Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Mungkin banyak orang mengatakan bahwa kaum muslimin tidak memiliki
perhatian terhadap pembicaraan tentang perkara politik. Mereka menyatakan
sebagian besar pembicaraan kaum muslimin hanya berkenaan dengan perkara
akhirat, perkara dunia tidak mendapatkan porsi dalam tulisan-tulisan kaum
muslimin, pembicaraan kaum muslimin tertuju para perkara-perkara ghaib, alam
di bawah tanah (alam kubur) bukan alam di atas tanah berupa ilmu dan
pengetahuan dunia, namun sesungguhnya syariat Islam adalah syariat yang
terakhir bagi umat manusia. Allah Taala menurunkan syariat Islam kepada kepada
penutup para nabi dan rasul, Muhammad Shallallahu alaihi wa salam, sebagai
pedoman hidup yang sempurna dan lengkap. Hukum-hukum dalam Al-Quran dan
As-Sunnah memberikan perhatian yang seimbang terhadap semua perkara;
perkara dunia maupun perkara akhirat.
Al-Quran dan as-sunnah tidak membeda-bedakan antara perkara dunia dan
perkara akhirat. Pembedaan antara dunia dan akhirat di dalam Al-Quran dan assunnah adalah pembedaan yang bersifat saling melengkapi, bukan pembedaan
yang saling kontradiktif. Dunia adalah lading tempat menanam amal untuk
akhirat. Akhirat adalah buah yang dipetik dari amal perbuatan yang ditanam di
dunia. Kerusakan urusan dunia membawa bahaya bagi kehidupan di akhirat.
Metode Al-Quran dan as-sunnah dalam membahas perkara dunia dan perkara
akhirat beragam, tidak mengikuti satu metode semata. Al-Quran dan As-sunnah
membahasnya dengan beragam metode; terkadang dengan pernyataan tegas,
terkadang dengan isyarat halus, terkadang dengan peringatan dan cara-cara lain
penunjukkan dalil terhadap hukum syari yang berbentuk perintah, larangan,
penetapan, arahan, kisah umat-umat terdahulu dan lain-lain.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
BAB III
PEMBAHASAN
Hukum Islam ditetapkan oleh Allah dalam Al-Qur'an dan sunnah Nabi.
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi, yang menurut Islam ada pada Allah
SWT. Oleh karena itu, penguasa tidak memiliki kekuasaan mutlak, hanya
sebagai wakil Allah di muka bumi yang berfungsi menyampaikan amanah dan
membumikan sifat-sifat Allah SWT.
duta,
memutuskan
perang
dan
membuat
perjanjian
serta
Khalifah
Kementrian
Gubernur propinsi
Panglima tentara
Polisi dalam negeri
Qadhi atau hakim
Petugas pemungut zakat
Pimpinan Ibadah Haji
Petugas pembagi harta rampasan orang
Dengan demikian yang terpenting adalah bukan sistem yang dianut akan
tetapi sejauhmana syariat Islam dapat melaksanakan. Akan tetapi misi yang
dibawa oleh Rasulullah adalah mengatur dasar dasar perilaku dan pergaulan
umat manusia. Masyarakat muslim tidak harus menentukan satu bentuk
pemerintahan, tetapi yang terpenting adalah penerapan hukum Allah SWT.
2. Siasah Dauliyah (Hukum politik yang mengatur hubungan antara satu negara
dengan yang lain)
Prinsip prinsip hukum internasional dalam Islam menurut Abul Ala AlMaududi adalah sebagai berikut:
90)
Menjaga perdamaian abadi (a;-Anfal: 61)
Menghindari rasa tinggi hati, takabur, serta penyebaran kerusakan di bumi
(al-Qososh: 83)
Memperlakukan kekuatan yang tidak menentang dengan perlakuan yang
baik (al-Mumtahanah: 8)
Membalas kebaikan dengan kebaikan (ar-Rahman: 6)
Memperlakukan kaum penyerang dengan perlakuan yang sama dengan
perlakuan mereka sendiri (al-Baqarah: 194, an-Nahl: 126, asy-Syura: 4042)
sebagai dasar negara. Sebaliknya, golongan nasionalis sekuler menolak islam dan
mengusulkan pancasila untuk digunakan sebagai dasar negara. Terjadi perdebatan
yang runcing dan panjang mengenai apakah islam atau pancasila yang akan
digunakan sebagai dasar negara. Kedua kelompok ini mencapai kesepakatan
politik dalam bentuk piagam jakarta pada tanggal 22 Juni 1945, tetapi kesepakatan
dalam piagam jakarta yang dihasilkan pada sidang anggota BPUPKI dibatalkan
pada sidang PPKI. Sehari setelah proklamasi tujuh patah kata dalam piagam
jakarta dihapuskan, kata Allah diganti dengan tuhan, dan mukhaddimah diubah
menjadi pembukaan.
Pada Masa pemerintahan Orba dan kaum militer menjalin hubungan yang
harmonis dan kerjasama yang rapi dengan umat Islam pada masa penumpasan
G30S/PKI, namun kerjasama ini tidak berlangsung lama karena tampaknya
pemerintah masih menaruh kecurigaan politik terhadap kembali eksisnya partai
Islam seperti Masyumi. Meskipun pada satu dekade terakhir, umat Islam mulai
diperhatikan aspirasinya dalam bidang hukum, diantaranya berdirinya Majelis
Ulama Indonesia (MUI), dilaksanakannya restrukturisasi pengadilan agama pada
tahun 1985, berdirinya ICMI, tahun 1991.
Di era reformasi, konstribusi umat Islam dalam perpolitikan di Indonesia, mulai
semakin tampak dengan banyaknya partai Islam yang mengikuti pemilu.
Meskipun kekutan politik Islam yang besar itu tidak diikuti oleh kesepakatan dan
persatuan sehingga dalam menjalankan visi dan misi Islam, partai-partai Islam
ering kali berseberangan dan tidak saling mendukung, hal ini sering terjadi pada
intern partai yang sering menimbulkan perpecahan partai itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Espoiti, John L. 1990. Islam dan Politik. Jakarta: Bulan Bintang.
Imthiana, Aida dkk. 2009. Buku Ajar MPK Pendidikan Agama Islam Untuk
Perguruan Tinggi Umum. Palembang: UNSRI
TUGAS KELOMPOK
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Anggota:
4101401119
4101401120
4101401097
4101401102
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
2013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II RUMUSAN MASALAH...........................................................................2
BAB III PEMBAHASAN