Anda di halaman 1dari 14

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM

TERHADAP IKLIM
PEREKONOMIAN DAN
PERINDUSTRIAN DI INDONESIA

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi nilai tugas dalam Mata Kuliah Manajemen

oleh :

ROHIM IBROHIM

AKADEMI SEKRETARIS & MANAJEMEN


CIPTO HADI PRANOTO
B E K A S I
2015

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini sesuai
waktu yang diharapkan. Makalah ini berjudul Dampak Kenaikan Harga
BBM Tehadap Iklim Perekonomian & Perindustrian di Indonesia. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas pada mata
kuliah Manajemen.
Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan
terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Manajemen, serta kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan kemudahan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, penulis menyadari tentunya masih terdapat kekurangan
dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Namun, penulis tidak
menutup diri dari kritik serta saran yang sekiranya akan membuat
makalah ini menjadi lebih baik di kemudian hari.

Bekasi,

Februari

2015

Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar

Daftar Isi

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Deskriptif

B. Landasan TeorI

C. Terapan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

13

B. Saran

13

DAFTAR PUSTAKA

14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) dalam negeri menyebabkan perubahan perekonomian
secara drastis. Kenaikan BBM ini akan diikuti oleh naiknya harga barangbarang dan jasa-jasa di masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa ini
menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia mengalami kenaikan dan
mempersulit

perekonomian

berpenghasilan tetap.

masyarakat

terutama

masyarakat

yang

Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat


berpengaruh terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply).
Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta
kemampuan

untuk

membeli

barang

yang

bersangkutan

(Rosyidi,2009:291). Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah


barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan
waktu tertentu.
Permintaan dari masyarakat akan berkurang karena harga barang
dan jasa yang ditawarkan mengalami kenaikan. Begitu juga dengan
penawaran, akan berkurang akibat permintaan dari masyarakat menurun.
Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari naiknya
biaya produksi dari barang dan jasa. Ini adalah imbas dari kenaikan harga
BBM. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, Jika harga suatu barang
naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan sebaliknya jika
harga barang turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah (Jaka,
2007:58).
Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM
adalah kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini
terjadi karena dampak kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat
komponen

biaya

yang mengalami

kenaikan.

Kondisi

perekonomian

Indonesia juga akan mengalami masalah. Daya beli masyarakat akan


menurun, munculnya pengangguran baru, dan sebagainya.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit
untuk dihindari, karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan
distribusi barang. Di sisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat
dihindari, karena membebani APBN. Sehingga Indonesia sulit untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, baik itu tingkat investasi, maupun
pembangunan-pembangunan lain yang dapat memajukan kondisi ekonomi
nasional. Dengan naiknya tingkat inflasi, diperlukan langkah-langkah atau
kebijakan-kebijakan

untuk

mengatasinya,

demi

menjaga

kestabilan

perekonomian nasional.
Diperlukan kebijakan pemerintah, dalam hal ini Bank Sentral yakni
Bank Indonesia untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat.

Jumlah uang yang beredar dimasyarakat ini berhubungan dengan tingkat


inflasi yang terjadi. Banyaknya uang yang beredar di masyarakat ini
adalah dampak konkret dari kenaikan harga BBM.
Bank Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk
mengatasi masalah ini, selain pemerintah tentunya, bertugas untuk
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Salah satu langkah
yang dilakukan untuk mengatasi inflasi ini adalah dengan mengatur
tingkat suku bunga. Kebijakan menaikkan dan menurunkan tingkat suku
bunga ini dikenal dengan sebutan politik diskonto yang merupakan salah
satu instrumen kebijakan moneter. Dari latar belakang diatas, maka dalam
makalah ini penulis akan membahas mengenai Dampak Kenaikan Harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Tingkat Inflasi dan Perekonomian
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah mengenai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
terhadap perekonomian Indonesia, yang di dalamnya juga berdampak
pada tingkat inflasi. Masalah ini diambil karena kenaikan harga BBM dapat
mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Dalam makalah ini,
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja dampak dari kenaikan harga BBM?
2. Bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan
perekonomian Indonesia?
3. Bagaimana langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi
inflasiyang disebabkan oleh kenaikan harga BBM?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskriptif
Negara Indonesia dikenal dengan salah satu penghasil minyak
dunia, namun saat ini Indonesia juga merupakan salah satu negara

