1 Karakteristik Responden
5.1.1 Umur
Pada penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa kelompok umur
terbanyak yang menjadi responden adalah kelompok umur antara 32-45 tahun
yakni sebesar 40 orang atau 43,5%.
Distribusi kelompok umur pada penelitian ini adalah berdistribusi normal ,
sehingga hasil dari penelitian ini dapat
di generalisasikan pada
populasi
bekerja. Selain itu, dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai sesuatu
yang diperoleh dari pengalaman dan kematangan jiwa.
Responden dengan latar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) memiliki
tingkat pengetahuan buruk paling tinggi bila dibandingkan dengan kelompok
tingkat pendidikan lainnya yakni sebesar 90% dari seluruh responden dengan
pendidikan terakir pada tingkat Sekolah Dasar. Kelompok yang memiliki tingkat
pengetahuan sedang berada pada kelompok SMA yaitu 50 % diikuti dengan
kelompok perguruan tinggi yaitu 35,7 %. Sedangkan kelompok yang memiliki
pengetahuan baik berada pada kelompok Perguruan Tinggi sebesar 42,8% diikuti
oleh SMA 28%. Persentase dihitung berdasarkan jumlah responden pada tiap
kelompok tingkat pendidikan.
Hasil yang diperoleh ini, disebabkan karena perbedaan latar belakang
pendidikan tiap responden. Menurut Notoadmodjo, 2003, apabila seseorang
memiliki pendidikan yang tinggi, maka ia akan mudah menyesuaikan dengan halhal baru misalnya untuk mendapatkan informasi yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan. Pendapat lain dari Nursalim
2003 dalam Wawan A, dan Dewi, (2010) menyatakan bahwa pada umumnya
makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
Menurut Wawan A, dan Dewi, (2010) pengetahuan sangat erat hubungannya
dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi
maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Akan tetapi perlu
ditekankan bahwa, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan
tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh
melalui pendidikan non formal.
Gambaran Pengetahuan responden tentang DBD diatas, dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal yakni dapat berasal dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal ini meliputi pendidikan, pekerjaan, umur seseorang, sedangkan
faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan keadaan sosial ekonomi budaya
seseorang.
5.2.3 Perilaku Responden
Pada penelitian yang telah dilakukan, dari 92 responden didapatkan sekitar 21
orang (22,82%) dikategorikan memiliki perilaku baik, sedangkan sebanyak 39
orang (42,39%) dikategorikan memiliki tingkat perilaku sedang dan sisanya
sebanyak 32 orang (34,7 %) memiliki tingkat perilaku yang baik. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum memiliki perilaku yang
baik tentang penyakit DBD.
Hasil yang didapat diatas, mungkin disebabkan oleh faktor eksternal responden
yang meliputi keadaan sosial, ekonomi dan aktifitas di luar rumah.
yang berhubungan
p= 0,044. Dengan
terjadinya DBD, demikian juga dengan kurangnya inisiatif dari masyarakat untuk
menjaga dan memelihara lingkungan sekitarnya sehingga mengakibatkan
terjadinya DBD dan memudahkan penularannya kepada orang sehat.
5.4 Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat mengenai demam berdarah dengue (DBD) Dengan kejadiannya di di
Kecamatan Pontianak Tahun 2014, memiliki keterbatasan dalam penelitian, yaitu:
1. Peneliti hanya meneliti dua variabel saja yakni pengetahuan dan perilaku
dengan kejadian DBD, sedangkan variabel lainnya mengenai DBD tidak
diteliti.
2. Kurangnya sumber daya manusia
lapangan