548 Ria Stella Septriani g2c009036
548 Ria Stella Septriani g2c009036
Disusun oleh :
RIA STELLA SEPTRIANI
G2C009036
PENDAHULUAN
Kepadatan mineral tulang merupakan kunci untuk menentukan besar
risiko terjadinya osteoporosis.1 Osteoporosis ditandai dengan menurunnya
kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan yang disebabkan oleh
kepadatan tulang yang rendah.2 Pencegahan terjadinya kepadatan tulang
yang rendah dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan massa tulang
pada saat puncak pertumbuhan. Puncak massa tulang dapat dicapai sebelum
usia 30 tahun, sedangkan usia >30-40 tahun kepadatan tulang relatif stabil
dan ketika usia >40 tahun kehilangan massa tulang tidak dapat diperbaiki
lagi.3 Saat ini, terutama wanita dewasa muda, banyak mengalami awal
penurunan massa tulang atau osteopenia. Penelitian di Semarang
menunjukkan bahwa prevalensi osteopenia pada wanita dewasa muda
sebesar 39,5%.23 Wanita dewasa muda yang mengalami osteopenia akan
meningkatkan risiko osteoporosis. Wanita memiliki risiko osteoporosis
enam kali lebih besar dibanding pria. Indonesian Osteoporosis Association
tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi osteoporosis di Asia Tenggara
diperkirakan sekitar 15,3%. Prevalensi osteoporosis di Thailand yaitu 17%
pada pria dan 30% pada wanita. Di Indonesia, prevalensi osteoporosis
sebesar 28,85% pada laki laki dan 32,3% pada wanita.2 Hal ini
menunjukkan bahwa prevalensi osteoporosis di Indonesia tergolong tinggi.
Kepadatan tulang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, jenis
kelamin, asupan zat gizi dan gaya hidup, seperti aktivitas fisik, merokok,
konsumsi kafein dan alkohol yang berlebihan.4 Selain itu, kepadatan tulang
dapat dipengaruhi oleh status gizi.3 Status gizi berkaitan erat dengan berat
badan. Berat badan berlebih (overweight dan obesitas) mengakibatkan
beban mekanik meningkat sehingga merangsang kepadatan tulang melalui
gaya gravitasi sedangkan berat badan rendah akan lebih menurunkan
kepadatan tulang.5 Asupan karbohidrat, lemak, dan protein yang berlebihan
13
Menurut badan
hidup
menjadi
salah
satu
faktor
penting terjadinya
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia selain air putih. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumsi kafein oleh masyarakat masih tinggi. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan asupan protein dan
kafein dengan kepadatan tulang pada wanita dewasa muda.
METODA
Penelitian dilakukan di Kampus Undip Tembalang. Penelitian ini
termasuk dalam ruang lingkup gizi masyarakat dan merupakan penelitian
observasional dengan menggunakan desain crosssectional. Populasi
terjangkau pada penelitian ini adalah wanita usia 18-23 tahun yang berstatus
sebagai mahasiswi UNDIP dan datang pada waktu pengambilan data. Dari
372 orang yang datang pada saat pemeriksaan kepadatan tulang, terpilih
sebanyak 161 subyek yang telah memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi
untuk mendapatkan subyek penelitian yaitu tidak sedang menggunakan
obat-obatan golongan glukokortikoid (prednisone dan kortisol), tidak
merokok, dan tidak mengonsumsi alkohol. Pemilihan subyek dilakukan
secara probability sampling dengan metode simple random sampling.
Berdasarkan perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus besar
sampel untuk studi crossectional (r=0,315)24, jumlah sampel minimal yang
diperlukan sebanyak 84 orang ditambah 10% sehingga 94 orang. Pada saat
penelitian terjadi drop out sebanyak 8 orang sehingga didapat subyek
penelitian yaitu 86 orang.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah asupan protein dan
kafein. Variabel terikat adalah kepadatan tulang. Variabel perancu adalah
aktivitas fisik, status gizi, asupan kalsium dan fosfor. Data asupan protein,
kafein, kalsium, dan fosfor diperoleh melalui FFQ (food frequency
ultrasound.