pengimpor minyak. Hal ini disebabkan karena tiap tahun produksi minyak
Indonesia semakin berkurang, sedangkan pemakai akan konsumsi minyak
atau BBM tersebut semakin bertambah. Sehingga kenaikan harga minyak
menjadi momok yang sangat menakutkan bagi NKRI ini, selama ini
pemerintah harus mengeluarkan dana subsidi untuk BBM yang diambil
dari APBN, sehingga kita dapat membeli BBM dengan murah akibat
adanya subsidi BBM tersebut. Tetapi dengan naiknya harga minyak di
dunia, pemerintah tidak dapat menjual BBM kepada masyarkat dengan
harga yang sama dengan harga yang sebelumnya karena hal itu dapat
menyebabkan pengeluaran APBN untuk subsidi BBM semakin tinggi, dan
hal ini dapat membuat kacaunya RAPBN yang telah dirumuskan oleh
pemerintah sebelumnya. Maka pemerintah mengambil kebijakan untuk
menaikan harga BBM.
Ada

indikasi

terhadap

penyelewenganpenyelewengan

dalam

pendistribusian Bahan Bakar Minyak. Di beberapa tempat bahkan muncul


spekulasi akan kenaikan harga BBM jadi mereka melakukan penimbunan
BBM agar dapat dijual dengan harga tinggi pada saat harga BBM itu naik.
Padahal untuk saat ini tidak akan ada kenaikan untuk BBM bersubsidi,
yang ada adalah pengurangan BBM bersubsidi itu sendiri maupun
kenaikan harga pada seKtor BBM yang tidak bersubsidi. Pemerintah pun
menunda waktu pelaksanaan program BBM bersubsidi yang pernah
dicanangkan bahwa BBM bersubsidi hanya akan diberikan terhadap
kendaraan-kendaraan tertentu. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi
perekonomian

Indonesia

karena

dengan

adanya

penimbunan

BBM

tersebut masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan BBM. Dan


kelangkaan itu sangat berpengaruh terhadap harga BBM di pasaran. Hal
ini pulalah ( harga BBM ) yang mempengaruhi sebagian besar harga
komoditas.
Karena harga BBM naik maka biaya pengangkutan juga akan naik,
dan bila harga pengangkutan naik maka harga kebutuhan bahan pokok
juga akan naik, dan bila harga kebutuhan pokok naik maka daya beli
masyarakat terhadap suatu barang akan menurun. Daya beli masyarakat
yang

menurun

tentu

dapat

mempengaruhi

pendapatan

nasional

Indonesia. Dan oleh karena itu pemerintah diharapkan untuk lebih


melakukan pengawasan yang ketat terhadap spekulan BBM, karena
dengan hanya spekulasi harga BBM yang akan naik, hal itu dapat
sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Bahkan hanya karena spekulan ini, Indonesia pernah mengalami
defisit sekitar 0.6% di tahun 2010 lalu. Diharapkan tahun ini tidak akan
terjadi kenikan BBM lagi. Karena dikhawatirkan jika harga BBM naik maka
tingkat Inflasi Indonesia juga akan naik. Dan jika peraturan BBM bersubsidi
telah diterapkan maka diperkirakan target inflasi pemerintah sebesar 5
plus

minus

1% akan sulit

tercapai.

Terdapat

empat faktor

yang

menyebabkan harga minyak naik pada saat ini antara lain :


1. Invasi Amerika kepada Irak
Ini menyebabkan ladang minyak di Irak tidak dapat berfungsi
secara optimal sehingga supply minyak menurun
2. Permintaan minyak yang cukup besar dari negara China & India
3. Badai katrina dan badai rita yang melanda daerah Amerika
Serikat dan merusak kegiatan produksi yang berada di daerah
teluk Meksiko
4. Ketidakmampuan OPEC menstabilkan harga minyak dunia
B. Landasan Teori
Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi perekonomian
rakyatIndonesia? Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka
kenaikan

BBM

bisa

kontra-produktif.

