Anda di halaman 1dari 16

Komponen sistem pengkondisian

udara
1.sistem pembangkit kalor, mesin refrigerasi, menara pendingin
dan ketel uap
2.sistem pipa: pipa air dan pipa refrigerasi dan pompa
3.sistem saluran udara: kipas dan saluran udara
4.pengkondisian udara: saringan udara, pendingin udara,
pemanas udara dan pelembab udara

Psikrometrik Proses Air Condition


Psikometrik adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat
termodinamika dari udara basah. Secara umum
digunakan untuk mengilustrasikan dan menganalisis
perubahan sifat termal dan karakteristik dari proses
dan
siklus
sistem
penyegaran
udara
(air
conditioning).

a. Temperatur bola kering


(DB)
Temperatur
tersebut
dapat
dibaca
pada
thermometer dengan sensor kering dan terbuka.
Namun, penunjukan tidaklah tepat karena adanya
pengaruh radiasi panas, kecuali jika sensornya
memperoleh ventilasi yang cukup baik

b. Temperatur bola basah (WB)


Dalam hal ini digunakan thermometer dengan
sensor yang dibalut dengan kain basah untuk
menghilangkan pengaruh radiasi panas. Namun
perlu diperhatikan bahwa melalui sensor harus
terjadi aliran udara sekurang-kurangnya 5 m/s.

c. Perbandingan Kelembaban (W)


Kelembaban spesifik atau ratio kelembaban (),
dinyatakan dalam besaran masa uap air yang
terkandung di udara per satuan masa udara kering
yang diukur dalam gram per kilogram dari udara
kering (gr/kg) atau grain/lb
kelembaban spesifik merupakan fungsi dari suhu
titik embun.

d. Kelembaban Relatif (RH)

Kelembaban relatif (RH), dinyatakan dalam persen


(%), merupakan perbandingan antara tekanan
parsial aktual yang diterima uap air dalam suatu
volume udara tertentu (tekanan uap moist) dengan
tekanan parsial yang diterima uap air pada kondisi
saturasi pada suhu udara saat itu (Psat).

e. Volume Spesifik (V)


Volume spesifik adalah volume udara campur
dengan satuan meterkubik per kilogram udara
kering. Dapat juga dikatakan sebagai meterkubik
campuran udara kering, karena volume yang diisi
oleh masing-masing substansi

Perhitungan Beban Pendinginan


Dengan makin besarnya biaya-biaya pemakaian
energi maka makin dirasa perlu mengadakan optimasi
sistem pengaturan udara suatu gedung atau
bangunan yang harus dihitung dari waktu kewaktu
secara dinamis.
Didalam kenyataannya kalor yang masuk kedalam
gedung tidak tetap, karena faktor-faktor yang
mempengaruhi kalor tersebut juga berubah-ubah
Temperatur
udara
luar
(lingkungan)
nilainya
merupakan fungsi waktu, yaitu maksimum disiang
hari rendah dipagi dan sore hari, sedang minimumnya
dimalam hari. Demikian pula kelengasan udara luar
maupun radiasi surya yang mengenai dinding
bangunan nilainya berubah terhadap waktu.

Dasar perhitungan beban pendinginan


dilakukan dengan dua cara:
1. Perhitungan beban kalor puncak
untuk menetapkan besarnya instalasi
2. Perhitungan beban kalor sesaat
untuk mengetahui biaya operasi jangka pendek dan
jangka
panjang
serta
untuk
mengetahui
karakteristik
dinamik
dari
instalasi
yang
bersangkutan

Aspek-aspek fisik yang harus diperhatikan


dalam perhitungan beban pendingin antara lain
:
Orientasi gedung dengan mempertimbangkan
pencahayaan dan pengaruh angin
Pengaruh emperan atau tirai jendela dan
pantulan oleh tanah
Penggunaan ruang
Jumlah dan ukuran ruang
Beban dan ukuran semua bagian pembatas
dinding
Jumlah dan aktivitas penghuni
Jumlah dan jenis lampu
Jumlah dan spesifikasi peralatan kerja
Udara infiltrasi dan ventilasi

Beban pendinginan suatu ruang berasal dari


dua sumber, yaitu melalui sumber eksternal
dan sumber internal.
Sumber panas eksternal :
Radiasi surya yang ditransmisikan melaui kaca
Radiasi surya yang mengenai dinding dan atap, di
konduksikan kedalam ruang dengan memperhitungkan efek
penyimpangan melalui dinding
Panas Konduksi dan konveksi melalui pintu dan kaca jendela
akibat perbedaan temperatur.
Panas karena infiltrasi oleh udara akibat pembukaan pintu
dan melalui celah-celah jendela.
Panas karena ventilasi.

Sumber panas internal antara :


Panas karena penghuni
Panas karena lampu dan peralatan listrik
Panas yang ditimbulkan oleh peralatan lain

Beban pendinginan total merupakan jumlah beban


pendinginan tiap ruang. Beban ruang tiap jam
dipengaruhi oleh perubahan suhu udara luar,
perubahan intensitas radiasi, surya dan efek
penyimpanan panas pada struktur/dinding bagian
luar bangunan gedung. Sehingga perlu beban
tabahan

Beban tambahan dapat diklasifikasikan :


1. Penambahan beban sensible
Transmisi panas melalui bahan bangunan, melewati atap,
dinding, kaca, partisi, langit-langit dan lantai
Radiasi sinar matahari
Panas dari penerangan atau lampu-lampu
Pancaran panas dari penghuni ruangan
Panas dari peralatan tambahan dari ruangan
Panas dari elektromotor

2. Penambahan panas laten


Panas dari penghuni ruangan
Panas dari peralatan ruangan

3. Ventilasi dan infiltrasi/rembesan


Penambahan panas sensible akibat perbedaan temperatur
udara dalam dan luar
Penambahan panas laten akibat kelembaban udara dalam
dan luar

Beban pendinginan puncak (total heat load) adalah


total panas yang harus diambil oleh suatu sistem
pendingin. Secara umum terdiri dari :
1. Panas konduksi (Q1)
Beban panas yang melalui dinding disebut sebagai beban
kebocoran dinding, yaitu banyaknya panas yang bocor
menembus dinding ruang dari bagian luar ke dalam. Karena
tidak ada insulasi yang sempurna, maka akan selalu ada
beban panas yang berasal dari luar ke dalam ruangan, karena
suhu di dalam ruangan lebih rendah dari pada suhu di luar
ruangan

2. Field heat (Q2)


Beban kalor yang dibawa
didinginkan atau disimpan

oleh

produk

yang

akan

3. Panas Respirasi (Q3)


Panas yang diperoleh dari produk sebagai akibat dari proses
respirasi

4. Beban lampu (Q4)


5. Service load (Q5)
Service load adalah panas lain yang timbul dalam proses
operasi pendinginan seperti kipas, operator, udara luar ketika
pintu dibuka, motor listrik dan panas infiltrasi dari penyekat
dan rak pendingin. Diperkirakan besarnya adalah sekitar
10% dari total konduksi panas, field heat dan panas respirasi.

Anda mungkin juga menyukai