Anda di halaman 1dari 16

KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

STATUS ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT MATA DR. YAP

Nama

: Hemaliny Ananta Sipahutar

NIM

: 11-2011-054

Dr. Pembimbing

: Dr. Enni Cahyani P, Sp.M, M.kes

Fak. Kedokteran

: UKRIDA

I.

IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Alamat

II.

:
:
:
:
:

Tn. S
72 tahun
Laki- laki
Islam
Brebes

ANAMNESIS
Dilakukan AutoAnamnesis pada tanggal 12 Febuari 2013, Jam 12.00
Keluhan Utama:
Penglihatan mata kanan terasa kabur
Riwayat Penyakit Sekarang:
2 tahun SMRS, Os mengeluh mata kanannya terasa kabur secara perlahan-lahan,
tanpa disertai mata merah. Os mengatakan setiap melihat sesuatu, bayangan tersebut
tidak jelas atau berkabut seperti melihat benda pada kaca yang buram dan kalau berjalan
sering tersandung. Os mengaku merasa silau ketika melihat cahaya yang terang dan
pasien menyangkal adanya gambaran seperti pelangi. Keluhan nyeri kepala, mual dan
muntah disangkal. Os sudah berobat ke dokter spesialis mata didiagnosis katarak dan
disarankan untuk operasi, namun pasien menolak untuk dilakukan operasi.
2 minggu SMRS Os mengeluh penglihatan mata kanannya semakin buram dan
berkabut di seluruh lapang pandang. Oleh karena itu os mengatakan ingin segera di

operasi agar penglihatannya dapat baik kembali. Riwayat trauma, penggunaan obat- obat
seperti jamu dan steroid disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Umum :
Stroke

: ada sejak 1 tahun yang lalu, masih melakukan


pengobatan dan pasien sudah mengalami banyak

perbaikan
Diabetes Mellitus
: tidak ada
Hipertensi
: tidak ada
Asma
: tidak ada
Gastritis
: tidak ada
Alergi obat
: tidak ada
b. Mata :
- Riwayat penggunaan kacamata (-)
- Riwayat operasi mata disangkal
-

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit seperti pasien.
III.

PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
: Tekanan Darah: 170/80 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Respirasi
: 16x/menit
Suhu
: 36,5C
Kepala
: normocephali, rambut hitam, uban (+) dengan distribusi merata
Mata
: ODS konjuntiva tidak hiperemis dan sklera tidak ikterik
THT
: septum deviasi (-), MAE lapang, T1-T1 tenang tidak
hiperemis
Thoraks
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
: suara nafas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen
: supel, datar, bising usus (+) normal
Ekstremitas
: akral hangat, edema (-), kekuatan 5
4
5
4
KGB
: tidak teraba pembesaran KGB
B. STATUS OFTALMOLOGIKUS

KETERANGAN
1. VISUS

OKULO DEXTRA (OD)

OKULO SINISTRA (OS)

Tajam Penglihatan
Axis Visus
Koreksi
Addisi
Distansia Pupil
Kacamata Lama

1/60
-

1/60
-

2. KEDUDUKAN BOLA MATA


Eksoftalmos
Enoftalmos
Deviasi
Gerakan Bola Mata

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik ke semua arah

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik ke semua arah

Hitam
Simetris

Hitam
Simetris

3. SUPERSILIA
Warna
Simetris

4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR


Edema
Nyeri tekan
Ektropion
Entropion
Blefarospasme
Trikiasis
Sikatriks
Fissura palpebra
Ptosis
Hordeolum
Kalazion

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidakada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

5. KONJUNGTIVA TARSALIS SUPERIOR DAN INFERIOR

Hiperemis
Folikel
Papil
Sikatriks
Anemis
Kemosis

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

6. KONJUNGTIVA BULBI
3

Sekret
Injeksi Konjungtiva
Injeksi Siliar
Injeksi

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Subkonjungtiva
Pterigium
Pinguekula
Nevus Pigmentosus
Kista Dermoid

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

7. SISTEM LAKRIMALIS

Punctum Lakrimalis
Tes Anel

Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

Putih
Tidak ada
Tidak ada

Putih
Tidak ada
Tidak ada

Jernih
Licin
12mm
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak dilakukan

Jernih
Licin
12mm
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak dilakukan

Dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada

Dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada

8. SKLERA

Warna
Ikterik
Nyeri Tekan
9. KORNEA
Kejernihan
Permukaan
Ukuran
Sensibilitas
Infiltrat
Keratik Presipitat
Sikatriks
Ulkus
Perforasi
Arkus Senilis
Edema
Tes Placido

10. BILIK MATA DEPAN


Kedalaman
Kejernihan
Hifema
Hipopion

Efek Tyndall

Tidak ada

Tidak ada

Coklat kehitaman
Jelas
Tidak ada
Tidak ada

Coklat kehitaman
Jelas
Tidak ada
Tidak ada

11. IRIS
Warna
Kripte
Sinekia
Koloboma
12. PUPIL
Letak
Bentuk
Ukuran
Refleks

Di tengah
Bulat
7 mm (post midriatikum)
Cahaya Positif

Langsung
Refleks Cahaya Tak
Langsung

Di tengah
Bulat
3 mm
Positif

Positif

Positif

Keruh
Di tengah
Negatif

Keruh
Di tengah
Negatif

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak bisa dinilai


Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tdak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai

Tidak bisa dinilai


Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinilai
Tidak bisa dinlai
Tidak bisa dinilai

13. LENSA
Kejernihan
Letak
Shadow Test
14. BADAN KACA
Kejernihan
15. FUNDUS OKULI
Batas
Warna
Ekskavasio
Rasio Arteri:Vena
C/D Ratio
Makula Lutea
Retina
Eksudat
Perdarahan
Sikatriks
Ablasio

16. PALPASI
Nyeri Tekan
Massa Tumor
Tensi Okuli
Tonometri Schiotz
Tonometri Air-Puff

Tiada
Tiada
Normal perpalpasi
Tidak dilakukan

Tiada
Tiada
Normal per palpasi
Tidak dilakukan

Baik

Baik

17. KAMPUS VISI


Tes Konfrontasi
IV.

V.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Proyeksi sinar/ proyeksi warna ( PS/PW):
OD : BAIK
OS : BAIK
2. Laboratorium
Darah rutin :
Hematokrit
41,9 %
RBC
4,94 jt sel /
WBC
7300 sel/
Trombosit
234.000sel/
3. Tonometri Air-Puff OD: 13 dan OS: 13
4. USG Biometri OD Axial : 23,57 mm
ACD : 3,21 mm
Lens : 3,49 mm
VIT : 16,87 mm
RESUME
Laki laki 72 tahun datang ke rumaha sakit dengan keluhan 2 tahun SMRS, Os mengeluh

mata kanannya terasa kabur secara perlahan-lahan, tanpa disertai mata merah. Os mengatakan
setiap melihat sesuatu, bayangan tersebut tidak jelas atau berkabut seperti melihat benda pada
kaca yang buram dan kalau berjalan sering tersandung. Os mengaku merasa silau ketika melihat
cahaya yang terang dan pasien menyangkal adanya gambaran seperti pelangi. Keluhan nyeri
kepala, mual dan muntah disangkal. Os sudah berobat ke dokter spesialis mata didiagnosis
katarak dan disarankan untuk operasi, namun pasien menolak untuk dilakukan operasi. 2 minggu
SMRS Os mengeluh penglihatan mata kanannya semakin buram dan berkabut di seluruh lapang
pandang. Oleh karena itu os mengatakan ingin segera di operasi agar penglihatannya dapat baik
kembali. Riwayat trauma, penggunaan obat- obat seperti jamu dan steroid disangkal. Riwayat

Penyakit Dahulu stroke ada sejak 1 tahun yang lalu, masih melakukan pengobatan dan pasien
sudah mengalami banyak perbaikan. Pada pemeriksaan oftalmologikus:
OD
OS
Visus
1/60
1/60
Arcus senilis
ada
ada
Lensa Kejernih
keruh
keruh
Shadow test
negatif
negatif
PS/PW
BAIK
BAIK
Tonometri Air-Puff
13
13
USG Biometri
Axial : 23,57 mm
ACD : 3,21 mm
Lens : 3,49 mm
VIT : 16,87 mm
VI.

DIAGNOSIS KERJA
1. OD :Katarak Senilis Matur
2. OS : Katarak Senilis Imatur

VII.
VIII.

IX.

DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
ODS : Levofloksasin tetes mata 6x1 tetes
b. Operatif
Rencana operasi OD Phako + IOL
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam

OKULO DEXTRA (OD)


:
ad bonam
:
ad malam
:
ad malam

OKULO SINISTRA (OS)


ad bonam
ad malam
ad malam

KATARAK SENILIS

a. DEFINISI
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa. Katarak merupakan penyebab utama
kebutaan di dunia. Katarak terbentuk pada lensa mata yaitu struktur yang transparan dibelakang
iris. Lensa menfokuskan sinar pada retina yang sensitif terhadap sinar mengubah kepada impuls
syaraf untuk menghasilkan gambar penglihatan yang jelas.

b. ETIOLOGI
Katarak umumnya merupakan penyakit degenerasi pada usia lanjut .
1. Proses pada nukleus
Oleh karena serabut-serabut yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong kearah tengah,
maka serabut-serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat (nukleus) mengalami dehidrasi,
penimbunan ion calcium dan sklerosis. Pada nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen.
Pada kasus ini lensa menjadi lebih hipermetrop.
2. Proses pada korteks
Timbulnya celah-celah antara serabut-serabut lensa yang berisi air dan penimbunan
calcium sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak menjadi lebih
miop. Pada perjalanan katarak dapat terjadi penyulit. Yang tersering adalah glaukoma yang
terjadi karena

Fakotopik
-

Berdasarkan kedudukan lensa. Oleh karena proses intumesensi, iris terdorong


kedepan, sudut COA dangkal, aliran COA tidak lancar sedangkan produksi terus
berlangsung sehingga tekanan intra okular meninggi dan menimbulkan glaukoma.

Fakolitik
8

Lensa yang keruh jika kapsulnya rusak substansi lensa yang keluar akan
diresorpsi oleh serbukan fagosit atau makrofag yang banyak di COA, serbukan ini
sedemikian banyaknya sehingga menyumbat sudut COA dan menyebabkan
glaukoma.

Penyumbatan dapat terjadi pula oleh karena substansi lensa sendiri yang
menumpuk disudut COA terutama bagian kapsul lensa dan menyebabkan
exflolation glaucoma.

Fakotoksik
-

Substansi lensa di COA merupakan zat toksik bagi mata sehingga terjadi reaksi
alergi dan timbullah uveitis. Uveitis ini dapat menyebabkan glaukoma

c. KLASIFIKASI
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan dalam :
Katarak kongenital, katarak yang sudah didapat sejak lahir
Katarak infantil, katarak yang terlihat pada usia di bawah satu tahun.
Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia satu tahun.
Katarak presenilis, katarak yang terjadi sebelum usia 50 tahun
Katarak senilis, katarak setelah usia 50 tahun.
Berdasarkan Lens Opacities Classification System III (LOCS III), ada 4 hal yang perlu
dinilai yaitu :
1.Opasitas nukleus
2.Warna Nukleus
3.Katarak Kortikal
4.Subkapsular Posterior

d. PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur jernih, transparan, mempunyai kekuatan refraksi yang
besar. Oleh itu kekeruhan pada lensa menyebabkan penurunan visus.
Lensa mengandung tiga komponen.Pada zona sentral terdapat nukleuas, di perifer ada
korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior.
Katarak dikenal dalam 4 stadium:
a. Katarak Intumesen
Dengan bertambah usia, bahan lensa bergeneratif sehingga cairan lensa menjadi lebih
padat dan hipertonis berbanding cairan disekitarnya. Konsekuensinya lensa menarik
cairan sekitarnya sehingga bertambah volume lensa
Lensa mencembung sehingga terjadi proses miopisasi
b. Katarak Imatur
Sebagian lensa mulai keruh
Lensanya yang cembung menimbulkan hambatan pada pupil sehingga terjadi
glaucoma sekunder
c. Katarak Matur
Kekeruhan lensa telah mengenai seluruh massa lensa akibat deposasi ion Ca yang
menyeluruh yang bila lama menjadi kalsifikasi pada kapsul.
Cairan lensa akan keluar sehingga ukuran lensa kembali normal/
d. Katarak Hipermatur

Proses degenerasi lanjut. Lensa semakin mengecil. Kapsul semakin menebal oleh
karena kalsifikasi sehingga massa lensa (Korteks lensa) yang terus-terusan
degenerasi tidak dapat keluar dari kapsul. Maka akan terlihat seperti kantong susu.

