Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Latar Belakang
Seorang pasien wanita nulipara dengan kehamilan 39
minggu diinduksi persalinannya karena adanya ketuban
pecah dini. Saat ini wanita tersebut menerima infus
oksitosin, dan pembukaan serviks sebesar 1 cm. Dokter
obstetrinya telah mengusulkan pemberian fentanil intravena
secara intermiten untuk mengurangi rasa nyerinya, namun
pasien tersebut merasa mual, gelisah, dan saat ditanyakan
skala nyerinya dari 1-10 ia menjawab 9. Meskipun demikian
pasien lebih memilih untuk melahirkan secara normal dan
percaya bahwa analgesia epidural dapat mebantu
persalinannya dengan lebih baik. Dokter anestesi kemudian
dikonsultasikan untuk mendiskusikan kegunaan dari
analgesia epidural tersebut selama persalinan dan kelahiran.
Masalah Klinis
Kebanyakan persalinan menyebabkan nyeri yang
sangat hebat pada wanita, derajat nyerinya hampir
sama dengan nyeri yang disebabkan oleh sindroma
nyeri regional kompleks atau nyeri pada amputasi jari.
The American College of Obstetricians and
Gynecologist and The American Society of
Anesthesiologists (ASA) menyatakan Tidak ada
keadaan yang dapat diterima ketika seorang individu
menghadapi nyeri yang tidak dapat diobati, hanya
dengan intervensi yang aman saat dibawah
penanganan seorang klinisi. Permintaan ibu untuk
mengurangi nyeri merupakan indikasi medis yang
cukup tanpa memikirkan adanya kontraindikasi.
Bukti Klinis
Randomized Controlled Trial (RCT) dari
pengaturan efek-efek analgesia selama proses
persalinan sangat sulit dilakukan. Hal ini
menimbulkan masalah pada pengambilan sampel
pada wanita sebagai placebo (tidak ada nyeri)
dan dapat dipertimbangkan tindakan yang unetis,
jika analgesia epidural tersedia dan tidak ada
kesempatan untuk menukar. Kebanyakan
percobaan sudah mebandingkan kegunaan dari
epidural analgesia dengan narkosis sistemik
seperti pengaturan fentanyl intravena atau
meperidin yang dikontrol oleh pasien.
Efek Menguntungkan
Hipotensi mempengaruhi hingga 80% dari wanita
yg melahirkan, dan tidak ada cara yang dapat
diandalkan untuk mencegah hal itu, meskipun
perpindahan rahim, pemberian cairan, dan
pengobatan dengan pressors dapat mengurangi
keparahan. Meskipun biasanya sembuh sendiri,
hipotensi harus segera diobati untuk mencegah
penurunan perfusi uteroplasenta; 50 sampai 100
ug fenilefrin atau 5 sampai 10 mg efedrin (pilihan
tergantung pada denyut jantung ibu), diberikan
dengan bolus intermiten, dianjurkan.
Kerugian Analgesia
Epidural
REKOMENDASI
Analgesia epidural tidak meningkatkan risiko
kelahiran sesar. Namun cenderung memicu sedikit
mual. Wanita mungkin lebih memilih menggunakan
pompa epidural dikontrol selama fase pemeliharaan
karena analgesia ini akan memungkinkan dia untuk
mengoptimalkan nyeri nya, meminimalkan motorik
dan sensorik blok selama infus nya, dan juga dapat
mengurangi kebutuhannya untuk kateterisasi urin.
Jika kebutuhan untuk persalinan sesar muncul,
kateter epidural dapat digunakan untuk
memberikan anestesi untuk operasi dan manajemen
nyeri pasca operasi.
Sekian dan
Terima Kasih