Anda di halaman 1dari 33

SISTEM MANAJEMEN

KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
(SMK3)

KELOMPOK X
HERIYANTO

KARIM
ANUGRAH PERDANA MS
RIYANI TAHIR
FEBRI SUNDUN TIKU

K 111 03 110
K 111 03 1
K 111 03
K 111 03

APA SIH SMK3 ITU ???

Secara normatif sebagaimana terdapat pada


PER.05/MEN/1996 pasal 1, Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah
bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab,
pelaksanaan,
prosedur,
proses
dan
sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan,
pencapaian,
pengkajian
dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

TUJUAN SMK3 ???


Tujuan

Sistem Manajemen K3 adalah


terciptanya sistem K3 di tempat kerja
yang melibatkan segala pihak sehingga
dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dan terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.

MANFAAT SMK3

Manfaat Langsung :

Mengurangi jam kerja yang hilang


akibat kecelakaan kerja.
-Menghindari kerugian material dan
jiwa akibat kecelakaan kerja.
-Menciptakan tempat kerja yang efisien
dan produktif karena tenaga kerja
merasa aman dalam bekerja.
-

MANFAAT SMK3 (lanjt..)


Manfaat

tidak langsung :

-Meningkatkan image market terhadap


perusahaan.
-Menciptakan hubungan yang harmonis bagi
karyawan dan perusahaan.
-Perawatan terhadap mesin dan peralatan
semakin baik, sehingga membuat umur alat
semakin lama.

Kekurangan SMK3

Peraturan pendukung mengenai K3 yang masih


terbatas
dibandingkan
dengan
organisasi
internasional.

Sertifikasi SMK3 yang hanya dapat dikeluarkan oleh


Menteri Tenaga Kerja (Pemerintah) dirasakan kurang
membantu promosi terhadap SMK3 dibandingkan
dengan sertifikasi ISO series, OHSAS, KOHSA (korea),
yang juga menggunakan badan sertifikasi swasta.

Dan yang utama tentunya adalah peran aktif dari


pengusaha
Indonesia
yang
masih
belum
mengutamakan K3 di Industrinya karena masalah
klasik yaitu cost.

Safety dalam Manajemen


Manajemen

atau pengelolaan adalah


suatu rangkaian penataan kegiatan
produktifitas untuk meningkatkan target
dan sasaran perusahaan . Beberapa
faktor yang mempengaruhi produktivitas
dalam mendukung upaya manajemen
antara lain adalah: Manusia, Material,
Modal, Waktu, dan Organisasi

MANAJEMEN
Planning (Perencanaan)
Organizing (Pengaturan)
Leading (Pemimpim)
Controlling (kontrol dan evaluasi)

KESELAMATAN KERJA
Pada

umumnya setiap kecelakaan kerja


terjadi karena salah satu atau kedua hal
berikut ini:

a.Unsafe act
b.Unsafe condition

PENGELOLAAN KESELAMATAN
KERJA
Pengelolaan

keselamatan kerja adalah


usaha untuk menguasai kedua hal
tersebut diatas. Karena adanya faktor
manusia
usaha,
kontrol,
dan
penggulangan diatas hanya dapat
dilakukan sampai suatu batas minimum
tertentu dan tidak mungkin mencapai
keadaan bebas bahaya (Risk Free).

Teknik Pengelolaan Keselamatan


Kerja

a.Pemakaian peraturan-peraturan :
- Policy Perusahaan
- Standar-standar
- Guidelines
b. Safety Committee
c. Safety Audit atau Inspeksi
d. Job Safety Analyses
e. Safety Training Observation Program
f. Good House keeping
g. Award Program

PERATURAN-PERATURAN
Peraturan-peraturan dapat berupa:
Policy Perusahaan : Mengatur konsep-konsep dasar
yang menjamin terlaksananya program keselamatan
kerja di perusahaan termasuk sistem pelaporan dan
recording.
Standard Safety : Menentukan syarat minimal
praktek dan kondisi operasi yang harus dipenuhi.
Guideline Mengeluarkan prosedur-prosedur
pelaksanaan good safety practise.

SAFETY COMMITTEE
Safety

committee adalah suatu lembaga


teknis yang membantu pimpinan perusahaan
atau manajer khusus menyangkut persoalan
keselamatan kerja. Badan ini sebaiknya tidak
mengambil alih tanggung jawab persoalan
keselamatan kerja dalam perusahaan.

SAFETY AUDIT
Safety

audit adalah aktifitas pemeriksaan


(inspeksi) yang dilakukan seseorang atau
beberapa orang yang telah ditentukan secara
periodik, khusus memperhatikan praktekpraktek dan kondisi yang ditemui diseluruh
areal perusahaan.

JOB SAFETY ANALYSIS


JSA adalah

analisa detail atas semua


elemen kerja setiap karyawan dengan
menonjolkan resiko-resiko yang mungkin
terjadi dalam pekerjaan sehari-hari karyawan
yang bersangkutan.JSA dibuat oleh
supervisor bersama-sama dengan karyawan
yang bersangkutan.

