Anda di halaman 1dari 61

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BOUNDING


ATTACHMENT DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :
MAHARDIKA CAHYANINGRUM
NIM : B10.031

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding
Attachment di RSUD Kota Surakarta. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi
D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Eni Rumiyati, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Kepala RSUD Kota Surakarta yang telah berkenan memberikan ijin
penelitian.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak
langsung telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat serta dukungan secara moral, material, dan spiritual.
iv

7. Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dan


memberikan informasi serta dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Surakarta,

Penulis

2013

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta


Karya Tulis Ilmiah, Mei 2013
Mahardika Cahyaningrum
B10.031
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BOUNDING
ATTACHMENT DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2013
xiii + 44 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 3 gambar
ABSTRAK
Latar belakang : Bounding attachment adalah suatu ikatan khusus yang
dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang
tua dan bayi. Apabila seorang ibu konsisten dalam responnya terhadap kebutuhan
bayi dan mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan
bayi akan terpacu dan terbentuklah ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam
hubungan dan ikatan batin antar seorang bayi dengan ibunya dapat mempengaruhi
hubungan sepanjang masa. Hasil studi pendahuluan di RSUD Kota Surakarta pada
tanggal 22 Oktober 2012 diketahui bahwa dari 5 orang ibu nifas mempunyai
pengetahuan yang kurang tentang Bounding Attachment.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment
di RSUD Kota Surakarta tahun 2013.
Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian
RSUD Kota Surakarta pada tanggal 8 Maret sampai dengan 25 April 2013.
Jumlah sampel sebanyak 47 ibu nifas dengan teknik pengambilan sampel
sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik
analisis data adalah analisis univariat dengan program SPSS.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment
di RSUD Kota Surakarta dalam kategori cukup sebanyak 29 responden (61,7%).
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota
Surakarta dalam kategori kurang sebanyak 14 responden (29,8%). Tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD Kota Surakarta
dalam kategori baik sebanyak 4 responden (8,5%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di
RSUD Kota Surakarta dalam kategori cukup ini dikarenakan kurangnya informasi
berupa pendidikan kesehatan tentang bounding attachment dan responden kurang
memanfaatkan media elektronik atau media cetak khususnya tentang bounding
attachment.

Kata Kunci: Pengetahuan, ibu nifas, bounding attachment


Kepustakaan: 24 literatur (Tahun 2005 s/d 2012)

vi

ix

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURRICULUM VITAE ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 5
F. Sistematika Penelitian ................................................................. 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori............................................................................. 8
1.

Pengetahuan ......................................................................... 8
ix

2.

Nifas ..................................................................................... 16

3.

Bounding Attachment........................................................... 20

B. Kerangka Teori ........................................................................... 27


C. Kerangka Konsep ........................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 29
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 30
D. Instrumen Penelitian ................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 34
F. Variabel Penelitian ...................................................................... 34
G. Definisi Operasional ................................................................... 35
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 35
I. Etika Penelitian........................................................................ ... 38
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................... 40
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 40
C. Pembahasan ............................................................................... 42
D. Keterbatasan................................................................................ 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 45
B. Saran ........................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi Kisi Kuisioner

32

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

36

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS

41

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Bounding Attachment di


RSUD Kota Surakarta
41

xi

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori... 27


Gambar 2.2 Kerangka Konsep...

28

Gambar 4.1 Grafik Batang Tingkat Pengetahuan tentang Bonding


Attachment............. 42

xii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Hasil Kuisioner Validitas
Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 12. Kuesioner
Lampiran 13. Jawaban Kuisioner
Lampiran 14. Tabulasi Hasil Kuisioner
Lampiran 15. Perhitungan Standar Deviasi dan Mean Secara Manual
Lampiran 16. Lembar Konsultasi

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi yang baru lahir menunjukkan serba tidak berdaya, namun dibalik
ketidakberdayaannya tersebut pada dirinya terdapat berbagai potensi yang siap
berkembang. Bayi akan berkembang dengan baik dan berbagai potensi yang
dimiliki dapat berubah menjadi kemampuan nyata bila dirinya mendapatkan
stimuli dari lingkungannya, terutama lingkungan sosial (Kuntjojo, 2010).
Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih sayang
ibu dengan bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologis dan
fisiologis. Ikatan ibu dan anak dimulai sejak anak belum dilahirkan dengan
suatu perencanaan dan konfirmasi kehamilan, serta menerima janin yang
tumbuh sebagai individu. Sesudah lahir sampai minggu-minggu berikutnya,
kontak visual dan fisik bayi memicu berbagai penghargaan satu sama lain
(Marmi, 2009).
Setelah lelah dalam proses persalinan, ibu nifas akan sangat senang
bahagia bila dekat dengan bayi. ibu dapat membelai-belai bayi, mendengar
tangis bayi, menciumcium dan memperhatikan bayinya yang tidur di
sampingnya Ibu nifas dan bayi dapat segera saling mengenal. Bayi akan
memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayang
(bounding effect) (Wiknjosastro, dkk, 2006)
Rawat gabung dapat memberikan memberikan kesempatan pada ibu
nifas dalam menyusui bayinya setiap saat serta belajar merawat bayinya. Bagi
1

