang jelas dalam perusahaan
yang bersangkutan maka perusahaan perlu mengadakan
pengumpulan
data
yang
diperlukan
sehubungan
dengan
adanya
masalah
yang
dihadapi oleh perusahaan tersebut. Data yang
51

dikumpulkan ini tentunya disesuaikan dengan


kebutuhan data sehubungan dengan masalah yang
dihadapi serta model pemecahan masalah yang akan
dipergunakan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Menurut sumbernya, data ini akan dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang akan
dikumpulkan oleh perusahaan langsung kepada
sumber data aslinya (responder atau obyek penelitian),
sedangkan
data
sekunder
adalah
merupakan data yang sudah dikumpulkan oleh
peneliti terdahulu, atau data yang sudah dipersiapkan
(dikumpulkan dan/diolah) oleh lembaga/institusi
yang lain. Sedangkan pengumpulan data oleh
perusahaan yang bersangkutan ini dapat dilaksanakan
dengan
beberapa
jalan,
antara
lain
dengan
mengadakan pengamatan atau observasi (baik secara
langsung
maupun
tidak
langsung),
dengan
mempergunakan daftar pertanyaan (baik dengan cara
wawancara langsung ataupun di kirim kepada
obyeknya, kemudian dikirim kembali oleh obyek
yang bersangkutan setelah daftar pertanyaan tersebut
terisi dengan baik.
d. A n a l i s i s D a t a
Apabila
data
yang
diperlukan
oleh
perusahaan tersebut sudah dapat dikumpulkan
dengan baik, maka manajemen perusahaan akan
dapat melaksanakan analisis data tersebut. Analisis
data ini tentunya akan mengikuti beberapa model
yang sudah ditentukan untuk dipergunakan dalam
pemecahan masalah ini. Beberapa analisis dapat
dibuat oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan
sehubungan dengan usaha pemecahan masalah
yang sedang dihadapi oleh perusahaan tersebut.
Dengan adanya beberapa model analisis yang
dipergunakan tersebut, maka akan terdapat beberapa
alternatif pemecahan masalah yang akan dapat
52

dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan.

e. Rangking Alternatif
Beberapa alternatif yang dihasilkan oleh
beberapa
analisis
yang
dilaksanakan
dalam
perusahaan
tersebut
masing-masing
akan
mempunyai beberapa kelemahan dan kelebihan.
Manajemen
perusahaan
yang
bersangkutan
selayaknya akan mengadakan pengujian terhadap
masing-masing alternatif tersebut apabila diterapkan
dalam
perusahaannya,
sehingga
manajemen
perusahaan akan dapat mengetahui dampak apa
saja yang akan terjadi apabila perusahaan
melaksanakan alternatif tersebut. Sehubungan
dengan hal ini manajemen perusahaan akan dapat
menyusun rangking dari masing-masing alternatif
pemecahan masalah yang ada tersebut, dimulai dari
alternatif pemecahan masalah yang paling layak
untuk diterapkan di dalam perusahaan tersebut
sampai dengan seluruh alternatif yang ada menurut
analisis yang telah dilaksanakan oleh manajemen
perusahaan yang bersangkutan.
f. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan kepada rangking alternatif yang
telah dapat disusun dalam perusahaan tersebut
dicoba untuk dilihat kemungkinan penerapannya
dalam perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal
ini
perusahaan
selayaknya
memperhitungkan
berbagai
macam
faktor
yang
ada
dalam
perusahaan tersebut apabila alternatif tersebut
dipergunakan sebagai pemecahan masalah yang ada
dalam
penilai
anallternatif-alternatif
sampai
53

pemilihannya.
Definisi
pembuatan
keputusan
sebagai proses ini dapat diperluas lebih lanjut
untuk mencakup implementasi keputusan dan
pengawasan
hasil-hasil
keputusan
untuk
menentukan
apakah
keputusan
tambahan
diperlukan.
Dengan diterapkannya alternatif pemecahan
tersebut keuntungan apa saja yang akan diperoleh
serta kerugian apa yang akan terjadi perlu
dipertimbangkan dengan baik dan secermat
mungkin pimpinan perusahan. Dukungan peralatan
dan fasilitas lain yang ada terhadap alternatif
pemecahan masalah tersebut perlu pula dipergunakan
sebagai
bahan
pertimbangan.
Alternatif
pemecahan masalah yang mempunyai kemungkinan
penerapan yang paling besar ini diputuskan untuk
dilaksanakan dalam perusahaan tersebut.
5.3. Kriteria Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan ini sangat s ering
dipergunakan dalam perusahaan untuk menghadapi
permasalahan yang timbul dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Sebagaimana
diketahui,
manajemen perusahaan pada umumnya akan selalu
dihadapkan kepada pengambilan keputusan atau
penentuan langkah yang harus diambil dari sekian
alternatif yang ada, sehingga dengan demikian pola
pengambilan keputusan ini akan sangat banyak
berguna bagi masing-masing perusahaan pada
umumnya. Bagan di bawah berikut ini akan
menunjukkan pola pengambilan keputusan yang
seringkali dipergunakan dalam perusahaan-peruhaan pada umumnya.
Pembuatan keputusan merupakan elemen
penting manajemen produksi. Karena semua
manajer produksi harus membuat keputusan54

keputusan. Keputusan-keputusan manajer operasi


akan menentukan efektivitas dan efisiensi fungsifungsi produktif.
Pembuatan keputusan dapat dipandang dari
berbagai perspektif yang berbeda. Dari sudut
pandangan sempit, pebuatan keputusan adalah
kegiatan pemilihan di antara berbagai alternatif
yang berbeda (choice making). Dari sudut pandangan
lebih luas pemmbuatan keputusan menggambarkan
proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih
sebagai
penyelesaian
suatu
masalah
tertentu.
Pembuatan keputusan
merupakan
keseluruhan
proses
pencapaian
suatu
keputusan,
dari
identifikasi masalah awal melalui pengembangan dan
pembatan keputusan.

55

Gambar 5.1.Kerangka Pengambilan


Keputusan

Masalah/problema

Penentuan Model

Pengumpulan Data

Analisa Data

Rangking Alternatif

Keputusan

Pelaksanaan

56

5.4. Soal-Soal
1.

Jelaskan pengertian pembuat dan pengambilan


keputusan dalam suatu perusahaan.

2.

Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah


pengambilan keputusan.

3.

Apa akibat apabila pemimpin perusahaan dalam


mengmbil keputusan tidak memperhatikan
langkah-langkah yang benar.

57

BAB 6
MENENTUKAN PRODUK
PERUSAHAAN
Tujuan intruksional Khusus:
Setelah
mempelajari
seluruh
materi
perkuliahan
menentukan
produk
perusahaan Mahasisiwa diharapakan mampu
untuk:
12. Merencanakan
jenis
produkyang akan dibuat.
13. Meneliti Produk yang akan di
buat.
14. Menyeleksi jenis-jenis produk
yang sesuai.
15. Mendesain produk yang akan
di buat.
16. Memilih Teknologi yang sesuai
dengan jenis Produk.
6.1. PERENCANAAN PRODUK
Pada umumnya sebelum suatu perusahaan
melaksanakan kegiatan operasinya, atau kadangkadang sebelum perusahaan tersebut didirikan, perlu
ditentukan terlebih dahulu produk apa yang akan dapat
diproduksikan oleh perusahaan tersebut. Setiap
58

