Anda di halaman 1dari 20

BAB I

TINJUAN PUSTAKA
1.1.

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita selalu berhadapan dengan benda hidup dan benda

mati. Suatu saat kita kadang-kadang mengkonsumsi suatu objek. Seandainya objek yang
kita komunikasikan kurang lengkap maka orang yang menerima informasi sangat
dimungkinkan bertanya lebih jauh. Misal mengkomunikasikan besar sebuah batu,
cepatnya lari seseorang, jauh perjalanan dan sebagainya. Orang yang menerima informasi
tersebut tentu akan bertanya lebih jauh lagi. Pertanyaan ini muncul karena informasi objek
yang dikomunikasikan tidak lengkap dengan objek pelengkap. Objek pelengkap biasanya
digunakan dalam bentuk dan ukuran sehingga objek yang diinformasikan mempunyai arti
lebih luas. Misalnya batu tersebut massanya satu, kecepatan larinya, satu kilometer per
jam dan sebagainya. Dengan demikian peranan objek pelengkap sebagai penambah
keterangan dari objek yang akan diinformasikan memang penting.
Kini kita berada dimassa yang serba otomatis. Kemajuan dan perkembangan
teknologi menghasilkan produk yang bagus bentuknya, canggih konstruksinya, dan presisi
ukurannya. Salah satu dari hasil kemajuan teknologi misalnya alat pengukuran. Dengan
alat mengukur yang canggih kita bisa mengukur semua hasil produksi secara mudah dan
tepat.
1.2.
Pengukuran
1.2.1. Definisi Pengukuran
Menurut Ir.H.Bimbing Hedi, pengukuran adalah kegiatan mengukur dan dapat
diartikan proses perbandingan suatu objek terhadap standar yang relevan dengan
mengikuti peraturan terkait dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas
terhadap objek ukurnya. Menurut Grandlurd yang dikutip oleh Sridadi (2007) pengukuran
adalah suatu kegiatan untuk memperoleh deskripsi numerik, tingkatan atau derajat
karakteristik khusus yang dimiliki.
Dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah proses dalam menentukan besaran,
dimensi, atau kapasitas yang telah ditentukan dan disepakati dengan ukuran standar untuk
menghasilkan nilai yang diinginkan menggunakan alat ukur yang telah distandarkan atau
dikalibrasi.

1.2.2. Fungsi Pengukuran


Fungsi dari pengukuran adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui dan mengamati dimensi benda yang telah diproduksi dan
distandarkan.
b. Proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendeskripsikan suatu
produk.
c. Untuk keperluan analitis dan instrumentasi.
d. Proses mendapatkan informasi besaran tertentu dari suatu alat ukur.
1.2.3. Klasifikasi Pengukuran
Klasifikasi pengukuran yaitu sebagai berikut :
1. Pengukuran Langsung
Proses pengukuran yang hasil pengukurnya dapat langsung dibaca dari alat
ukur yang digunakan pada pengukuran.Misalnya mengukur diameter poros dengan
jangka sorong atau mikrometer.
2. Pengukuran Tidak Langsung
Bila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan suatu alat ukur dan tidak
bisa dibaca langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang demikian disebut
pengukuran tidak langsung. Untuk mengukur sebuah benda ukur diperlukan 2 atau 3
alat ukur berupa alat ukur standar, alat ukur pembanding, dan alat ukur pembantu.
Misalnya mengukur ketirusan poros dengan menggunakan sine center yang dibantu
dengan jam ukur (dial indicator).
3. Pengukuran Kaliber Batas
Dalam proses pengukuran terkadang tidak bisa menggunakan satu alat saja.
Kita perlu melihat ukuran benda ukur yang dibuat dan melihat benda tersebut
dengan toleransi tertentu. Misalnya mengukur lubang dengan menggunakan alat
ukur dengan jenis kaliber batas dapat dikategorikan menjadi diterima (Go) atau tidak
(No Go). Keputusan yang diambil adalah dimensi objek ukur yang masih dalam
batas toleransi.
4. Pengukuran dengan Bentuk Dasar
Pengukuran yang sifatnya membandingkan bentuk benda yang dibuat dengan
bentuk yang standar.Misalnya akan mengukur sudut ulir atau roda gigi, mengecek
sudut tirus dari poros, mengecek radius dan sebagainya. Pengukuran dilakukan

