Anda di halaman 1dari 5

Pinilara

Halimun
: Seorang pemuda yang memiliki keberanian untuk melawan
kompeni belanda. ia dendam karena belanda telah menculik ia dan adiknya yaitu
Gundala. Tak sampai situ, belanda juga membuat adiknya lebih berpihak pada
belanda dibanding kampung halamannya sendiri. Ia mempunyai tekad yang kuad
dan keinginan besar mengusir belanda dari kampung halamannya.
Gundala
: Merupakan adik dari Halimun. Ia kurang memiliki keteguhan
hati sehingga belanda dengan mudahnya membuat dia percaya. Ia berpisah dengan
Halimun dan mendapatkan jabatan tinggi di militer belanda. ia jatuh hati dengan
anak komandan gilbert namun sayangnya anaka dari komandan itu tak merasakan
hal yang sama. Ia malah jatuh hati dengan Halimun yang membuat Gundala
menjadi dendam dengan kakaknya sendiri dan berusaha menjatuhkan kakaknya
Komandan Gilbert : Komandan Belanda, ayah Sophia. Mempunyai orak yang sangat
licik juga bengis. Ia tak peduli dengan keadaan rakyat asalkan uang untuknya
mengalir dengan deras. Ia menjadikan Gundala sebagai boneka perang melawan
pribumi.
Sophia
: Anak dari Komandan Gilbert, yang sebenarnya tak suka
perlakuan bangsanya sendiri yang semena mena terhadap kaum pribumi. Maka
dari itu ia mendukung dan membantu pribumi untuk mengalahkan kompeni
belanda, bangsanya sendiri. Ia menaruh hati pada Halimun, pria yang menurutnya
berjiwa kepemimpinan sangat tinggi.
Ibu Wastiqah
: Ibu dari Halimun dan Gundala. Wanita yang penyabar dan
selalu mengurus kedua anaknya dengan senang. Namun sangat sedih ketika kedua
anaknya diculik oleh kompeni belanda.
Pak Ranjana
: Seorang kepala daerah yang tidak tegas dan begitu patuh pada
belanda. Pak Ranjana sangat takut pada kompeni belanda sehingga tak pernah
melawan. Banyak sekali masyarakat yang mengadu padanya seperti ibu Wastiqah.
Namun semua tak pernah di gubrisnya, ia hanya tunduk pada kompeni belanda
Awi
: Seorang pemuda yang kerja urak urakkan. Setelah ia
mengenal Halimun, Halimun memberinya semangat kembali untuk melawan
belanda yang telah menghancurkan keluarganya. Ia terkenal humoris dengan aksen
sunda yang begitu melekat pada dirinya.
William
: Mengikuti wajib militer bersama Gundala. Ia dan
Gundala menjadi teman seperjuangan pada saat mereka menjalani wajib militer.
Wiliam mendukung segala yang dilakukan Gundala karena menurutnya Gundala
merupakan panutan yang patut dicontoh.

Kamala
: Ikut terculik bersama Halimun dan Gundala. Ia terkena
tipu muslihat belanda juga sehingga ia dengan mudahnya percaya pada kompeni
belanda seperti apa yang Gundala rasakan. Namun pada akhirnya ia kembali pada
kampung halamannya.
Alkisah, jaman Indonesia Belanda di tatar Sunda, hiduplah 2 orang kakak
beradik yang bernama Halimun sebagai kakak dan Gundala sebagai adik dari
Halimun. Sedari kecil mereka sudah terbiasa untuk bekerja di ladang membantu ibu
Wastiqah yang merupakan ibu mereka. Ketika itu mereka sedang membantu ibu
mereka di ladang, tiba tiba sekumpulan kompeni Belanda datang untuk menculik
anak anak seperti mereka. Halimun dan Gundala pun tertangkap oleh kompeni
belanda. Ibu mereka sangat khawatir, dan mengadu kepada kepala desa yaitu Pak
Ranjana. Namun apa daya, Pak Ranjana tak bisa berbuat apa apa karena dia tunduk
oleh belanda.
Ternyata anak anak yang diculik, berencana dijadikan pekerja Rodi oleh
kompeni belanda. Di sini, mereka bertemu seorang gadis pribumi yang bernama
Kamala. Ia bernasib sama seperti mereka berdua. Halimun, Gundala, dan Kamala
selalu berbarengan kemanapun. Ketika mereka bekerja dan beristirahat. Tak ada
perbedaan gender disini, kompeni tak memperdulikan itu.
Suatu hari, semua anak hasil penculikan itu dikumpulkan karena kompeni
mempunyai sebuah pengumuman untuk mereka semua. Kompeni mengumumkan
bahwa akan ada perekrutan untuk mereka semua menjadi para petinggi belanda.
Gundala dan Kamala tertarik atas pengumuman kompeni tersebut. Namun Halimun
sama sekali tak tertarik. Ia dari awal sudah membenci belanda dan merencanakan
serangan balik pada belanda. Betapa kecewanya Halimun saat tau Gundala,
adiknya sendiri dan Kamala yang merupakan sahabatnya sendiri mengiyakan
tawaran belanda tersebut.
Beberapa tahun kemudian, Halimun masih menyimpan dendam pada
kompeni, yang membuat adik dan sahabatnya pergi. Ia bertemu seorang pemuda
yang bernama Awi. Awi kini menjadi sahabat karibnya. Halimun dan Awi
dipulangkan ke kampung mereka lagi yang sekarang keadaannya sama seperti di
tempat mereka diculik, ia kembali bertemu ibunya. Kini semua orang dijadikan
pekerja Rodi oleh kompen. Halimun bercerita pada ibu Wastiqah bahwa adiknya,
gundala sekarang berada di tangan kompeni belanda. Halimun semakin marah pada
belanda. Ia dan Awi merencanakan sebuah pemberontakan pada belanda. Akhirnya
ia dan Awi membuat sebuah Grup Pemberontakkan pada kompeni belanda. Tak
sedikit penduduk yang ikut grup ini. Mereka merasakan kemarahan yang sama pada
kompeni belanda. Bahkan Pak Ranjana pun ikut kelompok Halimun itu.
Suatu hari, Komandan Gilbert dan anaknya, Sophia mengunjungi kampung
Halimun. Tak disangka, Gundala pada saat itu sudah menjadi jenderal bagi belanda,
dan kamala sudah menjadi sekretari perang bagi kompeni belanda. Gundala

