Semua (Education for All) dan MDG. Jika siswa tidak sehat dan bergizi
baik, sekolah tidakdapat memenuhi misi utamanya dalam m enyediakan
pendidikan yang efektif, efisien dan adil. Beberapa permasalahan utama
dalam kesehatan dan gizi dapat menghambat proses belajar (BOOK)
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2010). Rendahnya status gizi pada anakanak sekolah akan membawa dampak negative pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Kurang gizi kronis berhubungan erat dengan
pencapaian akademik murid sekolah yang semakin rendah (Khomsan,
2012).
Status gizi yang rendah dapat menyebabkan penurunan konsentrasi belajar.
Menunjukkan ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan
kognitif atau nilai prestasi di sekolah. Status gizi yang rendah atau gizi
kurang menyebabkan anak-anak akan menurunkan IQ menyebabkan tidak
bisa berkonsentrasi secara maksimal (Devi, 2012). Status gizi
mempengaruhi kecerdasan atau prestasi belajar anak (Khomsan, 2012
Semua (Education for All) dan MDG. Jika siswa tidak sehat dan bergizi
baik, sekolah tidakdapat memenuhi misi utamanya dalam m enyediakan
pendidikan yang efektif, efisien dan adil. Beberapa permasalahan utama
dalam kesehatan dan gizi dapat menghambat proses belajar (BOOK)
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2010). Rendahnya status gizi pada anakanak sekolah akan membawa dampak negative pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Kurang gizi kronis berhubungan erat dengan
pencapaian akademik murid sekolah yang semakin rendah (Khomsan,
2012).
Status gizi yang rendah dapat menyebabkan penurunan konsentrasi belajar.
Menunjukkan ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan
kognitif atau nilai prestasi di sekolah. Status gizi yang rendah atau gizi
kurang menyebabkan anak-anak akan menurunkan IQ menyebabkan tidak
bisa berkonsentrasi secara maksimal (Devi, 2012). Status gizi
mempengaruhi kecerdasan atau prestasi belajar anak (Khomsan, 2012
Semua (Education for All) dan MDG. Jika siswa tidak sehat dan bergizi
baik, sekolah tidakdapat memenuhi misi utamanya dalam m enyediakan
pendidikan yang efektif, efisien dan adil. Beberapa permasalahan utama
dalam kesehatan dan gizi dapat menghambat proses belajar (BOOK)
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2010). Rendahnya status gizi pada anakanak sekolah akan membawa dampak negative pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Kurang gizi kronis berhubungan erat dengan
pencapaian akademik murid sekolah yang semakin rendah (Khomsan,
2012).
Status gizi yang rendah dapat menyebabkan penurunan konsentrasi belajar.
Menunjukkan ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan
kognitif atau nilai prestasi di sekolah. Status gizi yang rendah atau gizi
kurang menyebabkan anak-anak akan menurunkan IQ menyebabkan tidak
bisa berkonsentrasi secara maksimal (Devi, 2012). Status gizi
mempengaruhi kecerdasan atau prestasi belajar anak (Khomsan, 2012
1) Magnet Utama
Magnet utama dipakai untuk membangkitkan medan magnet
berkekuatan besar yang mampu menginduksi jaringan tubuh
sehingga menimbulkan magnetisasi.
Beberapa jenis magnet utama, antara lain :
a) Magnet Permanen
Magnet permanen terbuat dari beberapa lapis batang keramik
ferromagnetik dan memiliki kuat medan magnet maksimal 0,3
Tesla. Magnet ini di rancang dalam bentuk tertutup maupun
terbuka (C shape) dengan arah garis magnetnya adalah
antero-posterior.
b) Magnet Resistif
Medan magnet dari jenis resistif dibangkitkan dengan
memberikan arus listrik pada kumparan. Kuat medan magnet
yang mampu dihasilkan mencapai 0,3 Tesla.
c) Magnet Super Conductor
Magnet ini mampu menghasilkan medan magnet hingga
Freimarck, 1995 ).
Koil RF dirancang untuk sedekat mungkin dengan obyek agar
sinyal yang diterima memiliki amplitudo besar.
