Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah


rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Plasenta previa merupakan penyulit pada hampir 1 dari 200 persalinan.1
Plasenta previa sangat merugikan ibu dan bayi karena dapat meningkatkan
risiko kematian maternal dan neonatal. Angka kejadian plasenta previa di negara
Barat adalah 0,3 0,6 % dari keseluruhan persalinan. Sedangkan di negara-negara
Berkembang berkisar antara 1 2,4 %. Angka kejadian plasenta previa meningkat
pada kehamilan dengan paritas tinggi, ibu dengan usia di atas 30 tahun, kehamilan
ganda, ibu dengan riwayat sectio sesarea sebelumnya, bekas kuretase, serta
riwayat merokok.1,2,3,4
Klasifikasi plasenta previa terdiri atas empat, yaitu:1,5
1. Plesenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum.
2. Plasenta previa parsial adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri
internum.
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostium uteri internum.
4. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak kurang lebih
2-3 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap
sebagai plasenta letak normal.

Plasenta Previa Letak Rendah

Plasenta Previa Parsial

Plasenta Previa Marginalis

Plasenta Previa Totalis

Gambar 1. Klasifikasi Plasenta Previa


Ciri yang menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan uterus keluar
melalui vagina, berwarna merah segar, tanpa rasa nyeri. Perdarahan pertama
berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi tanpa
sesuatu sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian, terjadi berulang. Pada
setiap pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak.1
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 28
minggu saat segmen bawah rahim telah terbentuk dan mulai melebar serta
menipis. Pelebaran segmen bawah rahim dan pembukaan serviks menyebabkan
sinus rahim robek karena lepasnya plasenta dari dinding rahim atau karena
robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tak dapat dihindarkan karena

ketidakmampuan serabut otot segmen bawah rahim untuk berkontraksi seperti


pada plasenta letak normal.1
Pada pemeriksaan luar, bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu
atas panggul. Selain gejala klinis dan pemeriksaan diatas, untuk diagnosis pasti
adanya suatu plasenta previa dan untuk menentukan lokasi dari plasenta maka
dilakukan pemeriksaan USG.6
Komplikasi plasenta previa dapat terjadi pada ibu hamil dan janin. Pada
ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok sedangkan pada janin biasanya terjadi
persalinan prematur dan kelainan letak.1,
Penanganan pada plasenta previa dibagi atas penanganan pasif dan
penanganan aktif. Penanganan pasif dilakukan pada kasus plasenta previa dengan
janin prematur atau taksiran berat janin belum mencapai 2500 gram, perdarahan
sedikit, belum inpartu, kehamilannya belum cukup 37 minggu, dan keadaan
umum baik. Sedangkan penanganan secara aktif dilakukan pada umur kehamilan
37 minggu, berat janin 2500 gram, perdarahan banyak, ada tanda-tanda
persalinan, dan keadaan umum pasien tidak baik (Hb < 8 gr%).6,7
Berikut ini akan dibahas suatu kasus seksio sesaria pada plasenta previa,
pada seorang wanita usia 39 tahun yang dilakukan seksio sesaria di BLU RSUP
Prof. Dr. R.D Kandou Manado.

BAB II
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. R. M

Umur

: 37 tahun

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Wanea Lingkungan I

Suku

: Minahasa

Bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

TTL

: Solo, 1 Juli 1975

Nama suami

: Tn. T

Pendidikan suami

: SMP

Pekerjaan suami

: Swasta

MRS

: 21 Juli 2013

ANAMNESIS
Anamnesis Utama

: Anamnesis diberikan oleh penderita.

Keluhan utama

: Perdarahan dari jalan lahir.

Riwayat penyakit sekarang :


-

Perdarahan dari jalan lahir saat istirahat sejak pukul 18.00


Riwayat perdarahan sebelumnya 2 minggu yang lalu
Pelepasan air dari jalan lahir (-).
Nyeri perut bagian bawah belum dirasakan teratur
Pergerakan janin (+) dirasakan sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat penyakit jantung, penyakit paru-paru, penyakit ginjal, penyakit


hati, penyakit kencing manis dan penyakit darah tinggi disangkal

penderita.
Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) biasa.

