Anda di halaman 1dari 25

COMBUSTIO

Adalah kondisi termis yang disebabkan oleh panas,sengatan


listrik,atau bahan kimia yang mengenai kulit ,mukosa dan
jaringan yang lebih dalam.
Anatomi dan Fisiologi Kulit:
Epidermis
0,15 mm dapat diperbarui, tak ada pembuluh
darah,nutrisi secara difusi dari lapisan dermis.
1. Stratum Corneum
Lapisan teratas terdiri dar sel yang tak berinti lagi,
lapisan yang padat.
2. Stratum Granulosum
Disebut juga keratohyalin ( granula yang kelihatan gelap)
3. Stratum Spinosum
4. Stratum Basale
Lapisan epidermis terbawah
Dermis
0,6 1,2 mm , jaringan fibrus, kolagen elastik ,ada
pembuluh darah u/ O2 dan nutr epi,saraf sensori,fol
rambut,sis. limph,gld. Kelenjar sebacea & keringat.
Sub dermis
Bantalan lemak

Kelenjar Peluh
Terdapat banyak di telapak tangan dan kaki tidak terdapat
pada gland penis dan kuku.
Kelenjar ini ada 2 macam : yang kecil disebut Ecrine dan
yang besar disebut Apocrine.
Kelenjar Cebacea
Berupa kantong yang kebanyakan bercabang dengan saluran
yang bermuara pada follikel rambut atau pada areola
mammae. Tidak didapatkan pada telapak tangan dan telapak
kaki. Bentukan yang besar terdapat pada Hidung, Scrotum,
dan Areola Mammae.
Rambut
Didapatkan pada seluruh manusia kecuali pada telapak
tangan , telapak kaki, bibir, kuku, dan gland penis.
Kuku
Merupakan zat tanduk yang berebntuk konvex, transparan
terletak pada bagian dorsal ujung jari.
Pembuluh darah
Ada 3 sistem pembuluh darah terdapat dalam subcutis,
dermis bagian bawah dan yang halus terdapat pada dermis
bagian atas termasuk papilla dermis.

Pembuluh Limphe
Syaraf
Kulit dilayani oleh syaraf sensoris dan syaraf otonom.
Otot
Semua otot yang terdapat dalam lapisan kulit adalah otot
polos, kecuali beberapa otot yang terdapat di wajah.
The skin , the largest organ in the body, has seven basic
function :
1. Protection against infection
2.Preventing loss of body fluids
3.Controlling body temperatur
4.Functioning as an excretory organ
5.Producing vitamin D
6.Determining identity
Klasifikasi kedalaman luka bakar
Superficial partial thickness : first degree
superficial second degree
Deep partial thickness : deep second degree
Full thickness : third degree
Djohansjah Marzoeki membagi dalamnya
menjadi 3 tingkat atau derajad yaitu :
1. Tingkat I

luka

and

bakar

Hanya mengenai epidermis tanda : eritema, edema ,


nyeri, sembuh 3- 5 hari tanpa scar.
2. Tingkat II
a. Superficial
Mengenai epidermis dan lapisan atas dari coreum. Elemen
elemen epithelial yaitu dinding dari kelenjar keringat,
lemak dan follikel rambut masih banyak. Karenanya,
penyembuhan ( epithelisasi) akan mudah dalam 1-2
Minggu tanpa terbentuk cikatrix. Tanda : eritema,
edema, nyeri, adanya bulla kemerahan.
b. Deep
Sisa jaringan epithel tinggal sedikit, penyembuhan lebih
lama yaitu 3-4 Minggu dan disertai penbentukan parut
hypertrophi. Tanda : bulla putih, edema, sensari nyeri
yang menurun.
3. Tingkat III
Mengenai seluruh tebalnya kulit
Tidak ada lagi sisa elemen epitelial. Kebakaran yang
dalam dari kulitpun seperti subcutan dan tulang disebut
juga Tingkat III. Tanda : hitam, sensasi hilang.
eteologi
- dry heat
- moist heat ( cairan panas )