Kepadatan
tulang
dikategorikan
menjadi
osteoporosis (-2,5 SD), osteopenia (antara -1 dan -2,5 SD), dan normal (1 SD).19
Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan data nilai
kepadatan tulang, asupan protein, asupa kafein, status gizi, aktivitas fisik,
asupan kalsium dan fosfor. Sebelum analisis bivariat, dilakukan normalitas
data dengan kolmogorov-smirnov. Analisis bivariat rank spearman
digunakan untuk melihat hubungan asupan protein, asupan kafein, status
gizi, aktivitas fisik, berat badan, asupan kalsium dan fosfor dengan
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Subyek
Subyek penelitian ini adalah 86 wanita dewasa muda pada kisaran
usia 18-23 tahun. Data karakteristik nilai kepadatan tulang subyek dapat
dilihat pada Tabel 1.
0
26
60
0
30,2
69,8
12
57
4
13
14,0
66,3
4,7
15,1
1
84
1
1,2
97,7
1,2
65
9
12
75,6
10,5
14,0
Kurang
Cukup
Lebih
Kategori asupan fosfor
Kurang
Cukup
Lebih
Kategori asupan kafein
Cukup
Lebih
25
18
43
29,1
20,9
50,0
50
17
19
58,1
19,8
22,1
86
0
100
0
Maksimal
Mean SD
447,50
3031,00
1684,00573,22
-2,1
1,9
-0,410,90
39,60
91,90
53,098,69
20,60
85,60
52,1416,88
36,10
1386,30
464,91313,72
255,30
2164,40
786,52329,09
15,43
34,76
21,613,54
0,00
231,50
45,7644,13
Variabel
Aktivitas
fisik
(MET-
menit/minggu)
Kepadatan tulang (SD)
Osteopenia
n(%)
5 (41,6%)
18 (31,5%)
2 (50%)
1 (7,6%)
7 (58,4%)
39 (68,6%)
2 (50%)
12 (92,4%)
0
26 (30,9%)
0
1 (100%)
58 (69,1%)
1 (100%)
22 (33,8%)
1 (11,1%)
3 (25%)
43 (66,2%)
8 (88,9%)
9 (75%)
7 (28%)
9 (50%)
10 (23,2%)
18 (72%)
9 (50%)
33 (76,8%)
19 (38%)
4 (23,5%)
3 (15,7%)
31 (62%)
13 (76,6%)
16 (84,3%)
26(30,2%)
0
60 (69,8%)
0
Asupan protein
0,000
0,998
Asupan kafein
-0,150
0,169
Aktivitas fisik
0,230
0,033*
Asupan kalsium
0,061
0,576
Asupan fosfor
0,029
0,794
Status gizi
0,369
0,000*
Berat badan
0,312
0,003*
PEMBAHASAN
Faktor tidak dapat diubah yang mempengaruhi puncak massa tulang
antara lain genetik, jenis kelamin, ras, dan usia. Genetik berpengaruh paling
besar terhadap variasi puncak massa tulang yaitu 50-85%. Selain itu, wanita
ras Asia memiliki risiko osteoporosis lebih tinggi dibanding ras lain dan
puncak massa tulang pada wanita lebih rendah dibanding pria. Kehilangan
massa tulang meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Penurunan
massa tulang mulai terjadi pada usia >40 tahun.3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek penelitian yang
memiliki kepadatan tulang normal lebih banyak dibanding osteopenia sebab
pada usia 18-23 tahun akumulasi massa tulang masih terjadi walaupun
pertumbuhan linear melambat.20 Pada penelitian ini terdapat 30,2 % subyek
yang mengalami osteopenia. Sama seperti penelitian lainnya di Semarang,
terdapat 39,5 % subyek yang mengalami osteopenia sedangkan prevalensi
osteoporosis di Indonesia mencapai 28,85%.2,23 Terjadinya osteopenia saat
dewasa muda meningkatkan risiko osteoporosis di kemudian hari. Pengaruh
asupan protein, kafein, status gizi, aktivitas fisik, asupan kalsium dan fosfor
sangat penting dalam memaksimalkan kepadatan tulang sebelum usia 30
tahun.3 Sebesar 50% subyek mengonsumsi protein berlebihan sedangkan
75,6% mengonsumsi kalsium kurang. Pada penelitian lainnya, 55% subyek
yang mengonsumsi kalsium kurang sedangkan rerata asupan protein sebesar
54,7 g/hari. Asupan protein yang berlebihan bersama dengan asupan
kalsium yang kurang <800 mg/hari akan meningkatkan risiko patah tulang
panggul.12,13 Rerata asupan protein subyek penelitian yaitu 52,14 g/hari.