dengan alat ukur proyeksi. Tidak mencocokkan besarnya ukuran tapi hanya
mencocokkan bentuk.
1.2.4. Jenis jenis Pengukuran
1.2.1

JenisJenisPengukuran
Menurut jenis benda yang akan diukur maka alat ukur dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Pengukuranlinear

Pengukuran Linear Langsung


Alat ukur yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca contohnya adalah

mengukur diameter poros menggunakan jangka sorong atau mikrometer.

Pengukuran Linear Tidak Langsung

Alat ukur yang hasil pengukurannya tidak bisa dibaca langsung atau pengukurannya
membutuhkan lebih dari 1 alat (alat ukur standar, pembanding dan pembantu)
misalnya mengukur ketirusan poros menggunakan sine gauge, jam ukur, dan blok
ukur.
2. Pengukuransudut
Benda ukur tidak selalu memiliki ukuran panjang akan tetapi ada yang
memiliki dimensi sudut. Ketepatan sudut benda sangat diperlukan misalnya sudut
blok v, sudut ketirusan poros.
3. Pengukuranulir
Ulir pada sebuah konstruksi berfungsi sebagai transmisi daya dan alat
pemersatu. Pengukuran geometris ulir digunakan untuk memastikan kekuatan dan
daya tahan kelelahan ulir untuk melawan ketelitian pengubahan gerak rotasi
menjadi translasi.
4. Pengukuran roda gigi
Roda Gigi mempunyai fungsi penerus gerakan , daya

atau pengubah.

Pengukuran roda gigi berguna untuk mengetahui kepresisian roda gigi sehingga
mentransmisikan daya.
5. Pengukuran kelurusan, kedataran dan kerataan
Kedataran adalah datar air atau horizontal, gaya tarik dianggap tegak lurus
terhadap bidang datar air.Contoh alat ukur kedataran adalah waterpass yang
sebenarnya untuk mengukur sudut. Namun sudut yang diukur relatif kecil. Alat ukur

kelurusan digunakan untuk mengukur sejauh mana permukaan menyimpang dari


kondisi

ideal.

Pemeriksaan

kelurusan

biasa

menggunakan

waterpass

dan

autokolimator. Alat ukur kerataan digunakan untuk mengetahui kerataan bidang


berdasarkan analitis data.
6. Pengukuran kekasaran permukaan.
Salah satu karakteristik geometris yang ideal dari suatu komponen adalah
permukaan yang halus. Dalam prakteknya memang tidak mungkin untuk
mendapatkan suatu komponen dengan permukaan yang betul-betul halus. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor manusia (operator) dan faktorfaktor dari mesin-mesin yang digunakan untuk membuatnya. Akan tetapi, dengan
kemajuan teknologi terus berusaha membuat peralatan yang mampu membentuk
permukaan komponen degan tingkat kehalusan yang cukup tinggi menurut standar
ukuran yang berlaku dalam metrologi yang dikemukakan oleh para ahli pengukuran
geometris benda melalui pengalaman penelitian.
1.3.

Instrumentasi

1.3.1.

