TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori Pelat Lantai
Pelat adalah elemen horizontal struktur yang mendukung beban mati
maupun beban hidup dan menyalurkannya ke rangka vertikal dari sistem struktur.
Pelat merupakan struktur bidang (permukaan) yang lurus, (datar atau
melengkung) yang tebalnya jauh lebih kecil dibanding dengan dimensi yang lain.
Lantai secara umum mempunyai fungsi untuk :
1. Memisahkan bagian-bagian dari lantai (kamar-kamar) secara mendatar.
2. Memindahkan beban pada dinding
3. Mendukung dinding pisah yang tidak menerus ke bawah.
4. Menambah kemantapan (kekakuan) sebuah bangunan dengan membentuk satu
kesatuan dengan dinding.
5. Mencegah perambatan gema suara
6. Meredam pantulan suara
7. Isolasi terhadap pertukaran temperatur
Adapun syarat-syarat teknis dan ekonomis yang harus dipenuhi oleh lantai
antara lain :
1. Lantai harus memiliki kekuatan yang cukup untuk memikul beban kerja yang
ada di atasnya
5
Universitas Sumatera Utara
2. Tumpuan pada dinding sedemikian rupa luas yang mendukung harus cukup
besarnya
3. Lantai harus dijangkarkan pada dinding sedemikian rupa sehingga mencegah
dinding melentur
4. Lantai harus mempunyai massa yang cukup untuk dapat meredam gema suara
5. Lantai harus mempunyai susunan yang cukup elastic untuk dapat menyerap
pantulan suara.
6. Porositas lantai sekaligus harus memberikan isolasi yang baik terhadap hawa
dingin dan hawa panas
7. Lantai harus memiliki kualitas yang baik dan harus dapat dipasang dengan
cara yang cepat
8. Lantai harus memerlukan suatu perawatan yang minimal saja
9. Konstruksi lantai harus sedemikian rupa sehingga setelah umur pemakaian
yang cukup panjang tidak kehilangan kekuatan
6
Universitas Sumatera Utara
bangunan (Gambar 2.1b), atau oleh balok-balok baja dengan sistem komposit
(Gambar 2.1c), atau bahakan didukung oleh kolom secara langsung tanpa balok
yang dikenal dengan pelat cendawan (Gambar 2.1d) 1).
(b).Ditumpu dinding
7
Universitas Sumatera Utara
balok-balok dan sebagian kecil saja yang akan menyakur secara langsung ke
gelagar 4).
Kondisi pelat ini dapat direncanakan sebagai pelat satu arah dengan
tulangan utama sejajar dengan gelagar atau sisi pendek dan tulangan susut atau
suhu sejajar dengan balok-balok atau sisi panjangnya. Permukaan yang melendut
dari sistem pelat satu arah mempunyai kelengkungan tunggal. Sistem pelat satu
arah dapat terjadi pada pelat tunggal maupun menerus, asal perbandingan panjang
bentang kedua sisi memenuhi.
II.1.3 Analisa Lentur Pelat Lantai Satu Arah
Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban
gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan
terjadi momen lentur. Oleh karena itu pelat juga direncanakan terhadap beban
lentur.
Di suatu pelat satu arah pada dasarnya merupakan sebuah gelagar persegi
dengan harga perbandingan lebar terhadap tinggi yang sangat besar. Namun
demikian pada umunya ada faktor-faktor tertentu yang dipakai pada perencanaan
pelat tersebut tetapi tidak diperhitungkan dalam perencanaan gelagar persegi.