Angka ini mendekati rerata konsumsi protein per kapita di Indonesia yaitu
53,14 g/hari.14
Hasil uji korelasi menunjukkan tidak ada hubungan asupan protein
dan kafein dengan kepadatan tulang. Berbeda dengan teori bahwa subyek
yang mengonsumsi protein berlebih akan menurunkan massa tulang melalui
ekskresi kalsium dan metabolisme asam basa. Protein hewani banyak
mengandung asam amino yang mengandung sulfur sehingga berkontribusi
menciptakan kondisi asam dalam tubuh. Kalsium dikeluarkan dari tulang
untuk menetralisir kondisi asam sehingga terjadi keseimbangan asam-basa
dalam tubuh.21,22 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rerata asupan
KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain:
1. Tidak mengukur kadar kalsium dan fosfor dalam darah
2. Bias dalam pengisian kuesioner FFQ semi kuantitatif dan aktivitas
fisik
SIMPULAN
Terdapat 30,2% subyek yang mengalami osteopenia. Rerata asupan
kalsium dan fosfor tergolong kurang sedangkan asupan protein tergolong
cukup. Asupan protein dan kafein tidak memiliki hubungan dengan
kepadatan tulang. Akan tetapi, status gizi memiliki hubungan bermakna
dengan kepadatan tulang dan merupakan variabel yang paling berpengaruh
terhadap nilai kepadatan tulang.
SARAN
Osteopenia sudah banyak ditemukan pada wanita dewasa muda.
Oleh karena itu perlu memperhatikan status gizi saat ini, mempertahankan
berat badan normal, dan memperbanyak aktivitas fisik, khususnya olahraga,
seperti jogging, berenang, senam, dan bersepeda, agar dapat mencapai
kepadatan tulang yang maksimal sebelum usia 30 tahun. Selain itu, perlu
juga memperhatikan kualitas asupan zat gizi, seperti asupan kalsium dan
fosfor untuk mencegah terjadinya osteoporosis di kemudian hari.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Deny Yudi
Fitranti, S.Gz, M. Si selaku dosen pembimbing, Ibu dr. Apoina Kartini,
M.Kes dan Ibu dr. Etisa Adi Murbawani M.Si selaku reviewer. Terima kasih
penulis sampaikan pula kepada responden dan Team Bone Scan Anlene atas
kerjasama dan partisipasinya dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. A Hossein-Nezhad, AH Maghbooli, AR Shafaei, E Javadi, and B
Larijani. Relation Between Tea Drinking And Bone Mineral Density
In Iranian Population. Irania J Publ Health 2007. Pp.57-62.
2.
3. Janice LT, Melinda MM, Ans Linda A. The Science Of Nutrition 2nd
ed. USA: Pearson Education, Inc 2008. p 410-437.
4. Prema BR, JC Gallagher, Karimi K, and Kay LR. Caffeine Intake
Increase The Rate Of Bone Loss In Elderly Women And Interact
With Vitamin D Receptor Genotypes. Am J Clin Nutr 2001. Vol
74(5):694-700.