perusahaan akan dihadapkan pada pengambilan


keputusan tentang produk (dan jasa) apa saja
yang akan dapat diproduksikan oleh perusahaan yang ,
bersangkutan. Keputusan tentang produk apa saja
yang akan dapat diproduksikan oleh perusahaan ini
sudah selayaknya untuk dipertimbangkan dengan
cermat dan teliti, oleh karena keputusan tentang
produk yang akan dapat diproduksikan ini seterusnya
akan dipergunakan dalam jangka waktu yang cukup
panjang di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Produk yang dapat diproduksikan oleh suatu
perusahaan ini pada umumnya tidak dapat diubah
dalam jangka waktu yang pendek, melainkan
perubahan ubahan tersebut dapat dilaksanakan dalam
jangka panjang. Perubahan produk yang dapat
diproduksikan ini akan memerlukan perubahan dari
sistem produksi yang dipergunakan oleh perusahaan
yang kemudahan pemasaran produk perusahaan ini.
Pengembangan perusahaan akan dapat dilaksanakan
dengan lebih baik pula.
6.2. Penelitian Produk
Penelitian
produk,
adalah
merupakan
suatu penelitian tentang produk apa dan produk
yang bagaimana yang, disukai oleh para konsunen.
Penelitian produk ini akan sangat berguna bagi
perusahaan yang bersangkutan oleh karena dengan
penelitian produk ini perusahaan akan dapat
memproduksikan produk yang disukai oleh para
konsumen. Dengan memproduksikan produk yang
disukai oleh para konsumen ini, maka program
penjualan produk perusahaan akan mempunyai
beberapa kemudahan yang akan mendorong
kelancaran produk perusahaan. Dengan pemilihan
produk yang disukai konsumen tersebut, apabila
didukung dengan kualitas produk serta jaringan
pemasaran yang memadai, maka penjualan
59

produk perusahaan yang bersangkutan ini akan


dapat ditingkatkan, sehingga dapat mencapai
jumlah unit penjualan yang memuaskan.
Jika penelitian produk adalah merupakan
penelitian tentang produk apa dan produk yang
bagaimana yang disukai oleh para konsumen,
maka yang dimaksud dengan pengembangan produk
adalah merupakan suatu penelitian terhadap
produk yang sudah ada untuk dikembangkan lebih
jauh lagi agar mempunyai tingkat kegunaan yang
lebih tinggi, dan/atau lebih disukai oleh para
konsumen. Dilihat dari lokasi penelitian yang
dilaksanakan serta obyek penelitiannya, maka
penelitian semacam ini dapat merupakan suatu
penelitian
lapangan
(survey
konsumen),
atau
merupakan penelitian laboratorium, atau bahkan akan
dilaksanakan kedua-duanya. Dalam pelaksanaannya,
penelitian lapangan ini akan mengumpulkan data
tentang produk yang akan dikembangkan tersebut.
Pengembangan ini dapat meliputi beberapa hal,
misalnya pengembangan kualitas, pengembangan
bentuk dan disain produk, pengembangan kegunaan
produk dan lain sebagainya, sehingga akan lebih
mendekati selera konsumen dari produk yang
bersangkutan.
Sedangkan
penelitian
yang
dilaksanakan dalam laboratorium perusahaan pada
umumnya akan menyangkut masalah-masalah
atau pengujian teknis dari produk tersebut,
misalnya cara pembuatannya, campuran atau
senyawa yang dipergunakan dan lain sebagainya.
Dengan adanya penelitian dan pengembangan produk
ini perusahaan diharapkan akan dapat selalu
menampilkan produk baru dari perusahaan yang
bersangkutan, sehingga dengan adanya penambahan
produk baru tersebut diharapkan akan dapat
menunjang pemasaran produk perusahaan dengan
baik.
Penelitian dan pengembangan produk dalam
60

perusahaan ini diharapkan dapat selalu menghasilkan


produk baru dari perusahaan yang bersangkutan.
Namun
demikian,
sebenarnya
apakah
yang
dimaksud dengan produk baru tersebut bagi
perusahaan yang memproduksikannya, atau bagi
perusahaan yang melaksanakan penelitian dan
pengembangan
produk
ini.
Terdapat
beberapa
pendapat tentang produk baru dalam perusahaan ini,
namun pada dasarnya mempunyai beberapa
pengertian yang sama, hanya saja masing-masing
pendapat tersebut mempunyai titik berat sendirisendiri. Adapun yang dimaksud dengan produk baru
di dalam sebuah perusahaan ini secara umum adalah
merupakan produk perusahaan yang mempunyai
salah satu atau beberapa kriteria berikut ini.

a.

Terdapat perubahan-perubahan kecil dari


produk
yang
telah
diproduksikan
oleh
perusahaan
tersebut,
misalnya
adanya
perubahan pembungkusan atau pengepakan,
perubahan ukuran, perubahan karena adanya
beberapa variasi tambahan dan lain sebagainya.

b. Terdapat perubahan total dari produk yang


telah diproduksikan oleh perusahaan yang
bersangkutan, misalnya i . rubahan sistem
atau sub-sistem produk tersebut (perubahan
sistem mesin dari mobil atau motor yang baru,
penggantian lampu tabung menjadi transistor
untuk amplifier dan lain sebagainya, perubahan
teknologi yang dipergunakan oleh produk
tersebut dan lain sebagainya).
c.

Produk yang sudah diproduksikan oleh


perusahaan-perusahaan
yang
lain
(perusahaan-perusahaan
pesaing),
akan
tetapi
belum
pernah diproduksikan oleh
61

perusahaan yang bersangkutan.

d.

e.

Produk yang belum pernah diproduksikan oleh


perusahaan-perusahaan
dalam
negeri,
walaupun produk tersebut sudah ada dan sudah
dipasarkan di negara-negara yang lain
Produk yang sama sekali belum pernah
diproduksikan, baik di dalam negeri maupun di
luar negeri. Produk semacam ini benarbenar
merupakan produk baru atau penemuan baru
dalam arti kata yang sebenar-benamya.

Dengan demikian, kiranya dapat diketahui bahwa


yang termasuk produk baru dalam suatu perusahaan
ini bukan hanya terbatas kepada produk yang sama
sekali baru dalam arti kata yang sebenar-benamya
saja, melainkan akan dapat terdiri dari beberapa
macam kategori tersebut di atas. Produk baru yang
dimaksudkan di sini adalah merupakan produk baru
dari perusahaan yang melakukan penelitian dan
pengembangan produk tersebut, sehingga akan
terdapat suatu kemungkinan bahwa suatu produk
tersebut, merupakan produk baru dari suatu perusahaan, tetapi bagi perusahaan yang lain bukan
merupakan produk baru lagi.
6.3. Seleksi Produk
Apabila
suatu
perusahaan
melaksanakan
penelitian produk, akan terdapat kemungkinan bahwa
dari hasil penelitian yang dilaksanakan tersebut
menunjukkan produk yang disenangi oleh para
konsumen terdiri dari beberapa macam produk. Di
dalam
hal
ini
perusahaan
akan
mempunyai
keterbatasan untuk dapat memproduksikan semua
produk yang disenangi oleh para konsumen
tersebtt, sehingga perusahaan yang bersangkutan
ini akan dihadapkan kepada pemilihan produk apa
62

saja yang direncanakan dapat diproduksi oleh


perusahaan
yang
bersangkutan
ini.
Untuk
kepentingan tersebut, perusahaan dapat melaku
kan
pemilihan
produk
yang
akan
dapat
diproduksikannya tersebut melalui seleksi produk
perusahaan. Seleksi produk yang akan diproduksikan
oleh
masing-masing
persahaan
ini
dapat
dilaksanakan dengan berbagai macam cara, antara
lain adalah dengan jalan melihat kepada Jumalh
nilai dari seluruh faktor yang berhubungan dengan
produk tersebut, atau dengan menyusun penilaian
dan
kemudian
memperbandingkan
nilai
dari
masing-masing produk tersebut. Dengan jalan ini,
perusahaan akan dapat melihat, mengamati dan
mengadakan analisis terhadap masing-masing produk
yang
mempunvai
kemungkinan
untuk
diproduksikan tersebut, untuk kemudian dapat
memilih beberapa di antaranya sesui dengan
kesepakatan yang ada di dalam setiap perusahaan
yang ada tersebut.
Adapun
beberapa
faktor
yang
perlu
dipertimbangkan tersebut antara lain adalah sebagai
berikut ini.