Suatu satuan potongan pelat yang dipotong dalam arah tegak lurus terhadap
gelagar-gelagar penyangganya dapat dianggap sebagai sebuah gelagar persegi
yang mempunyai lebar satu satuandengan tinggi yang sama besarnya dengan tebal
dari pelat dan panjang sama dengan jarak antara kedua perletakannya. Potongan
pelat ini dapat dianalisa dengan memakai metode-metode yang dipakai dalam
membahas persoalan-persoalan gelagar-gelagar persegi, misalnya dalam hal ini
besarnya momen lentur dapat dihitung untuk lebar satuan dari pelat dan
8
Universitas Sumatera Utara
sebagainya. Selanjutnya beban yang bekerja persatuan luas dari pelat yang akan
merupakan beban yang bekerja pada persatuan panjang gelagar yang kita
misalkan. Karena semua beban yang bekerja pada pelat harus disalurkan pada
kedua gelagar yang menyangganya, maka semua baja tulangan harus dipasang
dalam arah yang tegak lurus terhadap gelagar-gelagar tersebut, kecuali untuk arah
tulangan yang dipasang dalam arah lainnya yang diperuntukkan menahan tegangategangan yang terjadi akibat adanya penyusutan dan perubahan temperatur.
Dengan demikian sebuah pelat satu arah terdiri dari serangkaian gelaga-gelagar
persegi yang terletak saling beririsan antara yang satu dengan yang lainnya.
Analisa yang disederhanakan ini yang menganggap besarnya harga perbandingan
Poisson sama dengan nol, merupakan analisa yang bersifat konservatif. Pada
keadaan yang sebenarnya, apabila bagian material yang tertekan tidak ditahan
maka tegangan lentur akan membujur yang terjadi akan menghasilkan terjadinya
regangan tarik dalam arah lateral. Pada gelagar satu arah, devormasi lateral ini
ditahan oleh potongan gelagar yang berada di sebelahnya, yang juga mempunyai
kecenderungan untuk berubah bentuk. Akhirnya hal ini mengakibatkan terjadinya
perkuatan dan bertambah kakunya bagian tersebut dalam arah bentangnya, tetapi
efek ini biasanya kecil dan hampir selalu diabaikan.
9
Universitas Sumatera Utara
10
Universitas Sumatera Utara
11
Universitas Sumatera Utara
yang tidak mempunyai tulangan; disamping itu dengan adanya tulangan, lebar
retak yang terjadi akan lebih kecil dan terdistribusi lebih teratur.
Pada pelat satu rah, penulangan yang diberikan untuk memikul momen
lentur mendatangkan efek yang menguntungkan yaitu dapat mengurangi
terjadinya penyusutan dan mendistribusikan retak secar merata. Namun demikian,
apabila kontraksi yang terjadi di semua jurusan besarnya sama, maka perlu
diberikan tulangan khusus untuk mengatasi kontraksi yang terjadi akibat
penyusutan dan temperatur dalam arah yang tegak lurus terhadap arah tulangan
utama. Baja tambahan ini dikenal dengan sebutan tulangan temperature atau
tulangan susut.
12
Universitas Sumatera Utara
13
Universitas Sumatera Utara
14
Universitas Sumatera Utara
.b.d dan
.b.d
Tetapi 0,0014.b.h
Untuk penulangan pelat satu arah, harus direncanakan tulangan poko dan
tulangan bagi (atau tulangan susut dan suhu). Untuk mempermudah dalam dalam
perhitungan penulangan pelat, berikut ini dijelaskan tentang langkah hitungannya
dalam bentuk skema yang dilengkapi dengan rumus-rumus sebagai dasar
perencanaan. Skema hitungan tersebut dibuat 3 macam, yaitu untuk: hitungan
penulangan, pembesaran dimensi, dan hitungan momen rencana pelat, sperti terlihat
pada Gambar 2.2, Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 1)
15
Universitas Sumatera Utara
%
atau =
dengan b = 1000 mm
!.".#$
".#$
Kmaks=
K Kmaks
ya
a=3* 4 5* 4
1) As, u =
+1
..=
+1
6.7
;.<
89:.+,
+,-..=
.+1
*
.>.?$
@A
s
; s 450 mm
*
.>.?$
@A
Selesai
16
Universitas Sumatera Utara
Data dimensi pelat (h, d, ds), mutu bahan (fc dan fy),
Dan beban (Mu) . Mn
Dihitung K =
%
".#$
dan Kmaks=
K Kmaks
Tidak
Ya
BC
D.EFaGA
17
Universitas Sumatera Utara
Data dimensi pelat (h, d, ds), mutu bahan (fc dan fy),
Dan tulangan pokok terpasang
atau min =
+1
+,-
.+1
Dihitung :
a=
@A..+1
&(.+,-."