kontak dengan permukaan panas


kimiawi : asam kuat , basa kuat
sengatan listrik
radiasi

PATOFISIOLOGI
local change
three mayor local cange occur with burn injury
- loss of the microbe barier, which opens the way for
massive infection
- loss of the fluid barier
- loss of temperature controle which can cause the patien
to become hypothermic if exposed to sub normal
temperature
Gastro Intestinal
Renal changes
Respiratory changes
Cardio vaskuler changes
Eritrosit
Daya Tahan Tubuh

Cairan Tubuh
Karena panas kapiler darah akan berubah menjadi lebih
permeable terhadap cairan dan protein akibatnya elektrolit
dan protein akan keluar dari intra vaskuler ke interstisiil.

Besar pengeluaran - 1 % blood volume untuk 1% luas luka


bakar. Terjadi paling pesat 6- 8 jam post luka bakar.
Cairan dalam bulla lebih kurang sama deengan plasma
mengandung protein 4- 6 % albumin dan globulin dengan
ratio > daripada di plasma. Elektroliytnya terutama Na.
Pengeluaran caira juga terjadi karena efek evaporasi yang
tinggi akibat terkelupasnya kulit akibat luka bakar,
evaporasi menjadi sangat besar 4- 5 l/m2/24 jam , tetapi
dengan pemebrian salp lokal, pembalut dan crusta, maka
evaporasi dapat dikurangi.
Untuk evaporasi 1 gram air dibutuhkan 0,576 kalori.
Erytrocyt
Menjadi fragil dan mudah pecahtetapi anemia tidak timbul
pada hari hari pertama karena kekurangan erytrocyt
ditutupi oleh adanya hemokensentrasi.
Ginjal
Bisa mengalami kegaggalan ginjal acut karena shok yang
timbul dan tidak segera diatasi, juga karena timbunan
hemoglobin akibat pecahnya erytrocyt
intra vaskuler
maupun myoglobin karena kerusakan otot otot.
Cortison
Dikeluarkan oleh darah sebagaimana terjadi pada tiap tiap
stress.

Gld. Thyroid
Lebih aktif karena metabolisme bertambah
Lambung
Pada hari hari pertama dapat mengalami dilatasi lambung
dan paralise usus.
Pada luka sering terjadi curling ulcer . karena rangsangan
central hypotalamus dan peningkatan cortison. Keluhan ini
bersifat nyeri, perdarahan kadang terjadi baik
dimuntahkan maupun melena. Tx curling ulcer terdiri dari
tranfusi, antacida, pemasangan pipa lambung, penenang.
Jantung
Pada luka bakar akan dikeluarkan zat myocardial
depressant factor( MDF) menyebabkan disfungsi jantung.
Bertanggung jawab juga pada terjadinya shock.
Mekanisme daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh dibangun oleh :
a. faktor dalam serum :
anti body
complement
serum endotoksin
b. polymorphonuclear leucocyt ( PMN)
c. lymphatic system
d. respon dari RES

Respon imunitas penderita luka bakar menurun pada fase


acut. Level serum igG dan igM mencapai terendah pada hari
pertama dan akan kembali normal pada minggu ke 2.
Respirasi
Luka bakar di wajah, intra pral, lubang hidung
Terhisap partikel karbon menyebabkan edema, erytema,
ulcerasi jalan nafas, bronkus spasme dan suara menjadi
serak, stridor , whezing. Pada penderita juga bisa terjadi
keracunan karbon monooksida, dimana Co berikatan lebih
kuat dengan HB daripada Co2. Sehingga menyebabkan
gangguan transport oksigen, 02 delivery menurun,
penggunanaan 02 di sel juga berkurang, warna kulit cherry
red.
Faktor ekternal: Eschar ketat mengelilingi dada --menekan pergerakan ventilasi --- nafas cepat, dangkal, ---ada upaya untuk bernafas
Perubahan metabolik
Katekolamin
hypermet prot dan lemak
glukose dan kalori >>
kebutuhan kalori
penyembuhan