Beberapa jenis koil RF diantaranya :
a) Koil Volume ( Volume Coil )
b) Koil Permukaan ( Surface Coil )
c) Koil Linier
d) Koil Kuadrat
e) Phase Array Coil
4) Sistem Komputer
Sistem komputer bertugas sebagai pengendali diri dari
sebagian besar peralatan MRI. Dengan kemampuan piranti lunak
yang besar komputer mampu melakukan tugas-tugas multi (multi
tasking), diantaranya adalah operator input, pemilihan slice,
kontrol sistem gradien, kontrol sinyal RF dan lain-lain. Komputer
juga berfungsi untuk mengolah sinyal hingga menjadi citra MRI
yang dapat dilihat pada layar monitor, disimpan ke dalam piringan
magnetik, atau bisa langsung dicetak.
c. Dasar Fisika MRI
1) MR Active Nuclei (Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999)
Prinsip yang mendasari MRI adalah gerakan spin dari
nucleus aktif MR yaitu inti-inti atom spesifik dalam tubuh manusia
yang memiliki nomor massa ganjil (baik jumlah proton maupun
3) Resonansi
Adalah fenomena yang terjadi apabila sebuah obyek
diberikan pulsa yang mempunyai frekuensi sesuai dengan
frekuensi Larmor. Apabila tubuh pasien diletakkan dalam medan
magnet eksternal yang sangat kuat, maka inti-inti atomnya akan
berada pada arah yang searah atau berlawanan dengan medan
magnet luar dan inti-inti itu akan mengalami perpindahan dari
suatu energi ke tingkat energi yang lain. Proses perpindahan
energi ini seringkali merubah arah dari NMV, akibatnya vektor
dapat berubah arah dari arah longitudinal atau parallel medan
magnet luar, ke arah yang lain. Peristiwa ini terjadi apabila inti
atom menyerap energi untuk berpindah energi yang lebih tinggi
atau melepaskan energi untuk berpindah ke tingkat yang lebih
rendah. Energi untuk terjadinya proses ini di dapat dari energi
pulsa radiofrekuensi. Pulsa radio frekuensi ini harus mempunyai
frekuensi tertentu untuk dapat berperan dalam proses transisi, dan
harus disesuaikan dengan kekuatan medan magnet eksternal.
Untuk magnet dengan kekuatan 1 Tesla (10.000 gauss), frekuensi
RF yang diperlukan adalah 42,6 Mhz, sedangkan untuk 1,5 Tesla
diperlukan 63,9 Mhz
Besar nilai magnetisasi dari obyek atau jaringan yang
berada dalam medan magnet eksternal merupakan hubungan
linier yaitu semakin besar nilai medan magnet eksternalnya maka
dengan baik. Jika TE terlalu pendek maka baik lamak dan air tidak
punya waktu untuk decay sehingga keduanya tidak akan
menghasilkan kontras gambar yang baik.
e. Kualitas Citra MRI (Westbrook,C, dan Kaut,C, 1995)
1) Signal To Noise Ratio (SNR)
SNR adalah perbandingan antara besarnya signal amplitudo
dengan besarnya noise dalam gambar MRI. Noise dapat
disebabkan oleh system komponen MRI dan dari pasien. semakin
besar signal maka akan semakin meningkatkan SNR.
SNR dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu densitas proton dari
daerah yang diperiksa, voxel volume, TR, TE, flip angel, NEX,
receive bandwidth dan koil.
a) Densitas Proton.
Daerah dengan densitas proton yang rendah menghasilkan
signal yang rendah sehingga SNR yang dihasilkan juga
rendah. Sebaliknya daerah dengan densitas proton yang tinggi
akan menghasilkan sinyal yang tinggi sehingga SNR yang
dihasilkan juga tinggi.
b) Voxel Volume
Voxel volume berbanding lurus dengan SNR, semakin besar
voxel volume maka semakin besar SNR yang dihasilkan.
c) TR, TE, Flip Angle
Spin Echo
FID spin
echo
900 RF pulse
frequency encode readout
signal
gradient
1800 RF pulse
4) Scan Time.
