Anda di halaman 1dari 8

Pendahuluan

Latar belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan ekonomi
serta taraf hidup di indonesia, di ikuti dengan bertambahnya
penduduk lansia di indonesia. Indonesia diperkirakan mengalami
pembengkakan angka lansia dari tahun 1990-2025 yang itu sebesar
414 %.
Mencapai masa tua adalah suatu anugerah tersendiri , dimana
seseorang bisa lebih mendekatkan diri kepada Sang pencipta. Masa
lansia indentik dengan degenerasi organ-organ, sehingga tubuh lebih
rentan terhadap berbagai penyakit, yang paling utama dan sangat
berbahaya adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini merupakan
penyebab utama kematian di amerika serikat, sedangkan di indonesia
merupakan masalah penyakit tidak menular ketiga terbesar .
Pada lansia, komposisi lemak dalam tubuhnya lebih besar
dibandingkan dengan remaja, yang dapat mengakibatkan obesitas.
Obesitas pada lansia dapat meningkatkan resiko terkenanya penyakit
jantung koroner.

Rumusan masalah
Dengan meningkatnya jumlah penduduk lansia yang
mengalami obesitas, maka penyakit-penyakit yang timbul seiring
dengan proses penuaan juga semakin bertambah, terutama penyakit
Jantung koroner dengan faktor resiko tambahan seperti hipertensi.
Berdasarkan latar belakang tersebut , perumusan masalah
pada penelitian ini adalah ;seberapa besarkah pengaruh obesitas
terhadap peningkatan penyakit jantung koroner yang dialami oleh
lansia.

Hipotesis
Hipotesis saya dalam penelitian ini adalah
a. Obesitas sangat berpengaruh terhadap
memperbesar resiko lansia mengalami penyakit jantung koroner
b. Populasi lansia yang mengalami penyakit jantung
koroner disaat mempunyai obesitas lebih besar dibandingkan
dengan populasi dengan usia normal

Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan ;
a. Mengetahui dan mengkaji pengaruh obesitas terhadap penyakit
jantung koroner yang diderita oleh lansia
b. Mengetahui dan mengkaji jumlah lansia penderita penyakit
jantung koroner yang mengalami obesitas

Manfaat penelitian
a. dapat mengetahui secara pasti , apakah obesitas berpengaruh
besar terhadap penyakit jantung koroner yang diderita pada
lansia
b. Dapat melakukan pencegahan-pencegahan obesitas sebagai
faktor resiko penyakit jantung koroner pada lansia

Tinjauan pustaka
Lanjut usia
Jika seseorang umurnya sudah melampaui 60 tahun, maka
orang tersebut bias dibilang sudah tergolong kedalam kelompok
lansia. Tua bila dipandang dari segi biologis, maka dapat diartikan
dengan perubahan atau perkembangan dalam segi biologis yang
pada umunya tampak pada tampilan fisik. Bila dari segi psikologis,
dapat diartikan sebagai dasar perilaku pada diri seseorang.

Proses penuaan
Proses penuaan adalah proses dimana seseorang yang sehat
berubah menjadi seseorang yang lebih rapuh, dengan penurunan
pada hampir semua sistem fisiologisnya dan rentannya terhadap
penyakit dan kematian.
Penurunan sistem itu diikuti dengan perubahan komposisi sel
lemak serta perubahan perbandingan komposisi tubuh. Perubahan sel
yang terjadi mengakibatkan meningkatnya persentase jumlah sel
lemak (obesitas)

Penyebab obesitas
Obesitas terjadi dikarenakan tidak seimbangnya antara asupan
kalori dengan pemakaian energi. Terjadinya obesitas melibatkan
beberapa faktor, antara lain;
a. Faktor genetik
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa faktor genetika
memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan
seseorang.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan ini termasuk perilaku / pola gaya hidup seseorang,
misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan
serta aktivitasnya.
c. Jenis kelamin
3

Obesitas pada umumnya dijumpai pada wanita terutama mulai


pada saat remaja dan pada saat pasca menopause, hal ini
mungkin disebabkan oleh perubahan hormon
d. Umur
Obesitas biasanya dijumpain pada pada umur yang sudah
lansia, dengan ini dapat dikatakan dengan bertambahnya umur
dapat menambah faktor resiko seseorang