pengg
u/

Patofisiologi
Cedera Luka Bakar
th kapiler
yg cedera

rusak kapiler

pemb darah obtruksi

permeabilitas
kapiler
volume darah
sirkulasi

flow

kehil prot
dan plasma

kerusakan makro
fag jaringan

hemokonsentrasi
viskositas

zat kimia
vasokontriksi

respon stress

epi & norepin


eprine
vasokontriksi

tahanan perifer
after load

th & tko
edema umum
cardiac out put

PENANGANAN EMERGENCY
kobaran api
- matikan api
- singkirkan baju yang terbakar dan benda metal
kimiawi
- bersihkan zat kimia di kulit dan baju
- pastikan type zat kimia penyebab
- jangan coba coba menetralisir sebelum jelas identitas
zat kimia tersebut

sengatan listrik
- pisahkan klien dari arus listrik
- resusitasi CPR
- EKG
Radiasi
- pindahkan klien dari sumber
- lepaskan baju klien
- mandi / keramas
Penatalaksanaan luka bakar
Penderita yang harus dirawat dirumah sakit :
-Derajad II > 15 %
-derajad III > 2 %
-luka bakar mengenai wajah , leher, tangan , kaki dan
perineum
-adanya komplikasi lain
-anak anak derajad III, atau derajad II > 10 %
-sengatan listrik tegangan tinggi
-trauma inhalasi
1. Resusitasi cairan ( 48 jam pertama )
orang dewasa II- III 20 % , anak dan orang tua 15 % ,
pemberian infus dengan formula BAXTER
- pada dewasa : 4 cc / kg bb/ % luas luka bakar RL
- pada anak anak : 2 cc/ kg bb/ % luas luka bakar RL

dengan pemberian
kemudian nya.

8 jam pertama nya

dan 16 jam

Indicator of adequate fluid


-Replacement is the urine out put at 30 50 ml / h
( adult ) or 1,5 /kg of body wt./h (child )
-the rate increased until the urine clears ,to prevent
tubuler necroses
2. Analgetika ( kp morphine )
3. Antibiotik sistemik
4. Fisioterapi
5. Nutrisi
6. Skin graft
6. Terapi luka
Segera setelah terbakar , dinginkan luka dengan air
dingin, terbaik 20 derajad C selama 15 menit ( atau air
es). Letakkan luka dalam tempat yang bersih dan dibawa
kerumah sakit. Di rumah sakit penderita dibersihkan
seluruh tubuhnya, dikeramasi, kuku dipotong, luka dibilas
dengan cairan desinfektan PK. 1 : 10, 000 , kulit yang
mati dibuang, bulla dibuka. Bulla yang intack pada luka
bakar yang luas dapat dipertahankan beberapa hari
sebagai evaporative barrier.
special care
ditujukan pada lukanya :
- perawatan tertutup
- perawatan terbuka

perawatan tertutup
- dilakukan pnderita rawat jalan
- inform concent
- perawat cvuci tangan sebelum dan sesudah
- siapkan alat alat
- analgesi 15 menit sebelum merawat luka
- atur posisi klien
- perawat pakai hand schoen steril
- cuci luka dengan anti septik ( savlon 1:30)
- bullos --- di bullectomy ( hari pertama ) bersihkan
dengan anti septik keringkan dengan kas steril
- tutup sufratulle atasnya di tutup kassa agak tebal
sehingga cairan exudat tidak tampak lagi
keuntungan :
- melindungi luka dari kontaminasi
- cairan yang keluar di hisap verband
- tidak terjadi hypotermia
kerugian
- tidak dapat melakukan observasi langsung
- rasa nyeri
- gangguan pergerakan
- timbul hypertermia
- pemborosan

