Anda di halaman 1dari 6

Pengantar Toksikologi

Forensik

I M. A. Gelgel Wirasuta

LOOMIS (1979) berdasarkan aplikasinya toksikologi dikelompokkan


dalam tiga kelompok besar, yakni:
Farmakologi

Immunologi

Patologi

Biologi
Kimia

Forensic Toxicology

Toksikologi

Fisiologi

z
Kesehatan masyarakat

Matematika

Forensic Science : the application of science


to law
Toksikologi forensik dapat dimengerti sebagai
pemanfaatan atau penerapan ilmu toksikologi
untuk kepentingan peradilan.

Lingkungan:
-Pencemaran
- Akumulasi pencemaran
- Kesehatan lingkungan
kerja

Ekonomi (dari segi manfaat):


- Perkembangan obat, zat
tambahan pada makanan
dan pestisida

Forensik:
-Aspek medikolegal
- Diagnosis
- Terapi

ilmu toksikologi: ilmu yang menelaah tentang kerja


dan efek berbahaya zat kimia atau racun terhadap
mekanisme biologis suatu organisme.

Toksikologi forensik mencangkup


z

Matthieu Joseph Bonaventura Orfila


(1787-1853) bapak toksikologi modern

memainkan peranan penting pada kasus

LaFarge (kasus pembunuhan dengan arsen)


di Paris, dengan metode analisis arsen, ia
membuktikan kematian diakibatkan oleh
keracuanan arsen.
Bapak toksikologi modern, yaitu toksikologi
forensik.

terapan ilmu alam dalam analisis racun sebagi


bukti dalam tindak kriminal,
mendeteksi dan mengidentifikasi konsentrasi
dari racun dan metabolitnya dalam materi
biologi
menginterpretasikan temuan analisis ke dalam
suatu argumentasi tentang penyebab
keracunan

Bidang kerja toksikologi forensik meliputi :

Secara umum tugas toksikolog forensik

analisis dan mengevaluasi racun penyebab kematian,


analisis ada/tidaknya alkohol, obat terlarang di dalam
cairan tubuh atau napas, yang dapat mengakibatkan
perubahan prilaku (menurunnya kemampuan
mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya, tindak
kekerasan dan kejahatan, penggunaan dooping),
analisis obat terlarang di darah dan urin pada kasus
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan obat
terlarang lainnya.

adalah membantu penegak hukum


khususnya dalam melakukan analisis racun
baik kualitatif maupun kuantitatif dan
kemudian menerjemahkan hasil analisis ke
dalam suatu laporan (surat,surat keterangan
ahli atau saksi ahli), sebagai bukti dalam
tindak kriminal (forensik) di pengadilan.

Berdasarkan:
the Society of Forensic Toxicologists, Inc. and
the American Academy of Forensic Sciences, Toxicology Section.

Kasus-kasus yang memerlukan


pemeriksaan toksikologi forensik:

Keracunan

a)

Kematian akibat keracunan:

b)

Kecelakaan fatal / tidak fatal yang dapat mengancam


keselamatan nyawa sendiri ataupun orang lain akibat
pengaruh obat-obatan, alkohol, atau pun narkoba,

kematian mendadak, kematian di


penjara, kematian pada kebakaran, dan kematian medis yang
disebabkan oleh efek samping obat atau kesalahan penanganan medis,

c)

Penyalahgunaan narkoba

d)

Kasus-kasus keracunan yang terkait dengan akibat


pemakaian obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan, dan
bahan berbahaya kimia lainnya, yang tidak memenuhi
standar kesehatan (kasus-kasus forensik farmasi).

