Dasar Teori
Dasar Teori
TINJUAN PUSTAKA
1.1.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita selalu berhadapan dengan benda hidup dan benda
mati. Suatu saat kita kadang-kadang mengkonsumsi suatu objek. Seandainya objek yang
kita komunikasikan kurang lengkap maka orang yang menerima informasi sangat
dimungkinkan bertanya lebih jauh. Misal mengkomunikasikan besar sebuah batu,
cepatnya lari seseorang, jauh perjalanan dan sebagainya. Orang yang menerima informasi
tersebut tentu akan bertanya lebih jauh lagi. Pertanyaan ini muncul karena informasi objek
yang dikomunikasikan tidak lengkap dengan objek pelengkap. Objek pelengkap biasanya
digunakan dalam bentuk dan ukuran sehingga objek yang diinformasikan mempunyai arti
lebih luas. Misalnya batu tersebut massanya satu, kecepatan larinya, satu kilometer per
jam dan sebagainya. Dengan demikian peranan objek pelengkap sebagai penambah
keterangan dari objek yang akan diinformasikan memang penting.
Kini kita berada dimassa yang serba otomatis. Kemajuan dan perkembangan
teknologi menghasilkan produk yang bagus bentuknya, canggih konstruksinya, dan presisi
ukurannya. Salah satu dari hasil kemajuan teknologi misalnya alat pengukuran. Dengan
alat mengukur yang canggih kita bisa mengukur semua hasil produksi secara mudah dan
tepat.
1.2.
Pengukuran
1.2.1. Definisi Pengukuran
Menurut Ir.H.Bimbing Hedi, pengukuran adalah kegiatan mengukur dan dapat
diartikan proses perbandingan suatu objek terhadap standar yang relevan dengan
mengikuti peraturan terkait dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas
terhadap objek ukurnya. Menurut Grandlurd yang dikutip oleh Sridadi (2007) pengukuran
adalah suatu kegiatan untuk memperoleh deskripsi numerik, tingkatan atau derajat
karakteristik khusus yang dimiliki.
Dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah proses dalam menentukan besaran,
dimensi, atau kapasitas yang telah ditentukan dan disepakati dengan ukuran standar untuk
menghasilkan nilai yang diinginkan menggunakan alat ukur yang telah distandarkan atau
dikalibrasi.
dengan alat ukur proyeksi. Tidak mencocokkan besarnya ukuran tapi hanya
mencocokkan bentuk.
1.2.4. Jenis jenis Pengukuran
1.2.1
JenisJenisPengukuran
Menurut jenis benda yang akan diukur maka alat ukur dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Pengukuranlinear
Alat ukur yang hasil pengukurannya tidak bisa dibaca langsung atau pengukurannya
membutuhkan lebih dari 1 alat (alat ukur standar, pembanding dan pembantu)
misalnya mengukur ketirusan poros menggunakan sine gauge, jam ukur, dan blok
ukur.
2. Pengukuransudut
Benda ukur tidak selalu memiliki ukuran panjang akan tetapi ada yang
memiliki dimensi sudut. Ketepatan sudut benda sangat diperlukan misalnya sudut
blok v, sudut ketirusan poros.
3. Pengukuranulir
Ulir pada sebuah konstruksi berfungsi sebagai transmisi daya dan alat
pemersatu. Pengukuran geometris ulir digunakan untuk memastikan kekuatan dan
daya tahan kelelahan ulir untuk melawan ketelitian pengubahan gerak rotasi
menjadi translasi.
4. Pengukuran roda gigi
Roda Gigi mempunyai fungsi penerus gerakan , daya
atau pengubah.
Pengukuran roda gigi berguna untuk mengetahui kepresisian roda gigi sehingga
mentransmisikan daya.
5. Pengukuran kelurusan, kedataran dan kerataan
Kedataran adalah datar air atau horizontal, gaya tarik dianggap tegak lurus
terhadap bidang datar air.Contoh alat ukur kedataran adalah waterpass yang
sebenarnya untuk mengukur sudut. Namun sudut yang diukur relatif kecil. Alat ukur
ideal.