perawatan luka terbuka


dilakukan pada penderita rawat inap
- pasien di beritahu
- perawat cuci tangan sebelum dan sesudah rawat luka
- siapkan alat alat
- berikan analgesik sebelum ( 15 Menit ) merawat luka
- atur posisi
- perawat pakai hand schoen steril cuci luka dengan obat
obat anti septik savlon 1 : 30 bila ada jaringan mati
diangkat setelah bersih dikeringkan dengan kasa steril.
- Leppas hand scoen cuci tangan dengan anti septik
ganti / pakai hands schoen steril
- Petugas yang lain mengganti dengan laken yang steril
- Olesi luka dengan SSD 1 %
- Setelah diolesi dengan SSD 1 % di masukkan kantong
plastik untuk menghindari kontaminasi dan memudahkan
gerak
Keuntungan
- bisa diobservasi langsung
- bisa dilakukan fisioterapi
- tidak memnambah hypertermia
- mengurangi pemborosan
kerugian
- bisa terjadi hipotermia
- pasien merasa tidak enak

- laken harus sering diganti


- untuk anak dan ortu yang tidak kooperatif maka zalfnya
akan mudah hilang
persiapan alat
dressing car berisi
yang steril:
- bak intrumen berisi
- pincet anatomi dan cirurgis
- gunting
- korentang pada tempatnya
- handcoen dalam tromol dan kassa di tromol
- kom kecil 4 buah berisi:
- larutan savlon
- kapas savlon
- kassa BWC / nacl
- kasa kering
- alat tenun
- tong spatel
on
-

steril
dua kom larutan desinfektan
bengkok
guntuing verband
verbanf kassa pembalut
plester
tempat sampah

obat obatan
- BWC / nacl
- Dermasin crem SSD 1%
- Daryan tulle / bactigres
Memandikan luka bakar
Tujuan :
- memberikan perasaan segar dan nyaman
- menghilangkan krustae atau jaringan yang mati
- mempercepat penyembuhan
persiapan :
persiapan penderita
beri analgetika 15 menit sesuai program sebelum di
mandikan
persiapan alat
- satu set pincet
- satu gunting nekrotomi
- dua pasang hand schoun
- kassa dalam tempatnya
- larutan savlon 1 : 30
- laken
alat on steril :
- bengkok
- plastik tempat sampah
- handuk sarung pasien
- sabun mandi, sikat gigi, sampoo
- brancard/ kursi roda
- slang air

cara memandikan
- pasien diberitahu, alat disiapkan mengisi tang bak mandi
dengan air hangat3/4
- pasien ditidurkan di brancard / didudukkan di kursi roda
- di bawa kekamar mandi
- perawat cuci tangan sebelum dan sesudah
- pasien dimasukkan dalam bak mandi redam 5menit cuci
rambut
- pakai hands choen dan pasien mandi seperti biasa
- luka di guyur lar savlon 1;30 gosok pelan pelan dengan
kasa savlon
- jaringan yang mati diamgkat
- sudah bersih cuci dengan savlon
- pasien ditutup dengan laken steril
- pasien ditidurkan dalam tempat yang telah disediakan
- perawat cuci tangan ganti hamdschoen dan luka dirawat
- semprot dengan air usahakan pasien dan brancard
ditinggikan supaya air mengalir turun
hal hal yang diperhatikan selama memandikan :
- keadan umum pasien ,keamanan jangan terlalu lama -+
20 menit
- observasi neurogenik syok
- apakah ada perdarahan?
Pengkajian
Riwayat

