Bab I Pendahuluan: Nusantara. Wawasan Berasal Dari Kata Wawas (Bahasa Jawa) Yang Berarti
Bab I Pendahuluan: Nusantara. Wawasan Berasal Dari Kata Wawas (Bahasa Jawa) Yang Berarti
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Wawasan Nusantara
Cara pandang suatu bangsa memandang tanah air dan beserta lingkungannya
menghasilkan wawasan nasional. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi
pandangan atau visi bangsa dalam menuju tujuannya. Bangsa Indonesia adalah
salah satu contoh bangsa yang memiliki wawasan nasional, yaitu wawasan
nusantara.
Secara etimologis, wawasan nusantara berasal dari kata Wawasan dan
Nusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti
pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan,
tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan
cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau
atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur.
Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu
benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Secara terminologis, wawasan menurut beberapa pendapat sebagai berikut :
a. menurut prof. Wan Usman, Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan
semua aspek kehidupan yang beragam.
b. menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap.
MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
BAB II
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB III
PEMBAHASAN
terciptanya
persatuan
dan
kesatuan
dengan
tidak
sehingga
pada
tgl.
13
Desember
1957
pemerintah
Wilayah perairan laut Indonesia dapat dibedakan tiga macam, yaitu Zona
Laut Teritorial, Zona Landas Kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif.
a. Zona Laut Teritorial
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis
dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu
lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis
teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut.
Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut
teritorial. Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik
dari ujung-ujung pulau terluar. Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan
sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban
menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah
permukaan laut. Deklarasi Djuanda kemudian diperkuat/diubah menjadi
Undang-Undang No.4 Prp. 1960.
dalam
wujud
infra
struktur
politik.
bentuk wujud di atas, juga mempunyai letak geografis yang khas, yaitu
sebagai inti daripada posisi silang dunia, yang mempunyai pengaruh
yang besar dalam tata kehidupan dan sifat perikehidupan nasionalnya.
2. Isi (content)
Isi adalah inspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan citacita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
Menyadari bahwa untuk mencapai aspirasi yang berkembang di
masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas
bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan
dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional yang berupa politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Oleh karena itu isi menyangkut
dua hal yang esensial yakni: Pertama, Realisasi aspirasi bangsa sebagai
kesepakatan bersama dan perwujudannya, pencapaian cita-cita tujuan
nasional, dan Kedua. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang
meliputi semua aspek kehidupan nasional.
3. Tatalaku (conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang terdiri
dari tata laku batiniah dan lahiriah. tata laku batiniah mencerminkan jiwa,
semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia, sedangkan
tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan, dan perilaku dari
bangsa Indonesia. Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati
diri atau kepribadian bangsa Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan
kebersamaan.
Dari ketiga unsur tersebut, jelaslah bahwa pada hakikatnya wanus merupakan
perwujudan ideologi pancasila yang mengarahkan visi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan kesatuan dan keserasian dalam berbagai bidang nasional.
berbangsa,
dan
bernegara
diaktualisasikan
dengan
mensyukuri segala anugerah Sang Pencipta baik dalam wujud kanstelasi dan
posisi geografi maupun segala isi dan potensi yang dimiliki oleh wiiayah
nusantara untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan harkat,
martabat bangsa dan negara Indonesia dalam pergaulan antarbangsa. Hal-hal
tersebut menimbulkan rangsangan dan dorongan kepada bangsa Indonesia
untuk membina dan mengembangkan segala aspek dan dimensi kehidupan
nasionalnya secara dinamis, utuh dan menyeluruh agar ia mampu
mempertahankan identitas, integritas, dan kelang-sungan hidup serta
pertumbuhannya dalam perjuangan mewujudkan cita-cita nasional.
c. Landasan Konstitusional: UUD 1945
UUD 1945 merupakan konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan brnegara. Bangsa Indonesia
bersepakat bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik
dan
berkedaulatan
rakyat
yang
dilakukan-sepenuhnya
oleh
Majelis
hukum,
dan
perundangan-undangan
yang
berlaku
yang
wawasan nusantara adalah persatuan dan kesatuan wilayah yang bercorak nusantara.
Wawasan nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa yaitu agar menjadi bangsa
yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh.
Wawasan nusantara diwujudkan dengan kesatuan dalam semua aspek, baik
aspek politik, ekonomi, sosial, budaya,serta pertahanan dan keamanan. Selain itu
pula, terdapat tiga unsur dasar dalam wawasan nusantara yaitu: wadah, isi, dan tata
laku. Wadah, artinya kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang meliputi
seluruh wilayah Indonesia beragam. Isi adalah aspirasi, cita-cita, dan tujuan nasional
masyarakat Indonesia. Selanjutnya, hasil interaksi dari wadah dan isi disebut dengan
tata laku yang mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia.
Sebagai masyarakat bangsa Indonesia yang telah mempelajari dan memahami
wawasan nusantara, seharusnya mengubah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Hal
tersebut diimplementasikan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional. Dengan demikian,
Negara kesatuan Republik Indonesia tetap kokoh.
Daftar Pustaka
Budiarjo, Miriam. 1981. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia.
Erwin, Muhamad. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Bandung: PT. Refika Pratama.
Kaelan dan Achmad. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Paradigma.
TUGAS KELOMPOK
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Geopolitik Indonesia
Anggota:
4101401119
4101401120
4101401116
4101401118
4101401135
4101401114
4101401115
4101401113
4101401117
4101401112
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
2013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Wawasan Nusantara........................................................................1
1.2 Hakikat Wawasan Nusantara..............................................................................2
BAB II RUMUSAN MASALAH...............................................................................3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Wawasan Nusantara.........................................................................4
3.2 Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara...............................................................5
3.3 Unsur Dasar Wawasan Nusantara....................................................................10
3.4 Landasan Wawasan Nusantara.........................................................................13
3.5 Perwujudan Wawasan Nusantara.....................................................................15
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................18