Catatan :
18
Universitas Sumatera Utara
19
Universitas Sumatera Utara
tersebut seringkali berfungsi sebagai saluran bagi alat pemanas atau alat
pendingin ruangan.
4. Penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan
bahwa pelat-pelat yang yang diberi tulangan lantai baja seperti ini dapat
dibuat berperilaku secara komposit dengan penumpu girder-girder dan
gelagar-gelagar lantai baja sama seperti perilaku dari pelat beton penuh.
Perencanaan pelat seperti ini dalam beberapa cara berbeda dengan
perencanaan dari pelat lantai beton bertulang yang memakai tulangan yang bersirip
permukaannya. Satu hal yang perlu dicatat ialah bahwa luas penampang dari lantai
bajayang berfungsi sebagai tulangan ini didistribusikan pada sebagian dari tinggi
pelat melalui suatu cara yang bergantung pada bentuk dari lantai baja tersebut. Hal
yang lebih penting lagi ialah kenyataan bahwa keberhasilannya lantai baja tersebut
berfungsi sebagai perkuatan pelat seluruhnya tergantung pada kemampuan ikatan
antara kedua material tersebut pada pernukaan pertemuannya. Seperti juga halnya
pada batang-tulangan yang berfungsi sebagai penulangan, biasanya bahan-bahan
ikatan kimiawi saja tidak cukup untuk dapat menjamin terbentuknya lekatan yang
kuat. Berdasarkan alasan ini, untuk memperkuat ikatan tersebut dipakai berbagaibagai alat yang dikenal dengan sebutan alat penyalur gaya geser . Pada kebanyakan
kasus, alat-alat ini terdiri dari tonjolan-tonjolan yang mempunyai jarak antara yang
dekat sekali, salah satu jenis alat ini diperlihatkan pada Gambar 2.5. Alat-alat ini
bekerja dalam cara yang sama seperti fungsi dari batang bersirip dalam
memperbesar kekuatan lekatnya. Disamping itu alat ini juga harus mampu melawan
kcenderungan terpisahnya lantai baja dan beton dalam arah vertikal. Tonjolan
tonjolan pada Gambar II.5 dapat melakukan tugas ini dengan jalan dimiringkan kea
20
Universitas Sumatera Utara
rah horizontal, sehingga dapat memikul kedua gaya horizontal (ikatan) dan gayagaya vertikal (gaya yang berusaha memisahkan baja dan beton). Pada jenis lantai
baja lainnya, pada bagian dari atas rusuk-rusuk lantai tersebut dilas kawat-kawat
baja dalam arah tranversal dengan jarak antara yang dekat sekali sehingga dapat
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
Pada saat dibebani pelat-pelat lantai dengan baja komposit ini akan
mengalami keruntuhan lentur melalui suatu cara yang tidak banyak berbeda
dibandingka dengan keruntuhan lentur dari pelat-pelat biasa, atau melaui hilangnya
ikatan antara lantai baja tersebut dengan beton. Keadaan ini dikenal sebagai
keruntuhan lekatan geser, dan justru kekuatan lekat geser inilah yang menjadi suatu
problem khusus dari pelat-pelat komposit.
21
Universitas Sumatera Utara
Tinggi balok persegi adalah a - As.fy/(0,85 fc b), dan tinggi efektif pelat d
merupakan jarak bagian atas pelat terhadap pusat dari lantai baja tersebut.
22
Universitas Sumatera Utara
b = 0,85 1
+-,
K
&M
9N888OK
PL
Q 4 #a
Ie =
R,S 0 R
6
23
Universitas Sumatera Utara
tidak mengalami retak. Pada kedua kasus rtersebut momen inersia dari lantai baja
terhadap sumbu pusat dari lantai komposit, baik yang mengalami retak maupun
tidak, harus dicakup.
