A. Landasan Teori
Defenisi Hipertensi
Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi, oleh
karena tidak ada batasan yang jelas yang membedakan antara hipertensi dan
normotensi. Namun bukti menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah akan
meningkatkan mortalitas dan mordibitas. Secara teoritis, hipertensi sebagai suatu
tingkat tekanan darah, dimana komplikasi yang mungkin timbul menjadi nyata.
Ada beberapa beberapa pendapat lain yang berusaha untuk menjelaskan definisi
hipertensi, diantarannya :
a.
hipertensi
maligna.
Keadaan
ini
dikatagorikan
sebagai
d.
atas
perifer
dan
peningkatan
sekresi
aldosteron
yang
ACSH
yang
kemudian
merangsang
peningkatan
ini
meningkatkan
resistensi
aliran
darah
aorta
sehingga
Penyempitan
Koarktasio aorta
Arteri renalis
Mikroangiopati/
Lesi spesifik diabetic
aorta torakalis
pada ginjal
nefropati diabetic
Glomerulo
Sel-sel kapiler
nefritis akut
glomerolus
menyempit
Lesi pada
glomerolus
Disfungsi filtrasi
Feokromositoma
glomerulo
Epinefrin
Perbedaan antara tingkat
filtrasi glomerolus dan
tingkat penyerapan
tingkat metabolisme
Efek konstriksi
Volume plasma
Curah jantung
Volume darah
Genetic
Volume plasma
Out put jantung
dan sirkulasi
Volume sirkulasi
Efek konstriksi
Kerusakan vaskuler
HIPERTENSI
arteriola perifer
pembuluh perifer
Patofisiologi
HIPERTENSI
Kerusakan vaskuler
Pembuluh pearifer
Perubahan struktur dalam arteri kecil dan arteriola
Penyumbatan pembuluh/vasokontriksi
Resiko kerusakan perfusi jaringan
Gangguan sirkulasi
Otak
mata
ginjal
ginjal
Peningkatan tekanan
kerusakan sel
nekrosis fibrinoid
cardiac output
Vaskuler serebral
endotel
pada pembuluh
*sakit kepala
*vertigo
aferen+penebalan
robekan/obliterasi
intima arteri
manifestasi klinis
*tachicardi
*Perdarahan retina
*Perdarahan retina
nekrosis kapiler
*pucat
*Gangguan penglihatan
*Gangguan penglihatan
glomerolus
*mudah lelah
*protein uria
*palpitasi
*hematuria
*diaphorosis
Nyeri akut
Resiko injuri
Intoleransi
aktifits
Diagnosis
rumit, serta terdapat pula unsur unsure sistolik yang juga penting dalam dalam
penentuan.
Klasifikasi sesuai WHO/ISH
Klasifikasi
Sistolik (mmHg)
Diastolic (mmHg)
Normotensi
Hipertensi ringan
Hipertensi perbatasan
Hipertensi sedang dan berat
Hipertensi sistolik terisolasi
Hipertensi sistolik perbatasan
<140
140-180
140-160
>180
>140
140-160
<90
90-105
90-95
>105
>90
<90
Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi dengan tekanan sistolik sama atau
lebih dari 160 mmHg. Keadaan ini berbahaya dan memiliki peranan sama dengan
hipertensi diastolic, sehingga harus diterapi.
Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan The Sixth Of The Joint
National Commite On Prevention, Detection, Evaluation, And Treatment Of High
Blood Presure, 1997.
Katagori
Normal
Perbatsan
Hipertensi
<130
130-139
140-159
<85
85-89
90-99
tingkat 1
modifikasi
gaya
Hipertensi
160-179
100-109
hidup
Evaluasi atau rujuk dalam 1
tingkat 2
Hipertensi
180
110
bulan
Evaluasi
tingkat 3
dalam
atau
1
rujuk
segera
mingguberdasrkan
kondisi klinis
Catatan : pasien tidak sedang sakit atau minum obat antihipertensi. Jika tekanan sistolik dan
diastolic berada dalam katagori yang berbeda, masukkan kedalam katagori yang lebih tinggi.
Pemerikasaan Diagnostik
1. Hemoglobin/hematrokit : bukan diagnostic tetapi mengkaji hubungan dari
sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat menginsikasikan
factor-faktor resiko seperti hiperkoaagulabilitas, anemia.
7
dan
trigleserida
serum
peningkatan
kadat
dapat
Scan
mengkaji
tumor
serebral,
CSU,
enselopati,
atau
feokromositoma.
14. ECG : dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.
Penatalaksanaan
Kelompok Resiko A
Kelompok Resiko B
Kelompok Resiko C
Dengan obat
Dengan obat
Dengan obat
Darah
130-139/85-89
140-159/90-99
160/100
10
Pada beberapa pasien mungkin dapat dimulai dengan terapi dengan lebih
dari satu obat secara langsung. Pasien dengan tekanan darah 200/120 mmHg
harus diberikan terapi dengan segera dan jika terdapat gejala kerusakan organ
harus dirawat di rumah sakit.
B. Askep Teori
Pengkajian
Identitas pasien.
Riwayat keperewatan/kesehatan.
1. Keluhan utama : pada pasien hipertensi biasanya ia merasa sakit kepala.
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat kesehatan masa lalu: riwayat hipertensi, penyakit jantung, DM
dll.
4. Riwayat kesehatan keluarga : pada klien hipertensi biasa terdapat anggota
keluarga yang mengidap juga (bersifat menurun).
Pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : pada klien hipertensi terdapat
juga kebiasaan untuk merokok, minum alcohol dan penggunaan obatobatan.