Tujuan analisis toksikologi


forensik
z

analisis racun baik kualitatif maupun kuantitatif


sebagai bukti dalam tindak kriminal (forensik)
di pengadilan.
membuat suatu rekaan rekostruksi suatu
peristiwa yang terjadi, sampai sejauh mana
obat atau racun tersebut dapat mengakibatkan
perubahan prilaku

(menurunnya kemampuan mengendarai, yang dapat


mengakibatkan kecelakaan yang fatal, atau tindak
kekerasan dan kejahatan).

menjadi tanggungjawab ahli toksikologi klinis


atau ahli biokimia di di rumah sakit pada pusat
pengendalian keracunan.
menjadi urusan ahli toksikologi forensik apabila
oleh penyidik karena dugaan adanya tindak
pidana dalam kasus tersebut

ada pernyataan dari orang yang keracunan tentang


keterlibatan pihak-pihak tertentu sebagai penyebab
keracunan tersebut, atau
karena pasien meninggal dan keterangan tentang
penyebab kematiannya dibutuhkan.

Racun yang sering menyebabkan keracunan dan simptomatisnya


Asam kuat (nitrit, hidroklorid, sulfat)

Terbakar sekitar mulut, bibir, dan hidung

Anilin (hipnotik, notrobenzen)

Kebiruan gelap pada kulit wajah dan leher

Asenik (metal arsenic, mercuri,


tembaga, dll)

Umumnya seperti diare

Atropin (belldonna), Skopolamin

Dilatasi pupil

Basa kuat (potasium, hidroksida)

Terbakar sekitar mulut, bibir, dan hidung

Asam karbolik (atau fenol)

Bau seperti disinfektan

Karbon monoksida

Kulit merah cerry terang

Sianida

Kematian yang cepat, kulit merah, dan bau yang


sedap

Keracunan makanan

Muntah, nyeri perut

Senyawa logam

Diare, mual-muntah, nyeri perut

Nikotin

Kejang-kejang konvulsi

Opiat

Kontraksi pupil

Asam oksalik (fosfor-oksalik)

Bau seperti bawang putih

Natrium Florida

Kejang-kejang konvulsi

Striknin

Kejang konvulsi, muka dan leher kebiruan gelap

Langkah Analisis Toksikologi Forensik


Kasus kematian yang disebabkan olah racun:
z

z
z
z

Penyiapan Sampel

Kecelakaan/kematian tidak sengaja

Analisis:

kecelakaan keracunan terjadi di RT


Kecelakaan keracunan di tempat kerja

Uji Penapisan (Screening test)


Uji Pemastian (Determination test)

Penyalahgunaan obat-obatan
Bunuh diri dengan racun
Pembunuhan menggunakan racun

Data Analisis
Interpretasi
Penulisan Laporan
(Bukti Surat / Surat Keterangan / Keterangan Ahli)

Metabolisme Heroin dan Acetylkodein di dalam tubuh manusia


OH

OCOCH3

Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh toksikolog


forensik dalam melakukan analisis:

OCH3

O
N

z
z
z
z

Senyawa apa yang terlibat dalam tindak kriminal


tersebut ?
Berapa besar dosisnya?
Efek apa yang ditimbulkan?
Kapan tubuh korban terpapar oleh senyawa
tersebut?

N
N

OCOCH3

OCOCH3

Heroin

6-Monoacetylmorphin

Acetylcodein
Gol III

Gol I
OH

Morphin
Gol II

COOH

OH

OH
OH

OH

OCH3

OH

O
N
O

Morphin-3-Glucuronid

Peran Ilmu Forensik dalam penyelesaian kasus kejahatan

OH

Codein
Gol III

O
OH

OCOCH3

OCH3

N
O
OH

Morphin-6-Glucuronid

COOH
OH
OH

COOH

OH
OH OH

Codein-6-Glucuronid

Peran Ilmu Forensik dalam penyelesaian kasus kejahatan

Kejahatan

Kejahatan
Masalah Yuridis

Masalah Teknis

Masalah Manusia

Masalah Yuridis

Hukum Pidana
Hukum Acara Pidana

ilmu kriminalistik,
kedokteran forensik,
kimia forensik,
fisika forensik,
toksikologi forensik,
serologi/biologi
molekuler forensik,
odontologi forensik,
dan entomogoli forensik