Pada pelat-pelat komposit harus dberikantulangan susut transversal dan
tulangan temperature dengan cara yang sama seperti yang biasa dilakukan pada
pelat biasa satu arah. Telah diusulkan bahwa tulangan yang dipakai disini dapat
dikurangi sampai sebesar 60 persen dari jumlah tulangan yang diperlukan sebab
lantai itu sendiri mempunyai rusuk, mampu memberikan perlawanan terhadap
penyusutan transversal dan devormasi akubat temperature.
Pelat-pelat komposit dengan lantai baja dapat dipakai pada bentang statis
tertentu di antar gelagar-gelagar baja maupun sebagai bentang yang menerus. Pada
kasus yang pertama harus diberikan tulangan negative di atas perletakan untuk
memperkecil retak pada bagian atas pelat. Untuk pelat-pelat menerus, bagian yang
memikul momen negative secara konvensional seperti juga tulangan pada pelatpelat beton, dengan mengabaikan sumbangan tekan dari lantai baja tersebt.
Pembahasan singkat dari suatu jenis konstruksi pelat yang telah dipakai
dengan berhasil selama beberapa decade mencerminkan seni dan metode-metode
perencanaan berdasarkan atas bukti-bukti yang luas.
24
Universitas Sumatera Utara
25
Universitas Sumatera Utara
T
dimana :
Ac adalah luas flens beton efektif
n adalah perbandingan modulus baja dengan modulus beton
Pada balok komposit yang berpenampang kompak kapasitas momen
penampang harus dianalisis dengan distribusi tegangan plastis, sedangkan yang
berpenampang tak kompak dianalisis dengan distribusi tegangan elastis. Pada balok
komposit yang berdasarkan distribusi tegangan plastis. Besarnya gaya tekan C pada
pelat beton adalah nilai terkecil dari :
C = As * fy
C = 0,85 * fc * Ac
C = UY VW X
26
Universitas Sumatera Utara
Gambar II.6 Penampang komposit untuk sumbu netral berada pada pelat lantai
Py (T) = As*Fy
Mn = C (d1 + d2)
Gambar II.7 Penampang komposit untuk sumbu netral berada pada profil baja
Cs
=TC
27
Universitas Sumatera Utara
Mn
As
Fy
Ac
Fc
Cs
Ket :
Ya
d1
d3
d2
Atr
Ytr
Itr
Mn
= Momen kapasitas
28
Universitas Sumatera Utara
dilakukan untuk mengatasi tekuk lokal yang mungkin terjadi pada penampang baja.
Oleh karena itu, diperlukan tulangan pelat pada daerah yang mengalami tarik dan
perlu dilengkapi dengan penggunaan penghubung geser yang cocok.
= Ar*Fyr
= Qn
Ar
Fyr
d1
Ket :
d2
29
Universitas Sumatera Utara
fu
Qn
30
Universitas Sumatera Utara
Ec
Pada tugas akhir ini digunakan dek baja. Dek baja bergelombang
merupakan salah satu jenis material baru yang digunakan untuk membuat pelat
lantai. Dalam pembuatan pelat tersebut, dek baja bergelombang dipadukan dengan
beton sehingga akan membentuk pelat komposit. Keuntungan yang dimiliki oleh
pelat komposit ini dibandingkan dengan pelat beton bertulang biasa adalah :
kekakuan dek baja cukup tinggi sehingga memerlukan lebih sedikit penyangga pada
waktu pengecorannya, dapat menghemat jumlah pemakaian adukan beton karena
memiliki ketebalan yang tipis, menghemat biaya dan waktu karena dek baja
berfungsi sebagai formwork untuk pengecoran adukan beton, dan dek baja
bergelombang dapat dimanfaatkan sebagai tulangan tarik sehingga kebutuhan akan
tulangan tarik dapat dikurangi atau dihilangkan. Aksi komposit antara beton dan
dek baja bergelombang terbentuk melalui adanya mekanisme tahanan geser yang
bersumber dan lekatan natural antara kedua bahan, gaya gesekan antara kedua
bahan, dan bentuk profil dek baja bergelombang.
