Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGANTAR
Pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan global
dan pendidikan abad 21 yang mengharuskan pendidikan di Indonesia
berbenah agar dapat sejalan dengan perkembangan dunia dimasa yang
akan datang. Tantangan pendidikan abad 21 tidak hanya dihadapkan
pada penguasaan pengetahuan secara kongnitif akan tetapi harus
dibarengi dengan teknologi yang berkembang pesat. Secara universal
pendidikan dewasa ini dipahami sebagai sebuah upaya sadar dan
terencana untuk mengembangkan potensi positif yang dimiliki manusia.
Pengembangan potensi ini meliputi sekurang-kurangnya tiga aspek
utama, yaitu: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik
(keterampilan). Pada perkembangannya lebih lanjut, Howard Gardner
mengemukakan teori kecerdasan ganda (multiple intelligence theory)
(Gardner, 1983). Teori ini mengatakan bahwa sekurang-kurangnya ada
delapan kecerdasan yang secara potensial dimiliki oleh manusia.
Pendidikan modern, proses pengembangan potensi dan penanaman
nilai yang dilakukan senantiasa dilakukan dengan memperhatikan aspekaspek perkembangan fisik, psikis dan sosial peserta didik. Oleh karenanya
perencanaan mengenai apa yang akan diajarkan dan bagaimana
mengajarkannya merupakan hal penting yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari rangkaian kegiatan pendidikan. Salah satunya adalah
perencanaan pengembangan kurikulum, yang pada awalnya hanya fokus
pada materi yang akan diajarkan.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan kurikulum mengemuka
setelah para ahli dan praktisi pendidikan menyadari bahwa kegiatan
pendidikan yang baik harus direncanakan dengan baik. Terlebih setelah
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara signifikan, pendidik
dihadapkan pada persoalan banyaknya ragam materi yang dirasa penting
untuk disampaikan. Oleh karena itu, kurikulum pada awalnya dipahami
Telaah Kurikulum
dan
pengambil
kebijakan
pendidikan
untuk
melakukan
kurikulum
yang
telah
dikembangkan
belum
memberikan
Telaah Kurikulum
Beragam Makna Kurikulum
sebagai
sebuah
kata
yang
diidentikkan
dengan
etimologis. Kurikulum
yang dalam bahasa Inggris ditulis curriculum berasal dari bahasa Yunani
yaitu curir yang berarti pelari, dan curere yang berarti tempat
berpacu. Tidak heran jika dilihat dari arti harfiahnya, istilah kurikulum
tersebut pada awalnya digunakan dalam dunia Olah raga, seperti bisa
diperhatikan dari arti pelari dan tempat berpacu, yang mengingatkan kita
pada jenis olah raga Atletik. Sedangkan jika kurikulum dilihat dari sisi
istilah Berawal dari makna curir dan curere kurikulum berdasarkan
istilah diartikan sebagai Jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
mulai dari start sampai finish untuk memeroleh medali atau penghargaan.
Pengertian tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam dunia pendididikan
Telaah Kurikulum
dan diartikan sebagai Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memeroleh ijazah
Keberagaman makna kurikulum dilihat dari berbagai kajian para ahli
salah satunya adalah Schubert, keragaman makna kurikulum dirangkum
dalam delapan wajah kurikulum atau yang dia sebut sebagai the images
of curriculum, yaitu: Kurikulum bermakna mata pelajaran (content or
subject matter), kurikulum bermakna program atau aktivitas terencana
(program or planned activities), kurikulum bermakna hasil belajar yang
diharapkan (intended learning outcomes), kurikulum bermakna reproduksi
budaya
(cultural
reproduction),
kurikulum
bermakna
pengalaman
rencana
lengkap
yang
mencakup
berbagai
komponen
pembelajaran.
Dewasa ini pengertian kurikulum yang berkembang di Indonesia
merujuk pada apa yang dituangkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 UU tersebut mendefinisikan
Telaah Kurikulum
pengajar,
bimbingan
dan
penyuluhan,
supervisi
dan
Telaah Kurikulum
memiliki
peranan
yang
sangat
penting
dalam
proses
Telaah Kurikulum
Kurikulum sebagai Sebuah Proses
Inovasi/
Pengembanga
n
improvement
Evaluas
i
Implementas
i
Supervis
i
Skema di atas menggambarkan bahwa kurikulum, sekurangkurangnya secara teoritis, dapat dipahami sebagai sebuah siklus yang
terus bergerak dan berkembang selama prose pendidikan berlangsung.
Siklus tersebut diawali dengan tahap desain. Pada tahap ini dirumuskan
pola
kurikulum
yang
akan
dikembangkan.