kriminologi,
psikologi forensik,
dan psikiatri/neurologi
forensik

Hukum Pidana
Hukum Acara Pidana

Masalah Teknis

Masalah Manusia

ilmu kriminalistik,
kriminologi,
kedokteran forensik,
psikologi forensik,
kimia forensik,
dan psikiatri/neurologi
fisika forensik,
forensik
toksikologi forensik,
serologi/biologi
molekuler forensik,
Merupakan aspek
pertama dari tindak kriminal itu sendiri,
odontologi forensik,
karena kejahatan
merupakan perbuatan melanggar hukum
dan entomogoli forensik

Peran Ilmu Forensik dalam penyelesaian kasus kejahatan

Penanganan (pembuktian)
tindak kejahatan memerlukan
bantuan bidang ilmu lain diluar
Masalah Yuridis
hukum.
Hukum Pidana
Hukum Acara Pidana

Peran Ilmu Forensik dalam penyelesaian kasus kejahatan

Kejahatan

Kejahatan

Masalah Teknis

Masalah Manusia

Masalah Yuridis

ilmu kriminalistik,
kedokteran forensik,
kimia forensik,
fisika forensik,
toksikologi forensik,
serologi/biologi
molekuler forensik,
odontologi forensik,
dan entomogoli forensik

kriminologi,
psikologi forensik,
dan psikiatri/neurologi
forensik

Hukum Pidana
Hukum Acara Pidana

Masalah Teknis

Masalah Manusia

ilmu kriminalistik,
kriminologi,
kedokteran forensik,
psikologi forensik,
kimia forensik,
dan psikiatri/neurologi
fisika forensik,
forensik
toksikologi forensik,
serologi/biologi
molekuler forensik,
odontologi forensik,
masalah
dan manusia,
entomogolikarena
forensik pelaku

Kejahatan sebagai
dan objek hukum dari tindak kriminal tersebut adalah
manusia.
Dalam melakukan tindakan manusia tidak terlepas dari
unsur jasmani (raga) dan jiwa.
Asas jiwa juga menjadi pertimbangan hakim dalam
mengambil keputusan

Pertanyaan yang timbul:


-Peristiwa apa yang terjadi?
-Di mana terjadinya?
-Bilamana terjadinya?
-Dengan alat apa dilakukannya?
-Bagaimana melakukannya?
-Mengapa perbuatan tersebut dilakukan?
-Siapa yang melakukan?

Prevalensi Penanganan Instoksikasi


di IRD RS Sanglah Denpasar

Pengantar Toksikologi
Klinik

I M.A.Gelgel Wirasuta

30 s/d 50 kasus perbulan


Penyebab instoksikasi:

makanan,
insektisida rumah tangga,
parasetamol,
spikotropika dan narkotika,
alkohol (etanol dan metanol),
detergen,
serta digitalis

Penegakan terapi, umumnya didasarkan


pada
diagnose dari gejala-gejala klinis yang ditimbulkan,
serta ditunjang oleh informasi pre-kasus penyebab instoksikasi

Contoh kasus
Pasien dalam keadaan pingsan.

Langkah yang diperhatikan dalam menegakkan


diagnose dari suatu kasus keracunan (Clarmann 1987)
1)

minum wiski berlebih Pub.


Gejala-gejala klinis dan pengamatan diduga keracunan
diakibatkan oleh alkohol dikombinasi dengan psikotropika atau

Gejala-gejala klinis:

Menurut informasi pre-kasus, pingsannya karena pasien telah

2)

simtome,
gambaran klinis,
informasi proses keracunan dan gejala klinis yang
ditimbulkan

melalui analisis racun (analisis toksikologi)

narkotika.
Untuk memastikan diagnose awal, dokter menerok darah dan urin
pasien guna selanjutnya dilakukan analisis toksikologi.

