Disusun Oleh:
Riezky Pratama Edi Putra, S.Ked
04101401062
Pembimbing:
dr. Alwi Shahab, Sp.S (K)
DEPARTEMEN/BAGIAN NEUROLOGI
RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD HOESIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Kasus
HEMIPARESE DEKSTRA FLAKSID
PARESE N. VII & N. XII DEXTRA SENTRAL
e.c. TROMBOSIS SEREBRI
Oleh:
Telah diterima dan disetujui sebagai salah syarat mengikuti kepaniteraan klinik senior
di Bagian/Departemen Neurologi Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang,
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang Periode 4 Agustus 2014 8
September 2014.
Palembang,
Agustus 2014
BAB I
STATUS PASIEN NEUROLOGI
1.1
IDENTIFIKASI
Nama
: Tn. MBA
Umur
: 55 tahun
Agama
: Islam
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kesadaran
: Compos mentis ; GCS = 15 (E4M6V5)
Suhu Badan : 36,7 C
Nadi
: 82 kali/menit
Pernapasan : 22 kali/menit
Tekanan Darah: 160/90 mmHg
Jantung
: HR = 82 kali/menit, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
Abdomen
Status Neurologis
KEPALA
Bentuk
: Normochepali
Ukuran
: normal
Simetris
: simetris
Hematom : (-)
Tumor
: (-)
LEHER
Sikap
: lurus
Torticolis
: (-)
Kaku kuduk : (-)
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius
Penciuman
Deformitas
: (-)
Fraktur
: (-)
Nyeri fraktur
: (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
Pulsasi
: (-)
Deformitas
: (-)
Tumor
: (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
Kanan
Tidak ada kelainan
Kiri
Tidak ada kelainan
Anosmia
Hiposmia
Parosmia
N. Optikus
Visus
Kanan
6/6
Kiri
6/6
Campus visi
V.O.D
V.O.S
Anopsia
Hemianopsia
Fundus Oculi
Papil edema
Papil atrofi
Perdarahan retina
Diplopia
Kanan
Kiri
Celah mata
Ptosis
Baik ke segala
Baik ke segala
arah
arah
Bulat
Bulat
3 mm
3 mm
Pupil
Isokor
Isokor
Strabismus
(-)
Exophtalmus
(-)
Enophtalmus
(-)
Deviation conjugae
Bentuk
Diameter
Isokor/anisokor
Midriasis/miosis
Refleks cahaya
Langsung
Konsensuil
Akomodasi
- Argyl Robertson
N. Trigeminus
Motorik
-
Menggigit
Trismus
Refleks kornea
Sensorik
-
Dahi
Pipi
Dagu
Kanan
Kiri
N. Fasialis
Motorik
-
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Menunjukkan gigi
Lipatan nasolabialis
Bentuk muka
Istirahat
Berbicara/bersiul
Kanan
Kiri
Datar
Mengot ke kanan
Sensorik
-
N. Cochlearis
Suara bisikan
Mengot ke kanan
Kanan
Kiri
Tidak ada kelainan
Detik arloji
Tes Weber
Tes Rinne
N. Vestibularis
Nistagmus
Vertigo
N. Glossopharingeus dan N. Vagus
Arcus pharingeus
Uvula
Kanan
-
Kiri
-
Kanan
Kiri
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Gangguan menelan
Suara serak/sengau
Denyut jantung
Refleks
Muntah
Batuk
Okulokardiak
Sinus karotikus
Sensorik
-
N. Accessorius
Mengangkat bahu
Kanan
Kiri
Tidak Ada Kelainan
Memutar kepala
N. Hypoglossus