Massa lensa yang cair menyebabkan nucleus terbenam karena lebih berat.
10

Keadaan ini disebut katarak Morgagni.

e. GEJALA KLINIS
Keluhan utama

Penglihatan buram, seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun progresif.

Keluhan tambahan
-

Peka terhadap sinar atau cahaya.

Dapat melihat dobel pada satu mata.

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

Disertai nyeri pada mata (biasanya akibat glaukoma, yaitu meningkatnya


tekanan cairan pada bola mata)

Secara fisik, lensa tampak putih dan tidak jernih.

f. PEMERIKSAAN
(Anamnesis)
Biasanya pasien paling sering datang dengan keluhan gangguan dan penurunan fungsi
penglihatan, keluhan pandangan kabur, myopic shift, serta penglihatan ganda (diplopia
monokular).
( Pemeriksaan Fisik)

Pemeriksaan tajam penglihatan dengan Snellen Chart. Tajam penglihatan biasanya akan
sangat berkurang.

Tes Pinhole : tidak membaik menandakan ada kelainan media refraksi atau kekeruhan
lensa

Tes Slitlamp : mikroskop khusus untuk menilai struktur mata. Untuk menilai lensa
diberikan midriatikum untuk melebarkan pupil.
11

Shadow Test : Diketahui semakin sedikit lensa keruh semakin besar bayangan iris pada
lensa yang keruh. Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45 derajat
dengan dataran iris dan lihat bayangan iris pada lensa yang keruh. Bila letak bayangan
jauh dan besar berarti katarak imatur sedang bila bayangan kecil dan dekat pupil berarti
lensa katarak matur.

Tes Funduskopi : refleks fundus negative karena lensa keruh

Tonometri: komplikasi glaukoma. Menilai TIO


Kelainan Laboratorium

Tes pengukuran glukosa darah DM atau hiperglikemia akan menyebabkan


penimbunan sorbital dan fruktosa didalam lensa.

Dilakukan untuk pre pembedahan katarak : pemeriksaan darah rutin ( Hb, leukosit, gula
darah) dan clotting & bleeding time.
Pemeriksaan penunjang
USG

Pada pasien katarak media penglihatan yaitu lensa keruh membuat pemeriksa sukar
untuk mengevaluasi bagian dalam bola mata. Antara kelainan yang mungkin dijumpakan
adalah pendarahan, peradangan, ablasi retina, kelainan kongenital ataupun tumor
intraokular.

Operasi katarak memerlukan pengukuran panjang sumbu bola mata untuk menetapkan
ukuran kekuatan lensa intraokuler.

g. PENATALAKSANAAN
Non Bedah
Untuk katarak yang masih ringan dengan harapan proses pengeruhan dapat dihentikan
atau diperlambat diberikan pengobatan medikamentosa. Obat yang dikenal dipasaran Catalin,
Quinax, Catarlen. Yang harus diteteskan 5 kali sehari satu tetes terus menerus.
Bedah
Indikasi Ektraksi Katarak
12

Indikasi Klinis
-

Apabila katarak menimbulkan penyulit uveitis atau glaukoma meskipun visus masih
baik untuk bekerja. Dilakukan operasi setelah keadaan menjadi tenang.

Indikasi Visual
Katarak monokuler

Apabila sudah masuk stadium matur.

Apabila visus pasca bedah sebelum dikoreksi lebih baik dari pada sebelum operasi.

Katarak Binokuler

Apabila sudah masuk stadium matur.

Bila visus meskipun telah dikoreksi tidak cukup untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.

1. Ekstraksi Katarak Intrakapsular ( EKIK )


Operasi katarak dengan membuang lensa dan kapsul secara keseluruhan. EKIK
cenderung menjadi dipilih dalam kondisi katarak yang tidak stabil, mengembung, hipermatur,
dan terluksasi. EKIK terdapat kerugian yaitu penyembuhan luka yang lama karena besarnya
irisan yang dilakukan, pemulihan penglihatan yang lama, merupakan pencetus astigmatisma dan
dapat menimbulkan iris dan vitreus inkarserata.
2. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK )
EKEK adalah tehnik operasi katarak dengan membuang nukleus dan korteks lensa
melalui kapsula anterior. Pada opersi EKEK, kantong kapsul ditinggal sebagai tempat untuk
menmpatkan lensa tanam intra ocular lens (IOL). Tehnik ini membawa banyak keuntungan
karena dilakukan irisan yang kecil sehingga menyebabkan trauma yang lebih kecil pada endotel
kornea, menimbulkan astigmatisma lebih kecil dibanding EKIK dan menimbulkan luka yang
lebih stabil dan aman.
3. Small Incision Cataract Surgery ( SICS )
13