Nilai guna dari produk.


Kemungkinan pengembangan produk.
Fasilitas produksi yang diperlukan.
Fasilitas perusahaan.
Proyeksi permintaan produk.
Proyeksi penjualan mdustri.
Proyeksi penjualan perusahaan.
Potensi keuntunganproduk.
Jalur distribusi perusahaan.
Posisi persaingan.

Potensi peningkatan penjualan.


Siklus umur produk.

Apabila kita
dapat melihat
faktor-faktor
tersebut di atas, maka berarti kita akan dapat
63

melihat profil dari produk tersebut. Masing masing


faktor tersebut diberikan penilaian yang cermat, sehingga
otal dari nilai yang diberikan kepada masiing-masing
produk tersebut diperbandingkan antara satu
produk dengan produk yang lainnya. Dengan
demikian masing-masing produk tersebut akan dapat
diketahui di mana kelebihan dan kekurangan yang
ada,
sehingga
perusahaan
akan
dapat
melaksanakan pemilihan produk ini dengan sebaikbaiknya.
6.4. Desain Bentuk Produk
Gagasan pokok "modular design" adalah untuk
mengembangkan
serangkaian
komponen-komponen
produk dasar (atau modul-modul) yang dapat dirakit
menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda.
"Modular design" memungkinkan perusahaan untuk
memproduksi berbagai variasi produk yang relatif banyak
dan variasi komponen yang sedikit pada saat yang
sama. Bagi Para langganan, ini merupakan sejumlah
besar produk yang berbeda-beda. Bagi operasi-operasi
perusahaan, berarti adanya sejumlah komponen dasar
yang terbatas. Di samping itu, "modular design", dengan
bagian-bagian rakitan yang mudah dipisah-pisahkan,
memungkinkan perusahaan untuk melakukan reparasi,
pemeliharnan atau penggantian salah satu modul atau
komponen yang rusak.
a. Diversifikasi
Kesempatan diversifikatif, yaitu kesempatan untuk
menambah atau memperluas macam produk yang dibuat
dan dijual. Ada tiga macam kesempatan pengembangan
diversifikatif :
1.

Diversifikasi konsentrik, yaitu usaha menambah


produk baru yang mempunyai sinergi teknologik
atau sinergi pemasaran dengan garis produk
64

(productline) yang ada. Produk-produk baru


ini
biasanya
ditujukan
untuk
menarik
kelompok konsumen baru. Sebagai contoh,
perusahaan mobil menambah produknya dengan
produksi sepeda motor, atau perusahaan yang
menerbitkan
majalah
wanita
menambah
produknya dengan majalah anak-anak.
2.

Diversifikasi horizontal, yaitu usaha menambah


produk-produk baru yang dapat menarik para
konsumen meskipun produk baru tersebut
tidak mempunyai hubungan dengan garis
produk yang ada. Sebagai contoh, perusahaan
mobil dapat menambah produknya dengan
produksi mesin cuci.

3.

Diversifikasi
konglomerat,
yaitu
usaha
menambah produk baru untuk dijual pada
golongan
pembeli
baru,
dengan
tujuan
menjaga stabilitas produksi dan penjualan atau
merupakan
pemanfaatan
kesempatan
lingkungan yang menguntungkan. Produk baru
tersebut tidak- mempunyai hubungan apapun
dengan garis produk yang ada, baik teknologik
maupun pasar.

Masalah
diversifikasi
produk
ini
harus
dipertimbangkan
baik
dari
sudut
pandangan
pemasaran maupun sudut pandangan operasioperasi. Dalam setiap kasus, ada berbagai kebaikan
dan. kelemahan bagi perusahaan untuk mempunyai
sejumlah besar macam produk.
b. produk Standardisasi
Kita
telah
sering
menggunakan
kata
"standar" yang berarti bahwa hanya ukuranukuran spesifik tertentu yang dibuat dan di jual.
Banyak orang lebih suka menyebut proses
pembatasan jumlah ukuran-ukuran ini sebagai
65

"simplifikasi". "Standardisasi" adalah sesuatu


yang agak lain, yaitu proses penentuan spesifikasi
ukuran, bentuk, dan karakteristik-karakteristik lain
pada barang-barang yang dibuat. Dua konsep tersebut
berhubungan sangat erat, sehingga kita akan
menggunakannya dalam hal ini sebagai istilah
yang hampir sama.

Standardisasi (termasuk simplifikasi) biasanya


berarti bahwa barang-barang "nonstandard" tidak
akan dibuat kecuali bila seorang langganan
memesannya secara khusus (dan membayar lebih
untuk hal itu). Kadang-kadang berbagai standar
dijadikan
undang
undang
atau
peraturanperaturan untuk alasan-alasan keamanan dan
,
kesehatan. Sebagai contoh, kaca mobil harus
dibuat dari kaca yang tidak hancur dan membuat
butiran-butiran runcing bila pecah.
Keuntungan
Standardisasi.
Standardisasi
mengurangi macam, tipe dan ukuran-ukuran
berbagai bahan mentah yang harus dibeli dan
berbagai barang yang harus diproduksi. Bila
kuantitas
total
yang
dibeli
atau
dibuat
didistribusikan ke lebih sedikit macam barang,
dapat menghasilkan "economies of scale", yang
berarti biaya-biaya per unit lebih rendah, polapola lebih sedikit, dan berkurangnya peralatan,
pencampuran, dan persiapan produksi, yang
semuanya akan menurunkan biaya.
Kelemahan Standardisasi dan Simplifikasi. Banyak
perusahaan, terutama yang memproduksi barangbarang rakitan, tidak menerima standardisasi industri
karena mereka menemukan bahwa penggunaan
"komponen.sempurna" adalah lebih baik bagi
66

mereka daripada penggunaan komponen standar


yang tidak cocok bagi panggunaan tertentu.
Disamping itu, perusahaan -perusahaan yang
menggunakan
barang-barang
tertentu
dalam
jumlah besar juga sering kali mendapatkan bahwa
pembuatan barang-barang tersebut lebih murah
daripada pembelian komponen standar.
c.Reliabilitas (keandalan)
Reliabilitas
(keand alan)
adalah
probabilitas
bahwa suatu komponen atau produk akan aus
pada lama waktu tertentu di bawah kondisi
penggunaan
normal.
Jadi,
aspek
pertama
reliabilitas adalah lama atau umur kehidupan yang
diperkirakan.
d. Konflik-konflik Disain
Orang-orang produksi, teknisi, pemasaran dan
keuangan dalam organisasi sering mempunyai tujuantujuan yang berbeda, dan semuanya ini atau
sebagian dapat mempengaruhi disain akhir suatu
produk
dan
menyebabkan
timbulnya
konflik
diantara mereka. Setiap orang melihat produk
secara berbeda. Dalam praktek nyata pada satu
sisi ekstrim, orang-orang produksi menginginkan
untuk Membuat, hanya sedikit macam produk dan
dengan sedikit vVariasi. Di lain pihak, teknisi disain
biasanya ingin untuk merancang produk yang
tahan lama tanpa memperhatikan naiknya biaya
bahan
mentah
dan
proses.
Orang -orang
pemasaran hampir selalu menginginkan variasi
yang besar dalam garis produk sehingga, mereka
dapat menarik banyak konsumen. Dan, agar dapat
mengikuti keinginan pasar sepanjang waktu,
orang-orang
pemasaran
menginginkan
perancangan kembali produk-produk yang sudah
ada sering dilakukan.
67