ibu baru yang belum

berpengalaman dalam merawat bayinya, berada di

rumah secara mendadak dengan bayi yang ia tidak tahu bagaimana


merawatnya, dapat membuatnya syok. Rawat gabung membuat transisi dari
rumah sakit ke rumah secara bertahap dan alami sehingga tidak membuat ibu
syok (Varney, 2008).
Bounding

adalah proses pembentukan dan

attachment

adalah

membangun ikatan sehingga bounding attachment adalah suatu ikatan khusus


yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam
hubungan orang tua dan bayi (Perry dalam Wulandari dan Handayani, 2010).
Apabila seorang ibu konsisten dalam responnya terhadap kebutuhan bayi dan
mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan bayi
akan terpacu dan terbentuklah ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam
hubungan dan ikatan batin antar seorang bayi dengan ibunya dapat
mempengaruhi hubungan sepanjang masa (Wulandari dan Handayani, 2010).
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi bayi. Pada
proses setelah kelahiran selesai, proses yang baru dimulai sama pentingnya
untuk masa depan keluarga. Ibu mulai merasa bisa terbuka terhadap bayi baru
lahir dan bayi berada dalam periode reaktivitas pertamanya, hal ini merupakan
pengalaman baru yang paling berharga untuk proses bounding. Manfaat dari
bounding attachment antara lain adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan,
mempercayai, menumbuhkan sikap sosial dan bayi merasa aman, berani
mengadakan eksplorasi (Lusa 2010).
Ada berbagai cara untuk melakukan bounding attachment diantaranya
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif. Inisiasi
menyusui dini dapat mencegah perdarahan setelah persalinan karena gerakan

bayi dalam mencari putting susu ibu dapat menimbulkan kontraksi uterus.
Selain itu inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi dapat menurunkan AKB
karena hipotermi. Pemberian ASI eksklusif dapat memberi kekebalan tubuh
bayi dan mengurangi AKB (Utami dalam Aulia, 2012).
Beberapa interaksi yang menyenangkan dalam rangka bounding
attachment antara lain adalah sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara
halus dengan tangan ibu, sentuhan pada pipi yang dapat menstimulasi respon
yang menyebabkan terjadinya gerakan muka bayi ke arah muka ibu atau ke
arah payudara sehingga bayi akan mengusap-usap menggunakan hidung serta
menjilat putingnya dan terjadilah rangsangan untuk sekresi prolaktin, tatap
mata bayi dan ibu yang dapat menimbulkan perasaan saling memiliki antara
ibu dan bayi, tangisan bayi dapat memberikan respon berupa sentuhan dan
suatu yang lembut misalnya ibu menyentuh dengan ujung jari sehingga dapat
menyenangkan bayi (Wulandari dan Handayani, 2010).
Hasil studi yang dilakukan oleh Utami dalam Aulia (2012) di 18 rumah
sakit yang ada di Jakarta, Bandung dan Semarang terlihat bahwa setidaknya
11 dari 30 orang ibu nifas (36%) sudah mengerti dan melakukan Bounding
Attachment, sedangkan sisanya 19 orang (63%) tidak melaksanakan bounding
attachment dengan alasan persalinannya dengan caesar
Hasil studi pendahuluan di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 22
Oktober diketahui bahwa jumlah ibu nifas normal selama bulan Agustus s/d
September 2012 adalah sebanyak 119 orang dan rata-rata ibu nifas di RSUD
Kota Surakarta per bulan adalah 60 orang. Hasil wawancara tentang bounding
attachment terhadap 5 orang ibu nifas yang berhasil penulis temui di RSUD

Kota Surakarta, didapatkan 5 orang ibu nifas tersebut mempunyai


pengetahuan yang kurang tentang Bounding Attachment.
Mengingat pentingnya kasih sayang (Bounding Attechment) antara ibu
dan anak dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding Attachment di RSUD Kota
Surakarta Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding
attachment di RSUD Kota Surakarta Tahun 2013?.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di
RSUD Kota Surakarta tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding
attachment di RSUD Kota Surakarta pada tingkat baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding
attachment di RSUD Kota Surakarta pada tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding
attachment di RSUD Kota Surakarta pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya
mengenai ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak (bounding
attachment).
2. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapatkan
pengalaman nyata dalam melakukan penelitian.
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang
bounding attachment.
b. RSUD Kota Surakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada
petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan informasiinformasi mengenai bounding attachment kepada ibu nifas.