Pemeriksaan
kelurusan
biasa
menggunakan
waterpass
dan
Instrumentasi
1.3.1.
Definisi Instrumentasi
Menurut Franky W Kirk dan Nicholas R Rimboy (1962), instrumentasi adalah
ilmu yang mempelajari tentang penggunaan alat untuk mengukur dan mengatur suatu
besaran baik kondisi fisis maupun kimia. Menurut Suparni Setyowati Rahayu,
Instrumentasi adalah pengukuran piranti ukur untuk menentukan harga besaran yang
makin berubah ubah dan seringkali pengaturan besaran pada batas tertentu.
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks.
1.3.2. Fungsi Instrumentasi
1. Sebagai Alat Ukur
Instrumentasi mendeteksi dan memberikan informasi tentang besarnya nilai
proses variabel yang diukur dari suatu proses industri,misalnya tekanan, suhu, dan
sebagainya. Sehingga dapat dipahami oleh pengamat.
2. Sebagai Alat Pengendalian
Instrumentasi berfungsi untuk mengendalikan jalannya proses agar variabel
proses yang sedang diukur dapat diatur dan dikendalikan tetap pada nilai yang
ditentukan.
3. Sebagai Alat Pengaman
Instrumentasi sebagai alat ukur untuk memberikan tanda bahaya atau tanda
gangguan apabila terjadi masalah atau kondisi yang tidak normal yang diakibatkan
oleh tidak berfungsinya suatu peralatan pada suatu proses.
4. Sebagai Alat Analisa (Analyzer)
Instrumentasi yang berfungsi sebagai alat untuk menganalisa produk yang
dikelola, apakah sudah memenuhi spesifikasi seperti yang diinginkan sesuaidengan
standard, mengetahui polusi dari hasil produksi yang diproses agar tidak
membahayakan dan merusak lingkungan.
1.4.
for
yang
terdiri
dari
adalah
wakil-wakil
badan
dari badan
Memperbaiki
manajemen
organisasi
dengan
menerapkan
perencanaan,
digunakan
untuk
kegiatan
industri
di
Jepang.
Proses
standarisasi
BAB II
PARAMETER PENGUKURAN
dilakukan secara berulang. Tinggi rendah tingkat ketelitian hasil pengukuran dapat dilihat
dari harga deviasi pengukuran.
2. Ketepatan
Ketepatan adalah kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka atau data
sebenarnya (true value).
3. Ukuran Dasar
Ukuran dasar merupakan dimensi nominal suatu objek ukur yang secara
teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas atau toleransi.
4. Toleransi
Toleransi merupakan perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang diizinkan
sehingga perbedaan ukuran dapat diketahui ukuran dari komponen-komponen yang dibuat.
Besarnya toleransi selisih ukuran maksimum dan minimum. Macam-macam toleransi
antara lain:
Toleransi umum
Batas yang diizinkan tanpa pengkodean berupa huruf. Biasanya toleransi ini
berlaku menyeluruh pada benda kerja yang tidak memerlukan ketelitian tinggi.
Semakin panjang batas atas makin besar benda yang diproses, maka makin besar
toleransi yang digunakan. Toleransi Umum dibagi menjadi 3 yaitu toleransi panjang,
radius, kemiringan dan sudut.
Toleransi khusus
Digunakan untuk penggambaran yang memerlukan ketelitian yang khusus
(iso/R 286). Standar toleransi kualitas ditentukan dari sifat toleransi dan kualitas
yang menyertai.
Toleransi geometri
Toleransi geometri (bentuk dan posisi) digunakan untuk membaut komponen
mampu tukar seperti mesin otomotif sehingga komponen tersebut dapat dibuat pada
tempat dan alat yang berbeda. Toleransi geometrik dicantumkan apabila benar benar
dibutuhkan.
5. Harga Batas
Harga batas adalah ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan
dari suatu komponen, diatas, dan dibawah ukuran dasar. Harga batas dibagi menjadi dua
yaitu harga batas atas dan harga batas bawah.