Definisi Instrumentasi
Menurut Franky W Kirk dan Nicholas R Rimboy (1962), instrumentasi adalah

ilmu yang mempelajari tentang penggunaan alat untuk mengukur dan mengatur suatu
besaran baik kondisi fisis maupun kimia. Menurut Suparni Setyowati Rahayu,
Instrumentasi adalah pengukuran piranti ukur untuk menentukan harga besaran yang
makin berubah ubah dan seringkali pengaturan besaran pada batas tertentu.
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks.
1.3.2. Fungsi Instrumentasi
1. Sebagai Alat Ukur
Instrumentasi mendeteksi dan memberikan informasi tentang besarnya nilai
proses variabel yang diukur dari suatu proses industri,misalnya tekanan, suhu, dan
sebagainya. Sehingga dapat dipahami oleh pengamat.
2. Sebagai Alat Pengendalian
Instrumentasi berfungsi untuk mengendalikan jalannya proses agar variabel
proses yang sedang diukur dapat diatur dan dikendalikan tetap pada nilai yang

ditentukan.
3. Sebagai Alat Pengaman
Instrumentasi sebagai alat ukur untuk memberikan tanda bahaya atau tanda
gangguan apabila terjadi masalah atau kondisi yang tidak normal yang diakibatkan
oleh tidak berfungsinya suatu peralatan pada suatu proses.
4. Sebagai Alat Analisa (Analyzer)
Instrumentasi yang berfungsi sebagai alat untuk menganalisa produk yang
dikelola, apakah sudah memenuhi spesifikasi seperti yang diinginkan sesuaidengan
standard, mengetahui polusi dari hasil produksi yang diproses agar tidak
membahayakan dan merusak lingkungan.
1.4.

Metrologi dan Kontrol Kualitas

1.4.1. Definisi Metrologi dan Kontrol Kualitas


Metrologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengukuran secara luas.
Metrologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang pengukuran karakteristik geometrik
produk atau komponen mesin dengan alat dan cara yang tepat sehingga hasi pengukuran
dianggap hasil yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya.
Kontrol kualitas (quality control) adalah aktivitas untuk menjaga standar kualitas
produk mulai dari proses persiapan penyimpanan, produksi sampai pemakaian oleh
konsumen.
Manfaat keduanya pada bidang teknik mesin adalah menentukan geometris suatu
produk yang baik dengan memastikan hasilnya presisi pada proses permesinan. Adapun
terdapat organisasi standardisasi pengukuran Internasional :
1. ISO
Organisasi Internasional untuk Standardisasi (bahasa Inggris: International
Organization

for

Standardization disingkat ISO atau Iso)

penetap standar internasional

yang

terdiri

dari

standardisasi nasional setiap negara.


Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:

Meningkatkan citra perusahaan

adalah

wakil-wakil

badan

dari badan

Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan

Meningkatkan efisiensi kegiatan

Memperbaiki

manajemen

organisasi

dengan

menerapkan

perencanaan,

pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)

Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan


dalam hal pengelolaan lingkungan

Mengurangi risiko usaha

Meningkatkan daya saing

Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak


yang berkepentingan

Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal


Selain itu, rekayasa teknologi yang Indonesia mengacu pada standar nasional

(SNI) dan internasional (ASTM, ASME, JIS, DIN).


2. ASTM
ASTM mempunyai lebih dari 12.000 buah standar. Standar ASTM banyak
digunakan pada negara-negara maju maupun berkembang dalam penelitian
akademisi maupun industri.
3. ASME
Organisasi internasional yang juga berpusat di Amerika Serikat, yang
bermula dari rekayasa tehnik mesin. Kini ASME sudah merupakan standar untuk
pembuatan robot dan perangkat mekanikal tinggi lainnya.
4. DIN
DIN adalah organisasi nasional Jerman untuk standardisasi dan adalah negara
anggota badan ISO. DIN adalah asosiasi yang berkantor pusat di Berlin. Saat ini ada
sekitar tiga puluh ribu DIN Standar, meliputi hampir semua bidang teknologi.
5. JIS
Standar Industri Jepang (JIS) (Nippon Kogyo Kikaku) Menentukan standar
yang

digunakan

untuk

kegiatan

industri

di

Jepang.

Proses

standarisasi

dikoordinasikan oleh Jepang Komite Standar Industri dan dipublikasikan melalui

Asosiasi Standar Jepang.