E. Keaslian Penelitian
1. Aulia (2012), dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Bounding Attachment di RB Yulita Grogol Sukoharjo Tahun
2012. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, teknik pengambilan
sampel menggunakan total sampling. Analisis yang digunakan adalah
analisis univariat Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu

nifas tentang bounding attachment mayoritas mempunyai pengetahuan


cukup yaitu sebanyak 20 responden (66,7%) dengan pendidikan terbanyak
SMA, umur responden rata-rata 20-35 dan pekerjaan responden terbanyak
IRT.
2. Cahyaningtyas (2012), dengan judul Gambaran Pengetahuan Bidan
Rumah Sakit Tentang Bounding Attachment Pada Bayi Baru Lahir di
RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2012 Desain penelitian
menggunakan deskriptif. Pengambilan data menggunakan kuesioner.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling
sebanyak 26 bidan dan analisis yang digunakan adalah analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan bidan
tentang bounding attachment di RSUD Ambarawa dalam kategori cukup,
yaitu sebanyak 53,8%. Terdapat 26,9% bidan dengan kategori kurang, dan
19,2% bidan dengan kategori baik.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada
sampel dan lokasi penelitian sedangkan persamaannya adalah pada jenis dan
rancangan penelitian, variabel penelitian serta teknik analisis data serta
mengenai bounding attachment.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari teori tentang pengetahuan yang meliputi
pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, tingkat
dalam

pengetahuan,

cara

memperoleh

pengetahuan,

cara

pengukuran pengetahuan. Teori nifas yang terdiri dari pengertian,


klasifikasi masa nifas, perubahan fisiologis masa nifas. Teori
tentang bounding attachment yang terdiri dari : pengertian, tahaptahap bounding attachment, elemen bounding attachment, bentuk
interaksi bounding attachment, prinsip dan upaya meningkatkan
bounding attachment dan hambatan bounding attachment. Bab ini
juga terdiri dari kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi
operasional, metode pengolahan dan analisa data, etika penelitian
dan jadwal penelitian.
BAB IV. HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang : Deskripsi Lokasi Penelitian, Hasil
Penelitian, Pembahasan serta Keterbatasan Penelitian.
BAB V.

PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang : Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indera (Notoatmodjo, 2010).
b. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pengetahuan

menurut

Notoatmodjo (2005), antara lain yaitu :


1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
2) Informasi
Seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan
memiliki pengetahuan yang lebih luas.
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman
Sesuatu

yang pernah

dialami

seseorang

akan

menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.


5) Sosial-Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup
semakin tinggi, tingkat sosial ekonomi akan bertambah tingkat
pengetahuan.
c. Tingkat dalam Pengetahuan
Tingkatan dalam pengetahuan menurut Notoatmodjo (2005),
antara lain:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di -dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan yang masih saling berkaitan.

10

5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formulasi baru formulasi-formulasi
yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek dimana
kriteria penilaian suatu materi atau obyek ditentukan oleh diri
sendiri.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang
telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah (tanpa melalui penelitian ilmiah)
Cara tradisional atau non ilmiah ini dipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis.
Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
a) Cara coba-salah (Trial and Eror)
Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup
lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai

11

sekarang pun metode ini masih digunakan terutama oleh


mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah
banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar
menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh
adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun
1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak
acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka
ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan
harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata
ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tesebut timbul
kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease.
c) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Prinsip ini adalah orang lain menerima padahal yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoriter tanpa
terlebih dulu menguji atau memberikan kebenaran baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran
sendiri.

12

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi


Pengalaman

pribadi

adalah

pengalaman

untuk

mempengaruhi kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan


dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun
seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan
benar diperlukan berfikir kritis dan logis.
e) Cara Akal Sehat (Common Sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya
menuruti

nasihat

orang

tuanya,

atau

anak

disiplin

menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,


bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan
anaknya. Pemberian hadiah dan hukuman (reward dan
punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama
yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

13

rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para


Nabi adalah sebagai hasil usaha wahyu dan bukan karena hasil
usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
g) Kebenaran Melalui Intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui
proses penalaran berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif

sukar

dipercaya

karena

kebenaran

ini

tidak

menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.


Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi
atau suara hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui Jalan Pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun
deduksi. Pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran
secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan kemudian dari hubungannya sehingga dapat
dibuat suatu kesimpulan.
i) Induksi
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi
adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

14

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman


empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi, itu
beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata,
maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal
yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.
Proses berpikir secara induksi dikelompokkan menjadi dua,
yakni induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi
sempurna

terjadi

apabila

kesimpulan

diperoleh

dari

penjumlahan dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak


sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari
lompatan, dari pernyataan-pernyataan khusus.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM)
mengembangkan ara deduksi ini ke dalam suatu cara yang
disebut silogisme. Silogisme ini merupakan suatu bentuk
deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai
kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua
peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas

15

itu. Di sini terlihat proses berpikir berdasarkan pada


pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus.
2) Cara Modern atau Cara Ilmiah (melaui proses penelitian)
Dalam memperoleh pengetahua pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian.
Menurut

Notoatmodjo

(2010),

mengatakan

bahwa

dalam

memperoleh kesimpulan harus dilakukan dengan pencatatan


terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.
Pencatatan ini meliputi tiga hal pokok, yaitu :
a) Segala sesuatu yang positif, gejala tertentu yang muncul saat
dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala yang tidak muncul
saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala yang
berubah-ubah pada kondisi tertentu.
e. Cara Pengukuran Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2009), tingkat pengetahuan dapat diukur
dengan cara sebagai berikut :
1)

Pengetahuan baik

: (x) > mean + 1SD

2)

Pengetahuan cukup

: mean 1SD x mean + 1SD

3)

Pengetahuan kurang : (x) < mean 1SD

Keterangan :
X

= nilai total hasil kuesioner

SD = Standar Deviasi

16

2. Nifas
a. Pengertian
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2010).
Masa nifas merupakan keadaan fisiologis yang lazim terjadi pada
semua ibu setelah melahirkan yang berlangsung selama 40 hari. Pada
masa tersebut akan terjadi pemulihan kesehatan. Proses pemulihan
kesehatan tersebut merupakan hal yang sangat penting, karena selama
masa kehamilan dan persalinan terjadi perubahan fisik maupun
psikologis. Dimana perubahan fisik meliputi ligamen yang lembut dan
kendor, otot teregang, uterus membesar, postur tubuh berubah, serta
terjadi bendungan vena tungkai bawah (Yuswanto dan Yulifah, 2008).
b. Klasifikasi masa nifas
Klasifikasi masa nifas menurut Suherno dan Suryoprayogo
(2009), terbagi dalam tiga periode yaitu :
1) Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri
dan berjalan.
2) Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote purperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna.

17

c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


Beberapa perubahan fisiologis masa nifas

menurut

Suparyanto (2012), antara lain sebagai berikut :


1) Perubahan sistem reproduksi
a) Involusi Uterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses
dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat
sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir
akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
b) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang
nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih
cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lochea mempunyai bau amis/anyir seperti darah menstruasi,
meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbedabeda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap
menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan
karena proses involusi.

18

Proses keluarnya darah nifas atau lochea menurut


Ambarwati dalam Suparyanto (2012), terdiri 4 tahapan, yaitu:
(1) Lochea Rubra/Merah (Kruenta)
Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke 4 masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena
berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding
rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
(2) Lochea Sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan
berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7
postpartum.
(3) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada
hari ke 7 sampai hari ke 14 postpartum.
(4) Lochea Alba/Putih
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa
berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.
c) Endometrium
Perubahan

pada

endometrium

adalah

timbulnya

trombosis, degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi


plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm,
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua,

19

dan selaput janin. Setelah 3 hari mulai rata, sehingga tidak ada
pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta.
d) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus.
Warna

serviks

pembuluh

darah.

sendiri

merah

Konsistensinya

kehitam-hitaman
lunak,

karena

kadang-kadang

terdapat laserasi/perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang


terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada
keadaan sebelum hamil.
Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu
persalinan, menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan
masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki
2-3 jari, pada minggu ke 6 postpartum serviks menutup.
e) Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali
secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan
hormon estrogen pada masa postpartum berperan dalam
penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan
terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4.
f) Payudara (mamae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi
secara alami.

20

2) Perubahan sistem pencernaan


Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak.
Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan
mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada

waktu persalinan

(dehidrasi), kurang makan, haemorrhoid, laserasi jalan lahir.


Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau
makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang
cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat
ditolong dengan pemberian huknah atau gliserin spuit atau
diberikan obat laksan yang lain.
3. Bounding Attachment
a. Pengertian
Bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak kulit
antara ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam
setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini, kontak ibu dan ayah akan
menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini
terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus
dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan
dalam keperawatannya (Purwanti, 2007).
Klause dan Kennel menyatakan bahwa boundding attachment
interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun
sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir
(Wulandari dan Handayani, 2010).

21

Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment


(membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah
peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara
orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari
suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat
saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan
saling membutuhkan (Bahiyatun, 2009).
b. Tahap-tahap Bounding Attachment
Menurut Klaus and Kenell dalam Lusa (2010), bagian penting
dalam bounding attachment adalah :
1) Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal
bayinya.
2) Bounding (keterikatan)
3) Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan
individu lain.
c. Elemen-Elemen Bounding Attachment
Bobak dalam Lusa (2010), menyatakan beberapa elemen dalam
bounding attachment antara lain adalah sebagai berikut :
1) Sentuhan Sentuhan atau indera peraba
Dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai
suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara
mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.

22

2) Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan
kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak
waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan
melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya
3) Suara
Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya
juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya
dengan tegang.
4) Aroma
Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik.
Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma
susu ibunya.
5) Entrainment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan
orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti
nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai
berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada
orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang
positif.

23

6) Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada
dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru
lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten
dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi
sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7) Kontak dini
Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa
kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk
hubungan orang tuaanak. Ada beberapa keuntungan fisiologis
yang dapat diperoleh dari kontak dini yaitu kadar oksitosin dan
prolaktin meningkat, reflek menghisap dilakukan dini, pembentuk
kekebalan aktif dimulai dan mempercepat proses ikatan antara
orang tua dan anak.
d. Bentuk interaksi dalam bounding attachment
Beberapa interaksi yang menyenangkan dalam rangka bounding
attachment menurut Wulandari dan Handayani (2010), antara lain
adalah :
1) Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan
ibu

24

2) Sentuhan pada pipi


Sentuhan ini dapat menstimulasi respon yang menyebabkan
terjadinya gerakan muka bayi ke arah muka ibu atau ke arah
payudara sehingga bayi akan mengusap-usap menggunakan hidung
serta menjilat putingnya dan terjadilah rangsangan untuk sekresi
prolaktin.
3) Tatap mata bayi dan ibu
Ketika mata bayi dan ibu saling tatap pandang, menimbulkan
perasaan saling memiliki antara ibu dan bayi.
4) Tangis bayi
Saat bayi menangis, ibu dapat memberikan respon berupa
sentuhan dan suatu yang lembut serta menyenangkan.
e. Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment
Lusa (2010), menyatakan beberapa prinsip dan upaya dalam
rangka meningkatkan bounding attachment, antara lain sebagai
berikut :
1) Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2) Sentuhan orang tua pertama kali.
3) Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang
tua ke anak.
4) Kesehatan emosional orang tua.
5) Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6) Persiapan PNC (Perinatal Care) sebelumnya.

25

7) Adaptasi.
8) Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat
anak.
9) Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi
kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi
rasa nyaman.
10) Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11) Penekanan pada hal-hal positif.
12) Perawat maternitas khusus (bidan).
13) Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga,
teman dan pasangan.
14) Informasi bertahap mengenai bounding attachment.
f. Keuntungan Bounding Attachment
Keuntungan bounding attachment menurut Lusa (2010), antara lain :
1) Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan
sikap sosial.
2) Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
g. Hambatan Bounding Attachment
Wulandari dan Handayani (2010), menyatakan bahwa ikatan
antara ibu dan bayi bisa tertunda karena :
1) Prematuritas
Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur, kurang
mendapatkan kasih sayang dari ibunya karena kondisi belum cukup

26

viable (kelangsungan hidup terus) dan belum cukup untuk


menyesuaikan dengan extrauterine, bahkan bayi diletakkan dalam
incubator sampai bayi dapat hidup sebagai individu yang mandiri.
2) Bayi atau ibu sakit
Pada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita sakit, dan
harus mendapat perawatan khusus, maka ikatan ibu dan bayi akan
tertunda.
3) Cacat fisik
Bayi lahir cacat fisik atau cacat bawaan, atau kelainan lainnya
dapat menimbulkan stress pada keluarga utamanya ibu. Ibu merasa
malu dan kurang menyukainya.