6. Kelonggaran
Perbedaan ukuran antara pasangan komponen dengna komponen lain dimana
ukuran terbesar salah satu komponen lebih kecil dari ukuran toleransi komponen lain.
Misal pada pasangan poros dan lubang apabila dimensi terluar poros lebih kecil dari
dimensi kedalam lubang.Pembahasan selanjutnya disugguh pada bab suaian.
Sensor merupakan bagian dari alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan
benda atau obyek ukur. Atau bisa di katakan juga sensor adalah perubah dari alat ukur
yang mengalami kontak langsung dengan benda kerja contoh dari sensor ini antara lain
kedua ujung mikrometer.
2. Pengubah
Pengubah berfungsi sebagai penerus atau pengolah semua isyaratyang di terima
oleh sensor. dengan adanya pengubah semu isyarat dari sensor di teruskan ke bagian lain
yaitu penunjuk atau pencatat yang lebih dahulu di ubah oleh pengubah.
alat ukur yang akan digunakan oleh operator dapat diperiksa melalui rantai kalibrasi:
Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja
Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar
Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional
Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar Internasional
2. Kepekaan
Kepekaan adalah kemampuan alat ukur untuk merasakan suatu perbedaan
yang relatif kecil dari harga yang diukur. Misalnya ada dua alat A dan B digunakan untuk
memeriksa perbedaan pada skala penunjuk A lebih jelas dari alat B. Maka alat ukur A
memiliki kepekaan melebihi alat ukur B.
3. Kemudahan Baca
Kemampuan alat ukur untuk memberikan sistem yang jelas pada skalanya
disebut kemudahan baca.Dengan membuat skala nonius dan atau membuat skala yang
tipis dengan jarak yang kecil serta jarum penunjuk yang tipis memungkinkan kemudahan
baca dari alat ukur.
4. Histeristis
Histeristis adalah penyimpangan yang dilakukan ketika mengukur secara
kontinyu dari dua arah berlawanan.Alat ukur mengalami histeristis apabila pengukuran
dilakukan hanya menggunakan sebagian kecil dari alat ukur tersebut digunakan
(perubahan posisi jarum penunjuk hanya melewati bebrapa garis).
5. Kepasifan
Kepasifan adalah perbedaan kecil yang terjadi dari harga yang diukur tidak
menimbulkan suatu perubahan apapun pada jarum penunjuk. Kepasifan dapat diartikan
keterlambatan alat ukur untuk bereaksi atas adanya perubahan yang dirasakan sensor.
6. Pergeseran
Pergeseran merupakan terjadinya perubahan posisi dari penunjuk alat ukur,
sementara sensor tidak memberikan/merasakan sinyal atau perbedaan.
7. Kestabilan Nol
Kestabilan nol merupakan kemampuan dari alat ukur untuk kembali ke
posisi nol apabila sensor tidak lagi bekerja.
BAB III
KARAKTERISTIK PENGUKURAN
3.1.
Karakteristik Kualitas
2. karakteristik yang menggambarkan
kehalusan permukaan .
2. karakteristik geometrik
tersebut.
1. Konversinya lebih mudah, perhitungannya juga lebih cepat dan mudah karena
berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih mudah dipelajari.
2. Dunia perdagangan dari negara-negara industri sebagian besar menggunakan sistem
matrik sehingga hal ini memungkinkan terjadinya hubungan kerja sama antara
industri satu dengan lainnya karena sistem pengukuran yang digunakan sama.
2. Sistem British
Sistem British secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound, dan detik sebagai
dasar satuan panjang, massa, dan waktu. Kemudian berkembang pula satuan-satuan lain misalnya
yard, mil, ounce, gallon, feet, barrel, dan sebagainya. Sistem British/inchi/non metrik adalah
sistem yang secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound, dan detik sebagai dasar
satuan panjang, massa, dan waktu.
Kesalahan alat ukur yaitu jenis kesalahan yang tidak dapat dihindari dari alat itu
sendiri karena akibat struktur mekanisnya.