merupakan anak buah Komandan Gilbert. Gundala pun menaruh hati pada anak
Komandan Gilbert yang bernama Sophia itu.
Sophia sedang berjalan jalan di kampung, melihat betapa kejamnya kerja
rodi belanda. Memang sejak awal Sophia tak suka pada perlakuan belanda terhadap
bangsa pribumi. Ia ingin menolong bangsa Pribumi namun ia teringat bahwa
ayahnya seorang Komandan bagi belanda. kemudian ia melihat sesosok pria yang
sedang menolong seseorang yang dikeroyok oleh kompeni belanda. Sophia
memperhatikan pria itu dari jauh. Lama kelamaan ia mendekati kerumunan itu, ia
hanya ikut ikutan saja. Kemudian ia tau bahwa nama pria itu adalah Halimun.
Sophia mencari perhatian Halimun akan dirinya, kemudian ia mendukung aksi
Halimun bersama teman temannya.
Di sisi lain, Gundala melihat Sophia yang sedang bercengkrama dengan
kelompok Halimun. Ia kaget saat melihat Sophia lebih memilih pribumi daripada
ayahnya sendiri. Sekaligus ia merasa tertandingi oleh Kakaknya sendiri yang sudah
bertahun tahun ia temui. Gundala tak peduli meskipun Halimun kakaknya, ia ingin
menjatuhkan kakaknya sendiri. Ia bersama teman seperjuangannya, William mulai
memperhatikan gerak gerik orang pribumi.
Sementara di sisi lain, Sophia berkenalan dengan Halimun dan ibunya.
Kemudian Sophia gemar membatu Ibu Wastiqah untuk bercocok tanam dan mulai
mengetahui bagaimana bengisnya bangsa ia sendiri. ibu Wastiqah pun merasa
nyaman dengan kehadiran Sophia dan melihat gerak gerik Sophia yang menyukai
seorang Halimun.
Gundala mencari cari kesalahan pribumi. Dengan bantuan temannya
William, akhirnya Gundala tau bahwa orang orang pribumi membuat suatu
kelompok pemberontakan. Ia memberitahu hal ini pada komandan Gilbert, ayah
Sophia. Namun, Sophia mengetahuinya dan ia tak ingin kelompok pribumi kalah
begitu saja. Sophia buru buru memberi tahu Halimun dan kelompoknya. Akhirnya
mereka mempersiapkan untuk perang.
Keesokan harinya, kelompok pribumi sudah bersiap perang dengan strategi
gerilya. Namun sayang kelompok pribumi kalah sebab kekurangan orang. Halimun
dan Gundala bertemu disana, mereka pun saling adu pedang. Tiba tiba Komandan
Gilbert muncul dan mengolok olok pasukan pribumi sehingga membuat Halimun
semakin marah. Ia meninggalkan Gundala dan berniat menembak Komandan
Gilbert. Ketika ia menembak, datanglah Sophia menghalangi sehingga membuat
Sophia yang tertembak. Halimun dan Gundala langsung menghampirinya
sementara Komandan Gilbert ayahnya sendiri kabur. Sophia berpesan kepada
mereka berdua agar jangan mengalah pada bangsanya. Setelah itu ia mati.
Halimun dan Gundala menyesali kematian Sophia, dan akhirnya Gundala kembali
bersama pasukan pribumi.