Scan time adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
akuisisi data. Scan time berpengaruh terhadap kualitas gambar,
karena dengan waktu scanning yang lama akan menyebabkan
pasien bergerak dan kualitas gambaran akan turun. Beberapa hal
yang berpengaruh terhadap scan time adalah TR, jumlah phase
enchoding dan jumlah akuisisi (NEX).
f. Pulsa sekuen
1) Spin Echo
a) Pengertian Spin Echo
Spin echo konvensional adalah sekuen yang paling banyak
b) Parameter FSE
i. Echo Train Length
Yaitu jumlah rephasing pulsa atau multiple pulsa 180
dalam setiap TR. Nilai ETL atau turbo factor yang dapat
digunakan saat ini berkisar antara 2 sampai dengan 32.
ii. Echo Train Spacing (ETS) dan effective Time Echo (ETE)
Yaitu waktu antara echo atau antar pulsa 180 atau waktu
interval antara aplikasi RF 180 pada FSE. Biasanya nilai
ETS berkisar antara 16 20 ms. Effective TE yaitu waktu
antara echo dan pulsa RF yang menyebabkannya.
3) Echo Planar Imaging ( EPI ) (Westbrook,C, dan Kaut,C, 1995)
maka diffusi yang terjadi akan terbatas dan nilai rata-rata difusi
pada jaringan tersebut akan berkurang.
Gambar 7. Jaringan dengan cairan yang berdifusi
normal ( gambar kiri ), dan jaringan yang
diffusinya terbatas ( gambar kanan )
(Westbrook, 1999).
Imejing dengan sekuen spin echo dapat memperlihatkan
struktur dengan tanda-tanda diffusi pada jaringan. Gambaran
diffusi dapat diperoleh dengan lebih efektif dengan
mengkombinasikan dua pulsa gradient yang diapplikasikan
setelah eksitasi. Pulsa gradient digunakan untuk saling
mempengaruhi jika spin-spin tidak bergerak sementara spin-spin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi kemudahan bagi para praktisi kesehatan
untuk mendiagnosa penyakit serta menentukan jenis pengobatan bagi pasien. Salah satu bentuk kemajuan tersebut
adalah penggunaan alat MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk melakukan pencitraan diagnosa penyakit pasien
MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi,
penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam
tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan
ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur
rongga tubuh bagian dalam.
MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitive untuk menilai anatomi
jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak,.sumsum tulang belakang, susunan saraf dibandingkan dengan
pemeriksaan x-ray biasa maupun CT scan Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot,
ligament , tendon , tulang rawan , ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut maupun cedera sendi bahu.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga dada,
payudara , organ organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan jantung. Dan oleh sebab itu disini kami
membuat makalah yang berjudul MAKALAH KDM II TENTANG PEMEMERIKSAAN DIAGNOSTIK MRI agar kami
bisa mengetahui lebih jelas lagi tentang cara kerja MRI.
1.2 Rumusan masalah
Dalam pembuatan makalah ini masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari MRI ?
2. Bagaimana cara kerja MRI ?
3. Bagaimana kelebihan MRI ?
4. Apa Macam-macam MRI ?
5. Bagaimana Perkembangan MRI?
6. Bagaimana prisip dasar dari MRI?
7. Apa sajakah Instrumen dariMRI?
8. Bagaimanakah aplikasi klinik pemeriksaan MRI?
9. Bagaimanakah Penatalaksanaan pasien dan tehnik pemeriksaan dari MRI?
sehingga kita dapat membuat banyak irisan penampang yang bervariasi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan
banyaknya variasi gambar membuat suatu lesi menjadi menjadi lebih spesifik.
1.5. Perkembangan MRI.
Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori, bahwa inti atom bersifat sebagai magnet kecil, dan
inti atom membuat spinning dan precessing. Dari hasil penemuan kedua orang diatas kemudian lahirlah alat Nuclear
Magnetic Resonance (NMR) Spectrometer, yang penggunaannya terbatas pada kimia saja.
Setelah lebih dari sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR Spectometer, maka pada tahun 1971
ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan pasien. Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group
memproduksi gambaran potongan coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR. Selanjutnya
karena kekaburan istilah yang digunakan untuk alat NMR dan di bagian apa sebaiknya NMR diletakkan, maka atas
saran dari AMERICAN COLLEGE of RADIO-LOGI (1984), NMR dirubah menjadi Magnetic Resonance Imaging (MRI)
dan diletakkan di bagian Radiologi.