5. Jane B, Manny N, and Peter MC. A High Dairy Protein, HighCalcium Diet Minimize Bone Turnover In Overweight Adults
During Weight Loss. The Journal Of Nutrition. 2004. p 568-572.
6. Lacerda, Matuoka, Macedo, Petenusci, Campos AA, and Brentegani
LG . Bone Quality Associated With Daily Intake Of Coffee: A
Biochemical, Radiographic And Histometric Study. Braz Dent J
2010. Vol 21(3):199-204.
7. Tom L, Nan JR, Kessey K, Eggli DF, and Mauger E. Dietary Caffein
Intake Is Not Correlated With Adolescent Bone Gain. Journal Of
The American College Of Nutrition 1998. Vol. 17. No. 5, 454-457.
8. Verona MH, Helen MM, and Kay-Tee K. Tea Drinking And Bone
Mineral Density In Older Women. Am J Clin Nutr 2000. 71:1003-7.
9. Kristin H and Haakon EM. The Assosiation Between Caffein Intake
And Forearm None Mineral Density In Postmenopausal Women
:The Oslo Health Study. Norsk Epidemiologi 2003. Vol 13 (1), 177183.
10. Junga Kim, Byungsung Kim, and Hani Lee. The Relationship
Between Prevalence Of Osteoporosis And Proportion Of Daily
Protein Intake. Korean J Fam Med 2013. Vol 34:43-48.
11. Ria Kardika. Hubungan Asupan Energi, Protein, Fe Dan Status Gizi
Dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT. Guna Cipta Mandiri
Tanggerang [skripsi]. Jakarta: Universitas Indonusa Esa Unggul.
2008.
12. Shivani S, Adrienne C, Robert RM, Katherine LT, and Marian TH.
Protective Effect Of High Protein And Calcium Intake On The Risk
Of Hip Fracture In The Framingham Offspring Cohort. Journal Of
Bone And Mineral Research 2010. Vol 25. No.12, 2770-2776.
13. Fatmah. Osteoporosis Dan Faktor Risikonya Pada Lansia Etnis
Jawa. Media Medika Indonesiana 2008. 43(2). pp 57-67.
14. Badan Pusat Statistik Indonesia. Rata-Rata Konsumsi Protein Per
Kapita Tahun 2012. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).
15. Aklesta Leni. Preferensi Dan Perilaku Konsumsi Pangan Sumber
Kafein Pada Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut
Pertanian Bogor [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2008.
16. IPAQ. Guidelines For Data Processing And Analysis Of The
International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). 2005.
17. Widajanti L. Buku Petunjuk Praktikum Survei Konsumsi Gizi.
Semarang: Bagian Prodi Magister Gizi Masyarakat Program
Pascasarjana UNDIP. 2007.
18. Wilmorer Jack. Physiology Of Sport And Exercise 5th edition. US
America : Human Kinetics Publisher 2004. 16: 402-403.
19. Bambang S. Osteoporosis. In : Sudoyo AW, editors. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II. 4th Ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam FK UI; 2006. p.1259-69.
20. Anderson JJB. Nutrition And Bone Health. In : Mahan K, EscottStump S, Editors. Krauses Food, Nutrition And Diet Theraphy. 12th
Edition. Philadelphia : Saunders; 2008. p.614-33.
21. Robert D. Lee. Musculoskeletal System. In: Maria Nelmis And
Kathryn P. Suchr, editors. Nutrition Theraphy And Pathophsiology
2nd Ed. USA : Wadsworth 2011. p 771-787;25.
22. Jeannette MB, Laura EI, Brett AA, Leslie S, Andrea ZL, Susan MO,
et al. Is Protein Intake Associated With Bone Mineral Density In
Young Women?. Am J Clin Nutr 2010. 91:1311-6.