Kegunaan lain dari JSA adalah:


Memudahkan penelitian methode
improvement
Bahan Training
Memudahkan pelaksanaan penggantian
karyawan

SAFETY TRAINING OBSERVATION


PROGRAM
Adalah suatu teknik mendidik dan membiasakan setiap
karyawan untuk mengidentifikasi unsafe act dan
unsafe condition yang ditemuainya.
Manfaat program ini adalah :
Melatih karyawan menangkap resiko kecelakaan
kerja, dan selalu waspada.
Melatih karyawan menganalisa dan melaporkan
observeasinya.
Mengundang karyawan untuk mengambil tindakan
setempat agar karyawan lain terhindar dari
kemungkinan kecelakaan kerja

GOOD HOUSEKEEPING
Good

Housekeeping adalah syarat penting


untuk setiap safety program. Kebersihan dan
keteraturan tempat kerja adalah faktor-faktor
yang memberi impresi sekilas mengenai
karakter suatu lingkungan kerja

AWARD PROGRAM
Award

program dilaksanakan sebagai motivasi


dan recognition atas usaha bersama yang telah
berhasil memelihara tingkat keselamatan kerja
yang tinggi.
Award dapat diberikan dalam bentuk:
Uang
Promosi
Sertifikat

SELAIN

ITU DALAM MANAJEMEN


K3 JUGA ADA YANG DIKENAL
DENGAN MANAJEMEN RISIKO

MANAJEMEN RESIKO (RISK


MANAGEMENT)

Secara umum dapat dibagi menjadi


dua bidang :

1.

Kontrol risiko

2.

Pembiayaan risiko

Proses dalam manajeman resiko hampir


sama dengan problem solving. Proses
tersebut adalah sebagai berikut:
Identifikasi masalah (potensial) atau resiko.
Evaluasi masalah dalam
kemungkinankejadian dan keseringannya
(RISK ASSESSMENT)
Kontrol masalah

Identifikasi masalah (potensial)


Mengidentifikasi

apakah masalah tersebut


dapat menimbulkan bahaya.
Jenis jenis bahaya apa yang mungkin timbul

Evaluasi masalah
Sering

dikenal dengan risk assessment


Menilai kemungkinan kejadian dan
keseringannya
Menilai apakah masalah tersebut cukup kecil
untuk diabaikan.

Kontrol Masalah

1. Apakah masalah dapat dihilangkan?


2.
Jika tidak apakah kita dapat tetap eksis dengan
masalah tersebut dan melakukan kegiatan untuk menjaga
agar masalah tersebut tetap pada level yang dapat
diterima.
3.
Analisa penyebab. Kita hanya dapat mengkontrol
suatu masalah jika kita tahu apa penyebab timbulnya
masalah tersebut.
4.
Apakah ada hubungan antara kemungkinan jumlah
kejadian dengan penyebab-penyebab tersebut ?

Menetapkan alternatif jika terjadi masalah tersebut,


kombinasi antara perlengkapan teknis dan organisasi kegiatan prefentif dan pembatasan pengaruh akibat kejadian,
termasuk pembiayaan resiko.

5.

6.
Pilih kombinasi yang terbaik dari perlengkapan teknis,
organisasi dan pembiayaan resiko.. Identifikasikan kebutuhan
yang harus dilksanakan dan menetapkan kriteria untuk ukuran
yang dikontrol (control measures).

7.
Melaksanakan kegiatan serta pengawasan terhadap
control measures

8.
Melakukan Evaluasi secara periodik terhadap control
measures - Apakah sesuai dengan yang ditetapkan?

9.
Melakukan koreksi jika control measures tidak sesuai
dengan yang ditetapkan.

10. Evaluasi hasil - Apakah control measures sesuai


dengan hasil yang diharapkan Jika tidak maka melakukan
pengembangan terhadap control measure atau mencari
control measure yang lain. Kembalimke tahap 5/6.

11. Pelajari apa yang salah atau apa yang kurang dan
kembali ke tahap awal..

CONTOH KASUS

Unit
Bisnis
Pembangkitan
(UBP)
Saguling
berhasil
mendapatkan
menerima Sertifikat Zero Accident
dan Bendera Emas SMK.3 pada 12
Januari
2004,
karena
telah
menerapkan SMK3 dgn baik. Dengan
penerapan SMK3 yang efektif dapat
mengurangi angka kecelakaan kerja
dan meningkatkan produktivitas.

Angka Kekerapan Kecelakaan Kerja


(kekerapan/100 pekerja/tahun) di PT. Inco

* Cedera yang mengakibatkan karyawan tidak mampu bekerja pada hari berikutnya

Dari gambar di atas terlihat bahwa


terjadi fluktuasi angka kejadian
kecelakaan, dan pada tahun 2005
PT. Inco berhasil menekan angka
kecelakaan menjadi sekitar 0,2 per
100 karyawan.

Anda mungkin juga menyukai