1.6. Prinsip dasar dari MRI
Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat diluar medan magnet mempunyai arah yang acak dan tidak
membentuk keseimbangan. Kemudian saat diletakkan dalam alat MRI (gantry), maka atom H akan sejajar dengan
arah medan magnet . Demikian juga arah spinning dan precessing akan sejajar dengan arah medan mag-net. Saat
diberikan frequensi radio , maka atom H akan mengabsorpsi energi dari frequensi radio tersebut. Akibatnya dengan
bertambahnya energi, atom H akan mengalami pembelokan, sedangkan besarnya pembelokan arah, dipengaruhi
oleh besar dan lamanya energi radio frequensi yang diberikan. Sewaktu radio frequensi dihentikan maka atom H
akan sejajar kembali dengan arah medan magnet . Pada saat kembali inilah, atom H akan memancarkan energi yang
dimilikinya. Kemudian energi yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang khusus dan diper-kuat.
Selanjutnya komputer akan mengolah dan merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai
irisan.
1.7. Istrumen MRI
Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe magnet, efek medan magnet,
magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan koil, yaitu :
1.Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagittal.
2. Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal.
3. Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial .
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan oblik.
c. Sistem frequensi radio berfungsi mem-bangkitkan dan memberikan radio frequensi serta mendeteksi sinyal
d. Sistem komputer berfung-si untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengon-trol semua komponen alat MRI dan
menyim-pan memori beberapa citra
e. Sistem penceta-kan citra, berfungsinya untuk mencetak gambar pada film rongent atau untuk menyimpan citra.
2.8. Aplikasi Klinik Pemeriksaan M R I
Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morpologik (lokasi, ukuran, bentuk, perluasan dan lain lain dari
keadaan patologis. Tujuan tersebut dapat diperoleh dengan menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang
tubuh akial, sagittal, koronal atau oblik tergantung pada letak organ dan kemungkinan patologinya. Adapun jenis
pemeriksaan MRI sesuai dengan organ yang akan dilihat, misalnya :
1. Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada : kelenjar pituitary, lobang telinga dalam , rongga mata , sinus
2. Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak, pendarahan, infeksi; tumor, kelainan
bawaan, kelainan pembuluh darah seperti aneurisma, angioma, proses degenerasi, atrofi
3. Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP), tumor, infeksi, trauma, kelainan bawaan.
4. Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ : lutut, bahu , siku, pergelangan tangan, pergelangan kaki , kaki , untuk
mendeteksi robekan tulang rawan, tendon, ligamen, tumor, infeksi/abses dan lain lain
5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu, pakreas, limpa, organ ginekologis,
prostat, buli-buli
6. Pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru paru, jantung.
2.9. Penatalaksanaan pasien dan tehnik pemeriksaan
Pada pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen, alat resusistasi, kursi roda, dll
yang bersifat fero-magnetik tidak boleh dibawa ke ruang MRI. Untuk keselamatan, pasien diharuskan mema-kai baju
pemeriksaan dan menanggalkan benda-benda feromagnetik, seperti : jam tangan, kunci, perhiasan jepit rambut, gigi
palsu dan lainnya.
Screening dan pemberian informasi kepada pasien dilakukan dengan cara mewawancarai pasien, untuk mengetahui
apakah ada sesuatu yang membahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan MRI, misalnya: pasien menggunakan
alat pacu jantung, logam dalam tubuh pasien seperti IUD, sendi palsu, neurostimulator, dan klip anurisma serebral,
dan lain-lain.
Transfer pasien menuju ruangan MRI, khususnya pasien yang tidak dapat berjalan (non ambulatory) lebih kompleks
dibandingkan peme-riksaan imaging lainnya. Hal ini karena medan magnet pesawat MRI selalu dalam keadaan on
sehingga setiap saat dapat terjadi resiko kece-lakaan, dimana benda-benda feromagnetik dapat tertarik dan
kemungkinan mengenai pasien atau personil lainnya. Salah satu upaya untuk meng-atasi hal tersebut, meja
pemeriksaan MRI dibuat mobile, dengan tujuan : pasien dapat dipindahkan ke meja MRI di luar ruang pemeriksaan
dan da-pat segera dibawa ke luar ruangan MRI bila terjadi hal-hal emergensi. Selain itu meja ca-dangan pemeriksaan
perlu disediakan, agar dapat mempercepat penanganan pasien berikutnya se-belum pemeriksaan pasien
sebelumnya selesai. Upaya untuk kenyamanan pasien diberikan, anta-ra lain dengan penggunaan Earplugs bagi
pasien untuk mengurangi kebisingan, penggunaan penyangga lutut / tungkai , pemberian selimut bagi pasien,
pemberian tutup kepala .