1.4.2. Fungsi Metrologi dan Kontrol Kualitas


Fungsi metrologi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Penetapan definisi satuan ukuran yang diterima Internasional
2. Perwujudan satuan satuan ukuran berdasar metode ilmiah
3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan nilai dan akurasi suatu
pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan
Sedangkan fungsi kontrol kualitas antara lain :
1. Teknik mencapai kualitas
Ketika suatu produk telah selesai dibuat, produk tersebut kemudian diperiksa
apakah telah sesuai dengan desain. Produk yang telah sesuai dengan desain, maka
produk tersebut telah sesuai dengan kualitas yang diinginkan.
2. Sebagai pengambil keputusan
Pengambilan keputusan di sini adalah apakah produk yang telah dipakai akan
dijual atau tidak, berdasarkan kualitas benda tersebut.
3. Sebagai konsep (batas statistik yang dapat membuat keseragaman kualitas)
Sebuah produk yang telah dibuat sesuai dengan desain adalah produk yang
telah mencapai suatu standar kualitas. Ketika hendak membuat produk yang sama,
maka produk yang telah dibuat bisa digunakan sebagai standar kualitas untuk
membuat produk-produk berikutnya.

1.4.3. Jenis jenis Metrologi

Jenis-jenis Metrologi antara lain :


1. Metrologi ilmiah: Pengaturan dan pengembangan standar pengukuran dan
pemeliharannya.
2. Metrologi Industri: Memastikan bahwa sistem pengukuran dan alat industri
berfungsi dengan akurasi yang baik dalam proses persiapan maupun pengujian.
3. Metrologi Legal: Pengukuran yang berdampak pada transaksi ekonomis dan
kesehatan.

BAB II
PARAMETER PENGUKURAN

1.1 Parameter Pengukuran


1. Ketelitian
Ketelitian adalah kesesuaian antar beberapa data ukur yang sama yang

dilakukan secara berulang. Tinggi rendah tingkat ketelitian hasil pengukuran dapat dilihat
dari harga deviasi pengukuran.
2. Ketepatan
Ketepatan adalah kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka atau data
sebenarnya (true value).
3. Ukuran Dasar
Ukuran dasar merupakan dimensi nominal suatu objek ukur yang secara
teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas atau toleransi.
4. Toleransi
Toleransi merupakan perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang diizinkan
sehingga perbedaan ukuran dapat diketahui ukuran dari komponen-komponen yang dibuat.
Besarnya toleransi selisih ukuran maksimum dan minimum. Macam-macam toleransi
antara lain:
Toleransi umum
Batas yang diizinkan tanpa pengkodean berupa huruf. Biasanya toleransi ini
berlaku menyeluruh pada benda kerja yang tidak memerlukan ketelitian tinggi.
Semakin panjang batas atas makin besar benda yang diproses, maka makin besar
toleransi yang digunakan. Toleransi Umum dibagi menjadi 3 yaitu toleransi panjang,
radius, kemiringan dan sudut.
Toleransi khusus
Digunakan untuk penggambaran yang memerlukan ketelitian yang khusus
(iso/R 286). Standar toleransi kualitas ditentukan dari sifat toleransi dan kualitas
yang menyertai.
Toleransi geometri
Toleransi geometri (bentuk dan posisi) digunakan untuk membaut komponen

mampu tukar seperti mesin otomotif sehingga komponen tersebut dapat dibuat pada
tempat dan alat yang berbeda. Toleransi geometrik dicantumkan apabila benar benar
dibutuhkan.
5. Harga Batas
Harga batas adalah ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan
dari suatu komponen, diatas, dan dibawah ukuran dasar. Harga batas dibagi menjadi dua
yaitu harga batas atas dan harga batas bawah.
6. Kelonggaran
Perbedaan ukuran antara pasangan komponen dengna komponen lain dimana
ukuran terbesar salah satu komponen lebih kecil dari ukuran toleransi komponen lain.
Misal pada pasangan poros dan lubang apabila dimensi terluar poros lebih kecil dari
dimensi kedalam lubang.Pembahasan selanjutnya disugguh pada bab suaian.