Anamnesis Kebidanan
Riwayat Kehamilan Sekarang
Penderita memiliki Riwayat muntah pada kehamilan muda. Penglihatan
tidak terganggu, pusing dan sakit kepala tidak ada. Kencing dan buang air besar
biasa. Keputihan tidak ada. Perdarahan sudah terjadi 6 jam yg lalu. Penderita
tidak mengisap rokok dan minum minuman beralkohol.
Pemeriksaan Antenatal (PAN)
Jumlah PAN selama kehamilan 6 kali di Puskesmas Ranotana oleh bidan.
ibu tidak memeriksa kandungan pada dr Spesialis. Suntikan Tetanus 2x
Riwayat Haid
Haid pertama dialami pada usia 15 tahun dengan siklus teratur dan
lamanya haid tiap siklus 3 hari. Hari pertama haid terakhir 6 November 2012 dan
taksiran tanggal partus 13 Agustus 2013.
Riwayat Keluarga
Penderita menikah 2 kali. Pernikahan ini sudah berlangsung 4 tahun
dengan jumlah anak 3 orang. Riwayat makrosomia (+)
Keluarga Berencana
Penderita tidak pernah mengunakan KB
Riwayat Kehamilan Terdahulu
1. 1997, laki-laki, SC, BBL 4500 gram, lahir di RS Datu Bangkang, dokter,
keadaan anak hidup.

2. 2009, laki-laki, spontak letak belakang kepala, BBL 3500 gram, lahir
dipuskesmas ranotana, Bidan, keadaan anak hidup.
3. 2011, perempuan, spontan letak belakang kepala, BBL 3500 gram, lahir di
puskesmas ranotana, Bidan, keadaan anak hidup.
4. 2013, Hamil ini
Penyakit atau Operasi Yang Pernah atau Sedang Dialami
Riwayat anemia, penyakit menular seksual, penyakit jantung rematik,
alergi, penyakit ginjal, tuberkulosis disangkal penderita. Sebelumnya penderita
pernah dioperasi dengan indikasi makrosomia pada tahun 1997.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Status Praesens
- Keadaan Umum

: Cukup

- Kesadaran

: Compos Mentis

- Tekanan darah

: 100/70 mmHg

- Nadi

: 88 x/m

- Pernapasan

: 20 x/m

- Suhu badan

: 36,70C

Berat badan

: 47 kg

Tinggi badan

: 141 cm

Gizi

: kurang gizi

Kepala
Kepala berbentuk simetris. Kedua konjungtiva tidakanemis, kedua sklera
tidak ikterik. Telinga berbentuk normal dan tidak ada sekret yang keluar dari liang
telinga. Hidung berbentuk normal dengan kedua septum intak, tidak ada sekret

yang keluar dari hidung. Pada gigi tidak ditemukan adanya karies dentis.
Tenggorokan tidak hiperemis.
Leher
Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening leher.
Dada
Bentuk simetris normal.
Jantung
Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar bising jantung.
Paru-paru
Tidak ditemukan adanya ronki dan wheezing di kedua lapangan paru.
Abdomen
Hepar dan lien sukar dievaluasi

Alat kelamin
perempuan, tidak ada kelainan.
Anggota gerak
Tidak ditemukan adanya edema pada kedua kaki. Varises tidak ada.
Refleks
Refleks fisiologis positif normal. Tidak terdapat refleks patologis.
Kulit
Turgor normal.
Status Obstetri
PemeriksaanLuar
- Tinggi fundus uteri

: 30 cm

- Letak janin

: letak kepalapunggungkiri

- Detakjantung janin

: 12-11-12

- His

: jarang-jarang

- Taksiran berat badan anak (TBBA) : 2790gram


Pemeriksaan inspekulo
Tampak gumpalan darah, dibersihkan 25 cc, OUE tertutup , perdarahan
aktif (+).
Perabaan fornices
Pada perabaan fornices telah teraba bantalan pada keempat kuadran.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM ( 21 JULI 2013)
-

Leukosit

: 12.800/mm3

Eritrosit

: 3,58/mm

Hb

: 9,3 g/dl

Hematokrit

: 28,7/mm3

Trombosit

: 387/mm3

PEMERIKSAAN PENUNJANG (USG)


Hasil USG pada pasien ini adalah plasenta implantasi di segmen bawah rahim
meluas hingga menutupi seluruh OUI.

KESIMPULAN SEMENTARA
G4P3A0, 37 tahun, hamil 36-37 minggu observasi inpartu.
Janin intrauterin tunggal hidup letak kepala + Plasenta Previatotalis + perdarahan
aktif.