Untuk persiapan pelaksanaan pemeriksaan perlu dilakukan beberapa hal berikut. 5 Persiapan console yaitu
memprogram identitas pasien se-perti nama, usia dan lain-lain, mengatur posisi tidur pasien sesuai dengan obyek
yang akan diperiksa. Memilih jenis koil yang akan diguna-kan untuk pemeriksaan, misalnya untuk pemerik-saan
kepala digunakan Head coil, untuk peme-riksaan tangan, kaki dan tulang belakang digu-nakan Surface coil. Memilih
parameter yang te-pat, misalnya untuk citra anatomi dipilih para-meter yang Repetition Time dan Echo Time pendek,
sehingga pencitraan jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan berwarna hitam. Untuk citra pathologis dipilih
parameter yang Repetition Time dan Echo Time panjang, sehingga misalnya untuk gambaran cairan serebro spinalis
dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak berwarna putih. Untuk kontras citra antara, dipilih parameter yang
time repetition panjang dan time echo pendek sehingga gambaran jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan
tampak berwarna abu-abu. 5
Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal, perlu penentuan center magnet (land marking patient) sehingga coil
dan bagian tubuh yang diamati harus sedekat mungkin ke center magnet, misalnya pemeriksaan MRI kepala, pusat
magnet pada hidung.
Untuk menentukan bagian tubuh dibuat Scan Scout (panduan pengamatan), dengan parameter, ketebalan irisan dan
jarak antar irisan serta format gambaran tertentu. Ini merupakan gambaran 3 dimensi dari sejumlah sinar yang telah
diserap. Setelah tergambar scan scout pada TV monitor, maka dibuat pengamatan- peng-amatan berikutnya sesuai
dengan kebutuhan.
Pemeriksaan MRI yang menggunakan kon-tras media, hanya pada kasus-kasus tertentu saja . Salah satu kontras
media untuk pemeriksaan MRI adalah Gadolinium DTPA yang disuntikan intra vena dengan dosis 0,0 ml / kg berat
badan.
Contoh hasil pemeriksaan MRI
2.10. Artefak dari MRI dan cara mengatasinya.
Artefak adalah kesalahan yang terjadi pada gambar yang menurut jenisnya dapat terdiri dari : kesalahan geometrik,
kesalahan algoritma, kesalahan pengukuran attenuasi.
Sedangkan menurut penyebabnya terdiri dari :
a. Artefak yang disebabkan oleh pergerakan physiologi, karena gerakan jantung gerakan per-nafasan, gerakan darah
dan cairan cerebrospinal, gerakan yang terjadi secara tidak periodik seperti gerakan menelan, berkedip dan lain-lain.
b. Artefak yang terjadi karena perubahan kimia danpengaruh magnet.
c. Artefak yang terjadi karena letak gambaran tidak pada tempat yang seharusnya.
d. Artefact yang terjadi akibat dari data pada gambaran yang tidak lengkap.
f. Artefak sistem penampilan yang terjadi misalnya karena perubahan bentuk gambaran akibat faktor kesala-han
geometri, kebocoran dari tabir radio-frequens.
Akibat adanya artefak artefak tersebut pada gambaran akan tampak : gambaran kabur, terjadi kesalahan geometri,
tidak ada gambaran, gambaran tidak bersih, terdapat garisgaris dibawah gambaran, gambaran bergaris garis miring,
gambaran tidak beraturan.
Upaya untuk mengatasi artefak pada gambaran MRIdapat dilakukan dengan cara waktu pemotretan dibuat secepat
mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung radio fre-quensi, menanggalkan benda-benda yang bersifat
ferromagnetic bila memungkinkan, perlu kerja sama yang baik dengan pasien.