Kenaikan

harga

BBM

akan

menimbulkan kemarahan masal, sehingga ketidakstabilan di masyarakat


akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian masyarakat merasa tidak siap
untuk menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM ini merupakan
tindakan pemerintah yang beresiko tinggi. Berikut dampak yang di
hasilkan apabila harga BBM dinaikkan :
1) Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal. Harga
barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh

naiknya biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan


bakar.
2) Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak
bagi perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan
menengah)
3) Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh harga bahan
baku, beban transportasi, dan lain-lain.
4) Kondisi

keuangan

UMKM

menjadi

rapuh,

maka

rantai

perekonomian akan terputus.


5) Terjadi

peningkatan

jumlah

pengangguran.

Dengan

meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan


akan terjadi PHK.
6) Inflasi akan terjadi jika harga BBM mengalami kenaikan. Inflasi
yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi suatu barang
atau jasa. Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi
inflasi.
Terjadinya inflasi ini tidak dapat dihindari karena bahan bakar,
dalam hal ini premium, merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, dan
merupakan jenis barang komplementer. Meskipun ada berbagai cara
untuk mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat sehari-hari. Inflasi akan terjadi karena apabila
subsidi BBM dicabut, harga BBM akan naik. Masyarakat mengurangi
pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke pemerintah tapi tetap banyak
beredar di masyarakat.
Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami
kenaikan pula. Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam
kasus ini adalah Cost Push Inflation. Inflasi ini terjadi karena adanya
kenaikan dalam biaya produksi. Ini jika inflasi dilihat berdasarkan
penyebabnya. Sementara jika dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan
terjadi adalah Domestic Inflation, sehingga akan berpengaruh terhadap
perekonomian

dalam

negeri.Kenaikan

harga

pengaruh terhadap kehidupaniklim berinvestasi.

BBM

akan

membawa

Biasanya

kenaikan

BBM

akan

mengakibatkan

naiknya

biaya

produksi, naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga


barang-barang

menjadi

lebih

mahal,

daya

beli

merosot,

kerena

penghasilan masyarakat yang tetap. Ujungnya perekonomian akan


stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu. Di sisi lain, kredit macet
semakin

kembali

meningkat,

yang

paling

parah

adalah

semakin

sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya


sesuai dengan kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.
Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika
tidak? Subsidi pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat juga.
Meskipun negara kita merupakan penghasil minyak, dalam kenyataannya
untuk memproduksi BBM kita masih membutuhkan impor bahan baku
minyak juga. Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus
disediakan pemerintah juga semakin besar. Untuk menutupi sumber
subsidi,salah

satunya

adalah

kenaikan

pendapatan

ekspor.

Karena

kenaikan harga minyak dunia juga mendorong naiknya harga ekspor


komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit, karena minyak sawit mentah
(CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income dari naiknya harga CPO
tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan
untuk subsidi minyak.
Kenaikan

harga

BBM

berdampak

pada

meningkatnya

inflasi.

Dampak dari terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional adalah


sebagai berikut:
1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan

kerja di masyarakat
2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidakmerataan pendapatan dalam

masyarakat
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung


parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai
pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih
baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang
bergairah

untuk

bekerja,

menabung

dan

mengadakan

investasi.

Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi
tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat.
Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung
dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin
merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Sementara dampak inflasi
bagi masyarakat, ada yang merasa dirugikan dan ada juga yang
diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan adalah golongan
masyarakat yang berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan
hartanya dalam bentuk uang, dan para kreditur. Sementara golongan
masyarakat yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para pedagang dan
industriawan, dan para debitur.
Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk melihat
stabilitas ekonomi suatu wilayah, negara, atau daerah. Yang mana tingkat
inflasi menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum
yang dihitung dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan demikian angka
inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan
tetap, dan di sisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu
barang dan jasa.
C. Terapan
Ada
pemerintah

beberapa
dalam

ketergantungan
berupaya

untuk

rekomendasi
upaya

terhadap

1.