SIKAP/ TERAPI/ RENCANA


- Konseling, informend consent
- Sedia donor, setuju operasi
- Cek Lab, USG, EKG
- Obs TNRS, His, BJJ
RESUME MASUK
G4P3A0, 37 tahun, MRS tanggal 21Juli 2013 jam 23.00 wita dengan
keluhan utama perdarahan dari jalan lahir. perdarahan dari jalan lahir dirasakan
saat istirahat sejak pukul 18.00 ( 6 jam yang lalu SMRS). Keluar darah
bergumpal berwarna merah segar, tidak disertai nyeri. Riwayat perdarahan
sebelumnya 2 minggu yang lalu. Pelepasan air dari jalan lahir (-). Nyeri perut
bagian bawah belum dirasakan teratur. Pergerakan janin (+) dirasakan sebelum
masuk rumah sakit. Riwayat penyakit jantung, paru, hati, ginjal, kencing manis,
darah tinggi disangkal. BAB/BAK biasa. HPHT: 6 November 2012, taksiran
tanggal partus 13 Agustus 2013, pemeriksaan antenatal 3 kali di Puskesmas
Ranotana, Berat badan: 47Kg, Tinggi badan 141 cm.
Status praesens

: T: 100/70 mmHg N: 88 x/menit R: 20 x/menit S:36,7C

Status obstetri

: TFU

: 30 cm

BJA

: 12-11-12

His

: jarang-jarang

TBBA

: 2790 gr

Letak anak : letak kepalapunggungkiri


Pemeriksaan inspekulo

:Tampak gumpalan darah, dibersihkan 25 cc, OUE


tertutup, perdarahan aktif (+).

Perabaan fornices

:Pada perabaan fornices teraba bantalan pada


keempat kuadran.

Pemeriksaan USG

: Hasil USG pada pasien ini adalah plasenta


implantasi di segmen bawah rahim meluas hingga
menutupi seluruh OUI.

DIAGNOSIS SEMENTARA
G4P3A0, 37 tahun, hamil 36-37 minggu, observasi inpartu
Janin intrauterin tunggal hidup letak kepala + Plasenta Previatotalis + perdarahan
aktif.
PENGOBATAN/ SIKAP
- Konseling, Informed Consent
- Sedia donor, setuju operasi
- Cek Lab, USG, EKG
- Obs TNRS, His, BJJ
OBSERVASI PERSALINAN
Tanggal 22 Juli 2013
Jam 01.00 WITA
Pemeriksaan

: Keadaan umum : cukup Kesadaran: compos mentis


T: 100/70 mmHg, N: 88 x/menit, R: 20x/menit,S:36,7C

Pemeriksaan inspekulo:Tampak gumpalan darah, dibersihkan 25cc, OUE


tertutup, perdarahan aktif (+).
Perabaan fornices

: Pada perabaan fornices teraba bantalan pada keempat


kuadran.

10

Diagnosis

:G4P3A0, 37 tahun, hamil 36-37 minggu, observasi inpartu.


Janin intrauterin tunggal hidup letak kepala + Plasenta
Previatotalis + perdarahan aktif.

Sikap

: - Seksio Sesarea
-

Jam 00.00- 01.00

Konseling, Informed Consent


Sedia donor, setuju operasi
Cek Lab, USG, Cross match
Obs TNRS, His, BJJ

: Kes: CM; T: 100/70 mmHg, N:88x/mnt, R:20x/mnt,


suhu:36,7C. His jarang-jarang, BJA: 12-11-12

Jam 01.00-02.00

: Kes: CM; T: 110/80 mmHg, N:88x/mnt, R:20x/mnt,


suhu:36,6C. His jarang-jarang, BJA: 14-12-12

Jam 02.00 WITA

: Pasien didorong ke OK Cito.

Jam 02.40 WITA

Operasi

dimulai,

dilakukan

TransperitonealisProfunda

Sectio

(SCTP)

dengan

Caesarea
Spinal

Anestesi atas indikasi Plasenta Previa totalis.


Jam 02.45 WITA

: Lahir bayi perempuan, BBL: 3500 gram, PBL: 50 cm, AS:


6-8.

Jam 03.55 WITA

: Operasi selesai.

Diagnosa Post operasi : P4A0, 37tahun, post sectio caesarea transperitonealis


profunda atas Indikasi Plasenta PreviaTotalis + perdarahan
aktif + sterilisasi pomeroy. Lahir bayi perempuan, BBL
3500gr, PBL 50 cm, A-S 6-8.
Keadaan umum post operasi:
Keadaan umum: cukup
T: 110/80 mmHg

Kesadaran: compos mentis

N: 80 x/mnt

R: 24 x/mnt

11

S: 36,5C

Kontraksi uterus baik.