1.2 Konstruksi Umum Alat UKur


1.Sensor

Gambar 1.1 Sensor


Sumber : Anonymous 1, 2014

Sensor merupakan bagian dari alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan
benda atau obyek ukur. Atau bisa di katakan juga sensor adalah perubah dari alat ukur
yang mengalami kontak langsung dengan benda kerja contoh dari sensor ini antara lain
kedua ujung mikrometer.
2. Pengubah
Pengubah berfungsi sebagai penerus atau pengolah semua isyaratyang di terima
oleh sensor. dengan adanya pengubah semu isyarat dari sensor di teruskan ke bagian lain
yaitu penunjuk atau pencatat yang lebih dahulu di ubah oleh pengubah.

Ada beberapa jenis pengubah yaitu:


a. Mekanis
Cara pengubah dari pengubah mekanis ini berdasarkan pada prinsip kinetis yang
melakukan pengubahan gerak lurus (trasalasi) menjadi gerak berputar (rotasi).
Contohnya adalah dial indicator.

Gambar 1.2 Pengubah Mekanis


Sumber : Sidji Munadi, 1988 : 54
b. Elektris
Peranan kelistrikan yang di gunakan dalam pengubah elektris mempunyai
fungsi untuk mengubah semua isarat yang di terima menjadi besaran yang bersifat
elektris prinsip ini lah yang di gunakan alat ukur sistem elektris.

Gambar 1.3 Pengubah Digital


Sumber : Anonymous 2, 2014
c. Optis
Perubah optis berfungsi untuk membelokkan cahaya yang dari objek ukur
sehingga terjadi banyangan yang maya atau nyata yang ukurannya bisa lebih besar
dari pada objek ukurnya contoh adalah kaca pembesar mickroskop.

Gambar 1.4 Pengubah Optis


Sumber : Sidji Munadi, 1988 : 60
d. Pneumatik
Kondisi aliran udara yang tertentu akan berubah bila area dimana udara itu
melaju juga berubah (lebih sempit atau lebih luas) prinsip inilah yang di gunakan
dalam alat ukur yang memulai pengubah sistem penumatik jadi pada sistem
penumatik kondisi aliran udara akan berubah bila aliran antara objek dengan sensor
mengalami perubahan.

Gambar 1.5 Pengubah Pneumatik


Sumber : Sidji Munadi, 1988 : 64
3. Penunjuk

Gambar 1.6 Dial Indicator


Sumber : Anonymous 3, 2014
Pada bagian penunjuk terdapat skala pengykuran.Pada bagian inilah hasil
pengukuran dapat dibaca dan diketahui besarnya. Secara umum pencatat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu penunjuk yang memiliki skala dan penunjuk berangka (digital).
1. Penunjuk yang mempunyai skala
Skala yang di maksud di sini berarti susunan garis yang berdekatan dibuat
tetap dan mempunyai arti tertentu jarak antara dua garis dari skala alat ukur geometri
dapat berarti bagian dari meter atau bagian dari derajat.
2. Penunjuk berangka
Pada alat ukur dengan penujuk berangka kita bisa mengetahui hasil
pengukuran dengan cara melihat atau membaca deretan angka yang ada.
2.3 Sifat Umum Alat Ukur
1. Rantai Kalibrasi
Kalibrasi adalah mencocokkan harga-harga yang tercantum pada skala alat
ukur dengan harga harga standar. Untuk menjamin hubungan dengan satuan standar maka