Menjulurkan lidah
Kiri
Fasikulasi
Atrofi papil
Disatria
FUNGSI MOTORIK
Lengan
Gerakan
Kanan
Kurang
Kiri
Cukup
Kekuatan
Menurun
Normal
Menurun
Normal
Menurun
Normal
Menurun
Normal
Menurun
Normal
Tonus
Refleks fisiologis
-
Biceps
Triceps
Radius
Ulnaris
Refleks patologis
-
Hoffman Tromner
Leri
Meyer
Atrofi Otot
TUNGKAI
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Kanan
Kurang
Kiri
Cukup
Menurun
Normal
Menurun
Normal
Menurun
Normal
Klonus
-
Paha
Kaki
Refleks fisiologis
-
KPR
APR
Refleks patologis
-
Babinsky
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Rossolimo
Atas
Tengah
Bawah
Refleks Cremaster
Trofik
FUNGSI SENSORIK
Tidak ada kelainan
FUNGSI VEGETATIF
Miksi
Defekasi
Ereksi
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis
: (-)
Lordosis
: (-)
Gibbus
: (-)
Deformitas
: (-)
Tumor
: (-)
Meningocele
: (-)
Hematoma
: (-)
Nyeri ketok
: (-)
: (-)
Kerniq
: (-)
Lasseque
: (-)
Brudzinsky
-
Neck
: (-)
Cheek
: (-)
Symphisis
: (-)
Leg I
Leg II
: (-)
: (-)
Ataxia
Romberg
Hemiplegic
Dysmetri
Scissor
- jari-jari
Propulsion
- jari hidung
Histeric
- tumit-tumit
Limping
Rebound phenomen
Steppage
Trunk Ataxia
Limb Ataxia
GERAKAN ABNORMAL
Tremor
: (-)
Chorea
: (-)
Athetosis
: (-)
Ballismus
: (-)
Dystoni
: (-)
Myocloni
: (-)
FUNGSI LUHUR
1.4
Afasia motorik
: (-)
Afasia sensorik
: (-)
Apraksia
: (-)
Agrafi
: (-)
Alexia
: (-)
Afasia nominal
: (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
Hb
: 16,2 g/dl
Kolesterol HDL
: 38 mg/dl
Eritrosit
: 5,69 x 106/mm3
Kolesterol LDL
: 173 mg/dl
Leukosit
: 10.400/mm3
Trigliseride
: tidak diperiksa
Diff Count
: 0/1/0/82/11/6
Total Kolesterol
: 231 mg/dl
Trombosit
: 319.000/mm3
Uric Acid
: tidak diperiksa
Hematokrit
: 45 vol%
Ureum
: 33 mg/dl
BSS
: 120 mg/dl
Kreatinin
: 0,53 mg/dl
BSN/BSPP
: tidak diperiksa
WR/KAHN/VRDL
: tidak diperiksa
D-Dimer
: tidak diperiksa
CK-MB
: 16 U/L
PT
: tidak diperiksa
CK-NAC
: 113 U/L
APTT
: tidak diperiksa
SGOT
: tidak diperiksa
INR
: tidak diperiksa
SGPT
: tidak diperiksa
Albumin
: 4,0 g/dl
Na
: 141 mmol/l
Globulin
; 3,1 g/dl
Kalium
: 3,5 mmol/l
Protein total
: 7,1 g/dl
Ca
: tidak diperiksa
URINE
Warna
: tidak diperiksa
Sedimen :
Reaksi
: tidak diperiksa
- Eritrosit
: tidak diperiksa
Protein
: tidak diperiksa
- Leukosit
: tidak diperiksa
Reduksi
: tidak diperiksa
- Thorak
: tidak diperiksa
Urobilin
: tidak diperiksa
- Sel Epitel
: tidak diperiksa
Bilirubin
: tidak diperiksa
- Bakteri
: tidak diperiksa
Konsistensi
: tidak diperiksa
Eritrosit
: tidak diperiksa
Lendir
: tidak diperiksa
Leukosit
: tidak diperiksa
Darah
: tidak diperiksa
Telur cacing
: tidak diperiksa
Amuba coli/
: tidak diperiksa
Histolitika
: tidak diperiksa
FESES
LIQUOR CEREBROSPINALIS
Warna
: tidak diperiksa
Protein