27

B. Kerangka Teori
Kerangka teroritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :

Indikator bounding attachment:


1. Pengertian
2. Tahap-tahap
3. Elemen-elemen
4. Bentuk interaksi
5. Prinsip dan upaya
peningkatan
6. Keuntungan
7. Hambatan

Tingkat Pengetahuan ibu nifas


tentang bounding attachment

Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengetahuan :
1. Tingkat Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial-Ekonomi

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : (Notoatmodjo, 2005), Bobak (2004), Wulandari dan Handayani
(2010), Purwanti (2007), Lusa (2010)

28

C. Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan
ibu nifas tentang
bounding attachment

Baik
Cukup
Kurang

Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan:


1. Tingkat Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial-Ekonomi

: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

29

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif, yaitu metode yang dilakukan dengan satu tujuan membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dalam bentuk
angka-angka mulai dari pengumpulan data serta penampilan dari hasilnya
(Arikunto, 2006).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian ini adalah

di RSUD Kota

Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan
dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 25 April 2013.

29

30

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di
RSUD Surakarta pada tanggal 8 Maret sampai dengan 25 April 2013 yaitu
sebanyak 47 ibu nifas.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Sugiyono, 2010). Menurut Arikunto (2010), populasi yang kurang dari
100 lebih baik diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20%
- 30%. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh ibu
nifas di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 8 Maret sampai dengan 25
April 2013 yaitu 47 ibu nifas.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan cara
mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Sugiyono, 2010),

D. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang
bounding attachment. Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner

31

tertutup. Menurut Sumarsono (2004), kuesioner tertutup adalah kuesioner


yang bila responden hanya diberi kesempatan untuk memilih jawaban yang
telah disediakan yaitu jawaban benar dan salah.
Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah
skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau
pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar
dan salah (Hidayat, 2007). Jenis pertanyaan kuesioner berupa favourable
yaitu pertanyaan positif dimana jika benar nilai 1 (satu) jika salah nilai 0 (nol)
sedangkan pertanyaan unfavourable yaitu pertanyaan negatif jika benar nilai
0 (nol) jika salah nilainya 1 (satu). Pengisian kuesioner tersebut dengan
memberi tanda checklist () pada jawaban yang dianggap benar.
Kisi-kisi kuesioner pengetahuan ibu tentang bounding attachment dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel

Sub Variabel

a.
b.
c.
d.

Tingkat
pengetahuan
Ibu tentang
bounding
e.
attachment
f.

No. item
Favourable
Pengertian
1,2
Tahap-tahap
3,4,5,6
Elemen-elemen
8,9,10
Bentuk interaksi 13,14,15,16,
17
Prinsip
dan 20,21,22,23
upaya
peningkatan
Keuntungan dan
27,28,29
hambatan
21

No. item
unfavourable
7
11,12
18,19

Jumlah
Item
2
5
5
7

24,25,26

30,31

10

31

32

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur


yang sahih atau tidak, maka perlu diajukan uji validitas dan reliabilitas. Uji
instrumen penelitian dilakukan pada 30 ibu nifas di RS. Slamet Riyadi
Surakarta.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010).

Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya


hendak diukur. Uji validitas ini menggunakan korelasi product moment.
Rumus korelasi product moment adalah:

rxy =

n.(Sxy) - (Sx . Sy)


{n Sx - (Sx ) }{n Sy 2 - (Sy ) }
2

Keterangan:
rxy

: Koefisien korelasi product moment

: Jumlah responden

: Skor pertanyaan

: Skor total

xy

: Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (0,361) (Arikunto, 2010).
Hasil uji validitas di RS Slamet Riyadi Surakarta kepada 30 orang
responden dengan jumlah 35 soal, diketahui bahwa sebanyak 31 item
kuesioner dinyatakan valid dimana nilai r hitung > r tabel (0,361).
Sedangkan sebanyak 4 item kuesioner yaitu nomor 7, 13, 19 dan 22

33

dinyatakan tidak valid karena nilai r hitung < r tabel (0,361). Item
kuesioner yang tidak valid tersebut kemudian dibuang dan tidak digunakan
dalam keperluan penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
2
k Ssb
1
r11 =

s 2 t
k - 1

Keterangan:
r11

= Reliabilitas Instrument

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2

= Jumlah varian butir

t2

= Varians total

Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbachs > rkriteria (0,60)


(Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha
sebesar 0,880 > 0,60 sehingga dinyatakan reliabel.

34

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data (Sugiyono, 2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara
lain adalah :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari
obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam
penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil kuesioner
pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara
langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini
yang termasuk data sekunder adalah jumlah ibu nifas di RSUD Kota
Surakarta sebanyak 47 orang.

F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel
dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang bounding attachment.