2.11. Tindakan yang perlu di lakukan bila terjadi kecelakaan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kecelakaan selama pemeriksaan MRI. Bila terjadi
keadaan gawat pada pasien, segera menghentikan pemeriksaan dengan menekan tombol ABORT, pasien segera
dikeluarkan dari pesawat MRI dengan menarik meja pemeriksaan dan segera berikan perto-longan dan apabila
tindakan selanjutnya memer-lukan alat medis yang bersifat ferromagnetik harus dilakukan di luar ruang pemeriksaan .
Seandainya terjadi kebocoran Helium, yang ditandai dengan bunyi alarm dari sensor oxigen, tekanlah EMERGENCY
SWITCH dan segera membawa pasien ke luar ruang pemeriksaan serta buka pintu ruang pemeriksaan agar terjadi
pertukaran udara, karena pada saat itu ruang pemeriksaan kekurangan oksigen.
Apabila terjadi pemadaman (Quenching), yaitu hilangnya sifat medan magnet yang kuat pada gentry (bagian dari
pesawat MRI) secara tiba-tiba, tindakan yang perlu dilakukan buka pintu ruangan lebar- lebar agar terjadi pertukaran
udara dan pasien segera di bawa keluar ruangan pemeriksaan. Hal perlu dilakukan karena Quenching menyebabkan
terjadinya penguapan helium, sehingga ruang pemeriksaan MRI tercemar gas Helium. Selama pemeriksaan MRI
untuk anak kecil atau bayi, sebaiknya ada keluarganya yang menunggu di dalam ruang pemeriksaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemanfatan MRI untuk memeriksa ba-gian dalam tubuh sangat efektif karena memi-liki kemampuan membuat citra
potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan
lebih detail dan akurat. Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet dalam membuat citra potongan tubuh,
sehingga tidak menimbulkan efek radiasi pengion seperti penggunaan pesawat sinar X. Gambaran yang dihasilkan
oleh pesawat MRI tergantung pada ketepatan pemilihan parameternya. Dalam pengoperasiannya dapat terjadi
kecelakaan yang bisa membahayakan pa-sien, petugas serta lingkungannya. Mengingat biaya pemeriksaan MRI bagi
seorang pasien cukup mahal dan efek sampingnya, ( terutama efek latennya) yang belum diketahui maka perlu
BAB I
PENDAHULUAN
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik penggambaran penampang
tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom hidrogen. Tehnik penggambaran MRI
relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Alat
tersebut memiliki kemampuan membuat gambaran potongan coronal, sagital, aksial dan oblik
tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien Bila pemilihan parameternya tepat, kualitas gambaran
detil tubuh manusia akan tampak jelas, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat
dievaluasi secara teliti.
Magnetic Resonance Imaging yang disingkat dengan MRI adalah suatu alat diagnostik
mutahir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet dan
gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X ataupun bahan radioaktif.
Hasil pemeriksaan MRI adalah berupa rekaman gambar potongan penampang
tubuh/organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 1,5 tesla
(1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Beberapa faktor kelebihan yang dimilikinya, terutama kemampuannya membuat
potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien
sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak.
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik penggambaran MRI relatif kompleks karena gambaran yang dihasilkan
tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas gambar
MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras,
sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat
diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran
MRI, antara lain :
1. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik
2. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
3. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya
4. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.
2. 1 Tipe MRI
MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :
1. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang luas
2. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
Sedangkan bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :
1. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 1,5 T
2. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 T
3. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.
Sebaiknya suatu rumah sakit memilih MRI yang memiliki tesla tinggi karena alat
tersebut dapat digunakan untuk teknik Fast Scan yaitu suatu teknik yang memungkinkan 1
gambar irisan penampang dibuat dalam hitungan detik, sehingga kita dapat membuat banyak
irisan penampang yang bervariasi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan banyaknya variasi
gambar membuat suatu lesi menjadi menjadi lebih spesifik.
2. 2 Prinsip MRI
Pasien ditempatkan dalam medan magnet, dan gelombang elektromagnet pulsa
diterapkan untuk membangkitkan objective nuclide di dalam tubuh. Nuclide yang
dibangkitkan akan kembali ke dalam energi semula dan akan melepaskan energi yang diserap
sebagai gelombang elektromagnet. Gelombang elektromagnet yang dilepas ini adalah sinyal
MR. Sinyal ini dideteksi dengan kumparan (coil) untuk membentuk suatu gambar (image).