impor

meningkatkan

kebijakan

Sebagai
minyak,
produksi

yang

upaya

dapat

diambil

untuk

mengurangi

pemerintah

seharusnya

minyak

nasional

dengan

perbaikan iklim investasi di sektor pertambangan minyak sehingga


mampu menggairahkan kegiatan eksplorasi dan eksplitasi minyak bumi.
2. Untuk meningkatkan kepercayaan publik, pemerintah seharusnya
melakukan pembenahan dan audit Pertamina. 3. Upaya untuk menolong
dunia usaha yang kian terpuruk akibat kenaikan BBM, maka pemerintah

dapat melakukan: penghapusan ekonomi biaya tinggi, penghapusan


berbagai pungutan resmi maupun tidak resmi, penyederhanaan rantai
perijinan. 4. Pemerintah harus bersikap dan bertindak tegas terhadap
pengusaha yang menggeser kenaikan harga BBM dengan menaikkan
harga secara tidak wajar dan tidak didukung data yang kuat. 5. Kenaikan
kebutuhan bahan pokok dapat meningkatkan kemiskinan secara tajam,
oleh karena itu pemerintah seharusnya mampu mengendalikan harga
kebutuhan pokok di tingkat yang wajar sehingga tidak memberatkan
kalangan konsumen miskin dan kalangan petani sebagai produsen. 6.
Pengalihan subsidi BBM ke subsidi langsung sebaiknya diarahkan ke arah
kegiatan yang bersifat produktif, jangka panjang, berkelanjutan dan
mampu meningkatkan kapasitas modal manusia seperti program padat
karya, pengembangan usaha kecil menengah, pendidikan dasar dan
kesehatan. 7. Raskin dan Subsidi Tunai Langsung secara masif seperti saat
ini harus diposisikan sebagai Jaring Pengaman Sosial yang bersifat
emergency dan sementara. Subsidi Langsung Tunai untuk selanjutnya
seharusnya diberikan kepada kelompok usia non-produktif diatas 60 tahun
yang miskin sebagai Jaminan Sosial. Sedangkan kelompok miskin usia
produktif diarahkan untuk berusaha dan bekerja. 8. Walaupun pencabutan
subsidi BBM secara teori ekonomi memiliki argumentasi yang kuat,
pemerintah juga harus memperhatikan faktor sosial dan politik akibat
pencabutan subsidi BBM.
Selain hal diatas, pemerintah juga dapat melakukan perbaikanperbaikan seperti: Pertama, memperbaiki fasilitas transportasi umum.
Mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan kendaraan pribadi dalam
melaksanakan aktivitasnya. Hal ini tak pelak mengakibatkan konsumsi
BBM

melonjak.

Pengurangan

penggunaan

kendaraan

pribadi

akan

mengurangi konsumsi BBM secara signifikan. Namun sayangnya, hingga


saat ini tidak ada transportasi umum yang cukup nyaman sehingga
masyarakat

beralih

ke

kendaraan

pribadi.

Mudahnya

memperoleh

kendaraan dan pajak barang mewah yang murah menjadikan para pejabat
atau masyarakat menengah ke atas untuk memiliki kendaraan pribadi.
Perlunya

pengaturan

kendaraan

pribadi

seperti

di

Jepang

dapat

mengurangi pemakaian BBM dan sarana angkutan umum dapat menjadi


pilihan masyarakat.
Kedua, Pemerintah harus melakukan efisiensi pada berbagai lini /
pos pengguna APBN terutama biaya operasional dan belanja negara serta
sarana prasarana pejabat yang dinilaiterlalu mewah.
Ketiga,