: tidak diperiksa
Kejernihan
: tidak diperiksa
Glukosa
: tidak diperiksa
Tekanan
: tidak diperiksa
NaCl
: tidak diperiksa
Sel
: tidak diperiksa
Queckensted
: tidak diperiksa
Nonne
: tidak diperiksa
Celloidal
: tidak diperiksa
Pandy
: tidak diperiksa
Culture
: tidak diperiksa
Pemeriksaan Radiologi
Kesan :
Cor inspirasi kurang
dalam
Pulmo tak ada kelainan
CT Scan Kepala
Kesan :
1.5
Anamnesis
Penderita di rawat di bagian syaraf RSMH karena mengalami kelemahan sesisi
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
- Sensorium
: Compos Mentis, GCS = E4M6V5
- Tekanan Darah : 160/90 mmHg
- Denyut Nadi
: 82 kali/menit
- Laju Pernapasan : 22x/menit
- Suhu Tubuh
: 36,7oC
Status Neurologikus
- N.III = Pupil bulat, isokor, RC +/+, Diameter pupil = 3 cm/3cm
- N.VII = Plica nasolabialis kanan datar, sudut mulut kanan tertinggal
- N.XII = Disartria (+), Deviasi lidah ke kanan.
Fungsi Motorik
Lka
Gerakan
K
Kekuatan
4
Tonus
Klonus
R. Fisiologis
R. Patologis
Fungsi Sensorik
Fungsi Luhur
Fungsi Vegetatif
GRM
Gerakan abnormal
Gait dan Keseimbangan
Lki
C
5
Normal
Normal
: tidak ada kelainan
: tidak ada kelainan
: tidak ada kelainan
::: belum dapat dinilai
Tka
K
4
Tki
C
5
Normal
Normal
-
Pemeriksaan Penunjang
Pada CT Scan, tampak infark pada nucleus lentiformis kiri dan aging atrophy
cerebri
1.6
DISKUSI
Pasien laki-laki berusia 55 tahun dibawa ke rumah sakit dengan riwayat
penurunan kesadaran dan kelemahan sesisi tubuh sebelah kiri yang terjadi secara tibatiba. Adanya gangguan dalam beraktivitas (activity of daily living/ADL) akibat defisit
neurologis berupa kelemahan tubuh sebelah kanan yang terjadi secara tiba-tiba > 24
jam maka penderita diduga mengalami stroke.
Dari riwayat perjalanan penyakit, kelemahan satu sisi tubuh tersebut terjadi
saat penderita sedang beristirahat, tidak terdapat sakit kepala, mual dan muntah,
penurunan kesadaran ataupun tidak ada kejang. Riwayat hipertensi ada. Dari
pemeriksaan fisik, tidak didapatkan refleks patologis. Refleks fisiologis lengan dan
tungkai sebelah kanan menurun. Berdasarkan skor Siriraj dan Gajah Mada,
mendukung diagnosis stroke non-hemoragik.
Dari pemeriksaan fisik neurologis, didapatkan plica nasolabialis kanan datar,
sudut mulut kanan tertinggal, deviasi lidah ke kanan dan bicara pelo. Selain itu, pada
pemeriksaan fungsi motorik khususnya pada lengan dan tungkai kanan, gerakan
kurang, kekuatan 4, tonus menurun, refleks fisiologis menurun, dan refleks patologis
tidak ada sehingga dapat disimpulkan penderita mengalami hemiparese dekstra
flaksid. Dengan demikian, diagnosis klinis pada penderita ini yaitu hemiparese dekstra
flaksid dan parese N.VII dan N.XII dekstra sentral. Disimpulkan juga bahwa penderita
mengalami hemiparese tipe tipikal.