alat ukur yang akan digunakan oleh operator dapat diperiksa melalui rantai kalibrasi:
Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja
Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar
Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional
Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar Internasional
2. Kepekaan
Kepekaan adalah kemampuan alat ukur untuk merasakan suatu perbedaan
yang relatif kecil dari harga yang diukur. Misalnya ada dua alat A dan B digunakan untuk
memeriksa perbedaan pada skala penunjuk A lebih jelas dari alat B. Maka alat ukur A
memiliki kepekaan melebihi alat ukur B.
3. Kemudahan Baca
Kemampuan alat ukur untuk memberikan sistem yang jelas pada skalanya
disebut kemudahan baca.Dengan membuat skala nonius dan atau membuat skala yang
tipis dengan jarak yang kecil serta jarum penunjuk yang tipis memungkinkan kemudahan
baca dari alat ukur.
4. Histeristis
Histeristis adalah penyimpangan yang dilakukan ketika mengukur secara
kontinyu dari dua arah berlawanan.Alat ukur mengalami histeristis apabila pengukuran
dilakukan hanya menggunakan sebagian kecil dari alat ukur tersebut digunakan
(perubahan posisi jarum penunjuk hanya melewati bebrapa garis).
5. Kepasifan
Kepasifan adalah perbedaan kecil yang terjadi dari harga yang diukur tidak
menimbulkan suatu perubahan apapun pada jarum penunjuk. Kepasifan dapat diartikan
keterlambatan alat ukur untuk bereaksi atas adanya perubahan yang dirasakan sensor.
6. Pergeseran
Pergeseran merupakan terjadinya perubahan posisi dari penunjuk alat ukur,
sementara sensor tidak memberikan/merasakan sinyal atau perbedaan.
7. Kestabilan Nol
Kestabilan nol merupakan kemampuan dari alat ukur untuk kembali ke
posisi nol apabila sensor tidak lagi bekerja.

BAB III
KARAKTERISTIK PENGUKURAN
3.1.

Karakteristik Geometri dan Kualitas


1. Karakteristik Geometri
Pengertian karakteristik geometrik yaitu menggambarkan spesifikasi produk
berdasarkan ukuran atau dimensi, bentuk, dan kehalusan permukaan serta apakah produk
tersebut sesuai dengan karakteristik geometrik fungsional.
2. Karakteristik Kualitas
Karakteristik kualitas yaitu karakteristik yang menggambarkan tingkat kualitas
produk atau jasa. Setelah produksi (telah diproses) pemeriksaan kualitas karakteristik
geometrik dilaksanakan dalam rancangan awal produk sebagai karakteristik geometrik
yang sempurna sebagai pembanding. Jadi, perbandingan antara rancangan awal dengan
produk adalah karakteristik kualitas produk tersebut.

Perbedaan Karakteristik Geometri dan Kualitas


Tabel 1.1 Perbedaan Karakteristik Geometri dan Kualitas
Karakteristik Geometri
1. karakteristik yang menggambarkan

Karakteristik Kualitas
2. karakteristik yang menggambarkan

spesifikasi produk berdasarkan


ukuran atau dimensi, bentuk, dan

tingkat kualitas produk atau jasa.


3. karakteristik kualitas

kehalusan permukaan .
2. karakteristik geometrik

menggambarkan tingkat kualitas


produk atau jasa yang berdasarkan

menggambarkan suatu produk yang

perbandingan antara rancangan awal

ideal apabila produk tersebut sesuai

dengan karakteristik geometric

dengan apa yang dikehendaki sesuai

tersebut.

dengan karakteristik fungsional.

Sumber : Anonymous 4, 2014

3.2 Sistem dan Standar Pengukuran


1. Sistem Matrik
Sistem matrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan prancis sejak tahun 1970-an.
Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang dan kilogram untuk
pengukuran berat. Dari satuan meter dan kilogram ini kemudian diturunkan unit satuan
lain untuk mengukur luas,volume, kapasitas, dan tekanan.
Sistem matrik adalah sebuah sistem satuan pengukuran internasional yang baku.
Biasa dikenal dengan satuan mks.