23. Arofani H. Hubungan Indeks Massa Tubuh, Massa Lemak Tubuh,
Asupan Kalsium, Aktivitas Fisik, Dan Kepadatan Tulang Pada
Wanita
Dewasa
Muda
[Skripsi].
Semarang
Universitas
Diponegoro. 2012.
24. Wulandari Meikawati, S. Fatimah Muis, dan SA. Nugraheni. Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kepadatan Tulang Remaja [Tesis].
Semarang: Universitas Diponegoro; 2009.
25. Sue A. Shapses And Claudia S. Riedt. Bone, Body Weight, And
Weight Reduction: What Are The Concern?. The Journal Of
Nutrition 2006. 05:1453-1456.
UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
Aktivitas_Fisik
BMD
protein
kalsium
fosfor
kafein
status_gizi
df
Shapiro-Wilk
Sig.
.068
.135
.083
.131
.125
.159
.177
86
86
86
86
86
86
86
Statistic
*
.200
.001
.200*
.001
.002
.000
.000
df
Sig.
.986
.944
.965
.898
.923
.858
.854
86
86
86
86
86
86
86
.484
.001
.021
.000
.000
.000
.000
KORELASI NONPARAMETIK
Correlations
Aktivitas_Fisik
Spearman's rho
Aktivitas_Fisik
Correlation Coefficient
BMD
1.000
.230*
.033
86
86
1.000
Sig. (2-tailed)
N
BMD
Correlation Coefficient
.230
Sig. (2-tailed)
.033
86
86
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
BMD
Spearman's rho
BMD
Correlation Coefficient
fosfor
1.000
.029
.794
86
86
Correlation Coefficient
.029
1.000
Sig. (2-tailed)
.794
86
86
Sig. (2-tailed)
N
fosfor
N
Correlations
BMD
Spearman's rho
BMD
Correlation Coefficient
1.000
.000
.998
86
86
Correlation Coefficient
.000
1.000
Sig. (2-tailed)
.998
86
86
Sig. (2-tailed)
N
protein
protein
Correlations
BMD
Spearman's rho
BMD
Correlation Coefficient
kalsium
1.000
.061
.576
86
86
Correlation Coefficient
.061
1.000
Sig. (2-tailed)
.576
86
86
Sig. (2-tailed)
N
kalsium
N
Correlations
BMD
Spearman's rho
BMD
Correlation Coefficient
status_gizi
1.000
.369**
.000
86
86
**
1.000
.000
86
86
Sig. (2-tailed)
N
status_gizi
Correlation Coefficient
.369
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
BMD
Spearman's rho
BMD
Correlation Coefficient
kafein
1.000
-.150
.169
86
86
-.150
1.000
.169
86
86
Sig. (2-tailed)
N
kafein
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlations
BB
Spearman's rho
BB
Correlation Coefficient
BMD
1.000
.312**
.003
86
86
**
1.000
.003
86
86
Sig. (2-tailed)
N
BMD
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
.312
B
(Constant)
-2.909
.682
Aktivitas_Fisik
.000
.000
BB
.009
protein
.945
.347
.027
.084
.324
.747
-.006
.012
-.107
-.493
.623
kalsium
.000
.001
.086
.432
.667
fosfor
.000
.001
.128
.406
.686
kafein
-.003
.002
-.162
-1.586
.117
status_gizi
.084
.066
.330
1.276
.206
(Constant)
-2.860
.662
-4.322
.000
.000
.000
.101
.980
.330
protein
-.006
.012
-.111
-.516
.607
kalsium
.000
.001
.091
.457
.649
fosfor
.000
.001
.124
.395
.694
kafein
-.003
.002
-.160
-1.583
.118
status_gizi
.104
.026
.407
3.973
.000
(Constant)
-2.867
.658
-4.357
.000
.000
.000
.107
1.060
.292
-.002
.006
-.041
-.339
.736
kalsium
.000
.000
.153
1.273
.207
-.003
.002
-.168
-1.695
.094
status_gizi
.103
.026
.404
(Constant)
-2.959
.596
Aktivitas_Fisik
.000
.000
kalsium
.000
.000
-.004
status_gizi
(Constant)
kafein
kafein
kalsium
.000
.000
.107
1.065
.290
.130
1.317
.192
.002
-.172
-1.766
.081
.104
.026
.406
-2.851
.587
4.034
.000
-4.854
.000
.000
.000
.149
1.539
.128
.002
-.174
-1.786
.078
status_gizi
.111
.025
.434
(Constant)
-2.593
.567
kafein
7
3.976
-4.969
-.004
kafein
6
Sig.