Orang-orang keuangan jugs mempunyai tujuan


lain, seperd profitabilitas tinggi, aliran kas yang
cepat, perputaran persediaan yang cepat, dan
kembalinya, pengeluaran investasi dalam. pabrik
dan peralatan secara cepat.
e. Kualitas
"Kualitas",
bagi
hampir
semua
orang,
tampaknya berarti "kualitas tinggi". Hal ini agak
menyerupai pandangan orang terhadap Tuhan,
Ratu, ibu dan negara, setiap orang adalah untuknya, dan, kualitas semakin tinggi semakin baik.
Kemudian timbul pertanyaan, apakah orang-orang
sesungguhnya
menginginkan
segala
sesuatu
berkualitas setinggi mungkin ? jawabnya harus
tidak, karena berbagai biaya selalu menjadi salah satu
bagian keputusan-keputusan konsumen..
6.5. Pemilihan Teknologi
Teknologi
telah
menjadi
suatu
faktor
dominan dalam bisnis dan dalam kehidupan kita.
Kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap manajemen produksi.
Sebagai manajer , kita dituntut tidak hanya
menjadi "pemakai teknologi", tetapi lebih menjadi
"manajer teknologi".
Ada dua definisi umum teknologi. Pertama,
teknologi adalah aplikasi ilmu pengetahuan untuk
memecahkan masalah-masalah manusia. Definisi
ini sangat luas dan mencakup hampir semua
kegiatan manusia. Definisi teknologi yang lebih
sempit,
dan
digunakan
dalam
pembahasan
selanjutnya adalah bahwa teknologi merupakan
sekumpulan proses, peralatan, metoda, prosedur
dan perkakas yang digunakan untuk memproduksi
barang atau jasa. Definisi ini lebih mengandung
arti teknologi
68

Seorang manajer tidak dapat memilih suatu


teknologi tanpa pemahaman berbagai macam.
teknologi yang tersedia. Teknologi yang tersedia
dapat dikelompokkan sebagai berikut
1.Teknologi pabrik. Ada tingkatan teknologi pabrik, bil
diidentifikasikan etas dasar apakah manusia atau
mesin
yang
menyediakan
tenaga
dan
mmigendalikannya.
2.Teknologi perkantoran. Teknologi perkantoran
telah
berkembang
sangat
pesat
dengan
diketemukannya
mesin-mesin
ketik
elektrik,
mesin foto-copy elektroni k, dan mesin imla
(dicta-phones).
Perkembangan
teknologi
ini
belum mengubah ciri pekerjaan kantor yang masih
padat karya (kira-kira 80 % biaya perkantoran
adalah untuk karyawan). Teknologi pengolahan data yang dikomputerisasikan (computerized
wordprocessing) sekarang menjadi semakin
ekonomikal dan akan merubah secara drastik tats
kerja perkantoran di mass mendatang.
3.Industri
jasa.
Teknologi
pelayanan
atau
penyediaan jasa juga semakin - otomatik. Dan
karena industri jasa sekarang dipandang lebih
sebagai aspek teknikal daripada humanistik
maka otomatisasi dan standardisasi menjadi
mungkin. Hal ini tidak hanya dapat menghasilkan
biaya-biaya yang lebih rendah tetapi jugs kualitas
yang lebih seragam.
Pemilihan
teknologi
paling
tidak
akan
melibatkan manajer produksi, manajer puncak dan
keuangan. Manajemen produksi sangat terlibat dalam
pemilihan ini karena teknologi yang digunakan akan
mempengaruhi biaya, kualitas, fleksibilitas dan
keandalan operasional produktifitas .
69

Akhirnya,
pemilihan
teknologi
harusnya
bukan merupakan suatu kegiatan tunggal tetapi
lebih sebagai suatu proses yang diorganisasikan
dengan baik yang mencakup penjajagan teknologi
secara terus menerus, pemilihan teknologi yang
tepat dan implementasi teknologi terpilih. Bil
fungsi-fungsi ini akan dilaksanakan, maka perlu
ditetapkan seorang manajer dalam produksi yang
akan bertanggung jawab atas disain proses dan
pemilihan teknologi proses.
6.6. Soal-Soal
1. Apa tujuan dari perencanaan produk dalam
suatu pendirian perusahaan.
2. Berikan
tanggapan,
bagaiman
sebuah
perusahaan dalam membuat jenis produk tanpa
melalui standarisasi hasil produk.
3. Kenapa dalam organisasi perusahaan sering
terjadi konflik desain, jelaskan dengan singkat.

70

BAB 7
PERENCANAAN FASILITAS
PERUSAHAAN
Tujuan intruksional Khusus:
Setelah mempelajari seluruh materi
perkuliahan perencanaan fasilitas
perusahaan Mahasisiwa diharapakan mampu
untuk:
17. Merencanakan lokasi
perusahaan .
18. Merencanakan tata letak
perusahaani.
19. Meerencanakan Sistim Material
handling.

Klasifikasi
K on sep pros es pe re n can aan fasilitas i ni
tidak saj a dapat digunakan untuk menentukan tata
letak bangunan atau ruang, tetapi dengan sedikit
modifikasi juga dapat digunakan untuk mengatur
tata letak mesin dan peralatan atau untuk memilih
suatu lokasi. Berdasarkan klasifikasinya, perencanaan
fasilitas dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu:

1. perencanaan lokasi;
71

2. perencanaan tata letak;


3. perencanaan sistem material handling.
7.1. Perencanaan Lokasi
Perencanaan lokasi merupakan salah satu
kegiatan awal yang harus d i l a k u k a n s e b e l u m
perusahaan
mulai
beroperasi.
Tujuan
perencanaan lokasi untuk menentukan lokasi suatu
perusahaan atau pabrik sebaik mungkin agar
beroperasi atau berproduksi dengan lancar, dengan
biaya operasi rendah, dan memungkinkan perluasan
di masa datang.
Penentuan lokasi yang tepat akan
kemampuan perusahaan dalam:

mempengaruhi

1. melayani konsumen dengan memuaskan;


2. mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup
dan
kontinyu
layak/memuaskan;

dengan

harga

yang

3. mendapatkan tenaga kerja yang cukup;


4. Mempersiapkan perlusan perusahaan (di kemudian
hari)

Kesalahan
pemilihan
lokasi
dapat
mengakibatkan
tingginya
biaya
transportasi,
kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan
bersaing, tidak cukupnya bahan baku yang
tersedia, atau hal-hal serupa yang mengganggu
kelancaran operasi perusahaan, yang akhirnya
dapat mengakibatkan rendahnya pendapatan
operasi. Lokasi merupakan salah satu faktor penting
bagi
perusahaan
karena
mempengaruhi
perkembangan
dan.
kelangsungan
hidup
perusahaan. Oleh karena itu, ada dua hal penting yang
mendasari pemilihan lokasi, yaitu komitmen
jangka panjang serta mempengaruhi biaya
72

operasi dan pendapatan. Apabila lokasi sudah


ditentukan,
bangunan
sudah
didirikan
dan
mesin-mesin sudah dipasang, perusahaan tidak
akan begitu mudah untuk memindahkan lokasi
kegiatannya jika tidak lama kemudian baru disadari
bahwa lokasi yang dipilih tidak tepat. Kesalahan
seperti ini akan sulit (liperbaiki tanpa adanya risiko
kerugian investasi yang besar.
Perencanaan atau evaluasi lokasi juga dapat
dilakukan sesudah perusahaan beroperasi, terutama
disebabkan oleh:

berpindahnya pusat kegiatan bisnis;


berubahnya adat kebiasaan masyarakat;
berpindahnya konsentrasi pemukiman
adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan
yang lebih baik;
meningkatnya kapasitas produksi perusahaan.
Untuk
mendapatkan
lokasi
suatu
perusahaan/pabrik
yang
tepat,
perlu
memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dengan
kegiatan pada perusahaan. Faktor-faktor itu, antara
lain sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Letak pasar;
Lokasi bebas bajir
Ketersediaan tenaga kerja;
Ketersediaan tenaga listrik;
Ketersediaan air;
Fasilitas pengangkutan;
Fasilitas
perumahan,
pendidikan,
perbelanjaan, dan telekomunikasi;