Pola
dimaksud
akan
hingga
siap
untuk
dijadikan
acuan
bagi
guru
dalam
Telaah Kurikulum
adalah
kebijakan
politik.
Tentunya
pengembangan
dan
perubahan ini jelas tidak didasarkan atas hasil kajian dan evaluasi yang
sesuai. Kenyataan ini tentunya berimbas pada dunia pendidikan kita.
Telaah Kurikulum
Fungsi Kurikulum
Telaah Kurikulum
dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa ada paksaan.
Fungsi ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena terkadang
berlawanan dengan kenyataan, bahwa sering ada pemaksaan dari
pihak-pihak tertentu, seperti orangtua, untuk memilih suatu pilihan
yang sebenarnya tidak sesuai dengan minat dan bakat siswa. Para
pengembang kurikulum harus dapat menggali bakat dan minat anak
didik yang terkadang tersembunyi.
Fungsi keahlian (specialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak didik
dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat anak didik.
Kurikulum harus dapat memberikan pilihan berbagai bidang keahlian,
seperti perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik.
Dengan bidang-bidang pilihan tersebut anak didik diharapkan memiliki
keterampilan
sesuai
dengan
bidangnya.
Untuk
itu
dalam
mengatakan
bahwa
kurikulum
berfungsi
sebagai
fungsi
masing-masing
individupun
harus
memiliki
kemampuan
10
Telaah Kurikulum
11
Telaah Kurikulum
sendiri
yang
memperbaiki
kelemahan
tersebut
dan
secara
dilaksanakan
oleh
tersebut
optimal.Berbagai
kurikulum
memberikan
secara
pengaruh
fungsi
kurikulum
tadi
keseluruhan.Fungsi-fungsi
terhadap
pertumbuhan
dan
12
Telaah Kurikulum
Peranan Kurikulum
masa
yang
akan
datang
tanpa
melupakan
masa
sebelumnya.
Dalam proses pembelajaran untuk dapat mencerminkan bahwa
kurikulum ini memiliki peran sebagai konservatif maka diperlukan
13
Telaah Kurikulum
lokal
adalah
semua
bentuk pengetahuan,
keyakinan,
kesimbangan.
Pendidikan
adalah
membangun
orang,
terbuang
atau
terlepas,
berbeda
dengan
pemrosesan
14
Telaah Kurikulum
yang
rakus
untuk
menjadi
kupu-kupu
harus
melewati
15
Telaah Kurikulum
Komponen-komponen Kurikulum
sesuai
dengan
proses,
isi
dan
tujuan
kurikulum
(Sukmadinata, 2012)
Tujuan
Dalam kurikulum atau kegiatan pembelajaran , tujuan memiliki
peranan yang sangat penting, karena tujuan akan mengarahkan
semua kegiatan pembelajaran dan mewarnai komponen-komponen
kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal.
Pertama,perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat.
Kedua, didasi oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian
nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara. Kita mengenal berbagai
rumusan tujuan pendidikan, misalanyatujuan pendidikan nasional,
tujuna institusional, tujuan mata pelajaran, tujuan pembelajaran, dll.
Berikut ini beberapa contoh tujuan Pendidikan:
Berdasarkan pasal 3 Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003,
adalah:
Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
16
Telaah Kurikulum
pengetahuan,
kepribadian, akhlak
mulia,
serta
kategori,
sesuai
17
dengan
perilaku
yang
menjadi
Telaah Kurikulum
yaitu
intelectual
skills,
cognitive
strategies,
verbal
perkembangan
historis
suatu
institusi,
penemuan-
18
Telaah Kurikulum
langkah
terakhir
dan
mundur
kebelakang.
Contoh
19
Telaah Kurikulum
learning.
(Gane,
1970:63-64)
dalam
Sukmadinata
(2012:107).
Strategi Pembelajaran
Pada saat menyusun sekuens suatu bahan ajar, maka juga
harus
dipikirkan
strategi
dan
metode
yang
sesuai
untuk
atau
reciption
learning
keseluruhan
bahan
ajar
informasi,
membandingkan,
mengkategorikan,
20
Telaah Kurikulum
pembelajaran
merupakan
segala
macam
bentuk
Rowntree
(1974:104-113)
21
mengelompokan
media
Telaah Kurikulum
mengemukakan 10
Evaluasi Pembelajaran
Komponen utama selanjutnya setelah rumusan tujuan, bahan
ajar,
pembelajaran, adalah
penyempurnaan.
22
evaluasi dan
Telaah Kurikulum
penentuan
pembelajaran.