2. Pola
aktifitas
dan
latihan
pada
klien
hipertensi
terkadang
dan
kesadaran menurun.
3. Pola nutrisi dan metabolisme : pada pasien hipertensi terkadang
mengalami mual dan muntah.
4. Pola eliminasi : pada pasien hipertensi terkadang mengalami oliguri.
5. Pola tidur dan istirahat.
6. Pola kognitif dan perceptual
7. Pola toleransi dan koping stress : pada pasien hipertensi biasanya
mengalami stress psikologi.
8. Pola seksual reproduktif
9. Pola hubungan dan peran
11
: Retina, pupil
Leher
: JVP, bising
Paru
Jantung
:
a.
Denyut nadi
b.
c.
d.
Suara jantung.
e.
Bising jantung.
12
b.
c.
d.
Intervensi
a. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan exchange problem.
Rencanan tindakan :
1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam, nadi apical dan neurologis
tiap 10 menit.
R:
Untuk
mengevalusi
perkembangan
penyakit
dan
keberhasilan terapi
2. Pertahankan tirah baring pada posisi semi fowler sampai
tekanan darah dipertahankan pada tingkat yang dapat diterima.
R: Tirah baring membantu menurunkan kebutuhan oksigen,
posisi duduk meningkatkan aliran darah ateri berdasarkan
gaya
grafitasi,
konstruksi
arteriol
pada
hipertensi
pemberian
obat-obatan
antihipertensi
misal
13
14
Memberikan
peningkatan
kenyamanan
menurunkan
15
R:
mampu
mengidentifikasi
factor-faktor
yang
perubahan
perilaku,
pola
hidup
untuk
16
jarak
waktu
pengobatan
dan
prosedur
untuk
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
17
a. Identitas pasien
Nama
: RD
Umur
: 58 tahun
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Wlingi
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Perkerjaan
: Petani
b. Riwayat keperawatan/kesehatan
Keluhan utama
Pasien mengatakan pusing/sakit kepala
Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 9 Februari 2006, pada hari kamis pagi bapak RD berangkat
kesawah untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari, dan ketika pulang diwaktu
sore hari dia mulai mengeluh sakit kepala dan leher terasa kaku sekitar pukul 4
sore. Pada waktu itu keadaan umum bapak RD compos mentis, TD 160/90
mmHg, nadi 90x/menit, pernafasan 24x/menit, pasien mengatakan pusing terasa
diseluruh bagian kepala, kualitas nyeri sedang dengan sekala nyeri 5, sifat
terjadinya nyeri kepala hilang timbul dan lamanya keluhan mulai pukul 3 sore.
Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan pernah menderita hipertensi, pasien pernah berobat di
puskesmas 2 bulan yang lalu dan mendapatkan obat antihipertensi yaitu HCT dan
dengan tekanan darah 165/90 mmHg. Pasien tidak pernah masuk kerumah sakit.
Terkadang pasien membeli obat sendiri untuk mengurngi rasa nyeri yaitu
BODREK dan nyeri kepalanya berkurang.
18
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Kawin
c. Pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi - pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa sakit adalah suatu rasa tidak enak pada badan yang
membuat kita menjadi tidak nyaman dan pasien mengatakan bahwa
kesehatan merupakan suatu keadaan dimana dia dapat melakukan aktifitas
tanpa disertai gangguan pada tubuh dan persaannya (rohani). Pasien
mengatakan bahwa merokok juga dpat merugikan kesehatan, tetapi pasien
merupakan perokok aktif dimana tiap harinya habis 8 batang rokok.
2. Pola aktivitas - latihan
Kemampuan pasien dalam menata dirinya sebelum dan selama sakit adalah
Aktifitas
19
Makan
Mandi
Berpakean
Toileting
Tingkat mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Kemampuan ROM
Berjalan
Kekuatan otot
Keterangan :
0
: Mandiri
: ketergantungan/tidak mampu
20
21
Sebelum
sakit,
pasien
mengatakan
bahwa
ia
dalam
menjalankan
Suhu tubuh
: 36,8C
: Sianosis (-), ikterus (-), pucat (-), turgor baik, edema (-).
Rambut
Leher
5. Pemeriksaan dada
22
Paru-paru
Jantung
6. Pemeriksaan abdomen
Tidak ada lesi pada dinding/kulit perut, ketegangan dinding perut (-), nyeri
tekan (-), bising usus .., peristaltic..
7. Ektrimitas
Edema (-), rentang gerak baik, kekuatan otot 5
5
e. Pemriksaan penunjang
9 Februari 2006
Pengkaji
(Darmawan Widiyanto)
2. Analisa data
Symtom
Etiologi
DS : *Pasien mengatakan Peningkatan
bahwa kepala terasa vaskuler serebral.
sakit/nyeri kepala.
*Pasien mengatkan
23
Problem
tekanan Nyeri Akut
dapat
kesawah
melakukan
rutinnya
pergi gangguan
sirkulasi jaringan
untuk (vasokontriksi)
aktifitas
karena
merasa lemah/malaise
(perubahan
kebiasaan).
*Pasien
merasa
kawatir
penykitnya
takdir
terancam/impending
doom)
DO : Denyut nadi cepat tapi
agak lemah dengan
frekuensi
90x/menit.
TD : 160/90 mmHg
3. Prioritas masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningakatan tekanan vaskuler serebral
ditandai dengan nyeri kepala, tekanan darah 160/90 mmHg.
2. Ketidakefektifan
perfusi
jaringan
problem/gangguan sirkulasi.
24
berhubungan
dengan
exchange
25