Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari)
yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui
reaksi fusi nuklir.
Bintang dibagi menjadi 2, ada bintang nyata dan bintang semu. Nah, bintang
nyata itu kayak matahari, bisa
memancarkan/membuat/memproduksi/menghasilkan energi (dalam hal ini
cahaya) sendiri. Sedangkan bintang semu itu bisa mancarin energi sendiri,
tapi ga bisa bikin energi sendiri. Nah lo, bingung kan ? Contohnya kayak
bulan, beliau hanya memantulkan cahaya dari matahari. Jadi
kesimpulannya bintang adalah benda langit yang bercahaya.
Tapi kalau kamu nyalain senter di luar angkasa, itu bukan bintang
namanya :P
Di sini bintang merupakan partikel abiotik alami (bukan buatan
kayak mesin)
LUMINORITAS
Sebelum kita lanjut, ada baiknya kalau kita tau apa itu Luminoritas " Di
dalam astronomi, luminositas adalah jumlah cahaya atau energi yang
dipancarkan oleh sebuah bintang ke segala arah per satuan waktu. Biasanya
satuan luminositas dinyatakan dalam watt (satuan internasional), erg per
detik (satuan cgs) atau luminositas Matahari"
Bahasa mudahnya, Luminoritas itu jumlah cahaya yang dikeluarkan
suatu benda setiap 1 detik
KOMPOSISI MATAHARI
Komposisi dasar untuk SEMUA matahari adalah 3/4 Hidrogen, 1/4 helium, dan
unsur-unsur yang lebih berat dengan jumlah tidak lebih dari 2%. Nah gini ceritanya,
bintang terbentuk di dalam awan molekul; yaitu sebuah daerah medium
antarbintang yang luas dengan kerapatan yang tinggi (meskipun masih kurang
rapat jika dibandingkan dengan sebuah vacuum chamber yang ada di Bumi). Awan
ini kebanyakan terdiri dari hidrogen dengan sekitar 2328% helium dan beberapa
persen elemen berat. Komposisi elemen dalam awan ini tidak banyak berubah sejak
peristiwa nukleosintesis Big Bang (teori asal mula alam semesta) pada saat awal
alam semesta.
*Lahh bintang kan beda-beda ? Kok komposisinya sama semua ? Pasti ada yang
bedain setiap bintang
Benar sekali, yang membedakan setiap bintang adalah massa saat mereka
terbentuk.
KLASIFIKASI BINTANG
Kelas
Warna
Suhu Permukaan C
Contoh
Biru
> 25,000
Spica
Putih-Biru
11.000 - 25.000
Rigel
Putih
7.500 - 11.000
Sirius
Putih-Kuning
6.000 - 7.500
Procyon A
Kuning
5.000 - 6.000
Matahari
Jingga
3.500 - 5.000
Arcturus
Merah
<3,500
Betelgeuse
Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Philip C. Keenan, dan Edith Kellman
dari Observatorium Yarkes, beliau menambahkan sistem pengklasifikasian
berdasarkan kuat cahaya atau Luminositas, yang seringkali merujuk pada
ukurannya. Pengklasifikasian tersebut dikenal sebagai sistem klasifikasi
Yerkes dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas berikut :
0 Maha maha raksasa
I Maharaksasa
II Raksasa-raksasa terang
III Raksasa
IV Sub-raksasa
V deret utama (katai)
VI sub-katai
VII katai putih
Umumnya kelas bintang dinyatakan dengan dua sistem pengklasifikasian di atas.
Matahari kita misalnya, adalah sebuah bintang dengan kelas G2V, berwarna kuning,
bersuhu dan berukuran sedang.