Clarmann: sekitar 20% dari kasus instoksikasi, diagnose akhir


ditegakkan melalui hasil analisis toksikologi

Usaha Uji Lab gagal


Clarmann (1987), Beduetung der Analytik fr die Diagnose akuter Vergiftungen in Mallinckrodt et al., Klinischtoxikologische Analytik, Gegenwrtiger Stand und Forderungen fr die Zukunft, VCH, Weinheim.

Manfaat analisis toksikologi

Tugas analisis toksikolog klinik:

Utama dalam diagnose instoksikasi


indentifikasi awal yang cepat, sebagai pendahuluan sebelum
melakukan terapi yang spesifik dan terarah,
untuk mengontrol keberhasilan dan efek dari penegakan terapi
instoksikasi,
untuk memastikan atau menjamin diagnose klinis.

mendeteksi dan mengidentifikasi toksikan yang terlibat


menentukan kadar toksikan dan metabolitnya
bersama-sama dengan dokter dan toksikolog klinik melakukan
interpretasi temuan analisis dan data-data klinis, guna menyusun
diagnose akhir

Penunjang
studi metabolisme dan toksokinetik dari senyawa toksikan
tertentu,
studi penyimpangan farmakokinetik dari toksikan pada kasus
instoksikasi (waktu paruh, volume distribusi, clearance),
evaluasi data-data toksisitas yang diperoleh dari hewan uji
terhadap kenyataannya pada manusia.

Sistematika analisis toksikologi klinik

Selain materi/cairan biologi (Tablet, dll)

I) Identifikasi cepat dari identitas tablet

I) Analisis Pendahuluan:

berorientasi pada toksikan, (sifat fisiko kimia, kelakuan toksikan dalam


analisis,

pengumpulan metode dan prosedur analisis toksikan)

data klinik, (sifat toksokinetik, therapeutic and toxic blood levels, gejala-gejala
klinis yang ditimbulkan toksikan pada keracunan)

Kompetensi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan analisis


toksikologi klinik

Sampel analisis toksikologi klinik


Materi/cairan biologi

DATA-DATA

Reaksi Warna
Immunoassay
Analisis Gas sisa pernafasan

penguasaan kimia analisis, yaitu penguasaan


pengopreasian instrumentasi analisis, dari preparasi
sampel, penyiapan prosedur analisis, sampai validasi hasil
analisis;
penguasaan farmakologi dan toksikologi klinik;

HASIL SEMENTARA

penguasaan farmakokinetik klinik dan metabolisme obat;


serta kemampuan kimia klinik.

II A) Analisis Lanjut

II B) Perluasan target analisis

a) pemastian dugaan/hasil pada analisis kualitatif (indentifikasi dan kharakterisasi),


b) penetapan kadar toksikan serta metabolitnya

HASIL AKHIR

Analisis Toksikologi Forensik di Indonesia (Saat ini)


Kasus Orang Hidup

Kasus Orang Mati

Kasus Forensik
-Penyalahgunan Narkoba

Kedokteran Forensik

Analisis Toksikologi di Indonesia (Tuntutan di Masa depan)


Kasus Orang Hidup

Kasus Orang Mati

Kasus Forensik
Kedokteran Forensik

-Penyalahgunan Narkoba
-Perubahan Prilaku

Kasus Keracunan
(Analisis Toksikologi Klinik)

Anal. Toksikologi
Anal. Toksikologi

LABORATORIUM TOKSIKOLOGI
Labfor Polri

BPOM

LABORATORIUM TOKSIKOLOGI
LAB FOR PORLI /BPOM
Data Analisis (Interpretasi)

Uji Penapisan
Uji Pemastian

Lab Toksikologi Universitas

Data Analisis

Lab- Lainnya:
BNN, Labda, dll

Interpretasi

Penulisan Laporan
(Bukti Surat / Surat Keterangan / Keterangan Ahli)
Surat Keterangan Pelengkap Visum

Analisis Toksikologi di Indonesia (Tuntutan di Masa depan)


Kasus Orang Hidup

Kasus Orang Mati

Kasus Forensik
-Penyalahgunan Narkoba
-Perubahan Prilaku

Kedokteran Forensik
1.
2.
3.
4.
5.