35

G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau

pengertian

variabel-variabel

yang

diamati

atau

diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini


adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel
Variabel

Definisi Operasional

Pengetahuan
ibu nifas
tentang
bounding
attachment

Parameter dan
kriteria

Alat ukur

Segala
sesuatu 1. Baik bila
Kuesioner
informasi
yang
(x) > mean + 1
SD
diketahui
dan
dimengerti oleh ibu 2. Cukup : bila
mean - 1 SD
nifas tentang ikatan
x mean + 1
kasih sayang antara
SD
orang tua dan anak
atau
bounding 3. Kurang : bila
(x) < mean 1
attachment
SD
(Riwidikdo, 2009)

Skala
Ukur
Ordinal

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari
kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.

36

b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap
dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya.
c. Entry data
Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk
dilakukan analisis lanjut.
d. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel
dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti
menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo
(2009), rumus menghitung nilai mean dan Standard Deviation
sebagai berikut :

yaitu

37

a. Mean

X=

= 0 xi

n
i

Keterangan :
X : Mean
n : jumlah responden
xi : nilai responden
b. Standard Deviation

SD =

XI 2 -

( xi )2
n

n -1

Keterangan :
SD : Standard Deviation
xi

: nilai responden

: jumlah responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap

responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan.


Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan
ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :
1) Pengetahuan baik

: (x) > mean + 1SD

2) Pengetahuan cukup

: mean 1SD x mean + 1SD

3) Pengetahuan kurang

: (x) < mean 1SD

38

Analisa secara deskriptif ini nantinya menghasilkan distribusi persentase


dari setiap variabel dan disajikan dalam bentuk narasi tabel dan diagramdiagram. Rumus untuk menghitung prosentase menurut Riwidikdo (2009),
sebagai berikut :
Skor yang diperoleh responden
Skor Prosentase = x 100%
Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh
Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas tentang pengetahuan
bounding attachment menurut tingkat pengetahuan adalah :
Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan
Skor Prosentase = x 100%
Jumlah responden

I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

39

2. Anonimity (tanpa nama)


Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.

40

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Surakarta. Secara umum
jenis pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan ANC, persalinan,
Kesehatan Ibu dan Anak, Imunisasi, mata, gigi dan penyakit umum.
Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan
sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 4 tempat tidur, 1 ruang
periksa, 2 ruang nifas dengan masing-masing ruangan terdiri dari 6 tempat
tidur. Fasilitas lain yang diberikan di RSUD Kota Surakarta yaitu poli mata,
poli gigi, KIA, UGD, poli kulit dan kelamin, serta poli penyakit dalam.
RSUD Kota Surakarta telah menempati tempat yang baru sejak tanggal
8 Oktober 2012 yaitu di Jalan Lettu Sumarto Ngipang Kadipiro Banjarsari
Surakarta dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih baik.

B. Hasil Penelitian
1. Nilai Mean dan Standar Deviasi
Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding
attachment di RSUD Kota Surakarta menggunakan program SPSS untuk
mencari nilai mean dan standar deviasi. Adapun hasil perhitungan tersebut
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

40

41

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS
N
47

Minimum
8,00

Maximum
23.00

Mean
17,21

Std. Deviation
3,88

Hasil perhitungan mean dan standar deviasi dengan program SPSS


diperoleh nilai mean sebesar 17,21 dan nilai standar deviasi sebesar 3,88.
2. Tingkat pengetahuan tentang ibu nifas tentang bounding attachment
Hasil penelitian tingkat pengetahuan

ibu nifas tentang bounding

attachment di RSUD Kota Surakarta tahun 2013 dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Bounding Attachment di
RSUD Kota Surakarta
Jumlah
(orang)
4
29
14
47

Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Berdasarkan

tingkat

pengetahuan

Persentase
(%)
8,5
61,7
29,8
100,00
ibu

nifas

tentang

bounding

attachment di RSUD Kota Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik


sebanyak 4 responden (8,5%), pengetahuan cukup sebanyak 29 responden
(61,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (29,8%).
Berdasarkan hal tersebut maka mayoritas tingkat pengetahuan responden
dengan bounding attachment adalah dalam kategori cukup. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik batang sebagai berikut :

42

Gambar 4.1
Grafik Batang Tingkat Pengetahuan tentang Bounding Attachment

C. Pembahasan
Penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding
attachment ini dilakukan di RSUD Kota Surakarta. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa mayoritas tingkat pengetahuan responden tentang bounding
attachment dalam kategori cukup yaitu sebanyak 29 responden (61,7%).
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil dari tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu : tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan
sosial ekonomi.
Menurut Purwanti (2007) bounding attachment adalah sentuhan awal
atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai
beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini, kontak ibu dan ayah akan