menekan

penguasaan

migas

oleh

asing

dan

mengembalikannya ke dalam pengelolaan negara sesuai dengan amanat


pasal 3 ayat (3) UUD1945. Saat ini pihak asing sudah mengendalikan
produksi dan penjualan minyak dari hulu hingga hilir, setidaknya 89%
migas dikuasai oleh asing (Tribun Jabar, 24/3/2012). Kondisi ini diperparah
dengan izin pengelolaan sumur-sumur minyak seperti Blok Cepu yang
dikendalikan oleh Exxon Mobil selama 30 tahun ke depan. Begitu juga
sumur minyak yang tersebar di tanah air hampir semuanya dikendalikan
oleh asing. Walupun dulu mantan Dirut Pertamina Wydia Purnama pernah
menentang kepemilikan asing dan mengatakan Pertamina sanggup untuk
mengelolanya namun naluri pemerintah untuk menggadaikan asset
negara ini pada asing semakin kuat, alhasil Wydia Purnama disingkirkan
dari posisinya karena dinilai tidak mendukung kebijakan pemerintah.
Jika minyak bumi dikelola oleh BUMN maka keuntungan akan lebih
dirasakan oleh masyarakat. Pengelolaan yang dominan oleh asing
menandakan negara gagal dalam memanfaatkan SDA yang ada. Kenaikan
harga BMM jelas tidak mensejahterakan rakyat, seharusnya pemerintah
memikirkan solusi cerdas seperti negara penghasil minyak lainnya yang
mengelola minyaknya dengan baik dan menjualnya lebih murah di dalam
negeri. Sebut saja harga bensin di Arab Saudi Rp. 1.068, Bahrain Rp.
2.403, Kuwait Rp. 1.689, Iran Rp. 979, Mesir Rp 2.848, Nigeria Rp. 890,
Qatar Rp.1.958, Turmekistan Rp 750, bahkan Venezuela menjual hanya
Rp. 495. Bayangkan negara penghasil minyak sendiri tapi harga BBM
melambung tidak sesuai dengan ekonomi masyarakat.
Keempat, hal penting yang perlu dilakukan pemerintah adalah
mengoptimalkan upaya pemberantasan KKN. Praktek KKN sudah menjadi
penyakit yang akut. Survei TII tahun 2011 menempatkan Indonesia
negara terkorup ke 4 di dunia. Sungguh prestasi yang menyakitkan, oleh

karena itu sudah saatnya hukuman mati dan pemiskinan bagi koruptor
tanpa tanpa tebang pilih. Jika KKN di negeri yang kaya akan SDA ini
teratasi penulis yakin masyakat akan sejahtera dan tidak akan ada
gelombang penolakan terhadap kebijakan pemerintah.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi

masyarakat. Dampak yang signifikan akan terjadi pada tingkat inflasi dan
pada kondisi perekonomian nasional. Dampak kenaikan harga BBM
terhadap inflasi adalah akan terjadi kenaikan pada tingkat persentase
inflasi. Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah, dan
akan berdampak pula pada harga berbagai jenis barang dan jasa. Kondisi
perekonomian akan mengalami goncangan, ketidakstabilan akan terjadi.
Iklim investasi akan menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah
pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk
mengatasi inflasi adalah dengan kebijakan moneter. Seluruh instrumen
kebijakan moneter efektif dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.

B.

Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran

sebagai berikut:
1. Pemerintah

hendaknya

memilih

waktu

yang

tepat

untuk

mengeluarkan kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak


(BBM).
2. Jika inflasi terjadi akibat dampak dari kebijakan pemerintah,
diperlukan suatu langkah yang tepat dalam mengatasi inflasi
yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
http://anaokta.blogspot.com/2013/05/tugas4dampak-kenaikan-hargabahan-bakar.htmlHamid.
Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah dan Kebijakan
Kontemporer.
Jogjakarta: UII Press.Jaka, Nur dkk. (2007). Intisari Ekonomi untuk SMA.
Bandung: CV Pustaka Mandiri. Mankiw, N. Gregory. (2006).
Makro ekonomi Edisi-6. Jakarta: Erlangga.Rosyidi, Suherman. (2009).
Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan
Makro. Jakarta: Rajawali Pers. Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus.
(1986).
Ekonomi Edisi Ke-12.Jakarta: Erlangga.Wahyuningsih, Endang. (2012).
Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap Kondisi Ekonomi Indonesia.
http://www.wealthindonesia.com/wealth-growth-andaccumulation/dampak-kenaikan-harga-minyak-terhadap-kondisi-ekonomiindo.html.
http://ikhwanbukhari.blogspot.com/2012/12/makalah-dampak-kenaikanharga-bahan.html .

Anda mungkin juga menyukai