Perdarahan: 400 cc.
Diuresis: 200 cc.
LAPORAN OPERASI
Penderita dibaringkan terlentang di atas meja operasi. Dilakukan tindakan
aseptik dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya. Daerah operasi ditutup
dengan doek steril kecuali lapangan operasi. Dalam keadaan Spinal anastesi,
dilakukan insisi linea mediana inferior. Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai
fasia. Fasia dijepit dengan dua kocher lalu digunting kecil dan diperlebar ke kanan
dan ke kiri. Tampak otot-otot, disisihkan secara tumpul ke lateral. Tampak
peritoneum, Peritoneum dijepit dengan dua pinset, diangkat setelah yakin tidak
ada jaringan usus dibawahnya, digunting kecil dan diperlebar ke atas dan ke
bawah. Vesika Urinaria disisihkan ke bawah dan dilindungi dengan haak
abdomen. Identifikasi SBR, plica vesiko uteria dijepit dengan 2 kocher lalu di
gunting kecil lalu dipelebar ke kanan dan kekiri.SBR diinsisi semilunar dan
diperdalam secara tumpul sampai mencapai cavum uteri. Keluar cairan ketuban
putih keruh.
Identifikasi bayi letak kepala. Bayi dilahirkan dengan cara melahirkan
kepala bayi. Jam 02.45 WITA lahir bayi Perempuan, BBL: 3500 gram, PBL: 50
cm, AS: 6-8. Sementara jalan napas bayi dibersihkan, tali pusat diklem di dua
tempat dan digunting diantaranya. Bayi kemudian diserahkan ke sejawat pediatri
untuk perawatan selanjutnya.Identifikasi plasenta, Plasenta terletak di corpus
posterior menutupi OUE. Dilakukan tarikan ringan pada tali pusat. Tepi luka SBR
dijepit dengan beberapa ring tang. Cavum uteri dibersihkan dari selaput ketuban,

12

sisa plasenta dan bekuan darah. Dilanjutkan dengan menjahit uterus lapis demi
lapis, dilanjutkan dengan sterilisasi pomeroy. Dinding abdomen dijahit lapis demi
lapis, peritoneum dijahit jelujur dengan cuttgut, otot dijahit simpul dengan plain
cuttgut 2/0. Fascia dijahit jelujur dengan safil 1. Lemak dijahit simpul dengan
plain cuttgut 2/0. Kulit dijahit subkutikuler dengan chromic cuttgut 2/0. Luka
operasi ditutup dengan kasa steril. Eksplorasi jalan lahir. Ibu dibersihkan dan
diistirahatkan. Operasi selesai.
KU post operasi :
Keadaan umum: cukup
T: 110/80 mmHg

Kesadaran: compos mentis

N: 80 x/mnt

R: 20 x/mnt

S: 36,7

Kontraksi uterus baik.


Perdarahan: 400 cc.
Diuresis: 200 cc
Instruksi pasca bedah :
-

IVFD (D5% : RL = 2:2 28gtt/mnt.

Kontrol tensi, nadi, respirasi, suhu, balance cairan.

Bila Hb 10gr/dL pro transfusi

Inj Ceftriaxone 2x0,5 gr IV

Drips Metronidazole 2x500 gr.

Inj oxitosin 3x1amp

Inj Vitamin C 1x1 amp

Kaltrofen 1x2 supp


Pemeriksaan Laboratorium Post Operasi: 2 jam/6 jam

Leukosit

: 12.500/mm3

13

Eritrosit

: 3,05/mm

Hb

: 8,2 g/dl

Hematokrit

: 22,8%

Trombosit

: 374.000/mm

OBSERVASI MASA NIFAS


Hari I 23 juli 2013
Keluhan

: Nyeri di luka operasi (+)

Pemeriksaan fisik

:KU: Cukup

Status Praesens

:TD: 110/80 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,50C

Status Puerpuralis

Kes: CM

Payudara

: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/-

Abdomen

: TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik.


Luka operasi terawat.