Menurut SNI 03-1729-2002, persyaratan dek baja yang diletakkan di bawah
pelat beton adalah: Tinggi nominal gelombang dek baja tidak boleh lebih dari 75
mm. Lebar rata-rata dari gelombang wr, tidak boleh kurang dari 50 mm, dan tidak
boleh lebih besar dari lebar bersih minimum pada tepi atas dek baja.
1. Pelat beton harus disatukan dengan balok baja melalui penghubung geser
jenis paku yang dilas yang mempunyai diameter tidak lebih dari 20 mm.
Penghubung geser jenis paku dapat dilas pada dek baja atau langsung pada
balok baja. Setelah terpasang, ketinggian penghubung geser jenis paku
31
Universitas Sumatera Utara
tidak boleh kurang dari 40 mm di atas sisi dek baja yang paling atas.
2. Ketebalan pelat di atas dek baja tidak boleh kurang dari 50 mm.
Gelombang Dek Baja Yang Arahnya Tegak Lurus Terhadap Balok Penumpu
Untuk gelombang-gelombang dek baja yang arahnya tegak lurus terhadap
balok penumpu, tebal beton yang berada di bawah tepi atas dek baja harus
diabaikan dalam perhitungan karakteristik penampang komposit dan dalam
penentuan luas pelat beton Ac, yang diperlukan untuk kapasitas gaya geser
horizontal balok komposit. Jarak antara penghubung geser tidak boleh lebih dari
900 mm. Kuat nominal penghubung geser jenis paku dikalikan dengan suatu faktor
reduksi, rs, yaitu:
rs
89:
]^_
`_
Keterangan :
rs
= faktor reduksi
Ns
Hs
32
Universitas Sumatera Utara
hr
wr
pelat beton yang berada di bawah tepi atas dek baja dapat diperhitungkan dalam
penentuan karakteristik penampang komposit dan juga dalam luas penampang pelat
beton Ac, yang diperlukan untuk perhitungan kapasitas gaya geser horizontal balok.
Jika tinggi nominal dek baja lebih besar atau sama dengan 40 mm maka lebar ratarata dari gelombang yang ditumpu wr, tidak boleh kurang dari 50 mm + 4(ns-1)ds
untuk penampang dengan jumlah penghubung geser jenis paku sama dengan ns
pada arah melintang; dengan ds adalah diameter penghubung geser jenis paku
tersebut.
Kuat nominal penghubung geser jenis paku dikalikan dengan suatu faktor
reduksi, rs, yaitu
rs
= /
`_
a_
ec
f
Dimana:
N1
Untuk penempatan dan jarak penghubung geser, berdasarkan SNI 03- 17292002 pasal 12.6.6, penghubung geser yang diperlukan pada daerah yang dibatasi
oleh titik-itik momen lentur maksimum dan momen nol yang berekatan harus
33
Universitas Sumatera Utara
g[hi
j9[k[l
ijin
m[hij
n6[k[l
ijin
Dimana :
= beban merata
= beban terpusat
34
Universitas Sumatera Utara
E
I
= modulus elastisitas
= momen inersia
35
Universitas Sumatera Utara
II.4.2 Bekisting
Bekisting merupakan struktur sementara yang berfungsi sebagai alat bantu
dalam membentuk beton dimana perkembangannya sejalan dengan perkembangan
beton itu sendiri. Bekisting berfungsi sebagai acuan untuk mendapatkan bentuk
profil yang diinginkan serta sebagai penampung dan penumpu sementara beton
basah selama proses pengeringan.
Dengan adanya inovasi teknologi dalam bidang bekisting, saat ini produksi
dilakukan oleh pabrik dengan disain sedemikian rupa sehingga bekisting mudah
dibongkar, dipasang serta memungkinkan untuk dimanfaatkan lebih dari satu kali.
Proses pengeringan beton saat ini relative lebih cepat dibandingkan pada masa lalu.