Informasi tentang
- keadan luka
waktu kejadian
sumber dan penyebab
bagaimana terjadi luka bakar
waktu terjadi ---- pertolongan
- data demografi
usia , BB , Tb --- TBSA , cairan , kalori , dosis
- riwayat penyakit sebelumnya
faktor terjadi luka bakar
- alkohol , obat obatan --- pengaruhi pengobatan dan
respon tubuh
riwayat kesehatan
- gangguan organ lain yang mempengaruhi ressusitasi
cairan
kecelakaan lain yang terjadi bersamaan : fraktur,
trauma dada , trauma abdomen
Sistem cardio vaskuler
- Kaji capillary refill time
- Pulsasi di central dan perifer
- Tekanan darah
- Ecg --- umumnya terjadi pada luka bakar sengatan
listrik, situasi stress --- infark

Sistem renal urinary


Urine out put
- GFR menurun
- Bun
- Creatinin
- Warna
- Bau
- Partikel
Pengkajian fungsi ginjal
Pengukuran secara akurat urine out put di bandingkan
dengan cairan yang masuk.
Sistem integumen
- Pengkajian untuk menentukan kedalaman dan ukuran luka
bakarnya
- Ukuran luas
Memperkirakan perbandingan TBSA dengan luka bakar :
luka melibatkan 40 % dari TBSA = 40 % luka bakar
Kategori luka bakar ( rule of nine )
Arm
:9
Head
:9
Each leg
: 18
Ant. Trunk
: 18
Post. Trunk
: 18
Perineum/ neck
:1

Luka bakar berat


1. dewasa : derajad II 30 % atau lebih
2. derajad III > 10 % atau lebih
3. luka bakar tk III mengenai : tangan , wajah, mata dan
genetalia/ perineum
4. luka bakar dengan komplikasi pernafasan, jantung,
fraktur, soft tissue yang luas.
Luka bakar sedang
1. dewasa : derajad II 15 30 %
anak anak : derajad II 10 20 %
2. derajad III 5 - 10 % ,
luka bakar ringan
1. dewasa : derajad II < 15 %
anak anak : derajad II < 10 %
2. derajad III < 2 %
fungsi kategori berat ringan luka bakar
- mendiagnosis dan prognosis
- menghitung parameter yang spesifik
- misal : dosis obat, kebutuhan kalori
- melihat area luka ,warna dan perubahan
sistem gastro intestinal
kaji : bising usus, distensi lambung, mual ,muntah, faeces,
darah, ulcer ?

cegah komplikasi pasang naso gastrik tube


sistem muskulo skeletal
pasien luka bakar beresiko terhadap masalah muskulo
skeletal sebagai hasil dari : injury lain, immobilisasi, proses
penyembuhan, pengobatan.
Kaji : ROM, aktif dan pasif, semua persendian catat adnya
pembatasan gerakan.
Pengkajian psikososial
- Informasi klien dan keluarga dalam mengkaji dan
mendiagnosis masalah sosial
- explorasi perasaan klien
- informasi dari keluarga :
riwayat gangguan psikosis
mekanisme koping
hubungan dengan antar anngota keluarga
faktor kultural dan etnik
- tahap penerimaan
---- denial , anger, regresi --sesuaikan dengan perencanaan
pengkajian laboratorium
- fase emergency--- sebelum resusitasi cairan , gangguan
cairan dan kerusakan jaringan
- hemokonsentrasi
peningkatan hematokritdan HB
penurunan protein serum

hyperkalemia
hyperurecemia
- respon fungsi imun --- peningkatan LED : neutropil
- respon stress ---- peningkatan glukose ( hyperglikemia)
- penurunan perfusi ginjal ---- peningkatan BUN,
peningkatan serum kreatinin
pengkajiamn radiografi
kerusakan tulang atau jaringan lunak --- combustio di
sertai trauma lain
pengkajian diagnostik lain
MRI--- memastikan kedalaman luka pada sengatan listrik
Nursing care plan
- penuruna cardiac out put
- defisit volume cairan
- gangguan perfusi jaringan
tujuan
- cardiac out put kembali normal
- mempertahankan oxigenasi dan
keseluruh organ vital
intervensi
- terapi cairan intra venos