.098
protein
.000
Aktivitas_Fisik
Beta
-4.264
Aktivitas_Fisik
Std. Error
Standardized
Coefficients
4.457
.000
-4.569
.000
-.003
.002
-.159
-1.623
.108
status_gizi
.108
.025
.421
4.303
.000
(Constant)
-2.865
.547
-5.234
.000
status_gizi
.113
.025
4.532
.000
.443
Akt.
fisik
1396.00
933.00
2153.00
1522.00
1800.00
1966.00
1242.00
1408.00
1200.00
1150.00
1180.00
2348.00
447.50
2181.00
2632.50
1258.50
1530.00
1424.00
1652.50
1633.00
1474.50
2108.00
1086.00
971.00
1883.50
990.00
2266.00
1746.40
1767.00
2488.00
BM
D
-0.6
-1.2
1.2
-1.1
-1.3
-0.8
-1.4
-0.6
0.2
-0.2
-1.1
-0.7
-0.9
-0.9
0.3
-1.0
-0.6
-0.2
-0.3
-0.9
0.2
-1.4
-1.1
-1.1
-1.8
1.8
-2.1
-0.5
-1.2
-0.7
BB
TB
43.0
45.0
44.0
44.4
44.0
46.0
48.8
43.9
47.5
45.7
42.0
47.0
49.9
55.0
55.0
63.0
51.5
53.0
48.5
46.3
60.0
51.7
55.5
49.4
54.5
49.4
49.0
52.0
45.2
59.3
156.0
160.0
155.0
158.5
154.0
159.0
162.5
155.9
163.0
157.6
165.0
163.0
156.9
158.0
160.0
170.0
157.0
154.5
154.0
156.7
165.0
162.1
160.3
156.3
159.0
152.5
157.0
155.0
145.4
162.6
P
38.50
33.40
38.50
43.20
58.40
53.80
58.60
44.30
61.90
80.20
82.40
75.60
28.50
29.00
33.00
20.60
29.80
34.50
39.50
29.90
34.40
39.60
33.50
37.90
36.92
25.20
27.30
23.10
47.40
46.90
Ca
Fosfor
kafein
Stat.
gizi
Kat. Status
gizi
523.20
158.90
63.10
288.30
218.00
390.50
388.90
1146.50
1290.60
939.50
975.60
822.10
82.40
232.00
207.50
36.10
154.60
227.40
163.20
240.00
271.90
236.80
141.50
135.00
253.50
60.20
186.20
139.90
223.40
340.80
687.10
491.20
480.70
620.50
703.50
767.60
823.70
1004.00
1248.60
1410.80
1319.80
1250.60
429.50
428.60
476.70
255.30
436.80
495.70
578.20
516.90
475.30
559.10
444.50
562.30
559.30
306.30
418.50
360.40
634.20
754.00
11.20
14.30
23.30
42.50
0.00
13.10
35.10
102.80
138.00
118.00
19.70
155.90
46.00
67.30
107.10
46.00
46.00
13.10
67.70
0.00
0.00
8.20
15.40
0.00
49.60
10.10
231.50
43.90
35.30
23.90
17.67
17.58
18.31
17.67
18.55
18.20
18.48
18.06
17.88
18.40
15.43
17.69
20.27
22.03
21.48
21.80
20.89
22.20
20.45
18.86
22.04
19.68
21.60
20.22
21.56
21.24
19.88
21.64
21.38
22.43
underweight
underweight
underweight
underweight
underweight
underweight
underweight
underweight
underweight
underweight
underweight
underweight
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
Kat.