Metode penilitian
Design penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan
pendekatan Cross sectional, yaitu mengamati hubungan antara
obesitas dengan faktor resiko penyakit jantung koroner

Subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada 270 lansia orang penderita
penyakit jantung koroner yang manjalani medical check up di
laboratorium RS.Budhi Asih Jakarta pada tahun 2010

Kriteria inklusi dan eksklusi


Kriteria inklusinya adalah 270 orang lansia penderita penyakit
jantung koroner yang menjalani medical check-up di laboratorium
RS.Budhi Asih Jakarta pada tahun 2010
Kriteria eksklusinya adalah lansia penderita penyakit jantung
koroner yang mempunyai berat badan yang berlebih (obesitas)

Tempat dan waktu


Dilakukan pada tanggal 1 Oktober sampai 12 November 2011
di laboratorium RS.Budhi asih jakarta.

dentifikasi variabel penelitian


-

Variabel bebas : 270 orang lansia penderita penyakit jantung


koroner
Variabel tergantung : obesitas dan tekanan darah
Variabel perancu: perokok

Definisi operasional

Lansia adalah umur seseorang jika sudah melebihi dari 60


tahun
Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas
kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak
berlebihan dalam tubuh (Dorland,2002)

Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh arteri ketika


darah dipompa oleh jantung keseluruh anggita tubuh. Tekanan
darah biasanya dinyatakan dengan tekanan sistolik dan
diastolik. Tekanan sistolik adalah pada saat ventrikel jantung
berkontraksi atau menguncup, sedangkan tekanan diastolic
adalah pada saat ventrikel jantung relaksasi atau mengembang

Hipertensi adalah keadaan seseorang apabila mempunyai tekanan


sistolik sama dengan atau lebih tinggi dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik sama dengan atau lebih tinggi dari 80 mmHg secara konsisten
dalam beberapa waktu.

Penyakit jantung koroner (PJK) sebagai salah satu bentuk dari penyakit
jantung dan pembuluh darah, merupakan penyakit yang melibatkan
gangguan pembuluh darah koroner, pembuluh darah yang menyuplai
oksigen dan zat makanan pada jantung. Kelainan dapat berupa
penyempitan pembuluh koroner yang disebabkan karena
atherosclerosis. Athesklosklerosis terjadi akibat penimbunan kolesterol,
lemak, kalsium, sel-sel radang, dan material pembekuan darah (fibrin).
Timbunan ini disebut dengan plak. Terdapat dua macam plak yaitu plak
stabil dan plak tidak stabil

Instrument penelitian
1. Spigmomanometer air raksa
2. Stetoskop
3. Timbangan badan
4. Alat pengukur tinggi badan
5. Jarum suntik
6. Lancet
7. Kapas
8. Alcohol
9. Kuesioner
10.
Inform consent (surat persetujuan menjalani penelitian)

Cara kerja
Peneliti memilih secara acak daftar pasien yang menjalani
medical check-up. Peneliti meminta izin , menimbang, mengukur

tinggi, menjalani tes check-up dan menentukan termasuk ke kriteria


pasien lansia dengan penyakit jantung koroner
Sampel mengisi inform condent sebagai tanda persetujuan
mengikuti penelitian. Sampel juga harus mengisi kuesioner yang
diberikan peneliti untuk mengetahui indentitas pasien, kebiasaan
merokok, atau mempunyai riwayat penyakit seperti Hipertensi
Untuk mengukur tekanan darah peneliti menggunakan
sphygmomanometer dan stetoskop yang disediakan di laboratorium
RS. Budhi Asih jakarta

Biaya
Total biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini
adalah sebesar 40,560,000 rupiah

Daftar pustaka
-

http://www.obesitas.web.id/indonesia (online), Obesitas


Meningkatkan Risiko PJK, 2004, Akses september 2011

http://gizi.net./cgi-bin (online), Waspadai kegemukan anak, 2004,


Akses september 2011

Apriliwati,Dwi, Arsiniati M.Brata, Hubungan Perbandingan Lingkar


Pinggang/Lingkar Panggul,IMT dan Konsumsi Lemak dengan
Penyakit Jantung Koroner.Seksi gizi laboratorium IKM-KP Fakultas
kedokteran-Universitas Airlangga

Adam, John MF, Obesitas ,Pengertian dan Kriteria Diagnosis,


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.Makassar 2006

Anda mungkin juga menyukai