Diagnosis

: P4A0,37 tahun, post sectio caesarea transperitonealis


profunda atas indikasi Plasenta Previa totalis + pendarahan
aktif + sterilisasi pomeroyHari I.
Lahir bayi Perempuan, BBL 3500gram, PBL 50 cm, AS 6-8

Sikap

: - Ceftriaxone vial 3x1 gr


-

Metronidazol drips 2x500 gr


Diet
Mobilisasi miring kiri-kanan
Rawat luka

Hari ke II 24 Juli 2013


( Hb: 9,2 g/dl, post tranfusi 1bag)
Keluhan

: Nyeri di luka operasi (-)

Pemeriksaan fisik

: KU: Cukup

Kes: CM

14

Status Praesens

:TD: 120/80 mmHg; N: 82 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,50C

Status Puerpuralis

Payudara

: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/-

Abdomen

: TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik.


Luka operasi terawat.

Diagnosis

: P4A0, 37 tahun, post sectio caesarea transperitonealis


profundaatas indikasi Plasenta Previa totalis+pendarahan
aktif + sterilisasi pomeroyHari II.
Lahir bayi Perempuan, BBL 3500gram, PBL 50 cm, AS 6-8

Sikap

: Ceftriaxone vial 3x1 gr


-

Metronidazol drips 2x500 gr


Diet
Mobilisasi miring duduk-berdiri
Rawat luka

Hari ke III 25 Juli 2013


Keluhan

: (-)

Pemeriksaan fisik

: KU: Cukup

Status Praesens

:TD: 120/80 mmHg; N: 82 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,00C

Status Puerpuralis

Kes: CM

Payudara

: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/-

Abdomen

: TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik.


Luka operasi terawat.

Diagnosis

: P4A0, 37 tahun, post sectio caesarea transperitonealis


profunda atas indikasi Plasenta Previa totalis+ pendarahan
aktif + sterilisasi pomeroyHari III.

15

Lahir bayi Perempuan, BBL 3500gram, PBL 50 cm, AS 6-8


Sikap

: Ceftriaxone vial 3x1 gr


-

Metronidazol drips 2x500 gr


SF 2x1
Vit C 3x1
Diet TKTP

Hari ke IV 26 Juli 2013


Keluhan

: (-)

Pemeriksaan fisik

: KU: Cukup

Status Praesens

:TD: 120/80 mmHg; N: 82 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,20C

Status Puerpuralis

Kes: CM

Payudara

: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/-

Abdomen

: TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik.


Luka operasi terawat.

Diagnosis

: P4A0, 37 tahun, post sectio caesarea transperitonealis


profunda atas indikasi Plasenta Previa totalis+ pendarahan
aktif + sterilisasi pomeroyHari IV.
Lahir bayi Perempuan, BBL 3500gram, PBL 50 cm, AS 6-8

Sikap

: Ceftriaxone vial 3x1 gr


-

Metronidazol drips 2x500 gr


SF 2x1
Vit C 3x1
Diet TKTP
Rencana Pulang

16

BAB III
DISKUSI

Pada diskusi ini akan dibahas tentang:


1.
2.
3.
4.

Diagnosis
Penanganan
Komplikasi
Prognosis

1. DIAGNOSIS
Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada anamnesa didapatkan adanya perdarahan dari jalan lahir pada usia
kehamilan aterm yang membawa penderita ke RSUP Malalayang untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut. Perdarahan dari jalan lahir dialami sejak
pukul 18.00 WITA (21Juli 2013). Keluar darah berwarna merah segar, tidak
disertai nyeri. Perdarahan tersebut terjadi tanpa sebab apapun.Pada penderita juga

17

terdapat riwayat perdarahan dari jalan lahir 2minggu yang lalu, tetapi hanya
sedikit kemudian berhenti.
Gejala yang paling menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan
uterus keluar melalui vagina, berwarna merah segar, tanpa rasa nyeri. Perdarahan
biasanya terjadi pada triwulan akhir saat segmen bawah rahim telah terbentuk dan
mulai melebar serta menipis. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan
berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi tanpa suatu sebab yang jelas setelah
beberapa waktu kemudian, terjadi berulang. Pada setiap pengulangan terjadi
perdarahan yang lebih banyak dari sebelumnya.1
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga dan
mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah
rahim, tapak plasenta akan terjadi pelepasan. Sebagaimana telah diketahui, tapak
plasenta terbentuk dari jaringan maternal, yaitu bagian desidua basalis yang
bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi
segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit banyak
akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta.
Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka
(dilatation) ada bagian tapak plasenta yang lepas. Pada tempat laserasi itu akan
terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal. Perdarahan akan terhenti
karena terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi yang mengenai sinus yang
besar dari plasenta maka perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih
lama. Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim itu akan berlangsung
progresif dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian perdarahan.1