Sistem matrik untuk satuan panjang = meter

Sistem matrik untuk satuan massa = kilogram

Sistem matrik untuk satuan waktu = detik/sekon


Sebetulnya, kalau dikaji lebih jauh, sistem matrik ini mempunyai banyak
keuntungan dibandingkan sistem british. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:

1. Konversinya lebih mudah, perhitungannya juga lebih cepat dan mudah karena
berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih mudah dipelajari.
2. Dunia perdagangan dari negara-negara industri sebagian besar menggunakan sistem
matrik sehingga hal ini memungkinkan terjadinya hubungan kerja sama antara
industri satu dengan lainnya karena sistem pengukuran yang digunakan sama.
2. Sistem British
Sistem British secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound, dan detik sebagai
dasar satuan panjang, massa, dan waktu. Kemudian berkembang pula satuan-satuan lain misalnya
yard, mil, ounce, gallon, feet, barrel, dan sebagainya. Sistem British/inchi/non metrik adalah
sistem yang secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound, dan detik sebagai dasar
satuan panjang, massa, dan waktu.

3. Konversi Antara Matrik dan British


Adalah sifat memudahkan hubungan perubahan antara sistem matrik dan sistem
british. Ada tiga jenis konversi antara matrik dan british, yaitu :
1. Konversi secara matematika
Konversi inchi/british ke matrik secara matematika diperlukan faktor konversi,
caranya :1 yard = 3600/3937 meter = 0,914440
1 yard = 36 inchi, berarti ;
1 inchi = 1/36 x 0,91440 meter = 0,025400
Kita tahu bahwa 1 meter = 1000 milimeter
Maka : 1 inchi = 0, 025400 x 1000 meter = 2540000 mm (faktor konversi)

2. Konversi dengan tabel


Konversi ini berupa tabel yang ada angka-angka konversinya, sehingga mudah
untuk menggunakannya karena tinggal melihat tabel saja.

Tabel 1.2 Konversi Matrik ke Inchi

Tabel 1.3 Lanjutan Tabel 1.2

Sumber : Anonymous 5, 2014


3. Konversi Dial Mesin
Konversi ini dilakukan pada dial yang terdapat pada mesin-mesin produksi,
misalnya mesin bubut, frais, dan sebagainya. Dengan demikian satu unit mesin dapat
digunakan untuk membuat komponen-komponen baik yang ukurannya dalam matrik
maupun inchi.

3.3 Kesalahan Dalam Pengukuran


3.3.1 Definisi Kesalahan Dalam Pengukuran
Yang dimaksud dengan kesalahan dalam pengukuran adalah adanya perbedaan
nilai antara nilai sesungguhnya dari ukuran benda yang diukur dengan hasil yang
dilakukan oleh seseorang.

3.3.2 Jenis Kesalahan Dalam Pengukuran


1. Kesalahan pengukuran karena alat ukur

Kesalahan alat ukur yaitu jenis kesalahan yang tidak dapat dihindari dari alat itu
sendiri karena akibat struktur mekanisnya.

2. Kesalahan pengukuran karena benda ukur


Kesalahan ini biasanya terjadi karena benda ukur yang memiliki sifat elastis.
Benda ukur tersebut akan mudah mengalami deformasi (perubahan bentuk) jika ada
kontak beban yang bereaksi pada benda tersebut.
3. Kesalahan pengukuran karena faktor lingkungan
Ruangan laboratorium atau ruangan lainnya yang digunakan untuk
pengukuran harus bersih, terang, dan tertata rapi. Jika banyak debu atau kotoran
sudah tentu mengganggu jalannya proses pengukuran.
4. Kesalahan pengukuran karena pengukur
Bagaimanapun presisinya alat ukur yang digunakan dan perubahan bentuk
(deformasi) benda ukur sudah dihindari, namun dalam proses pengukuran masih
dapat menghasilkan hasil pengukuran yang salah. Hal ini disebabkan karena faktor
manusia. Faktor yang menyebabkan kesalahan pengukuran antara lain karena salah
membaca skala alat ukur dan salah dalam menerapkan metode pengukuran yang
salah.

Anda mungkin juga menyukai