1.7
DIAGNOSIS
Siriraj Score
{(2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x TDD) - (3 x
tanda ateroma) 12}
{(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 90) (3 x 0) 12} = -3 (Stroke Non
Hemoragik)
1.8
Diagnosis Topik
Diagnosis Etiologi
: LACI
: Trombosis Cerebri
PENATALAKSANAAN
1.9
Quo ad Vitam
Quo ad Functionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Stroke menurut WHO adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi cerebral,
baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung
lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain
daripada gangguan vaskular.1,2
Pada stroke, terjadi hipoksia serebrum yang menyebabkan cedera dan kematian sel-sel
neuron. Kerusakan otak karena stroke, terjadi sebagai akibat pembengkkan dan edema
yang timbul dalam 24 72 jam pertama setelah kematian sel neuron.3
2.2
Patofisiologi
Penyumbatan pembuluh darah merupakan 80% kasus dari kasus stroke.
b.
c.
d.
Suatu penyumbatan total dari aliran darah pada sebagian otak akan
menyebabkan hilangnya fungsi neuron yang bersangkutan pada saat itu juga. Bila
anoksia ini berlanjut sampai 5 menit maka sel tersebut dengan sel penyangganya yaitu
sel glia akan mengalami kerusakan ireversibel sampai nekrosis beberapa jam
kemudian yang diikuti perubahan permeabilitas vaskular disekitarnya dan masuknya
cairan serta sel-sel radang 4.
Disekitar daerah iskemi timbul edem glia, akibat berlebihannya H+ dari asidosis
laktat. K+ dari neuron yang rusak diserap oleh sel glia disertai rentensi air yang timbul
dalam empat hari pertama sesudah stroke. Edem ini menyebabkan daerah sekitar
nekrosis mengalami gangguan perfusi dan timbul iskemi ringan tetapi jaringan otak
masih hidup. Daerah ini adalah iskemik penumbra 2.
Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi
kerusakan (baik karena infark maupun perdarahan). Neuron-neuron di daerah tersebut
tentu akan mati, dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan glutamat, yang
selanjutnya akan membanjiri sel-sel disekitarnya. Glutamat ini akan menempel pada
membran sel neuron di sekitar daerah primer yang terserang. Glutamat akan merusak
membran sel neuron dan membuka kanal kalsium (calcium channels). Kemudian
terjadilah influks kalsium yang mengakibatkan kematian sel. Sebelumnya, sel yang
mati ini akan mengeluarkan glutamt, yang selanjutnya akan membanjiri lagi neuronneuron disekitarnya. Terjadilah lingkaran setan 5.
Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas, yaitu charged
oxygen molecules (seperti nitric acida atau NO), yang akan merombak molekul lemak
didalam membran sel, sehingga membran sel akan bocor dan terjadilah influks
kalsium 5.
Stroke iskemik menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang
menyebabkan kematian sel.
2.3
Faktor Risiko
Yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga,
riwayat TIA / stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, heterozigot atau
homozigot untuk homo sistinuria (6,2).
Resiko penyumbatan arteri ekstrakranial (arteri karotis interna dan arteri
vertebralis) yaitu pada laki-laki dan kulit putih. Sedangkan resiko penyumbatan arteri
intrakranial (arteri basiler, arteri serebri media, arteri serebri anterior, arteri serebri
posterio) yaitu pada wanita dan kulit berwarna 7.
Yang dapat diubah : hipertensi, DM, merokok, penyalahgunaan alkohol dan
obat, kontrasepsi oral, Hipertensi tinggi, bruit karotis asimtomatik, hiperurisemia dan
dislipidemia (6,2).
2.4
Klasifikasi
Stroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis 8 :
1.
Serangan iskemia atau Transient Ischemic Attack (TIA). Pada bentuk ini gejala
neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang
dalam waktu 24 jam.
2.
3.
4.
Stroke Komplet (Completed Stroke atau Permanent Stroke), gejala klinis sudah
menetap.
2.5
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis utama yang dikaitkan dengan insufisiensi aliran darah otak
1.
2.
Arteri vertebralis 2
a.
Hemiplegi alternan
b.
Hemiplegi ataksik
3.
4.
Arteri Basilaris 2
a.
Tetraplegi
b.
Gangguan kesadaran
c.