18

Pada pemeriksaan fisik pasien ini status praesens dalam batas normal.
Status obstetric pada pasien ini adalah TFU 30 cm, sesuai umur kehamilan, letak
janin letak kepala belum masuk pintu atas panggul puki, BJA (+) 12-11-12, His
jarang-jarang, pergerakan janin (+), TBBA 2790 gram.
Besar uterus yang sesuai usia kehamilan membantu menyingkirkan sebabsebab perdarahan yang lain seperti mioma uteri, abortus ataupun mola hidatidosa.
Turunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu atas panggul akan
terhalang karena adanya plasenta di bagian bawah uterus. Pada pemeriksaan luar,
bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul, apabila letak
kepala, biasanya kepala masih goyang atau mengolak diatas pintu atas panggul.1,3
Pada pemeriksaan dengan inspekulo pada pasien ini tampak bekuan darah
pada jalan lahir 25 cc, ostium tertutup, perdarahan aktif (+).Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari
ostium uteri eksternum adannya plasenta previa harus dicurigai.3
Untuk penentuan lokasi plasenta dapat dilakukan secara tidak langsung
dengan radioisotop dan ultrasonografi. Sedangkan penentuan lokasi plasenta
secara langsung, yaitu dengan meraba secara langsung plasenta melalui kanalis
servikalis. Akan tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat
menimbulkan perdarahan yang hebat. Oleh karena itu pemeriksaan hanya dapat
dilakukan di atas meja operasi. Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan
lembut. Jari jangan langsung masuk ke dalam kanalis servikalis, tetapi raba dulu
bantalan antara jari dan kepala janin pada forniks (anterior dan posterior).
Perlahan-lahan jari digerakkan menuju pembukaan serviks untuk meraba jaringan

19

plasenta. Kemudian jari-jari digerakkan mengikuti seluruh pembukaan untuk


mengetahui derajat atau klasifikasi plasenta. Periksa dalam sekalipun yang
dilakukan dengan sangat lembut dan hati-hati tidak menjamin tidak akan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Jika terjadi perdarahan banyak di luar
persiapan akan berdampak pada prognosis yang lebih buruk bahkan bisa
fatal.1,3Hasil USG pada pasien ini adalah plasenta implantasi di segmen bawah
rahim meluas hingga menutupi seluruh OUI.
Pada observasi persalinan, sejak pukul 00.00 sampai pukul 02.00,
didapatkan denyut jantung janin adalah normal, berkisar diantara 142 156
x/mnt.Pemeriksaan laboratorium pada saat pasien masuk rumah sakit, yaitu Hb
9,3 gr %, leukosit 12.800/mm3, trombosit 387.000/mm3, Eritrosit 3,58/mm3,
Hematokrit 28,7/mm3.
2. PENANGANAN
Penanganan padaplasenta previa terdiri dari dua, yaitu: penanganan
ekspekatif (pasif) dan penanganan aktif.1,5
Penanganan secara pasif (ekspektatif) dilakukan pada umur kehamilan
kurang dari 37 minggu, perdarahan sedikit, belum ada tanda-tanda persalinan, dan
keadaan umum baik pasien baik.Cara perawatannya:5,7
1. Setiap pasien yang mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
harus dirawat di rumah sakit.
2. Istirahat baring sambil dilakukan observasi.
3. Perbaiki keadaan umum.
4. Sambil mengawasi periksalah golongan darah, dan siapkan donor transfusi
darah. Bila memungkinkan, kehamilan dipertahankan setua mungkin supaya
janin terhindar dari prematuritas.
5. Bila kekurangan darah, dapat dilakukan transfusi darah.
6. Berikan kortikosteroid untuk pematangan paru.