Hal ini disebabkan karena telah ditemukannya zat tambah yang dapat dimanfaatkan
untuk mengatur kecepatan mengerasnya beton. Proses pembongkaran bekisting
bergantung pada kecepatan mengerasnya beton dan baru dibongkar setelah
dinyatakan aman. Pembuatan dan pemasangan bekisting tergantung dari banyak
faktor yang mempengaruhi yaitu bahan yang tersedia atau yang diperlukan, cara
dan pengadaan tenaga kerja, tuntutan akan hasil pengerjaan yang dibutuhkan
terutama dalam hal akurasi dan kerapian serta biaya alat-alat yang digunakan.
Dalam pembuatan bekisting harusmemperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Kualitas material bekisting yang digunakan harus dapat menghasilkan
permukaan beton yang baik.
2) Cukup kuat karena bekisting akan menampung beton basah disamping
beban- beban lain saat pengecoran. Dengan begitu diharapkan tidak terjadi
lendutan atau lenturan ketika beton dituang.
36
Universitas Sumatera Utara
37
Universitas Sumatera Utara
Biasanya komponen bidang alas dibuat dengan lebar yang tepat sesuai dengan lebar
balok dan akan tertumpu langsung pada perancah penyangga. Komponen sisi tegak
samping berhubungan tegak lurus dengan bidang alas secara overlap dan kedua
bidang ini bertumpu pada perancah penyangga. Untuk balok tepi yang berfungsi
sebagai spandrel beam diperlukan bekisting yang baik dan kuat. Hal ini disebabkan
lokasi terletak pada tepi luar dari bangunan sehingga harus menghasilkan
penampilan yang baik, meskipun sering digunakan bahan finishing untuk menutup
bahan betonnya. Detail dari bagian-bagian bekisting balok sangat bervariasi
tergantung bahan yang digunakan, lokasi atau letak bekisting dan beban yang
diperhitungkan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bekisting balok dan
pelat lantai beton menjadi satu kesatuan dan bersama-sama ditumpu oleh tiangtiang penyangga yang berbentuk struktur rangka perancah penyangga dibawah
bekisting balok dan pelat lantai tersebut. Jarak antar tiang penyangga tersebut
dibatasi oleh kekuatan terhadap momen lentur, lendutan ijin, maupun kapasitas dari
masing-masing tiang penyangga.
dengan
tulangan
konvensional.
Keuntungan
utama
dalam
menggunakan Jarigan Kawat Baja Las BRC adalah mutunya yang tinggi dan
konsisten yang terjamin bagi perencana,pemilik dan pemborong, di bandingkan
dengan cara penulangan pelat lainnya. Karena semua kawat di tarik dan di uji
38
Universitas Sumatera Utara
dengan seksama,mutu bahan yang di pakai telah terjamin. Proses penarikan kawat
tersebut akan menghasilkan kawat dengan penampang yang sangat merata.
Keseragaman yang sama itu tidak akan mungkin terdapat pada batang-batang
canaian panas (besi beton) ketika kawat di las kedalam jaringan kawat baja las
BRC, ia di dudukan tepat pada tempatnya, jadi jaringan akan selalu dilengkapi
dengan jumlah kawat yang benar. Dengan demikian,perencanaan terjamin dan
penelitian di tempat kerja dapat dikurangi.
Untuk membuat pelat yang ringan, tipis tetapi kuat yaitu dengan
menggunakan tulangan baja berupa kawat baja las/wiremesh Penggunaan tulangan
baja ini dimaksudkan untuk memperbesar kuat lentur pelat karena kawat baja ini
mempunyai kuat tarik yang tinggi dan berbentuk seperti jala yang sangat
memudahkan pada saat pemasangan, serta harga relatif lebih murah dan material
lebih ringan. Mutu yang tinggi dari Jaringan Kawat Baja Las BRC memungkinkan
yang di tetapkan sebelumnya. memenuhi standart kelas U-50, menghasilkan
pengehematan biaya yang sangat berarti. Dengan menggunakan tegangan ijin yang
di usulkan sebesar 2.900 kg/cm tersebut. kita dapat memperoleh penghematan
sampai separuh dari banyaknya penulangan. Dengan Perhitungan Harga Per kg
jaringan kawat baja las BRC yang lebih tingi, biasanya tetap terdapat penghematan
biaya yang cukup berarti pada kebanyakan proyek. Selain penghematan, juga waktu
pasang dihematkan, karena Jaringan Kawat Baja Las BRC di serahkan di tempat
kerja dengan kawat telah di lastepat pada jarak-jarak yang di tetapkan sebelumnya
39
Universitas Sumatera Utara
II.4.5 Perancah
Konstruksi bekisting untuk struktur yang mendukung bebas terdiri dari
suatu konstruksi penyangga dari perancah kayu atau perancah baja bersekrup
(scaffolding). Perancah kayu umumnya diletakkan di bagian atas gelagar balok
yang cukup panjang dan lebarnya, untuk mencegah bekisting melesak. Perancah
kayu dapat disetel tingginya dengan pertolongan dua baji kayu yang dapat digeser.