Perbedaan yang nyata dengan EKEK adalah pada irisan operasi dilakukan dengan irisan
kecil sehingga terkadang hampir tidak membutuhkan jahitan luka insisi. Penyembuhan lebih
cepat dan risiko astigmatisma yang lebih kecil.
4. Ekstraksi Katarak Ekrakapsular dengan Fakoemulfikasi
Tehnik operasi ini menggunkan suatu alat yang disebut tip yang dikendalikam secara
ultrasonik untuk memecahkan nukleus dan mengaspirasi lensa sehingga berbeda dengan EKEK
konvensional. Pada fakoemulsifikasi luka akibat operasi lebih ringan sehingga penyembuhan
luka juga berlangsung lebih cepat disamping perbaikan penglihatan juga lebih baik. Astigmat
pasca bedah katarak bisa diabaikan. Pemilihan tehnik operasi ini tergantung keras/ lunaknya
lensa. Setelah lensa katarak diambil penderita hanya mempunyai tajam penglihatan 1/60.
Penggantian lensa ada dua cara yaitu :

Penderita setelah operasi diberi kaca mata atau lensa kontak S + 10 dioptri supaya dapat
melihat jauh. Untuk penglihatan dekatnya harus ditambah dengan S + 3 doptri. Jika
keadaan refraksi penderita sebelumya miopia harus dikurangi dengan derajat miopianya,
pada hipermetropia ditambah.

Penderita dipasang lensa tanam bersamaan waktu dilakukan operasi, keuntungannya


adalah penderita langsung dapat melihat jelas, tidak perlu memakai kaca mata sangat
tebal, lapang pandang penderita tetap luas dan distorsi sinar dapat dihilangkan.

h. RUJUKAN
Ke specialis mata untuk dilakukan pembedahan apabila penurunan tajam penglihatan
menganggu pekerjaan sehari-harian.

14

i. KOMPLIKASI
Pendangkalan Bilik mata depan
Edem kornea
Pendarahan
Retinal Light Toxycity
Peningkatan Tekanan Bola mata
Edem Makula Kistoid
Ablasi retina
Endoftalmitis
Uveitis Kronik

j.

PROGNOSIS
Baik dengan tindakan bedah. Dimana pada operasi dapat memperbaiki ketajaman

penglihatan pada >90% kasus. Sisanya 10% mungkin telah mengalami kerusakan retina atau
mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya glaukoma, ablasio retina, atau infeksi yang
menghambat pemulihan visual.
k. PENCEGAHAN

Mengonsumsi suplemen vitamin C dan vitamin E, beta karoten, dan selenium untuk
mencukupi kebutuhan tubuh.

Makanan yang banyak mengandung antioksidan, seperti jus jeruk, jus wortel, jus tomat,
jus avokad, asparagus, semangka, dan bayam, juga bisa dikonsumsi untuk mencegah
terjadinya katarak.

15

Jus buah atau sayur dapat dikonsumsi segelas per hari. Buah atau sayur dikonsumsi
sebanyak tiga kali sajian per hari.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suharjo.SU, Hartono. Katarak . Ilmu Kesehatan Mata. Edisi 1. Yogyakarta: Bagian Ilmu
Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada: 2007.
2. Ilyas SH. Glaukoma. Dalam : Buku Ilmu penyakit mata. edisi ketiga. Balai penerbit
FKUI: Jakarta. 2006;212-7
3. Sidarta H. Katarak . Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia;
2008. h. 200-210
4. Anonim.Glukoma.[serialonline].Available from: URL: \
ttp://www.klinikmatanusantara.com. Accesed August2008
5. Rahmi FL.Glukoma, Si Pencuri Penglihatan. [serial online]; 2003 November 10.
Available from: URL: http://www.suaramerdeka.com. Accesed August2008.

16

Anda mungkin juga menyukai