Pasukan pribumi yang didalamnya sudah ada Gundala dan Wiliam, pergi
mengejar Komandan Gilbert yang kabur dari peperangan. Mereka tahu bahwa
Komandan Gilbert bersembunyi di markasnya sendiri. Akhirnya pasukan pribumi
mengepung markas itu dan melawan Komandan Gilbert yang semakin membabi
buta. Namun, ia berhasil ditangkap dan oleh Halimun dikembalikan dengan baik
baik pada pihak belanda. Setelah itu Halimun dan Gundala bersama sama kembali
ke desa dan membangun kekuatan rakyat.

Pembagian Cerita
Adegan 1

Halimun dan Gundala sedang membantu ibu Wastiqah di ladang, tiba tiba
kompeni datang dan menculik beberapa anak disana. Ibu Wastiqah berusaha
mempertahankan Halimun dan Gundala namun Belanda menghiraukannya. Ibu
Wastiqah memberi tahu kepala daerah yaitu Pak Ranjana namun beliau tak bisa
melakukan apapun akhirnya ibu Wastiqah pasrah.
Adegan 2

Anak anak hasil penculikan dipekerjakan dengan paksa oleh para kompeni
belanda. Kemudian belanda memberi pengumuman yaitu akan ada perekrutan
untuk menjadi para petinggi di kalangan belanda. Gundala dan Kamala
mengikutinya, sementara Halimun tidak. Halimun kembali bekerja ketika Gundala
dan Kamala dibawa pergi oleh kompeni belandan untuk dilatih.
Adegan 3

Halimun kembali ke kampung dan bertemu ibunya. Kemudian ia bertemu dengan


pemuda yang seumuran dengannya bernama Awi. Akhirnya Halimun dan awi
memutuskan membuat suatu kelompok pemberontakan akan kompeni belanda. Pak
Ranjana tiba tiba datang bersama Ibu Wastiqah dan setuju akan hal itu. Ia
mengajak seluruh warga untuk mendukung Halimun. Ibu Wastiqah pun mengajak
para petani untuk ikut bergabung bersama kelompok anaknya
Adegan 4

Komandan Gilbert, Sophia, Gundala bersama Wiliam mengunjungi suatu kampung


dimana Halimun tinggal. Sophia melihat ada seorang pemuda yang menyelamatkan
seseorang yang sedang dikeroyok oleh tentara belanda. Ia begitu tertegun melihat
pemuda itu. Sophia kemudian mendekatinya dan akhirnya jatuh hati pada pemuda
tersebut. Ia berkenalan dengan Halimun dan ibunya yang sedang bercocok tanam
dan kemudian membantu ibu Wastiqah. Lalu Gundala melihatnya, ia cemburu pada
kakaknya sendiri yang berhasil menaklukan hati seorang Sophia yang Gundala
sukai. Akhirnya gundala meminta bantuan Wiliam untuk mencari cari kesalahan
orang pribumi. Gundala tau bahwa Halimun dan orang pribumi lainnya mengadakan
kelompok pemberontakan. Dan Gundala menyampaikan informasi itu pada
Komandan Gilbert.
Adegan 5

(Bumper
: Sophia mendegarkan ayahnya dan Gundala sedang berbicara
mengenai masalah orang pribumi. Ternyata Gundala berbicara perihal kelompok
yang dibentuk Halimun dan ayahnya akan segera mengutus Gundala untuk
berperang dengan kelompok pribumi tersebut)
Terjadi peperangan antara kompeni belanda dan masyarakat pribumi. Gundala
berhadapan dengan kaka knya sendiri yaitu Halimun, sementara Halimun sangat
kecewa ketika tau bahwa Gundala lebih berpihak pada kompeni. Pada pertarungan
itu masyarakat pribumi hampir kalah namun Halimun dan Awi membangkitkan
semangat mereka kembali sehingga mereka memenangkan pertarungan.
Komandan Gilbert muncul dan mulai mengolok olok pasukan pribumi. Halimun
menebaknya namun Sophia tiba tiba muncul dan menghalangi ayahnya sendiri.
Sophia mati, Halimun dan Gundala menyesalinya. Komandan Gilbert malah kabur
dan tidak memperdulikan anaknya sendiri yang telah tertembak. Gundala memohon
ampun bersama temannya, Wiliam pada kakaknya sendiri. Halimun yang tak tega
pada adiknya akhirnya memaafkan Gundala dan Wiliam. Halimun dan Gundala
bersatu untuk mengalahkan Komandan Gilbert yang tega pada anaknya sendiri.
Adegan 6

Halimun beserta pasukannya menyusup ke kediaman Komandan Gilbert. Mereka


berhasil menyusup dan akhirnya menemukan Komandan Gilbert. Komandan Gilbert
membabi buta melawan Halimun dan Gundala. Namun akhirnya ia menyerah
karena pasukannya kalah. Ia dikembalikan pada pihak kompeni oleh Halimun.
Halimun dan Gundala kembali ke desa dan menemui ibu mereka. Gundala meminta
maaf atas perilakunya pada ibu Wastiqah. Halimun dan Gundala bersama - sama
membangkitkan semangat kekuatan rakyat pribumi di desa mereka.

Anda mungkin juga menyukai