Gangguan pupil
d.
Kebutaan
e.
Vertigo
5.
6.
b.
c.
Koma.
b.
Hemiparesis kontralateral.
c.
d.
b.
c.
d.
Disfagia.
2.6
Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas hasil 2 :
1.
Penemuan klinis
Anamnesis :
Pemeriksaan penunjang
Stroke dengan oklusi pembuluh darah dapat dilakukan pemeriksaan :
a. CT Scan dan MRI. Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke. CT
scan menunjukkan gambaran hipodens.
b. Ekokardiografi. Pada dugaan adanya tromboemboli kardiak (transtorakal, atau
transesofageal)
c. Ultrasound scan arteri karotis. Bila diduga adanya ateroma pada arteri karotis.
Disini dipakai prinsip doppler untuk menghasilkan continuous wave untuk
mendeteksi derajat stenosis secara akurat, serta juga pulsed ultrasound device yang
dikaitkan dengan scanner (duplex scan)
d. Intra arterial digital substraction angiografi. Bila pada ultrasound scan terdapat
stenosis berat.
e. Transcranial Doppler. Dapat untuk melihat sejauh mana anastomosis membantu
daerah yang tersumbat
f. Pemeriksaan darah lengkap. Perlu untuk mencari kelainan pada cairan darah sendiri
Diagnosis banding berdasarkan etiologi:
NO
1.
2.
Trombosis Cerebri
Kelumpuhan terjadi pada saat
istirahat
Tanpa disertai kehilangan kesadaran
beraktivitas
Tidak sadar selama 12 jam
NO
Emboli Cerebri
1.
2.
3.
NO
Hemoragik cerebri
1.
2.
3.
4.
Hipertensi
4.
NO
1.
spastic
spastic
Parese N.VII sinistra
2.
3.
4.
sentral
Parese N.XII sinistra
sentral
Kelemahan lengan dan
2.7
Penatalaksanaan
keluarga pasien perlu, menyangkut dampak stroke terhadap pasien dan keluarga serta
tata cara perawatan pasien yang dapat dilakukan keluarga.
Stroke Iskemik
Terapi umum:
Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada satu bidang;
ubah posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah
stabil. Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai
didapatkan hasil analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi.
Demam diatasi dengan kompres dan antipiretik, kemudian dicari penyebabnya;
jika kandung kemih penuh, dikosongkan (sebaiknya dengan kateter intermiten).
Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL
dan elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau salin
isotonik. Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika
didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun, dianjurkan melalui selang
nasogastrik. Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah
sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama.
Hipoglikemia (kadar gula darah < 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala) diatasi
segera dengan dekstrosa 40% iv sampai kembali normal dan harus dicari
penyebabnya.
Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-obatan
sesuai gejala.
Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik 220
mmHg, diastolik 120 mmHg, Mean Arterial Blood Pressure (MAP) 130 mmHg
(pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkan infark
miokard akut, gagal jantung kongestif serta gagal ginjal. Penurunan tekanan darah
maksimal adalah 20%, dan obat yang direkomendasikan: natrium nitroprusid,
penyekat reseptor alfa-beta, penyekat ACE, atau antagonis kalsium.
Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik 90 mm Hg, diastolik 70 mmHg,
diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan 500 mL
selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum terkoreksi, yaitu tekanan
darah sistolik masih < 90 mmHg, dapat diberi dopamin 2-20 g/kg/menit sampai
tekanan darah sistolik 110 mmHg.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Corwin EJ 2000. Stroke dalam buku saku patofisiologi editor Endah P. EGC,
Jakarta. Hal 181-182
4.
5.
Chandra, B. 1994. Stroke dalam nurology Klinik Edisi Revisi. Lab/bagian Ilmu
Penyakit Saraf FK. UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Hal 28-51
6.
7.
Caplan LR, Gorelick PB, Hier DB. Race, sex and occlusive cerebrovascular
disease: a review. Stroke 1986; 17: 648-655
8.
9.
10.