Yang perlu diperhatikan dengan memakai MR adalah nucleus (proton di dalam tubuh).
Nucleus mempunyai massa dan muatan positif serta berputar pada sumbunya. Nucleus yang
berputar ini dianggap sebagai suatu magnet batang kecil (small bar magnet). Karena nucleus
ditempatkan di dalam medan magnet statis, maka akan berputar (precession). Ketika suatu
pulsa RF yang mempunyai frekuensi sama dengan kecepatan/frekuensi dari putaran diberikan,
nucleus menyerap energi dari pulsa (yang disebut gejala resonansi). Pulsa RF adalah
gelombang elektromagnet dan disebut pulsa RF (Radio Frequency) karena band frekuensinya.
Ketika pulsa RF dimatikan, nucleus kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi yang
diserap (yang disebut relaxation). Dengan membuat nucleus memancarkan sinyal ketika
melepaskan energi yang diserap, suatu gambar (image) dihasilkan.
Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe magnet,
efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut
2. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan koil,
yaitu:
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan
oblik
3. Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio frekuensi serta
mendeteksi sinyal.
4. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengontrol semua
komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra.
5. Sistem pencetakan citra, fungsinya untuk mencetak gambar pada film rontgent atau untuk
menyimpan citra.
Sebagai inti dari MRI adalah magnet untuk menghasilkan medan magnet statis. Berikut adalah
3 macam magnet yang sekarang dipakai dalam sistem MRI:
1. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)
2. Magnet resistif (Resistive Magnet/RM)
3. Magnet superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)
1. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)
Magnet tetap adalah sama dengan suatu magnet batang. Sistem MRI yang menggunakan suatu
magnet tetap dapat dianggap suatu magnet batang yang besar.
Ciri-ciri sistem MRI yang menggunakan magnet tetap adalah sebagai berikut:
1. Karena tidak ada daya listrik untuk menghasilkan medan magnet, biaya pemakaian sangat
rendah.
2. Sistem sangat berat.
Keuntungan sistem ini adalah biaya pemakaian (running cost) yang sangat rendah
dibanding sistem yang lain (magnet kumparan dan magnet superkonduktif).
2. Magnet Resistif (Resistive Magnet/RM)
Magnet resistif dapat dianggap suatu magnet listrik. Magnet ini menghasilkan medan magnet
yang kuat dengan mengalirkan suatu arus listrik yang besar melalui suatu kumparan tembaga,
aluminium, atau materi yang lain yang mempunyai hambatan listrik (electric resistance)
rendah.
superkonduktif lebih berguna, tetapi masalahnya adalah helium cair yang dibutuhkan untuk
mendinginkan kumparan.
Kekurangan dengan menggunakan helium cair adalah sebagai berikut:
1. Tidak mudah untuk menangani
2. Harga helium cair sangat mahal
3. Helium cair menguap pada kecepatan 0,6 sampai 0,7 liter/jam
4. Penggunaan kembali helium gas sesudah penguapan adalah sulit
4. Pelindung untuk MRI
Dua macam pelindung (shield) sangat penting untuk MRI:
1. MRI dipengaruhi oleh noise radio
Gelombang elektromagnet yang digunakan MRI mempunyai frekuensi yang sama dengan
siaran radio. Jika sistem MRI yang dipasang tanpa pelindung (shield), maka akan
terpengaruh noise radio serta mempengaruhi mutu gambar (image) yang dihasilkan. Untuk
menjamin mutu gambar, seluruh sistem ruang MRI harus diberi pelindung.
Upaya untuk mengatasi artefak pada gambaran MRI, antara lain dilakukan dengan cara :
1. Waktu pemotretan dibuat secepat mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung radio
frekuensi
2. Menanggalkan benda-benda yang bersifat ferromagnetic bila memungkinkan
3. Perlu kerja sama yang baik dengan pasien.
4. Pengambilan sample/gambar sebaiknya lebih dari satu kali.
5. Pengolahan citra yang dilakukan pada komputer (image processing) harus sebaik
mungkin.
Daftar Pustaka
o NN, Alat Radiologi IV, Akademi Teknik Elektromedik
o www.litbang.depkes.go.id/media/data/mri.pdf
o http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_resonance_imaging#Back
ground_information