Evaluasi
bahan
meliputi,
ajar,
a)
strategi,
evaluasi
dan
hasil
media
proses
lebih
lanjut.
23
Telaah Kurikulum
Desain Kurikulum
yang
memungkinkan
masing-masing
komponen
dapat
yang akan
diajarkan
kepada siswa.
Ada
beberapa
Banyak
pakar,
di
antaranya
John
Dewey,
yang
Telaah Kurikulum
25
Telaah Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
proses
pembelajaran.
Dalam
proses
pengembangan
beragamnya
makna
kurikulum,
pengembangan
rencana
pengalaman
belajar
tersebut
dapat
26
Telaah Kurikulum
yang
dianggap
paling
efektif.
Komponen-komponen
27
Telaah Kurikulum
merumuskan
langkah-langkah
pengembangan
kurikulum
sebagai berikut:
Memahami identitas dan kebutuhan kelompok yang akan belajar.
Mengidentifikasi kebutuhan dan kepentingan bersama
Mendiagnosa factor-faktor yang mempengaruhi sikap dan identitas
siswa
Merumuskan perilaku yang diharapkan sebagai hasil
Mengorganisasikan ide-ide
Menentukan materi pelajaran
Menentukan kemampuan belajar yang diperlukan
Merumuskan prosedur pembelajaran
Langkah-langkah tersebut mengindikasikan bahwa kurikulum
sebaiknya
dikembangkan
secara
lokal
dengan
memperhatikan
28
Telaah Kurikulum
harus menerima apa yang dirancang dan disampaikan oleh orang lain.
Padahal sebagai manusia berakal, mereka juga punya pendapat yang
harus diperhatikan. Oleh karena itu, untuk memberdayakan siswa
sebagai pembelajar sejati, mereka harus terlibat dalam pengembangan
kurikulum.
Dalam hal ini, Michael Apple, salah seorang proponent
pendidikan kritis mengatakan:
Saya tidak melihat pengembangan dan desain kurikulum sebagai
sebuah persoalan teknis yang bisa dilakukan dengan menerapkan
pola-pola yang dianggap rasional. Saya lebih memahami konsep
kurikulum sebagai sebuah proses mendesain sebuah lingkungan
yang rumit dan berlangsung secara berkesinambungan, seperti yang
dilakukan oleh para pendidik terdahulu seperti Dewey dan Huebner.
Oleh karena itu saya tidak melihat kurikulum sebagai sebuah entitas,
silabus ataupun mata pelajaran tertentu. Saya lebih memahami
kurikulum sebagai sebuah simbolisme, materi dan lingkungan
kemanusiaan yang terus menerus dikembangkan. Karenanya proses
pengembangan kurikulum tidak hanya melibatkan aspek tehnik,
melainkan juga estetik, etik dan etik, jika memang kurikulum
diharapkan dapat merespon persoalan sosial dan individual. (Apple,
2000:138)
Shirley
Grundy
mengemukakan
bahwa
pengembangan
memerlukan
langkah-langkah
observasi,
29
Telaah Kurikulum
Jenis-jenis Kurikulum
Separated Curriculum
Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum mata pelajaran yang terpisah
satu sama lainnya. Kurikulum mata pelajaran terpisah berarti
kurikulumnya dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang
kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya.
Pembelajaran bentuk kurikulum ini cenderung kurang memerhatikan
aktivitas siswa, karena yang dianggap penting adalah penyampaian
sejumlah informasi sebagai bahan pelajaran dapat diterima dan dihafal
oleh siswa.
Correlated Curriculum
Kurikulum jenis ini mengandung makna bahwa sejumlah mata
pelajaran dihubungkan antara yang satu dan yang lain sehingga ruang
lingkup
bahan
yang
tercakup
semakin
luas.
kurikulum
ini
Matter.
Board
Fields
menghapuskan
batas-batas dan
30
Telaah Kurikulum
memusatkan
pelajaran
pada
masalah
tertentu
yang
31
Telaah Kurikulum
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengembangan
didalamnya
kurikulum
mencakup:
adalah
perencanaan,
istilah
yang
penerapan
komprehensif,
dan
evaluasi.
tingkat
ketercapaian
program-program
yang
telah
32
Telaah Kurikulum
Sedangkan
secara
eksternal bahwa
yang
disediakan
kurikulum
harus
memperhatikan
maupun
antara
jenjang
pendidikan
dengan
jenis
pekerjaan.
Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan
kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber
lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya
memadai.
Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan
kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara
kualitas maupun kuantitas.
33
Telaah Kurikulum
Terkait
dengan
pengembangan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
didik
dan
lingkungannya.
Kurikulum
dikembangkan
dikembangkan
dengan
memperhatikan
keragaman
34
Telaah Kurikulum
Kurikulum
diarahkan
kepada proses
kondisi
dan
tuntutan
lingkungan
yang
selalu
dikembangkan
dengan
memperhatikan
kepentingan
memenuhi
prinsip-prinsip
khusus
pengembangan kurikulum.
35
yang
terkandung
dalam
Telaah Kurikulum
Azaz Pengembangan Kurikulum
yang harus
dan
kurikulum.
Lebih
pilihan
lanjut
psikologi
belajar
akan
diuraikan
dalam
empat
mengembangkan
asas/landasan
36
Telaah Kurikulum
bagaimana
saya
hidup
di dunia
Apa
pengalaman itu ?
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan
individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar
dan
proses.
Progresivisme
merupakan
landasan
bagi
merupakan
elaborasi
lanjut
dari
aliran
37
Telaah Kurikulum
yaitu
dengan
lebih
menitikberatkan
pada
filsafat
dan
tindakan
manusia,
karena
filsafat
merupakan
yang
berbeda.
Seseorang
bisa
saja
idealis
dalam
dalam
menghadapi
problemakemasyarakatan,
dan
38
Telaah Kurikulum
Asas psikologis
Asas filosofis dan sosiologis lebih mengarah pada tujuan akhir
yang diharapkan bagi anak didik dalam kurikulum itu, pengetahuan
psikologi sangat dibutuhkan untuk membantu para penembang
kurikulum agar lebih realistic dalam memilih tujuan-tujuan,tetapi tidak
akan menentukan tujun-tujuan apa yang seharusnya. Minimal terdapat
dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu
1. psikologi perkembangan dan
2. psikologi belajar .
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari
tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam
psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan,
pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas
perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan
perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.
Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang
hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku
individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati
memaparkan teori-teori psikologi yang mendasari Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
Spencer,
mengemukakan
pengertian
kompetensi
bahwa
39
Telaah Kurikulum
40
Telaah Kurikulum
utama
dalam
proses
belajar
mengajar
akan
lebih
pesat,
mampukah
sekolah
mengikuti
perkembangan
41
Telaah Kurikulum
masyarakat
yang
berubah-ubah
dan
mengalami
peruubahan yang sangat pesat, tentu akan member beban baru bagi
para pengembang kurikulum, yang berperan sebagai pembuat
keputusan dan memilih apa saja yang harus diajarkan kepada siapa.
Dalam hal ini Nasution mennyaakan bahwa ada dua masalah pokok
yang harus dipertimbangkan , yaitu:
pengetahuan apa yang harus diberikan kepada peserta didik dalam
suatu bidang studi,
bagaimana mengorganisasi bahan itu agar peserta didik dapat
mengusai dengan sebaik-baiknya.
Kalu diperhatikan secara seksama, yang paling berwenag
dalam memecahkan masalah adalah para spesialis mengenai ilmu
tersebut, dengan sayarat selalu mengikuti perkembangan ilmunya, dan
tentunya harus memehami asas filosofis, sosiologis, dan psikologis
dalam mengambil keputusan. Sementara itu para pengembang
kurikulum mempunyai tugas untuk membantu para spesialis agar
memahami
spenuhnya
akantugas
mereka
dalam
menentukan
Nasution
42
Telaah Kurikulum
Implementasi Kurikulum
orang
beranggapan
bahwa
implementasi
kurikulum
atau
tidaknya
sebuah
kurikulum.
Dalam
banyak
kasus,
dengan
mempertimbangkan
keadaan
setempat.
Ketiga,
kurikulum
yang digunakan
dan
kondisi di mana
43
Telaah Kurikulum
44
Telaah Kurikulum
Kebijakan Kurikulum di Indonesia
hasil
penelitian
atau
evaluasi
dari
kebijakan
yang
untuk
memperbaiki
kualitas
pendidikan
di
Indonesia.
Telaah Kurikulum
berbasis
kompetensi.
Kurikulum
berbasis
kompetensi
46
Telaah Kurikulum
didik
dan
lingkungannya.
Kurikulum
dikembangkan
dikembangkan
dengan
memperhatikan
keragaman
47
Telaah Kurikulum
Kurikulum
diarahkan
kepada proses
dikembangkan
dengan
memperhatikan
kepentingan
48
Telaah Kurikulum
49
Telaah Kurikulum
Penutup
cara
pandang
dalam
memperhatikan
persoalan
50
Telaah Kurikulum
Referensi
Apple,
51
Telaah Kurikulum
52