20

Sebaliknya kalau umur kehamilan 37 minggu, BB janin 2500 gram,


perdarahan banyak dan berlangsung terus, ada tanda-tanda persalinan atau
keadaan umum pasien tidak baik, maka dilakukan penanganan aktif. Penanganan
secara aktif meliputi dua cara, yaitu:6
1. Persalinan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Dasar pemikiran
dengan cara ini adalah mengharapkan bagian terbawah janin dapat menekan
plasenta yang lepas ke arah perdarahan di tempat implementasi selama proses
persalinan berlangsung, dan dengan demikian melakukan tamponade
pembuluh darah yang terbuka yang cukup untuk mencegah perdarahan yang
hebat. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara, yaitu amniotomi
atau pemecahan selaput ketuban, memasang cunam Willet Gausz, dan versi
Braxton-Hicks.6
2. Kelahiran dengan seksio sesaria
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan
ibu. Suatu keadaan gawat janin atau kematian janin bukan halangan untuk
dilakukan seksio sesare, demi keselamatan ibu, seksio sesarea harus dilakukan
segera, seperti pada plasenta previa totalis dengan perdarahan banyak.7
Pada kasus ini dilakukan penanganan aktif, berupa seksio sesarea,
karena ditemukan adanya perdarahan aktif, usia kehamilan aterm, ditambah pada
perabaan fornices telah teraba bantalan pada keempat kuadran, yang menunjukkan
adanya plasenta previa totalis, sehingga seksio sesarea perlu dilakukan.
3. KOMPLIKASI

21

Komplikasi utama plasenta previa pada ibu adalah perdarahan hingga


syok, infeksi. Sedangkan komplikasi pada bayi adalah prematuritas, hipoksia, dan
kematian bayi.Pada kasus ini, komplikasi pada ibu maupun bayi tidak
ditemukan.1,5

4. PROGNOSIS
Prognosis terhadap ibu adalah dubia ad bonam karena keadaan ibu pre
operasi, durante dan post operasi baik, tanpa adanya komplikasi yang mempersulit
dan membahayakan keadaan ibu. Prognosis pada bayi adalah dubia ad bonam,
pada hari ke-3 bayi mendapat asi dari ibunyadan tidak ditemukan adanya
komplikasi dan kelainan pada bayi.

22

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Diagnosis plasenta previa pada kasus ini ditegakkan

berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


Penyebab plasenta previa pada kasus ini belum diketahui

dengan pasti, namun faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya suatu


plasenta previa yaitu multiparitas dan usia ibu di atas 30 tahun.
Keputusan untuk melakukan seksio sesaria pada kasus ini

sudah tepat sesuai indikasi adanya perdarahan aktif, usia kehamilan sudah
aterm, ditambah pada hasil USG pada pasien ini adalah plasenta implantasi
di segmen bawah rahim meluas hingga menutupi seluruh OUI.
Prognosis pada kasus ini untuk ibu dan anaknya adalah

o
dubia ad bonam.
SARAN
o

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan setiap bulan sampai umur


kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu 1x sampai umur kehamilan 36
minggu dan setiap minggu untuk umur kehamilan lebih dari 36 minggu.

Pemeriksaan USG sangat membantu dalam mendiagnosis


dini dari kecurigaan plasenta previa totalis.

Padapasieninidisarankanuntukmengikuti KB, mengingat


umur pasien sudah 37 tahun dan telah memiliki 4 orang anak.

23

DAFTAR PUSTAKA
1. Saifudin, A. B., Rachimhadhi, Trijatmo., Wiknjosastro, G. H (ed). 2008. Ilmu
kebidanan Sarwono Prawirohardjo Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 495 503
2. National Collaborating Centre for Womens and Childrens Health. 2005.
Antenatal care routine care for the healthy pregnant woman: Placenta Praevia.
London: RCOG Press at the Royal College of Obstetricians and
Gynaecologists.
3. Urganci, I. G., Cromwell, D. A., Edozien, L. C., et al. 2011. Research Artikel:
Risk of placenta previa in second birth after first birth cesarean section: a
population-based study and meta-analysis. BMC Pregnancy and Childbirth
4. Majalah kesehatan. 2011. Plasenta Previa: Bila Plasenta Menutupi Jalan Lahir.
Diunduh tanggal 17 Mei 2013 (http://majalahkesehatan.com/plasenta-previabila-plasenta-menutupi-jalan-lahir/)
5. Leveno, K. J., Cunningham, F.G., Gant N. F., et al. Obstetri Williams Paduan
Ringkas Edisi 21: Plasenta Previa. Jakarta: EGC; 425 431
6. Abdat, A.U. 2010. Skripsi: Hubungan Antara Paritas Ibu Dengan Kejadian
Plasenta Previa di Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta. Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
7. Hanafiah, T. M. 2004. Plasenta Previa. Bagian Obstetri Dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

24

Anda mungkin juga menyukai