Kasus Keracunan
(Anal. Tok. Klinik)

Analisis Toksikologi di Indonesia (Tuntutan di Masa depan)

Kedokteran Forensik
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Otopsi
Dugaan keracunan
Pengambilan spesimen
Penyemasan dan penandaan
Pengiriman /Surat permohonan
analisis toksikologi

Polisi Narkotika
Dugaan tindak pidana
Pemeriksaan Dokter
Pengambilan spesimen o/ Dokter
Penyemasan dan penandaan
Pengiriman /Surat permohonan
analisis toksikologi

Anal. Toksikologi

BPOM

Uji Penapisan
Uji Pemastian

Kasus Forensik
-Penyalahgunan Narkoba
-Perubahan Prilaku

Kasus Keracunan
(Anal. Tok. Klinik)

Anal. Toksikologi

LABORATORIUM TOKSIKOLOGI
Labfor Polri

Kasus Orang Hidup

Kasus Orang Mati

LABORATORIUM TOKSIKOLOGI

Lab Toksikologi Universitas

Lab- Lainnya:
BNN, Labda, dll

Interpretasi

Data Analisis

Labfor Polri

BPOM

Uji Penapisan
Uji Pemastian

Lab Toksikologi Universitas

Data Analisis

Lab- Lainnya:
BNN, Labda, dll

Interpretasi

Penulisan Laporan

Penulisan Laporan

(Bukti Surat / Surat Keterangan / Keterangan Ahli)

(Bukti Surat / Surat Keterangan / Keterangan Ahli)

Analisis Toksikologi di Indonesia (Tuntutan di Masa depan)

Analisis Toksikologi di Indonesia (Tuntutan di Masa depan)


UNTUK MENGHINDARI TUMPANG TINDIH ANTARA:

Kasus Orang Hidup

Kasus Orang Mati

Kasus Forensik
-Penyalahgunan Narkoba
-Perubahan Prilaku

Kedokteran Forensik
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kasus Keracunan
(Anal. Tok. Klinik)

Keracunan
P3K oleh Dokter di RS
Dugaan Keracunan
Pengambilan spesimen o/ Dokter
Penyemasan dan penandaan
Pengiriman /Surat permohonan
analisis toksikologi

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN DARI MASING-MASING


LEMBAGA
Kasus Orang Hidup
Kasus Orang
Mati
PENYELENGGARA
ANALISIS TOKSIKOLOGI FORNSIK,
MAKA Forensik
Kasus
Kasus Keracunan

PERLU DISUSUN ATURAN PENATALAKSANAAN


ANALISIS(Analisis
TOKSIKOLOGI
DIKlinik)
-Penyalahgunan Narkoba
Toksikologi
Kedokteran Forensik
INDONESIA
-Perubahan
Prilaku

Anal. Toksikologi
LABORATORIUM TOKSIKOLOGI

Anal. Toksikologi

Labfor Polri

BPOM

LABORATORIUM TOKSIKOLOGI
Labfor Polri

Uji Penapisan
Uji Pemastian

BPOM

Lab Toksikologi Universitas

Data Analisis

Lab- Lainnya:
BNN, Labda, dll

Uji Penapisan
Uji Pemastian

Lab Toksikologi Universitas

Data Analisis

Lab- Lainnya:
BNN, Labda, dll

Interpretasi

Interpretasi
Penulisan Laporan

Penulisan Laporan

(Bukti Surat / Surat Keterangan / Keterangan Ahli)

(Bukti Surat / Surat Keterangan / Keterangan Ahli)

Anda mungkin juga menyukai