sirkulasi

adequat

- mempertahankan cairan sirkulasi memadai untuk cardiac


out put, tekanan darah, oxigenasi jaringan, mencegah
syok
- pemberian cairan di hitung dari waktu kejadian bukan
pada waktu tiba di RS
- terapi pengganti plasma untuk pasien yang tidak respon
terhadap terapi cairan yang diperlukan konvensional,
jumlah cairan yang dibutuhkan dan urine output
- urine out put adalah para meter sensitif untuk cardiac
out put dan perfusi jaringan
- jumlah cairan total di hitung dari jumlah atau banyaknya
cairan
intravenos
pperjam
diperlukan
untuk
mempertahankan urine out put 1ml/bw/ >30ml/jam
- pasien syok berat membutuhkan monitor cardiac out put
, cvp, tekanan arteri pulmonary, irama jantung
- penanganan surgical
escharotomy prosedur insisi mengangkat eschar
tangensial exisi

- tidak efektif pola nafas


- tidak efektifnya kebersihan jalan nafas
tujuan
- mempertahankan jalan nafas yang patent
- mendapatkan pola nafas yang efektif
intervensi
non surgical :

mempertahankan jalan nafas


manuver : angkat dagu atau miringkan kepala px,tidak
sadar
edema sal nafas mungkin perlu intubasi
bronchoskopy pasien yang menghisap asap beracun
visualisasi sal nafas , keakuratan diagnosis, suction
paru , mengangkat jaringan mati
sekret >> perlu suction , terapi aerosol, chest fisio
terapi
peningkatan ventilasi
obserfasi keefektifan dan kemudahan dalam bernafas
dan longgarkan dressing yang ketat.
monitoring pertukaran gas
gunakan tes hasil ABG--- arterial Blood gas , Co HB
catat tanda tanda fisik --- cianosis, disorientasi,
peningkatan nadi.
terapi oksigen
dapat di berikan secara canula, sungkup, bila Pa O2 < 60
mm hg indikasi intubasi dan pengguanaan ventilator.
terapi obat
- infeksi paru --- anti biotik
- sesak karena gagal jantung dan peningkatan tekanan
pulmonal --- terapi yang meningkatkan cardiac out put
dan excresi cairan lewat renal
- bila dengan ventilator --- paralitic drug ( pavlon)
posisi dan nafas dalam
- untuk mengganti posisi berulang

bantu klien untuk turun


dorong untuk secepatnya mobilisasi
ajarkan penggunaan spirometri, batuk, nafas dalam
lakukan fisioterapi chest

penanganan surgical
- traceostomy
- bila diperkirakan intubasi lama
- potensial infeksi
- jalan nafas tersumbat dan intubasi oral , nasal gagal
di lakukan
- escharotomy
mengurangi pembatasan gerak pernafasan
- WSD
--mengembalikan
expansi
dada
bila
pnemotoraks /hemotoraks

gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


tujuan
- mempertahankan intake nutrisi adequat untuk memenuhi
kebutuhan tubuh yang ditandai dengan
BB stabil, protein serum normal, luka sembuh.
Intervensi
- terapi diit --- kalkulasi kebutuhan nutrisi klien
- misal : tn A luka bakar 40 % BB 50 kg berapa kalori yang
dibuutuhkan ?

rumus : (25 kcal x bw ideal*) + (40 kcal x % lb )


* bb ideal = tb (cm)- 100 10 % dari ( tb 100)
jenis diit tinggi protein untuk penyembuhan luka
pemberian per oral jika motilitas usus memadai , bising
usus positif
berikan kebebasan klien menetukan makanannya
bila tak dapat menelanpasang NGT, parenteral nutrisi

Kematian
1. shock kehilangan cairan
2. gagal jantung
3. sepssis/ toksis karena infeksi
4. gagal ginjal mendadak
5. komplikasi lain spt pemonia,

Anda mungkin juga menyukai