Perancah ini termasuk tipe penyangga tradisional. Perancah baja bersekrup
(scaffolding) terdapat dipasaran dengan bermacam-macam panjang dan besarnya.
Perancah baja semakin banyak digunakan karena selain pemasangannya yang
mudah dan cepat, perancah ini juga mampu menyangga beban sampai dengan 5
20 kN (500-2000 kg). Perancah baja bersekrup terdiri dari dua pipa baja yang
disambung dengan selubung sekrup atau mur penyetel. Penggunaan perancah baja
bersekrup membutuhkan pengawasan serta ketelitian dalam pemasangannya. Jika
perancah ini dirawat dengan baik, maka dapat dipakai bertahun- tahun. Penyetelan
dari perancah kayu atau perancah baja bersekrup (scaffolding) memerlukan
persyaratan seperti di bawah ini :
1) Perancah harus berdiri tegak lurus. Hal ini berguna untuk mencegah
perubahan bekisting akibat dari gaya-gaya horisontal. Penyetelan dalam
arah tegak lurus harus dengan waterpass.
2) Bila beberapa lantai bertingkat akan dicor berurutan, maka lendutan akibat
dari lantai yang telah mengeras harus dihindarkan dengan menempatkan
perancah diperpanjangannya sebaik mungkin.
3) Tempat dari perancah perlu dipilih sedemikian rupa sehingga beban-beban
dapat terbagi serata mungkin. Hal ini berguna untuk mencegah perubahan
40
Universitas Sumatera Utara
II.4.6 Peralatan
Peralatan yang akan dipakai haruslah dipilih dengan tepat karena
merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan suatu proyek
konstruksi. Pada pengerjaan pelat lantai, biasanya digunakan concrete pump dan
vibrator pada saat proses pengecoran. Concrete pump berfungsi untuk mengalirkan
beton cor ready mix ke pelat lantai yang siap di cor. Biasanya concrete pump
digunakan untuk lantai yang sulit dijangkau serta untuk mempercepat proses
pengecoran. Sedangkan vibrator berfungsi untuk menghasilkan getaran yang cukup
untuk memaksa adukan beton bergeser mengisi ronggarongga kosong, sehingga
beton mengalir dan memadat.
1997).
Perkiraan
biaya
memegang
peranan
penting
dalam
41
Universitas Sumatera Utara
yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu patokan untuk
menentukan kelayakan investasi. Bagi kontraktor, keuntungan finansial yang akan
diperoleh tergantung pada seberapa jauh kecakapan membuat perkiraan biaya. Bila
penawaran harga yang diajukan di dalam proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan
besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahan. Sebaliknya bila
memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah, kontraktor akan mengalami
kesulitan di kemudian hari. Sedangkan bagi konsultan, angka tersebut diajukan
kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk berbagai kegunaan
sesuai perkembangan proyek.
42
II.4.9 Metode
Analisa harga satuan pekerjaan pelat menggunakan analisa harga satuan
pekerjaan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan daftar harga satuan
bahan bangunan, upah kerja dan Analisa Biaya Konstruksi (ABK) yang dikeluarkan
oleh Dinas Tata Ruang Dan Permukiman Pemerintah Kota Medan Tahun 2012.
43
Universitas Sumatera Utara