Akt.
fiik
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
rendah
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
Kat. BMD
Kat.
Ca
Kat. P
Kat.
fosfor
Kat.
kafein
normal
osteopenia
normal
osteopenia
osteopenia
normal
osteopenia
normal
normal
normal
osteopenia
normal
normal
normal
normal
osteopenia
normal
normal
normal
normal
normal
osteopenia
osteopenia
osteopenia
osteopenia
normal
osteopenia
normal
osteopenia
normal
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
cukup
tinggi
tinggi
tinggi
cukup
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
cukup
cukup
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
cukup
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
ALA
IQK
D
DP
MR
DNA
ER
ESS
RS
E
NM
TRT
RU
DMN
IRF
PP
NKS
DIK
MDJ
RIL
RTU
GRP
JR
NW
M
HFI
LA
EAF
CAP
YM
TR
EGM
DRA
DEB
MH
NCD
FRD
856.00
1625.50
-0.1
-1.3
48.0
45.0
156.0
155.0
45.00
46.50
412.70
508.00
734.20
690.50
19.70
6.50
19.72
18.73
normal
normal
sedang
sedang
normal
osteopenia
rendah
rendah
cukup
cukup
rendah
rendah
normal
normal
1795.50
613.00
1863.00
1585.00
1920.50
1596.50
1374.50
2340.00
1397.00
1304.00
1560.00
1065.00
997.00
1200.00
1119.00
2219.40
2388.70
2339.00
990.00
2054.00
1486.00
0.5
-1.2
-1.1
-1.2
-0.2
1.2
0.2
1.2
-1.5
-0.4
0.3
-1.0
-0.4
-2.0
-0.2
-0.7
0.7
-0.8
-0.8
-0.4
-1.3
48.7
51.6
48.0
44.0
49.7
48.0
50.5
57.0
48.0
54.0
44.4
45.0
50.5
39.6
55.0
57.0
53.7
59.0
52.3
52.4
46.0
156.4
160.6
159.0
152.0
155.5
154.0
154.8
160.0
159.0
162.0
148.6
153.8
152.8
145.6
155.0
158.0
154.3
169.0
156.9
162.3
157.0
42.40
47.40
40.30
49.20
49.40
51.90
62.30
51.80
52.10
50.50
59.22
53.30
63.30
59.40
65.80
76.20
66.70
54.10
57.40
58.70
75.80
154.00
384.50
238.90
302.10
452.90
293.80
274.10
373.00
526.80
471.10
379.00
259.40
418.00
458.30
416.20
234.50
634.80
516.50
624.50
373.40
350.50
516.80
717.40
527.40
582.20
728.00
621.40
647.10
702.80
774.00
736.70
728.40
725.50
818.30
829.80
823.70
859.70
985.50
848.80
866.40
846.90
945.90
36.40
48.50
49.40
55.90
62.20
46.00
19.70
77.10
87.60
63.60
46.00
39.50
123.60
28.80
22.30
33.40
134.90
25.40
92.20
13.10
92.00
19.91
20.01
18.99
19.04
20.55
20.24
21.07
22.27
18.99
20.58
20.11
19.02
21.63
18.68
22.89
22.83
22.55
20.66
21.24
19.89
18.66
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
normal
osteopenia
osteopenia
osteopenia
normal
normal
normal
normal
osteopenia
normal
normal
osteopenia
normal
osteopenia
normal
normal
normal
normal
normal
normal
osteopenia
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
2491.00
2998.00
1827.00
860.00
1498.00
1563.00
1984.00
1845.00
610.00
1927.50
1797.00
2048.00
-0.9
0.2
-0.1
-0.8
-0.7
-1.3
0.9
0.3
-0.9
-0.9
-0.2
-0.7
51.0
52.2
51.1
46.0
53.0
50.0
60.0
48.1
48.5
48.3
48.1
50.2
149.0
156.0
157.0
155.0
163.0
158.0
174.0
148.8
157.3
154.5
153.8
159.6
74.60
80.80
76.90
85.60
48.00
54.20
53.00
52.90
68.40