43

menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini terjadi
penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang tua
terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam keperawatannya.
Menurut Lusa (2010) keuntungan bounding attachment bahwa bayi
merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial dan
bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi, sehingga dengan
pengetahuan tentang bounding attachment dapat membuat ibu nifas untuk
lebih dekat dengan bayinya.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat
pengetahuan ibu cukup, hal ini dikarenakan sebagian besar ibu kurang
mengetahui tentang elemen-elemen serta keuntungan dan hambatan bounding
attachment dari kuesioner yang telah diberikan. Menurut Lusa (2010)
beberapa elemen bounding attachment antara lain adalah sentuhan-sentuhan
atau indera peraba, kontak mata, suara, aroma, entrainment, bioritme, dan
kontak dini. Menurut Lusa (2010) keuntungan bounding attachment antara
lain bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap
sosial, bayi merasa aman dan berani mengadakan eksplorasi sedangkan Lusa
Wulandari dan Handayani (2010) menyatakan bahwa hambatan bounding
attachment antara lain prematuritas, bayi atau ibu sakit dan cacat fisik.
Beberapa faktor lain diantaranya kurangnya informasi berupa pendidikan
kesehatan tentang bounding attachment dan kurang memanfaatkan media
elektronik atau media cetak khususnya tentang bounding attachment.

44

D. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan penelitian, ibu-ibu sebagai responden banyak bertanya
kepada peneliti, hal ini disebabkan banyak ibu kurang mengetahui maksud
dari kuesioner tentang bounding attachment, sehingga peneliti harus
menjelaskan terlebih dahulu sebelum ibu menjawab pertanyaan tersebut.
2. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu hanya meneliti
tingkat pengetahuan saja.
3. Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup sehingga tidak
melakukan wawancara mendalam dengan responden, selain itu dengan
kuesioner tertutup yang hanya tinggal menjawab benar atau salah dapat
membuat responden memilih secara asal-asalan.

45

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD
Kota Surakarta dalam kategori baik sebanyak 4 responden (8,5%).
2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD
Kota Surakarta dalam kategori cukup sebanyak 29 responden (61,7%).
3. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RSUD
Kota Surakarta dalam kategori kurang sebanyak 14 responden (29,8%).

B. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bagi Ibu Nifas
Hendaknya ibu nifas meningkatkan pengetahuan tentang bounding
attachment melalui media cetak maupun media elektronik sehingga
mengetahui tentang teknik dan manfaat dari bounding attachment dalam
rangka meningkatkan interaksi kasih sayang dengan anaknya.
2. Bagi Bidan
Hendaknya bidan memberikan pemahaman kepada ibu nifas dan
memberikan pelayanan dalam penerapan bounding attachment secara
langsung kepada ibu dan bayinya, misalnya pada saat pelaksanaan inisiasi
menyusui dini dan rooming in.
45

46

3. Bagi Institusi Pendidikan


Hendaknya mahasiswa meningkatkan pemahaman tentang bounding
attachment melalui literatur yang ada di institusi pendidikan maupun
melalui media cetak dan elektronik.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian selain dengan
menggunakan kuesioner juga melakukan wawancara mendalam dengan
responden sehingga didapat hasil yang lebih maksimal.

47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.


Rineka Cipta
__________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Aulia, A. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Bounding
Attachment di RB Yulita Grogol Sukoharjo. Surakarta : STIKes Kusuma
Husada. Karya Tulis Ilmiah.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Bobak, L. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Cahyaningtyas, EP. 2012. Gambaran Pengetahuan Bidan Rumah Sakit Tentang
Bounding Attachment Pada Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa
Kabupaten Semarang pada bulan Juli 2012. Ungaran : STIKes Ngudi
Waluyo. Karya Tulis Ilmiah.
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
Kuntjojo. 2010. Pentingnya Bonding dan Attachment Dalam Perkembangan Bayi.
http;//bekunt.wordpress.com. 4 Oktober 2012
Lusa. 2010. Bounding Attachment. http://www.lusa.web.id/bounding-attachment.
4 Oktober 2012
Marmi. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
__________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Purwanti. E. 2007. Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas. Jakarta : Cakrawala Ilmu
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press.

48

Saifuddin, AB. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suherni dan Suryoprayogo. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
Sumarsono, S. 2004 Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Suparyanto. 2012. Konsep Dasar Masa Nifas. http://dr-suparyanto.blogspot.com.
14 November 2012
Varney, H. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Wulandari SR, dan Handayani, S. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.
Yogyakarta : Goysen Publishing
Yuswanto, TJA dan Yulifah, R. 2008. Senam Nifas Terhadap Involusi Uterus
Pada Ibu Nifas. Jurnal Kesehatan. Volume 6 No. 2. November 2008.
Poltekkes Malang.

Anda mungkin juga menyukai