8. Pelayanan
kesehatan,
pencegahan kebakaran;
73

keamanan,

dan

9. Peraturan pemerintah setempat;


10. Sikap masyarakat;
11. Peraturan lingkungan hidup;
12. Biaya tanah dan bangunan;
13. Luas tempat parkir;
14. Saluran pembuangan;
15. Kemungkinan perluasan;
16. Karakteristik tanah;
17. Lebar jalan.
7.2. Perencanaan Tata Letak
Perencanaan tata letak mencakup desain
atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja,
dan peralatan yang membentuk proses perubahan
dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Dengan
kata l ain , meru pakan pen gatu ran tempat
su mber daya fi si k yan g d i g u n a k an u n tu k
m e m b u a t p r o d u k . P e r e n c a n a a n t at a l e ta k
merupakan
salah
satu
tahap
dalam
perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu sistem produksi yang
efisien dan efektif sehingga dapat tercapai suatu
proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.
Tujuan
Secara umum, tujuan penyusunan tata letak untuk
mencapai suatu sistem produksi yang efisien dan
efektif, melalui:
1. pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal;
2. penggunaan
jumlah
tenaga
kerja
yang
minimum;
3. aliran bahan dan produk jadi yang lancar;
4. kebutuhann persediaan yang rendah;
5. ruang gerak yang cukup untuk operasional
ataupun pemeliharaan;
74

6. biaya produksi dan investasi modal yang


rendah;
7. fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi
perubahan;
8. keselamatan kerja yang tinggi;
9. suasana kerja yang baik.
Jenis Tata Letak
Secara umum, tata letak dalam industri manufaktur
dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu
1. tata letak proses;
2. tata letak produk;
3. tata letak posisi tetap.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal sering kali
dilakukan kombinasi dari dua jenis tata letak atau lebih,
misalnya kombinasi antara tata letak proses dan tata
letak produk.
Tata Letak Proses
Tata letak proses (process layout) atau tata letak
fungsional adalah penyusunan tata letak di mana alai
yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama
ditempatkan dalam bagian yang sama.
Keuntungan tata letak proses, sebagai berikut:
1. memungkinkan utilisasi mesin yang tinggi;
2. memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang
multiguna sehingga dengan cepat mengikuti
perubahan jenis produksi;
3. memperkecil
terhentinya
produksi
yang
diakibatkan oleh kerusakan mesin;
4. sangat fleksibel dalam mengalokasikan personel
dan peralatan; investasi yang rendah karena
dapat mengurangi duplikasi peralatan;
75

5. memungkinkan spesialisasi supervise.


kecurigian tata letak proses, sebagai berikut:

meningkatnya kebutuhan material handling


karena. aliran proses yang beragam dan tidak
dapat digunakannya ban berjalan; pengawasan
produksi yang lebih sulit;
meningkatnya persediaan barang dalam proses;
interval waktu produksi per unit yang lebih
lama;

Tata Letak Produk


Keuntungan model tata letak produk, sebagai
berikut:

8.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

aliran material yang simpel dan langsung;


persediaan barang dalam proses yang rendah;
total waktu produksi per unit yang rendah;
tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi;
kebutuhan material handling yang rendah;
pengawasan proses produksi yang lebih mudah;
dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis;
dapat menggunakan ban-berjalan karena aliran
material sudahtertentu;

Kerugian
berikut:

model

tata

letak

produk,

sebagai

1. kerusakan pada sebuah mesin dapat menghentikan


produksi;
1. perubahan desain produk dapat mengakibatkan
tidak efektifnya tata letak yang bersangkutan;
3.a pabi l a
t e rdap a t
b ottl e
n e ck
dap at
me mp en g a ru h i p r os e s keseluruhan;
4. biasanya memerlukan investasi mesin/peralatan
yang besar;
76

5. karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat


mengakibatkan kebosanan.

Tata Letak Posisi Tetap


Tata letak posisi tetap (fixed position layout) dipilih
apabila karena bentuk ataupun karakteristik lain
menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar
untuk dipindahkan. Dengan demikian, produk tetap
di tempat, sedangkan peralatan dan tenaga kerja
yang mendatangi produk. Tata letak seperti ini
terdapat pada pembuatan kapal laut, pesawat terbang,
lokomotif, atau proyek-woyek konstruksi.
Keuntungan tata letak posisi tetap,
adalah sebagai berikut:
1. lemahnya aliran gerakan material;
2. sangat fleksibel, dapat mengakomodasi
perubahan dalam desain produk, ukuran
produk, ataupun volume produksi;
3. memberikan kebanggaan pada pekerja
karena
dapat
menyelesaikan
seluruh
pekerjaan.
Kerugian tata letak posisi tetap, sebagai berikut:

1. gerakan personel dan peralatan yang tinggi;


2. dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan;
3. memerlukan tenaga kerja yang berketerampilan

tinggi;
4. memerlukan ruang yang besar dan persediaan
barang dalam proses yang tinggi;
5. memerlukan
koordinasi
dalam
penjadwalan
produksi.
Perangkat Lunak untuk Penyusunan Tata Letak
Beberapa perangkat lunak komputer yang secara
77

komersial
tersedia
untuk
membantu
dalam
mengembangkan berbagai desain tata letak,
antara lain
1. CRAFT (computerized relative allocation of facilities
technique);
2. COFAD (computerized facilities design);
3. PLANET (plant layout analysis and evaluation
technique);
4. CORELAP
(computerized
relationship
layout
planning);
5. ALDEP (automated layout design program).
Pada dasarnya, konsep perangkat lunak itu
menyusun
suatu
desain
tata
letak
yang
meminimalkan biaya transportasi (material handling
cost). Dengan memberikan masukan berupa
jumlah departemen atau bagian, jumlah operasi
atau proses, jumlah produk dan volume, urutan
proses untuk masing-masing produk, dan proses
aliran yang dikehendaki, maka perangkat lunak itu
akan membuat suatu desain dan secara bertahap
memperbaikinya sampai diperoleh desain tata letak
yang terbaik. Di antara perangkat lunak itu, CRAFT
dikenal sebagai perangkat lunak komputer
p e r t a m a u n t u k perencanaan tata letak.
7.3. Perencanaan Sistem Material Handling
Material handling (penanganan material) dapat
diartikan sebagai menangani material
dengan
menggunakan peralatan lain metode yang benar.
Perencanaan sistem material handling merupakan
suatu komponen penting dalam perencanaan
fasilitas. Tata letak dan perencanaan material
handling selalu saling terkait satu dengan yang lain.
Dalam material handling, jenis material yang
ditangani tidak terbatas pada bahan baku untuk
78

proses industri saja, melainkan juga dapat


berupa tebu yang diproses dalam suatu pabrik
gula, componen bahan baku yang dirakit dalam
suatu industri perakitan sepeda motor, surat-surat
yang dikirim lewat pos, uang dalam sistem
perbankan, atau penumpang dalam kereta api.
Meskipun
jenis
niaterialnya
berbeda-beda,
prinsip penanganannya relatif sama. Masalah
material handling dapat terjadi di segala jenis
perusahaan/ organisasi dan dapat mempengaruhi
total biaya operasi. Oleh karena hi, pendekatan
yang sistematik dalam material handling perlu
lilakukan.
Dari pengertian itu dapat diketahui bahwa
material handling
tidak hanya menangani
material, melainkan juga menyangkut berbagai
aspek lain, seperti penanganan, penyimpanan,
transportasi,
pengendalian
material.
Dengan
demikian, perencanaan material handling harus
disusun sedemikian rupa agar sejalan dengan
perencanaan
manufaktur,
distribusi
dan
s i s t e m i n f o r m a s i Minajemen.
peralatan dan metode yang usang.
7.4.Soal-Soal

1. Apakah faktor biaya dan keuntungan selalu menjadi


faktor utama dalam pemilihan lokasi, mengapa?