80.10
76.90
82.00
433.70
526.60
488.50
427.50
707.30
670.70
649.90
697.00
677.50
670.10
781.30
745.30
1066.50
1156.50
1226.60
1014.20
821.60
670.70
914.30
884.80
1185.00
1382.00
1299.30
1247.20
26.20
55.29
51.40
0.00
46.00
49.60
6.50
1.50
6.50
74.80
93.20
118.80
22.97
21.45
20.73
19.15
19.95
20.03
19.82
21.72
19.60
20.23
20.33
19.71
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
normal
normal
normal
normal
normal
osteopenia
normal
normal
normal
normal
normal
normal
rendah
rendah
rendah
rendah
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
cukup
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
cukup
rendah
cukup
cukup
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
PA
RKS
DMS
S
NNF
AIS
GCS
KN
DRW
FNN
LKH
RS
NA
MS
ELS
RAP
PHK
WP
RHI
AW
FT
1410.30
2977.00
1797.00
3031.00
685.00
1620.00
1630.00
1907.00
2081.50
2917.00
1985.50
1652.50
2640.00
1240.00
1544.50
1212.00
2400.00
1413.00
1813.50
1312.50
2581.00
-1.0
-1.3
0.4
1.0
-1.9
-1.2
-0.1
-0.9
1.5
0.3
-0.7
1.6
0.2
1.9
-1.2
-0.4
0.2
1.4
-0.9
-0.3
1.2
49.0
55.7
47.8
54.0
61.0
60.0
60.3
50.4
83.2
72.7
61.0
68.0
68.0
62.0
59.4
65.0
70.0
91.9
59.1
62.3
62.0
153.0
161.0
153.0
158.0
159.0
155.0
155.5
146.5
155.7
153.8
151.0
149.5
160.0
154.4
153.4
158.0
154.0
162.6
150.7
152.6
154.0
42.30
49.10
65.90
71.50
62.30
78.60
39.10
78.20
38.50
34.70
36.80
30.50
27.30
48.40
49.10
44.40
42.60
55.20
61.50
66.90
83.40
811.30
1058.50
1350.80
1288.90
132.10
466.10
673.00
1028.70
185.40
176.20
638.40
162.30
187.20
355.30
452.80
555.10
249.80
507.00
419.40
828.00
1386.30
839.50
1057.70
1290.90
1261.50
347.80
1203.10
568.80
1529.10
476.90
405.20
645.70
440.40
385.90
723.70
726.20
779.20
514.30
804.70
865.00
985.50
2164.40
33.80
0.00
11.30
0.00
156.80
49.80
7.80
28.60
0.00
1.50
50.10
6.10
0.00
11.20
62.20
32.80
36.00
52.70
43.60
113.00
0.00
20.93
21.49
20.42
21.63
24.13
24.97
24.94
23.48
34.32
30.73
26.75
30.42
26.56
26.01
25.24
26.04
29.52
34.76
26.02
26.75
26.14
normal
normal
normal
normal
overweight
overweight
overweight
overweight
obese
obese
obese
obese
obese
obese
obese
obese
obese
obese
obese
obese
obese
sedang
sedang
sedang
tinggi
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
osteopenia
osteopenia
normal
normal
osteopenia
osteopenia
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
osteopenia
normal
normal
normal
normal
normal
normal
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
cukup
tinggi
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
tinggi
tinggi
cukup
cukup
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
cukup
cukup
cukup
cukup
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
cukup
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
rendah
tinggi
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
cukup
cukup
cukup
tinggi
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal