Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat dan hidayahnya sehingga
Makalah ini dapat diselesaikan oleh kami. Dalam makalah ini, kami menyadari akan
keterbatasan ilmu pengetahuan yang penyusun miliki sehingga makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik materi ataupun cara penulisannya. Karena kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun agar
penyusun dapat mengoreksi kesalahan yang terdapat pada makalah.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya dan pemabaca pada
umumnya.

Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang................................................................................................ 1
B. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Identifikasi masalah..................................................................................... 4
B. Pembatasan Masalah.................................................................................... 6
C. Perumusan Masalah..................................................................................... 7
D. Rumusan Tujuan..........................................................................................
E. Hipotesis.........................................................................................................8
F. Proposisi.........................................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 10
DaftarPustaka........................................................................................................... 12

BAB I
A. Latar Belakang
Dalam suatu penelitian hendaknya kita tahu halhal yang harus dilakukan dalam
meneliti agar penelitian yang di buat tidak menjurs kepada hal-hal yang lain, dengan
dilandasi hal itu, disini akan ada beberapa pembahasan yang sekiranya dapat membatasi

penelitian yang dibuat agar tepat pada sasaran dan tidak melenceng dari judul penelitian
yang dibuat.
Dalam penulisan makalah ini akan ada beberapa pembahasan diantaranya :
1. Identifikasi masalah
2. Pembatasan masalah
3. Perumusan masalah
4. Rumusan tujuan
5. Hipotesis
6. Asumsi

B. Tujuan
Dengan pemilihan tema dan penyusunan makalah ini, diharapkan para pembaca dapat
memahami bagaimana mengidientifikasi suatu masalah dari suatu penelitian kemudian
dapat merumuskan suatu masalah tersebut, danjuga dapat mengambil kesimpulan dari
suatu hipotesis.

BAB II
A. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor
faktor yang berupa permasalahan.mengidentifikasi masalah masalah penelitian bukan
sekedar mendaftar jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu karena masalah
yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau signifikansi untuk
dipecahkan

Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling
penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian,
bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah
penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan
lapangan. Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah :
1. Bacaan
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil
penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik
tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan
dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua
masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian
lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab. Selain jurnal
penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah
misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala
dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang
berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak.
2. PertemuanIlmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar,
diskusi. Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul
berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.Pernyataan
Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang dianut
oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang
otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat
bersifat formal dan non formal
3. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang
dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang
otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat
formal dan non formal
4. Observasi(Pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun
yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup
lama, dapat melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah
dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar
mengajarWawancara dan AngketMelalui wawancara kepada masyarakat mengenai

sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang
dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada
masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat
tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan
penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan
adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat
5. Wawancara dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan
dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian
juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa
sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya
sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di
lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di
masyarakat.
faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah penelitian,
dapat

juga

berdiri

sendiri

dalam

mencetuskan

suatu

masalah.

Jadi

untuk

mengindentifikasi masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas. Sumber-sumber


masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat
juga melalui salah satu sumbersaja. Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu
dipilih dan ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu penelitian

B. Pembatasan Masalah
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah
yang terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini
dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan
sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut
dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim
disebut dengan batasan masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua
masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang
menjadi masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan

dukungan data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa sosok masalah tersebut. Misal,
jika yang dipilih mengenai prestasi kerja karyawan yang rendah dipaparkanlah
(dideskripsikanlah) kerendahan prestasi kerja itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja
seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah,
kualitas kerja seberapa rendah). Dapat pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian
masalah, yaitu menegaskan secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang
akan memudahkan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misal, dalam
contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan waktu kerja),
keseriusan atau kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malasmalasan dan buang-buang waktu, banyak menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya
karya yang dihasilkan berbanding waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja
Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya: (1)
membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang
sudah diidentifikasi), (2) menegaskan pengertiannya, dan (3) memaparkan data-data yang
memberikan gambaran lebih rinci mengenai sosoknya.. Seperti dalam contoh : Jadi, jika
masalahnya berupa prestasi kerja karyawan yang rendah (yang dipilih dari, misalnya:
kreativitas kerja yang rendah, kemampuan berinisiatif yang rendah, kerja sama (kolegialitas)
yang rendah, loyalitas yang rendah, dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih, dibatasi)
tentu mengenai kerendahan prestasi kerja karyawan, bukan mengenai faktor penyebab
rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya memotivasi karyawan. Jika yang jadi masalah
kekurangan fasilitas (sarana prasarana) pendidikan, maka yang disebutkan (dituliskan) adalah
bahwa yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan
pengelolaan fasilitas. Kekurangan fasilitas dan pengelolaan fasilitas merupakan dua hal yang
berbeda [Ada masalah apa pula dengan pengelolaan fasilitas? "Pengelolaan fasilitas" bukan
masalah, itu topik atau tema! Lain jika "salah kelola fasilitas" atau "ketidakefektivan
pengelolaan fasilitas"].