2.

Faktor-faktor apa yang paling penting dalam


pemilihan lokasi untuk perusahaan-perusahaan
berikut, jelaskan secara singkat:
a. industri kertas;
b. industri semen;
c. bengkel mobil;
d. sekolah.

79

3. Diskusikan tujuan yang hendak dicapai bagi suatu


tata letak yang balk.
4. Apa yang dimaksud dengan material handling?
Mengapa mawrial handling merupakan suatu hal
yang penting dalam Iwgiatan operasi?

80

BAB 8
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

Tujuan intruksional Khusus:


Setelah
mempelajari
seluruh
materi
perkuliahan
anggaran
biaya
produksi
Mahasisiwa diharapakan mampu untuk:
20. Menyusun
anggaran
biaya
produksi.
21. Mebuat dan mengetahui Break
Even perusahaan.
8.1. Menyusun Anggaran Biaya Produksi
Untuk dapat mengadakan penyusunan biaya
produksi,
maka
manajemen perusahaan yang
bersangkutan harus dapat mengetahui produk apa dan
berapa yang akan diproduksikan di dalam perusahaan
tersebut Jumlah dan jenis dari produk diketahui dari anggaran
produksi. Oleh karena perusahaan-perusahaan
pada
umumnya memproduksikan produk (dan jasa)
untuk dijual, maka penyusunan anggaran produksi
ini akan mempunyai kaitan yang erat dengan
perencanaan penjualan produk (dan jasa) perusahaan
yang bersangkutan tersebut. Dengan demikian
didalam penyusunan anggaran penjualan tenaga kerja
biaya produksi ini akan meliputi penyusunan
81

anggaran produksi, anggaran


anggaran biay pabrik.

biaya

bahan

baku,

a. Anggaran Penjualan
Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu
disusun peramalan penjualan perusahaan dengan
mempergunakan model yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan
yang bersangkutan ini. Beberapa model yang dapat
dipergunakan
untuk
mengadakan
penyusunan
anggaran penjualan produk perusahaan ini antara
lain adalah model trend pangkat tunggal, trend pangkat dua (kuadratis), regresi, dan lain sebagainya.
b. Anggaran produksi.
Anggaran produksi akan dapat segera disusun
setelah
mengetahui
berapa
besarnya
rencana
penjualan untuk masing-masing produk perusahaan
tersebut. Rencana penjualan ini dapat dilihat di dalam
anggaran penjualan yang ada di dalam perusahaan
yang bersangkutan. Berdasarkan kepada rencana
penjualan yang telah disusun tersebut serta dengan
mempertimbangkan perubahan persediaan produk
akhir yang ada di dalam perusahaan, maka
anggaran produksi akan dapat disusun di dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Didalam penyusunan anggaran produksi bulanan,
maka akan dikenal penerapan dari pola produksi
yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan
ini
maka
manajemen
perusahaan
selayaknya
mempertimbangkan berbagai macam faktor yang
berhubungan
dengan
biaya-biaya
yang
harus
menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan
tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut.
Sebagaimana diketahui, pola produksi ini ada tiga
82

macam, yaitu pola produksi konstan, pola produksi


bergelombang dan pola produksi moderat. Pola
produksi konstan adalah merupakan pola produksi
dimana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah
sama
atau
relatif
sama,
walaupun
terdapat
perubahan penjualan produk perusahaan dari satu
bulan dengan bulan yang lain. Pola produksi
bergelombang adalah merupakan pola produksi
dimana jumlah produksi dari bulan ke bulan akan
berubah-ubah sesuai dengan perubahan penjualan
produk perusahaan, sedangkan jumlah persediaan
barang jadi adalah stabil atau relatif stabil.
Sedangkan
pola
produksi
moderat
adalah
merupakan suatu pola produksi dimana jumlah
produksi dari bulan ke bulan akan berubah, namun
perubahan ini tidak akan sebesar perubahan
penjualan produk yang ada. Perubahan penjualan
produk akan diserap secara bersamasama di dalam
perubahan jumlah produksi dan persediaan barang
jadi di dalam perusahaan tersebut.
c. Anggaran bahan baku
Jika anggaran produksi telah dapat disusun di
dalam perusahan yang bersangkutan, maka anggaran
bahan baku akan dapat disusun pula. Tahap pertama
adalah mengindintifisir peralatanan secara bertahap.
Apabila tingkat penggunaan bahan ini telah
diketahui, maka dengan mempergunakan data
anggaran produksi, maka akan dapat disusun jumlah
unit kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses
produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan
besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang
akan dibeli oleh perusahaan yang bersangkutan.
Besarnya jumlah unit bahan baku yang dibeli ini
akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan
bahan baku untuk kepentingan proses produksi
dengan ditambah atau dikurangi dengan selisih
83

yang terjadi antara persediaan awal dan rencana


persediaan akhir dari bahan baku yang dipergunakan tersebut. Apabila persediaan awal bahan baku
ternyata lebih besar dari rencana persediaan akhir,
maka besarnya pembelian bahan baku akan sama
dengan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi
dikurangi dengan selisih persediaan awal dengan
persediaan akhir tersebut. Demikian pula sebaliknya
apabila rencana persediaan akhir ternyata lebih
besar dari persediaan awal yang ada, maka
kebutuhan bahan baku untuk dibeli akan sama dengan
besarnya kebutuhan bahan baku untuk proses produksi
ditambah dengan selisih persediaan awal dan
persediaan akhir tersebut. Dengan dasar kebutuhan
bahan baku yang akan dibeli ini maka manajemen perusahaan
akan
dapat
memperhitungkan
berapa
besarnya dana yang diperlukan didalam pembelian
bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan tersebut.
d. Anggaran tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung akan sangat perlu pula
untuk dikendalikan biayanya, karena tenaga kerja
langsung ini juga merupakan salah satu unsur
pembentuk harga pokok produksi. Tenaga kerja
langsung yang juga merupakan komponen pembentuk
harga pokok produksi yang kedua (setelah bahan
baku)
sangat
perlu
pula
direncanakan
dan
dikendalikan
dengan
baik.
Tanaga
adanya
pengendalian biaya tenaga kerja langsung yang
baik, maka besar kemungkinan bahwa biaya tenaga
kerja langsung ini menjadi lebih besar dari biaya yang
sewajarnya, sehingga harga pokok produksi di dalam
perusahaan yang bersangkutan ini juga akan menjadi
bertambah besar pula. Didalam keadaan demikian
maka akan berarti bahwa daya saing dari
perusahaan yang bersangkutan ini akan menjadi
menurun karena komponen biaya
produksi yang
84

ada di dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut


lebih besar dari yang semestinya.
Untuk mengadakan perhitungan terhadap biaya
tenaga kerja langsung yang dipergunakan didalam
pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan,
maka perlu di tentukan terlebih dahulu satuan
dasar yang akan dipergunakan untuk perhitungan
tersebut. satuan dasar ini sangat penting artinya,
karena
dengan
adanya
satuan
dasar
yang
dipergunakan untuk perhitungan biaya tenaga kerja
langsung
ini,
maka
kesimpangsiuran
didalam
penyusunan perhitungan biaya tenaga kerja langsung
tersebut akan dapat dihndarkan. Dengan demikian
akan terdapat suatu kejelasan baik bagi perusahaan
yang memperhitungkannya maupun bagi para
karyawan yang berhak mcnerima pembayaran upah
atau gaji atas prestasi yang telah dibuatnya di dalam
perusahaan yang bersangkutan tersebut.
Pada umumnya untuk menyusun perhitungan biaya
tenaga kerja langsung ini dikenal dua macam dasar
perhitungan , yaitu yang dikenal dengan nama upah
per unit produk (unit output) dan upah per jam (per
unit waktu). Manajemen perusahaan yang bersangkutan akan mempertimbangkan sistem upah mana yang
sesuai dengan keadaan di dalam perusahaannya. Hal
ini disebabkan oleh karena masing-masing sistem upah
tersebut akan membawa kelebihan dan kelemahan,
sehingga sebelum mengadakan pemilihan sistem
mana yang akan dipergunakan di dalam perusahaan,
yang bersangkutan mempelajari terlebih dahulu sistem
mana yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi
dari perusahaan. Di dalam sistem upah menurut unit
(dasar upah per unit)
para karyawan langsung akan cenderung untuk dapat
menghasilkan
unit
produk
sebanyak-banyaknya
sehingga produktivitas karyawan tersebut akan
cenderung meningkat. Namun demikian upah per unit
ini juga membawa kelemahan tertentu yaitu oleh
karena para karyawan cenderung untuk dapat
85

menghasilkan unit produk dengan sebesar-besarnya,


maka kadang-kadang kualitas kerja dari para karyawan
tersebut menjadi sering diabaikan. Sebagai akibatnya
kualitas kerja dari para karyawan akan cenderung
menurun bila tidak diimbangi dengan pengawasan
terhadap pelaksanaan kerja dari para karyawan
tersebut dengan sebaik-baiknya. Demikian pula
dengan sistem upah menurut waktu (upah per jam)
juga akan membawa kelebihan dan kelemahan
tersendiri. Oleh karena para karyawan dalam hal ini
tidak dikejar oleh suatu jumlah unit yang banyak, maka
para karyawan tersebut akan dapat berusaha untuk
meningkatkan kualitas kerja dengan sebaik-baiknya.
Namun demikian kadang-kadang para karyawan
tersebut cenderung untuk memperlama waktu penyelesaian pekerjaan yang diserahkan kepadanya, oleh
karena panjangnya waktu penyelesaian per unit
produk
tidak
akan
mempengaruhi
besarnya
penerimaan mereka. Dengan demikian maka apabila
tidak ada pengawasan yang cukup didalam hal
penyelesaian
pekerjaan
dari
para
karyawan
tersebut, pada umumnya produktivitas kerja dari
para karyawan ini akan cenderung turun. Hal ini
tentunya
juga
akan
mengakibatkan
terjadinya
penurunan
produktivitas
perusahaan
yang
bersangkutan pula. Untuk kepentingan manajemen
guna
pengambilan
keputusan
dan
penentuan
beberapa
kebijaksanaan
yang
lain,
maka
manajemen
perusahaan
yang
bersangkutan
memerlukan data tentang kebutuhan u n i t tenaga
kerja jumlah produk serta per jenis karyawan. Kebutuhan dana untuk biaya tenaga kerja langsung per
unit produk ini sangat berguna untuk perhitungan
harga pokok produksi per unit produk dari produk
yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan
tersebut. Sedangkan kebutuhan dana untuk keperluan
pembayaran karyawan per jenis karyawan akan
dipergunakan
sebagai
dasar
penyusunan
kebijaksanaan yang berhubungan dengan tenaga
86

kerja
langsung
di
dalam
perusahaan
yang
bersangkutan tersebut serta untuk mengadakan
pengukuran produktivitas kerja serta effisiensi
kerja dari para karyawan langsung yang bekerja di
dalam perusahaan yang bersangkutan. Disamping hal
tersebut, kedua macam data ini (biaya tenaga
kerja per unit produk serta biaya tenaga kerja
per jenis karyawan) akan dapat dipergunakan
sebagai salah satu dasar pertimbangan guna
penyusunan
berbagai
macam
kebijaksanaan
perusahaan, terutama yang mempunyai kaitan dengan
tenaga kerja langsung di dalam perusahaan yang
bersangkutan tersebut.
e. Anggaran biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik ini akan merupakan
komponen
yang
ketiga
didalam
penyusunan
perhitungan besarnya harga pokok produksi di dalam
perusahaan-perusahaan
pada
umumnya.
Biaya
overhead pabrik ini akan terdiri dari seluruh biaya
yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian
maka macam dan jenis biaya overhead pabrik ini
akan terdiri dari berbagai macam biaya, dimana
masing-masing biaya tersebut pada umumnya akan
mempunyai
perilaku
sendiri-sendiri
di
dalam
hubungannya
dengan
tingkat
produksi
yang
diselenggarakan
di
dalam
perusahaan
yang
bersangkutan tersebut.Untuk menyusun besarnya
biaya overhead pabrik ini manajemen perusahaan
yang bersangkutan akan menetapkan besarnya tarif
biaya overhead pabrik atas dasar anggaran biaya
overhead pabrik yang akan dikeluarkan pada tahun
yang akan datang yang dibebankan kepada setiap unit
produk yang diproduksikan di dalam perusahaan yang
bersangkutan
tersebut.
Untuk
mengadakan
perhitungan biaya overhead pabrik ini, manajemen
perusahaan akan memilih suatu variabel sebagai
dasar perhitungan biaya overhead pabrik yang ada di
87

dalam perusahaan
yang
bersangkutan.
Pada
umumnya,
manajemen
perusahaan
akan
mempergunakan dasar jam kerja buruh langsung
untuk mengadakan perhitungan besarnya biaya
overhead pabrik di dalam perusahaan tersebut.

8.2. Analisa Break Even


a.

Konsep Dasar

Analisis break-even adalah suatu analisis


yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam
unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama
dengan pendapatan. Titik itu disebut sebagai titik
break-even
(BEP,
break-even
point).
Dengan
mengetahui titik break-even, analis dapat mengetahui
pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai
titik impasnya, yaitu tidak rugi tetapi juga tidak untung,
sehingga apabila penjualan melebihi titik itu maka
perusahaan mulai mendapatkan untung.
Dalam melakukan analisis break -even diperlukan
estimasi - mengenai biaya tetap, biaya variabel, dan
pendapatan. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya
yang dikeluarkan perusahaan dengan besar yang
tetap, tidak tergantung dari volume penjualan,
sekalipun perusahaan tidak melakukan penjualan.
Misalnya, biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan,
bunga kredit, dan gaji pimpinan. Biaya variabel
(variabel cost) adalah biaya yang besarnya bervariasi
sesuai dengan jumlah unit yang dijual. Komponen
utama biaya variabel adalah biaya tenaga kerja
langsung dan material. Namun, biaya-biaya lain
(seperti
gas,
listrik
atau
air)
yang
pemakaiannya dipengaruhi oleh volume produksi
juga merupakan komponen biaya variabel. Pendapatan
(revenue) merupakan elemen lain dari analisis br ea k e v en , yan g di asu msi kan b er b en tu k l i n i er,
be sa rn ya bertambah sesuai dengan pertambahan
88