C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang
perlu dijawab dengan penelitian.Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap
dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah

Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk
kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya
penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si
peneliti. Masalah yang dipilih harus researchable dalam arti masalah tersebut dapat
diselidiki. Masalah perlu dirumuskan secara jelas, karena dengan perumusan yang jelas,
peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel apa yang akan diukur dan apakah ada
alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan masalah yang
jelas, akan dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya Berdasarkan
pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah :
1.

Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna


Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat
membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi

bermakna.
2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat Tanya
Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, bukan
kalimatpernyataan.
3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit
Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti secara
eksplisit dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang
akan

diselidiki,

mengapa

diselidiki,

bagaimana

pelaksanaannya,

bagaimana

melakukannya dan apa tujuan yang diharapkan.


4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional
Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti
memahami variabel-variabel dan sub-sub variabel yang ada dalam penelitian dan
bagaimana mengukurnya.
5. Rumusan masalah hendaknya mampu memberi petunjuk tenang memungkinkannya
pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung
dalam masalah penelitian tersebut.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan
simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya
disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional

D. Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang suatu tingkah laku, gejala-gejala, atau
kejadian tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Jadi hipotesis merupakan rumusan

jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya dengan data data yang dianalisis dalam
kegiatan penelitian. Perumusan hipotesis harus berdasarkan fakta yang ditemukan. Fakta
yang diperlukan untuk merumuskan hipotesis ada tiga cara, yaitu:
1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya.
2. Menafsirkan dari sumber asli.
3. Fakta yang diperoleh dngan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning
(penalaran abstrak).
Hipotesis yang baik dapat dijadikan petunjuk dalam melaksanakan penelitian. Hipotesis yang
baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai hubungan dengan bidang yang teliti
2. Dapat diuji kebenarannya
3. Rumusannya sederhana dan terbatas

E. Proposisi
Proposisi adalah hubungan yang logis antara antara dua konsep atau lebih dalam bentuk
kalimat pernyataan. Misalnya proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh perbedaan upah.
Ada dua tipe proposisi yaitu:
1. Aksioma atau postulat, yaitu proposisi yang kebenarannya tidak perlu dipertanyakan
lagi. Sehingga tidak perlu diuji dengan sebuah penelitian
2. Teorema, proposisi yang dideduksikan dari aksioma, aksioma banyak digunakan
dalam ilmu-ilmu eksakta sedangkan dalam ilmu sosial aksioma sangat jarang.
Sedangkan yang menjadi perhatian peneliti adalah teorema inti.

BAB III
Penutup
Kesimpulan
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling
penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian,
bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah
penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan
lapangan. Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah
1.
2.
3.
4.
5.

Bacaan
PertemuanIlmiah
Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Observasi(Pengamatan)
Wawancara dan Angket

Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah
yang terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini

dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan
sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut
dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim
disebut dengan batasan masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua
masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang
perlu dijawab dengan penelitian.Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap
dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara
lain adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna


Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat Tanya
Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit
Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional
Rumusan masalah hendaknya mampu memberi petunjuk dalam penelitian
Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya,

Hipotesis adalah penjelasan atau jawaban sementara tentang suatu tingkah laku, gejalagejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi dari.
yang diperlukan untuk merumuskan hipotesis yaitu:
1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya.
2. Menafsirkan dari sumber asli.
3. Fakta yang diperoleh dngan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning
(penalaran abstrak).
Proposisi adalah hubungan yang logis antara antara dua konsep atau lebih dalam bentuk
kalimat pernyataan. Misalnya proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh perbedaan upah.
Ada dua tipe proposisi yaitu:
3. Aksioma atau postulat, yaitu proposisi yang kebenarannya tidak perlu dipertanyakan
lagi. Sehingga tidak perlu diuji dengan sebuah penelitian
4. Teorema, proposisi yang dideduksikan dari aksioma, aksioma banyak digunakan
dalam ilmu-ilmu eksakta sedangkan dalam ilmu sosial aksioma sangat jarang.
Sedangkan yang menjadi perhatian peneliti adalah teorema inti.

DAFTAR PUSTAKA
http://callmeamel.blogspot.com/2010/07/identifikasi-rumusan-dan-batasan.html

Anda mungkin juga menyukai