volume penjualan.
Gambar 8.1 menunjukkan model dasar analisis
break-even, di mana garis pendapatan berpotongan
dengan garis biaya pada titik break-even (BEP).
Sebelah kiri BEP menunjukkan daerah kerugian,
sedangkan sebelah kanan BEP menunjukkan daerah
keuntungan. Model ini memiliki asumsi dasar bahwa
biaya per unit ataupun harga jual per unit dianggap
tetap/konstan, tidak tergantung dari jumlah unit
yang terjual. Meskipun pada kenyataannya, biaya
tetap dan biaya variabel per unit tidak selamanya
konstan. Misalnya, dengan s e m a k i n bertambahnya
volume
produksi
maka
perusahaan
harus
menambah mesin dan ru angan se hingga ju mlah
biaya tetap bertambah . Atau dengan semakin
banyaknya jumlah karyawan terampil yang di rekrut
dibandingkan
dengan karyawan yang kurang
terampil akan mengakibatkan rata-rata upah
menjadi lebih besar sehingga biaya variabel per unit
beruba. Model dasar dari analisa break-even sebagai
berikut:
Gambar 8.1. Model Dasar Analisa Break-Even

89

N o t a s i yang digunakan dalam analisis breakeven, sebagai berikut:


BEP (Rp) = titikbreak-even (dalam rupiah)
BEP
(x)
= titikbreak-even (dalam unit)
X
= jumlah unit yang dijual
F
= total biaya tetap
V = biaya variabel per unit
P = harga jual netto per unit
TR = total pendapatan
TC = total biaya

= laba atau keuntungan


t
= pajak keuntungan
Dengan menggunakan pendekatan pendapatan sama
dengan biaya, rumus BEP dapat diperoleh, sebagai
berikut.
TR = TC
P.x F + V.x
Dapat diperoleh:

Apabila keuntungan dinyatakan dengan , volume yang


diperlukan untuk menghasilkan keuntungan tertentu
dapat dicari dari persamaan berikut ini.

90

Apabila unsur pajak terhadap keuntungan (t)


dimasukkan dalam analisis, rumus di atas berubah
menjadi, sebagai berikut.

Sasaran analisis break-even untuk mengetahui


pada tingkat volume berapa perusahaan mencapai titik
impas dari kegiatan usahanya. Dalam hal lain, analisis ini
dapat dipakai untuk membantu pemilihan jenis produk
atau proses dengan mengidentifikasi produk atau proses
yang mempunyai total biaya terendah untuk suatu volume yang diharapkan. Dalam pemilihan lokasi, analisis
ini dapat dipakai untuk menentukan lokasi yang
memiliki total biaya terendah, yang berarti juga
memiliki total pendapatan tertinggi, untuk kapasitas
produksi yang ditentukan.
Seperti telah disebutkan, biaya variabel per unit dan
pendapatan per unit dapat berubah dengan berubahnya
kapasitas produksi atau volume penjualan. Gambar 8.2
menunjukkan bagaimana analisis break-even digunakan
dalam situasi seperti ini.
Misalnya, suatu perusahaan beroperasi dalam lingkup
kapasitas awal di mana titik break-even terjadi pada titik
A. Perusahaan mulai mendapat untung apabila volume
penjualan sudah melebihi V1 unit. Keuntungan akan
meningkat searah dengan pertambahan volume
penjualan. Apabila volume sudah mencapai V2,
91

prusahaan perlu menambah fasilitas baru yang


memerlukan investasi tambahan sebesar BC. Akibatnya,
pada volume di atas V2, biaya telap mcnjadi lebih besar.
Perusahaan baru mendapat untung apabila volume
penjualan telah mencapai V3.
Informasi analisis break-even ini dapat membantu
manajemen dal am men gambil kepu tu san . Ji ka
target pen j u al an sudah ditentukan, dapat diketahui
volume output yang diperlukan untuk mencapai target
itu.
G a m b a r 8 . 2 . Model Break-Even untuk Fasilitas
yang Berbeda

b. Analisis Break-Even untuk Multiproduk


Analisis
break-even
dibedakan
antara
penggunaan untuk produk tunggal dan penggunaan
untuk beberapa produk sekaligus (multiproduk).
Kebanyakan perusahaan membuat atau menjual lebih
dari satu produk dengan menggunakan fasilitas yang
sama. Misalnya, setiap restoran selalu menjual lebih
dari satu jenis makanan, pasar swalayan menjual
berbagai jenis komoditas, atau industri bahan bangunan
92

yang membuat lebih dari satu jenis tegel. Menghitung


titik break-even untuk setiap produk sukar meskipun
biaya variabel dan harga jual setiap jenis produk dapat
diketahui. Hal ini disebabkan sukarnya menghitung
biaya tetap untuk masing-masing jenis produk. Untuk
mengetahui posisi break-even, biasanya dilakukan bukan
untuk per jenis produk melainkan untuk semua produk
yang dibuat/dijual perusahaan secara keseluruhan.
Rumus BEP untuk produk tunggal tidak dapat langsung
digunakan untuk multiproduk karena biaya variabel dan
harga jual setiap jenis produk berbeda. Oleh karena itu,
rumus
tersebut
harus
dimodifikasi
dengan
mempertimbangkan kontribusi penjualan dari setiap
produk.
Rumus
titik
sebagaiberikut.

break-even

untuk

multiproduk,

Di mana:
F = biaya tetap per periode
Vi = biaya variabel per unit
Pi = harga jual per unit
W i = persentase penjualan produk i terhadap
total rupiah penjualan
{(1 Vi/Pi).Wi)= kontribusi tertimbang
Di samping rumus di atas, dapat juga dipergukan
rumus sebagai berikut.

93

Di mana :
TVC = total biaya variabel
TR = total pendapatan

8.3. Soal-Soal

1. Kapan anggaran produksi pisa di susun untuk


kepentingan operasi produksi?
2. Sebutkan data apa saja yang cukup mempengruhi
kebijakan perusahan.
3. Jelskan difinisi Break Even pada perusahaan dan
estimasi apa saja yang mempengaruhi analisa
Break- Even.
4. PT. Dayo Mantap mempunyai biaya tetap sebesar

Rp3.000.000 pada periode ini. Biaya tenaga kerja


langsung sebesar Rp4.500 per unit dan biaya material
sebesar Rp500 per unit. Harga jual produk R.12.000
per unit. Tentukan:
a) Titik break-even.
b) Apabila keuntungan ditargetkan sebesar Rp560.000,
berapa unit produk yang harus terjual?
c) Apabila dari hasil keuntungan dikenakan pajak
sebesar 30%, berapa unit yang harus terjual agar
keuntungan tetap sebesar Rp 560.000?

94

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Agus Ahyari, M.B.A, 1999, Manajemen Produksi:
Perencaanaan
Sistim
Produksi
Buku
1,BPFE,
Yogyakarta.
Drs. Agus Ahyari, M.B.A, 1990, Manajemen Produksi:
Pengendalian Produksi Buku 2, BPFE, Yogyakarta.
Drs. E.c. Suryadi Prawirosentono, M.B.A, 1996, Soal
dan Jawaban Manajemen Produksi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Eddy Herjanto, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi,
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
T. Hani Handoko, 1999, Dasar-Dasar
Produksi dan Operasi, BPEF, Yogyakarta.

Manajemen

T. Hani Handoko, 2003, Manajemen Produksi dan


Operasi: Latihan Pemecahan Soal, BPEF, Yogyakarta.

95

Anda mungkin juga menyukai